Oleh:
I Gusti Ayu Putu Candra
Dharmaputri NIM. 209012421
Kelompok 13
Menurut SDKI (2015) tanda dan gejala mayor Ansietas yaitu merasa bingung, merasa
khawatir dengan akibat kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak
tegang dan sulit tidur. Dari tanda dan gejala diatas kasus Tn.S menunjukkan beberapa tanda
gejala yang ada, maka dari itu saya mengangkat diagnosa kasus yaitu ansietas/kecemasan.
B. ANALISA KASUS
Alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Cara
penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang
ada 3= berat/lebih dari ½ gejala yang
ada
4 = sangat berat semua gejala ada
Berdasarkan alat skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang dikutip
Nursalam (2003) penilaian kecemasan, untuk mengukur tingkat kecemasan Tn. A
melalui 14 item terkait, meliputi:
a. Perasaan Cemas: Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung. Skor 3
b. Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
Skor 2.
c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri
dan takut pada binatang besar. Skor 0
d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas dan mimpi buruk. Skor 2
e. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit
konsentrasi. Skor 1
f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,
sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari. Skor 0
g. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
stabil dan kedutan otot. Skor 0
h. Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan
pucat serta merasa lemah. Skor 0
i. Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan
detak jantung hilang sekejap. Skor 0
j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
napas panjang dan merasa napas pendek. Skor 0
k. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual
dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di
perut. Skor 0
l. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing, aminorea,
ereksi lemah atau impotensi. Skor 0
m. Gejala vegetatif: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala. Skor 1
n. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek
dan cepat. Skor 3
Berdasarkan Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) diperoleh Skor 12
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 : tidak ada kecemasan
2. Skor 7 - 14 : kecemasan ringan
3. Skor 15 – 27: kecemasan sedang
4. Skor lebih dari 27: kecemasan berat
Kesimpulan dari kasus diatas yaitu: klien mengalami ansietas ringan
dari hasil pengukuran skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) diperoleh
skor 12
LAPORAN PENDAHULUN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PSIKOSOSIAL
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KECEMASAN
3. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
5. Klasifikasi Kecemasan
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sediri.
2. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa sesuatu
yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi.
3. Kecemasan Berat
Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respon takut dan distress.
4. Panik
Individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena kehilangan
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
(Prabowo, 2014).
6. Alat Ukur Ansietas / Kecemasan
Kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut dengan
HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) (Chrisnawati & Aldino, 2019), pertama
kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956, untuk mengukur semua
tanda kecemasan baik psikis maupun somatik. HARS terdiri dari 14 item
pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada anak dan orang
dewasa.
Skala HARS penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi:
1) Perasaan Cemas atau Ansietas: Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, mudah tersinggung.
2) Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah menangis, lesu, tidak
bisa istirahat tenang, dan mudah terkejut.
3) Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila ditinggal sendiri,
pada binatang besar, pada keramain lalu lintas, dan pada kerumunan orang
banyak.
4) Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
pulas atau nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk,
dan mimpi menakutkan.
5) Gangguan kecerdasan: daya ingat buruk, susah berkonsentrasi.
6) Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi,
sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
7) Gejala somatik (otot): sakit dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk,
suara tidak stabil.
8) Gejala sensorik: tinitus, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa
lemas, dan perasaan ditusuk-tusuk.
9) Gejala kardiovaskuler: berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras,
perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung hilang sekejap.
10) Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik
napas, napas pendek/sesak.
11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan,
nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, kembung, mual,
muntah, buang air besar lembek, berat badan turun, susah buang air besar.
12) Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan air seni, amenorrhoe,
menorrhagia, frigid(menjadi dingin), ejakulasi praecocks, ereksi lemah, dan
impotensi.
13) Gejala otonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing, dan
bulu roma berdiri.
14) Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut
kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek cepat, dan muka
merah.
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0= tidak ada gejala sama sekali
1= satu gejala yang ada
2= sedang/separuh gejala yang ada
3= berat/ lebih dari separuh gejala yang ada
4= sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil:
1. Skor kurang dari 6 : tidak ada kecemasan
2. Skor 7 - 14 : kecemasan ringan
3. Skor 15 – 27: kecemasan sedang
4. Skor lebih dari 27: kecemasan berat
Selain HARS adapun alat ukur kecemasan lain seperti menggunakan
pengkajian SRQ (Self-Reporting Questionnaire), yaitu menggunakan 29 item
pertanyaan yang dijawab dengan mencentang pilihan Ya atau Tidak dengan
ketenntuan apabila mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari terakhir,
berilah tanda pada kolom Ya. Sebaliknya, Apabila menganggap pertanyaan itu
tidak berlaku dan tidak mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda pada kolom Tidak. Berikut item pertanyaan dari SRQ:
1) Apakah Anda sering menderita sakit kepala?
2) Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
3) Apakah tidur Anda tidak lelap?
4) Apakah Anda mudah menjadi takut?
5) Apakah Anda merasa cemas, tegang dan khawatir?
6) Apakah tangan Anda gemetar?
7) Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?
8) Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih?
9) Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10) Apakah Anda lebih sering menangis?
11) Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari?
12) Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan?
13) Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai?
14) Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini?
15) Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
16) Apakah Anda merasa tidak berharga?
17) Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup Anda?
18) Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19) Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
20) Apakah Anda mudah lelah?
21) Apakah Anda minum alkohol lebih banyak dari biasanya atau Apakah Anda
menggunakan narkoba?
22) Apakah Anda yakin bahwa seseorang mencoba mencelakai Anda dengan cara
tertentu?
23) Apakah ada yang mengganggu atau hal yang tidak biasa dalam pikiran Anda?
24) Apakah Anda pernah mendengar suara tanpa tahu sumbernya atau yang orang
lain tidak dapat mendengar?
25) Apakah Anda mengalami mimpi yang mengganggu tentang suatu
bencana/musibah atau adakah saat-saat Anda seolah mengalami kembali
kejadian bencana itu?
26) Apakah Anda menghindari kegiatan, tempat, orang atau pikiran yang
mengingatkan Anda akan bencana tersebut?
27) Apakah minat Anda terhadap teman dan kegiatan yang biasa Anda lakukan
berkurang?
28) Apakah Anda merasa sangat terganggu jika berada dalam situasi yang
mengingatkan Anda akan bencana atau jika Anda berpikir tentang bencana
itu?
29)Apakah Anda kesulitan memahami atau mengekspresikan perasaan Anda?
Interpretasi:
a. Tidak terdapat nilai cut off yang universal yang dapat digunakan
b. Dalam kebanyakan situasi 5 sampai 7 jawaban YA pada no 1-20 (gejala
neurosis) mengindikasikan adanya masalah psikologis
c. No. 21 mengindikasikan adanya penggunaan zat psikoaktif
d. Satu jawaban YA dari no. 22-24 (gejala psikotik) mengindikasikan
adanya masalah serius dan perlu penanganan lebih lanjut
e. Satu jawaban YA dari no. 25-29 mengindikasikan adanya gejal-gejala
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
7. Proses Terjadinya Masalah
1. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan
tersebut dapat berupa:
a. Peristiwa traumatik, yang daapt memicu terjadinya kecemasan berkitan
dengan krisis yang dilami individu baik krisis yang dialami individu
baik krisis perkembangan maupun situasional
b. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan
kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konfllik yang
dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari
dalam keluarga
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan
yang mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepin dapat
menekan neurotransmitter gamma amino butyric acid (GABA) yang
mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab
menghasilkan kecemasan.
2. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi:
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya:
hamil)
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internl dan eksternal
a) Sumber internal, kesulitan dalam hubungann interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai
ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal, kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekrjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
8. Mekanisme Koping
Menurut Yusuf (2015), mekanisme koping pada ansietas terjadi karena hal
sebagai berikut:
a. Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas
Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini dalah individu
mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif
ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi
kebutuhan.
1) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan
2) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress
3) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.
b. Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego
Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini
seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme
pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi
masalah secara realita. Untuk menilai penggunaan mekanisme pertahanan
individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu dievalusi hal-hal berikut:
1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan
pasien
2) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri tersebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian
3) Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan
kesehatan pasien
4) Alasan pasien menggunakan mekanisme pertahanan.
9. Penatalaksanaan
Menurut Direja (2011), penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan
dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial atau
psikoreligius.
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap kecemasan
a. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok
e. Tidak minum minuman keras
f. Teknik relaksasi
2. Terapi psikofarmaka
Merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter (sinyal penghantar
saraf) di susunan saraf pusat otak (sistem limbik). Terapi psikofarmaka yang
sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,
clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate, dan
alprazolam.
3. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala atau akibat
dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan
somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ
tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi
keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila
dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudan memperbaiki kembali
(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihakn fungsu kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
e. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ANSIETAS /
KECEMASAN
1. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. Dalam pandangan psikoanalitis
b. Menurut pandangan interpersonal
c. Pandangan perilaku
d. Kajian keluarga
e. Kajian biologis
2. Faktor psikososial
a. Ancaman terhadap integritas seseorang
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang
2. Pohon Masalah
Core problem
Stressor
3. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
2. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping
individu inefektif
4. Rencana Asuhan Keperawatan
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas.
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan
teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan
dalam membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut.
1) Mengucapkan salamterapeutik.
2) Berjabat tangan.
3) Menjelaskan tujuaninteraksi.
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b. Bantu pasien mengenal ansietas.
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri.
1) Pengalihan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam,
mengerutkan, dan mengendurkan otot-otot.
3) Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas
muncul. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
1. Tujuan:
a. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya.
b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas.
d. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ansietas.
e. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Diskusikantentangprosesterjadinyaansietassertatandadangejala.
c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
d. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan
cara mengajarkan teknik relaksasi.
1) Mengalihkan situasi.
2) Latihan relaksasi dengan napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan otot.
3) Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
e. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu
dirujuk dan bagaimana merujuk pasien.
5. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat.
6. Evaluasi
1. Menyebutkan penyebabansietas.
2. Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas.
3. Menyebutkan perilaku terkait ansietas.
4. Melakukan teknik pengalihan situasi, yaitu tarik napas dalam, relaksasi otot,
dan teknik lima jari.
5. Keluarga menyebutkan pengertian ansietas.
6. Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ansietas.
7. Keluarga mengajarkan ke pasien teknik pengalihan situasi, tarik napas dalam,
relaksasi otot, dan teknik lima jari.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
I Gusti Ayu Putu Candra
Dharmaputri NIM. 209012421
Kelompok 13
Self-Reporting Questionnaire
Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi. Pertanyaan berikut
berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu Anda selama 30 hari terakhir.
Apabila Anda menganggap pertanyaan itu berlaku bagi Anda dan Anda mengalami masalah
yang disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda pada kolom Y. Sebaliknya, Apabila
Anda menganggap pertanyaan itu tidak berlaku bagi Anda dan Anda tidak mengalami
masalah yang disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda pada kolom T. Jika Anda tidak
yakin tentang jawabannya, berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y dan T. Kami
tegaskan bahwa, jawaban Anda bersifat rahasia, dan akan digunakan hanya untuk membantu
pemecahan masalah Anda.
NO. PERTANYAAN Y T
1. Apakah Anda sering menderita sakit kepala?
2 Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
3 Apakah tidur Anda tidak lelap?
4 Apakah Anda mudah menjadi takut?
5 Apakah Anda merasa cemas, tegang dan khawatir?
6 Apakah tangan Anda gemetar?
7 Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?
8 Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih?
9 Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10 Apakah Anda lebih sering menangis?
11 Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari?
12 Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan?
13 Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai?
14 Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini?
15 Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
16 Apakah Anda merasa tidak berharga?
17 Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup Anda?
18 Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19 Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
20 Apakah Anda mudah lelah?
21 Apakah Anda minum alkohol lebih banyak dari biasanya atau Apakah
Anda menggunakan narkoba?
22 Apakah Anda yakin bahwa seseorang mencoba mencelakai Anda
dengan cara tertentu?
23 Apakah ada yang mengganggu atau hal yang tidak biasa dalam pikiran
Anda?
24 Apakah Anda pernah mendengar suara tanpa tahu sumbernya atau yang
orang lain tidak dapat mendengar?
25 Apakah Anda mengalami mimpi yang mengganggu tentang suatu
bencana/musibah atau adakah saat-saat Anda seolah mengalami
kembali kejadian bencana itu?
26 Apakah Anda menghindari kegiatan, tempat, orang atau pikiran yang
mengingatkan Anda akan bencana tersebut?
27 Apakah minat Anda terhadap teman dan kegiatan yang biasa Anda
lakukan berkurang?
28 Apakah Anda merasa sangat terganggu jika berada dalam situasi yang
mengingatkan Anda akan bencana atau jika Anda berpikir tentang
bencana itu?
29 Apakah Anda kesulitan memahami atau mengekspresikan perasaan
Anda?
SCORE 7
Interpretasi:
a. tidak terdapat nilai cut off yang universal yang dapat digunakan
b. dalam kebanyakan situasi 5 sampai 7 jawaban YA pada no 1-20 (gejala neurosis)
mengindikasikan adanya masalah psikologis
c. No. 21 mengindikasikan adanya penggunaan zat psikoaktif
d. Satu jawaban YA dari no. 22-24 (gejala psikotik) mengindikasikan adanya masalah
serius dan perlu penanganan lebih lanjut
e. Satu jawaban YA dari no. 25-29 mengindikasikan adanya gejal-gejala PTSD (Post
Traumatic Stress Disorder)
******
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH / DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS: Ansietas Ringan
DO :
Klien tampak gelisah saat
diwawancara, tatap mata
kurang dan sesekali
mengerutkan dahi saat
berbicara, klien tampak tegang
Tindakan :
Membina hubungan saling
percaya
Memberi kesempatan kepada
klien untuk mengekspresikan
perasaannya
Mengajarkan teknik
menurunkan ansietas: Teknik
Hypnosis lima jari
Memberikan kesempatan
untuk mendemosntrasikan
kembali teknik yang telah
diajarkan
Renjana Tindak Lanjut :
Lanjutkan sesuai intervensi
Hari/tanggal : Sabtu, 12 Desember S:
2020 Tn.S mengatakan masih merasa cemas dan
Data khawatir dengan kondisinya saat ini, ia
DS : berharap wabah ini segera berakhir dan
Tn.S mengatakan merasa khawatir keadaan kembali normal, agar ia bisa
dengan kondisi yang dihadapi memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
sekarang, klien khawatir jika nanti O :
tidak dapat memenuhi kebutuhan Tn.S tampak cemas saat menceritakan hal
ekonominya. yang dirasakan saat ini dan Tn.S tampak
DO : sedikit tegang saat di ajarkan teknik Hypnosis
Tn.S tampak gelisah dan sedih lima jari
saat menceritakan kondisinya Tn.S tampak kooperatif mempraktekkan
yang mengalami penurunan teknik Hypnosis lima jari, hasil pengkajian
penghasilan dimasa pandemi ini. SRQ skor 7 dan pengkajian HARS dengan
Diagnose : Ansietas Ringan skor 12 = kecemasan ringan.
Tindakan : A : Masalah belum teratasi
Membina hubungan saling P : Lanjutkan intervensi
percaya
Mengajarkan teknik TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG
menurunkan ansietas: Teknik
Hypnosis lima jari
Memberikan kesempatan
untuk mendemosntrasikan (Candra Dharmaputri)
kembali teknik yang telah
diajarkan
Renjana Tindak Lanjut :
Lanjutkan sesuai intervensi
Hari/tanggal : Minggu, 13 Desember S:
2020 Klien mengatakan sakit kepalanya mulai
berkurang dan lebih sedikit rileks semenjak
Data diajarkan teknik Hipnosis lima jari dan akan
DS : menerapkannya jika ia merasa cemas kembali
Tn.S mengatakan sudah mulai O :
mengerti cara untuk Klien tampak lebih rileks dan saat wawancara
mengurangi cemas yang tidak ada raut wajah tegang dan mengerutkan
dirasakannya dengan terapi dahi
hypnosis 5 jari yang telah Tn.S tampak kooperatif saat melakukan teknik
diajarkan Hypnosis lima jari
DO : Hasil pengkajian skor SRQ yang sebelumnya
Tn.S tampak rileks dan 7 sekarang sudah turun pada rentang 3
kooperatif dalam mengikuti Hasil pengkajian skor HARS yang
arahan yang diberikan sebelumnya 12 sekarang turun di rentang 7
Tn.S mau memperagakan dan masih berada di ansietas ringan
tkenik hypnosis 5 jari A : Masalah teratasi sebagian
Diagnose : Ansietas Ringan P : Lanjutkan intervensi
Tindakan :
Mengajarkan teknik TANDA TANGAN DAN NAMA TERANG
menurunkan ansietas: Teknik
Hypnosis lima jari
Memberikan kesempatan
untuk mendemosntrasikan
kembali teknik yang telah
diajarkan (Candra Dharmaputri)
Renjana Tindak Lanjut :
Lanjutkan sesuai intervensi
Self-Reporting Questionnaire
Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi. Pertanyaan berikut
berhubungan dengan masalah yang mungkin mengganggu Anda selama 30 hari terakhir.
Apabila Anda menganggap pertanyaan itu berlaku bagi Anda dan Anda mengalami masalah
yang disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda pada kolom Y. Sebaliknya, Apabila
Anda menganggap pertanyaan itu tidak berlaku bagi Anda dan Anda tidak mengalami
masalah yang disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda pada kolom T. Jika Anda tidak
yakin tentang jawabannya, berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y dan T. Kami
tegaskan bahwa, jawaban Anda bersifat rahasia, dan akan digunakan hanya untuk membantu
pemecahan masalah Anda.
NO. PERTANYAAN Y T
1. Apakah Anda sering menderita sakit kepala?
2 Apakah Anda kehilangan nafsu makan?
3 Apakah tidur Anda tidak lelap?
4 Apakah Anda mudah menjadi takut?
5 Apakah Anda merasa cemas, tegang dan khawatir?
6 Apakah tangan Anda gemetar?
7 Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?
8 Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih?
9 Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10 Apakah Anda lebih sering menangis?
11 Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari?
12 Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan?
13 Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai?
14 Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini?
15 Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
16 Apakah Anda merasa tidak berharga?
17 Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup Anda?
18 Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19 Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
20 Apakah Anda mudah lelah?
21 Apakah Anda minum alkohol lebih banyak dari biasanya atau Apakah
Anda menggunakan narkoba?
22 Apakah Anda yakin bahwa seseorang mencoba mencelakai Anda
dengan cara tertentu?
23 Apakah ada yang mengganggu atau hal yang tidak biasa dalam pikiran
Anda?
24 Apakah Anda pernah mendengar suara tanpa tahu sumbernya atau yang
orang lain tidak dapat mendengar?
25 Apakah Anda mengalami mimpi yang mengganggu tentang suatu
bencana/musibah atau adakah saat-saat Anda seolah mengalami
kembali kejadian bencana itu?
26 Apakah Anda menghindari kegiatan, tempat, orang atau pikiran yang
mengingatkan Anda akan bencana tersebut?
27 Apakah minat Anda terhadap teman dan kegiatan yang biasa Anda
lakukan berkurang?
28 Apakah Anda merasa sangat terganggu jika berada dalam situasi yang
mengingatkan Anda akan bencana atau jika Anda berpikir tentang
bencana itu?
29 Apakah Anda kesulitan memahami atau mengekspresikan perasaan
Anda?
SCORE 3
Interpretasi:
f. tidak terdapat nilai cut off yang universal yang dapat digunakan
g. dalam kebanyakan situasi 5 sampai 7 jawaban YA pada no 1-20 (gejala neurosis)
mengindikasikan adanya masalah psikologis
h. No. 21 mengindikasikan adanya penggunaan zat psikoaktif
i. Satu jawaban YA dari no. 22-24 (gejala psikotik) mengindikasikan adanya masalah
serius dan perlu penanganan lebih lanjut
j. Satu jawaban YA dari no. 25-29 mengindikasikan adanya gejal-gejala PTSD (Post
Traumatic Stress Disorder)
EVALUASI
Setelah memberikan tindakan hypnosis lima jari dan pengkajian ulang SRQ, setelah 3 hari
tindakan didapatkan hasil :
Hari/tanggal Diagnose Evaluasi
Minggu, Ansietas S:
13 Desember Ringan Klien mengatakan sakit kepalanya mulai
2020 berkurang dan lebih sedikit rileks
semenjak diajarkan teknik Hipnosis lima
jari dan akan menerapkannya jika ia
merasa cemas kembali. Klien juga
mengatakan masih suka terbangun pada
malam hari dan memikirkan kondisinya
yang belum bisa memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
O:
Klien tampak lebih rileks dan saat
wawancara tidak ada raut wajah tegang
dan mengerutkan dahi
Tn.S tampak kooperatif saat melakukan
teknik Hypnosis lima jari
Hasil pengkajian skor SRQ yang
sebelumnya 7 sekarang sudah turun pada
rentang 3, dimana yang masih dirasakan
yaitu tidur masih terkadang terbangun
(kuesioner no.3), masih merasa khawatir
akan kondisinya (kuesioner no.5),
merasa belum mampu berperan dalam
kehidupan ini (kuesioner no.14)
Hasil pengkajian skor HARS yang
sebelumnya 12 sekarang turun di rentang
7 dan masih berada di ansietas ringan,
klien sudah tidak terlalu merasakan emas,
gelisah, saat diajak bicara sudah tidak
tampak tegang, mengkerutkan dahi atau
kening
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
(Candra Dharmaputri)