Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi- 3,058a 4 ,548
Square
Likelihood Ratio 3,221 4 ,522
N of Valid Cases 42
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,10.
nilai pearson C-square X2 = 3,058
artinya bahwa kuatnya hubungan
Berdasarkan tabel 9. dapat dilihat bahwa ada antara
9 orangkemandirian
(40,9%) ketergantungan ringan dan prilaku per
lansia terhadap
signifikan antara kemandirian lansia perilaku personal hygiene pada lansia
terhadap perilaku personal hygiene sebesar 3,058 kali.
pada lansia. Hasil analisa diperoleh
4.5 P sepuluh kemampuan sebagai berikut
embahasan : makan,
4.5.1 Kemandirian Lansia berpindah dari kursi roda ke tempat
Pada Tabel 6. terlihat bahwa tidur dan sebaliknya, termasuk duduk
responden mayoritas mempunyai ditempat tidur, kebersihan diri,
kemandirian dengan kategori mencuci muka, menyisir, mencukur
ketergantungan ringan sebanyak 22 dan menggosok gigi, aktivitas di
orang (52,38%). toilet, mandi, berjalan di jalan yang
Kemandirian responden datar (jika tidak berjalan, lakukan
dalam penelitian ini ditentukan oleh dengan kursi roda), naik turun
kondisi kesehatan dan hubungan tangga, berpakaian termasuk
sosial. Sebagian besar reponden mengenakan sepatu, mengontrol
adalah mandiri karena sebagian besar defekasi, mengontrol berkemih.
mereka berada pada kondisi Penilaian, 0-20 ketergantungan
kesehatan baik, dengan keadaan penuh, 21-61 ketergantungan
kesehatan yang baik mereka mampu berat/sangat tergantung, 62-90
untuk melakukan aktifitas sehari-hari ketergantungan moderat, 91-99
dalam memenuhi kebutuhan ketergantungan ringan, 100 mandiri.
hidupnya tanpa meminta bantuan 4.5.2 Perilaku Personal Hygiene
kepada orang lain atau sedikit Pada Tabel 7. terlihat bahwa
mungkin untuk tergantungnya responden mayoritas mempunyai
kepada orang lain. Sedangkan Prilaku Personal hygiene dengan
kondisi sosial yang menunjang kategori baik sebanyak 22 orang
kemandirian dalam kondisi baik (52,38%).
karena sebagian besar responden Perilaku lansia dalam menjaga
aktif dalam melakukan kegiatan kesehatan perorangan cukup baik,
personal hygiene untuk diri akan tetapi ada sebagian lansia yang
responden. kesehatan perorangannya kurang,
Pengukuran tingkat misal dalam hal cuci tangan
kemandirian dalam ADL (Activity of sebelum/sesudah makan dan mencuci
DailyLiving) rambut. Menjaga personal hygiene
menggunakan “Indeks Kemandirian sangat penting dalam usaha untuk
Katz” yang didasarkan pada mencegah timbulnya peradangan di
kemandirian klien dalam organ tubuh, mengingat sumber
menjalankan aktivitas kehidupan infeksi dapat timbul bila kebersihan
sehari-hari. Kemandirian berarti diri kurang. Perilaku lansia dalam hal
tanpa pengawasan, pengarahan, atau pemeliharaan personal higiene dan
bantuan orang lain (Maryam, 2008). kebersihan lingkungan, misalnya
Menurut Pudjiastuti (2003) BAB dan BAK pada umumnya
Kemandirian pada aktivitas sehari- sudah dilakukan di jamban, akan
hari dapat diukur dengan tetapi ada sebagian yang membuang
menggunakan Indeks Barthel yang ludah sembarangan, tidak menyapu
dimodifikasi. Penilaian didasarkan lantai atau halaman, dan tidak pernah
pada tingkat bantuan orang lain membersihkan kamarnya.
dalam meningkatkan aktivitas Kebersihan lingkungan dapat
fungsional. Pengukuran meliputi mencegah terjadinya penularan
infeksi dan juga memberikan suasana kuatnya hubungan antara
nyaman. Untuk itu lansia yang masih kemandirian lansia terhadap perilaku
aktif perlu diberdayakan untuk ikut personal hygiene pada lansia sebesar
serta dalam menjaga kebersihan 3,058 kali.
lingkungan sesuai dengan Menurut Maryam (2008)
kemampuannya. Kemandirian berarti tanpa
Menurut Tarwoto (2004) personal pengawasan, pengarahan atau
hygiene adalah suatu tindakan untuk bantuan pribadi yang masih aktif.
memelihara kebersihan dan Seseorang lansia yang menolak
kesehatan seseorang untuk untuk melakukan fungsi dianggap
kesejahteraan fisik dan psikis. sebagai tidak melakukan fungsi,
Pemenuhan personal hygiene meskipun dianggap mampu. Menurut
diperlukan untuk kenyamanan Mu’tadin (2002) keadaan dimana
individu, keamanan, dan kesehatan. seseorang yang memiliki hasrat
Kebutuhan personal hygiene ini bersaing untuk maju demi kebaikan
diperlukan baik pada orang sehat dirinya, mampu mengambil
maupu pada orang sakit. Praktik keputusan dan inisiatif untuk
personal hygiene bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
peningkatan kesehatan dimana kulit memiliki kepercayaan diri dalam
merupakan garis tubuh pertama dari mengerjakan tugas-tugasnya,
pertahanan melawan infeksi Dengan bertanggung jawab terhadap apa
implementasi tindakan hygiene yang dilakukan. Lebih lanjutnya
pasien, atau membantu anggota Mu’tadin (2002), menyebutkan
keluarga untuk melakukan tindakan bahwa kemandirian merupakan suatu
itu maka akan menambah tingkat sikap dimana individu akan terus
kesembuhan pasien (Potter & Perry, belajar untuk bersikap mandiri dalam
2006). menghadapi berbagai situasi
4.5.4 Hubungan Kemandirian dilingkungan sehingga individu pada
Lansia Terhadap Perilaku akhirnya akan mampu berpikir dan
Personal hygiene Pada Lansia Di bertindak sendiri.
Puskesmas Sentosa Baru Tahun Menurut Hidayat (2004) Fungsi
2013. kemandirian pada lansia
Berdasarkan tabel 9. dapat dilihat mengandung pengertian yaitu
bahwa ada 9 orang (40,9%) kemampuan yang dimiliki oleh lansia
ketergantungan ringan dan prilaku untuk tidak tergantung pada orang
personal hygiene yang baik, lain dalam melakukan aktivitasnya,
kemudian 12 orang (54,5%) yang semuanya dilakukan sendiri dengan
ketergantungan ringan dan prilaku keputusan sendiri dalam rangka
personal hygiene yang cukup. Hasil memenuhi kebutuhannya.
uji statistik didapat nilai p value = Perilaku lansia dalam menjaga
0.036 maka dapat disimpulkan ada kesehatan perorangan cukup baik,
hubungan yang signifikan antara akan tetapi ada sebagian lansia yang
kemandirian lansia terhadap perilaku kesehatan perorangannya kurang
personal hygiene pada lansia. Hasil Menurut Tarwoto (2004) personal
analisa diperoleh nilai pearson C- hygiene adalah suatu tindakan untuk
square X2 = 3,058 artinya bahwa memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk perorangan). Selain itu, menurut
kesejahteraan fisik dan psikis. Soejone (2005), pernah dilaporkan
Pemenuhan personal hygiene bahwa kejadian infeksi saluran
diperlukan untuk kenyamanan kemih di RSCM pada lansia yang
individu, keamanan, dan kesehatan. berhasil dikumpulkan selama periode
Kebutuhan personal hygiene ini enam bulan adalah 35,6%.
diperlukan baik pada orang sehat
maupu pada orang sakit. Praktik
personal hygiene bertujuan untuk KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatan kesehatan dimana kulit
merupakan garis tubuh pertama dari 5.1 Kesimpulan
pertahanan melawan infeksi Dengan Dari hasil penelitian dan
implementasi tindakan hygiene pembahasan tentang hubungan antara
pasien, atau membantu anggota kemandirian lansia terhadap perilaku
keluarga untuk melakukan tindakan personal hygiene pada lansia di
itu maka akan menambah tingkat Puskesmas Sentosa Baru Tahun 2014
kesembuhan pasien. Menurut ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Setiabudhi (2002) Pada lansia, mandi 1. Kemandirian
biasanya dilakukan dua kali sehari responden mayoritas
atau lebih sesuai selera dengan air mempunyai kemandirian
dingin atau air hangat. Diusahakan dengan kategori
agar satu kali mandi tidak dibawah ketergantungan ringan.
pancuran atau konsensional, tetapi 2. Perilaku
merendam diri di bak mandi yang responden mayoritas
akan memberi kenikmatan, mempunyai Perilaku Personal
relaksasi dan menambah tenaga serta hygiene dengan kategori baik.
kebugaran tubuh. Penting juga 3. Hasil uji
membersihkan alat kelamin dan kulit statistik didapat maka dapat
antara dubur dan alat kelamin disimpulkan ada hubungan
(perineum). Gosokan dimulai dari yang signifikan antara
sisi alat kelamin kea rah dubur. Bagi kemandirian lansia terhadap
wanita, puting payudara jangan lupa perilaku personal hygiene pada
dibersihkan dan kemudian lansia. Hasil analisa diperoleh
dikeringkan. Setelah selesai mandi nilai pearson C-square X2 =
keringkan badan, termasuk rongga 3,058 artinya bahwa kuatnya
telinga, lipatan-lipatan kulit dan hubungan antara kemandirian
celah-celah jari kaki untuk lansia terhadap perilaku
menghindarkan timbulnya infeksi personal hygiene pada lansia
jamur, juga pada semua sebesar 3,058 kali.
lipatanlipatan kulit lainnya.
Hasil penelitian ini juga mendukung 5.1. Saran
di UPTD Abdi Dharma Asih Binjai 1. Tempat Penelitian
oleh Lubis dkk (2005), sebanyak Hasil penelitian ini menunjukan
30% lansia di sana menderita bahwa kemandirian lansia sangat
penyakit kulit akibat dari kurangnya pengaruh pada perilaku personal
personal hygiene (kebersihan hygiene, oleh kareba itu kepada
tenaga kesehatan di Puskesmas
sentosa baru dapat memberikan
informasi tentang personal hygiene
yang bermanfaat untuk kesehatan
terutama lansia.
2. P
endidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kemandirian lansia sangat
pengaruh terhadap perilaku personal
hygiene lansia, maka penting
mengintegrasikan materi ini dalam
pendidikan DIV kebidanan terutama
pada personal hygiene seorang bidan
harus memiliki pengetahuan
kesehatan sehingga dapat
memberikan penyuluhan tentang
personal hygiene kepada pasien yang
dapat memberi manfaat untuk
meningkatkan derajat kesehatan bagi
lansia.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, semoga
penelitian ini bisa menjadi data yang
dapat dipergunakan dalam
melakukan penelitian selanjutnya,
khususnya tentang Kemandirian
Lansia Terhadap Perilaku Personal
hygiene Pada Lansia Di Puskesmas
Sentosa Baru Medan Tahun 2014
dan menambahkan referensi serta
waktu penelitian lebih panjang
sehingga mendapatkan hasil yang
lebih akurat dan memuaskan.