Anda di halaman 1dari 10

Halaman 832-838

Implementasi : Teknik 31-1 Perawatan Gips Awal (lanjutan) 6. implementasikan tindakan untuk mengatasi pembengkakan. Kendalikan pembengkakan dengan mengelevasikan lengan atau tungkai di atas bantal atau, untuk fraktur tungkai, dengan mengelevasikan bagian kaki tampat tidur. Segera setelah cedera dan pembedahan, mengelevasikan anggota tubuh di atas ketinggian jantung klien. Umumnya diperlukan tiga buah bantal untuk mencapai elevasi tungkai tingkat tinggi. Seiring peningkatan sirkulasi dan kemajuan penyembuhan, elevasi dapat secara bertahap dikurangi menjadi dua bantal (elevasi tingkat sedang) dan kemudian menjadi satu bantal (elevasi tingkat rendah). Pembengkakan dapat mengakibatkan kerusakan neurovaskular. Berikan kompres es untuk mengendalikan edema perineal yang terjadi dalam penggunaan gips spika pinggul. Walaupun kompres es merupakan metode pengendalian yang kurang efektif, pengelevasian area tersebut sulit dilakukan. Laporan pembengkakan yang berlebihandan indikasi kerusakan neurovaskular kepada dokter atau perawat jaga. Dokter dapat membelah dua (bivalve) gips bila tampak terlalu kencang. Membelah dua gips adalah memotong gips sebagian atau seluruhnya. (gambar 31.3). Tindakan ini menghilangkan tekanan gips, tetapi masih dapat menyangga.

7. Gunakan peralatan yang sesuai untuk mengeringkan gips plaster secara seksama. Gips plaster ekstermitas biasanya memerlukan waktu 24-48 jam untuk benar-benar kering; gips spika atau tubuh membutuhkan waktu 48-72 jam. Walau pengeringan bergantung pada suhu, kelembapan, ukuran gips, dan metode pengeringan. Gips dikatakan kering bila sudah tidak terasa lembab lagi. Gips yang kering akan terasa kering, terlihat putih dan berkilau, serta tidak berbau, keras, dan beresonansi bila diketuk. Gips sintetis memerlukan waktu 10-15 menit untuk benar-benar kering. Pajankan gips pada aliran udara. Letakkan seprai dan selimut hanya diatas daerah yang tidak terpasang gips.

Periksa kebijakan institusi mengenai frekuensi perubahan posisi yang direkomendasikan untuk klien dengan berbagai jenis gips. Seringnya perubahan posisi meningkatkan pengeringan gips yang rata. Miringkan klien yang terpasang gips ekstermitas atau spika tubuh setiap 2-4 jam. Gunakan bantal reguler. Bantal plastik atau karet dalam menghambat pengeringan dan tidak memungkinkan keluarnya panas dari gips yang kering. Hindari penggunaan alat bantu untuk memudahkan pengeringan. Alat tersebut termasuk kipas angin, pengering rambut, lampu inframerah, dan pemanasan listrik. Alat buatan mengeringkan permukaan luar gips sedangkan bagian dalamnya masih tetap lunak dan berspon. Gips seperti ini mudah retak pada tempat peregangan. Metode alami mengeringkan gips secara rata.

8. Pantau adanya perdarahan bila reduksi terbuka dilakukan atau bila cedera tersebut merupakan fraktur compound. Pantau adanya noda darah atau drainase yang lain pada gips selama 24-72 jam setelah pembedahan atau cedera atau pantau lebih lama lagi bila diperlukan. Tandai area noda dengan pulpen minimal setiap 8 jam bila terjadi perubahan, dan catat waktu serta tanggal sehingga perdarahan selanjutnya dapat ditentukan.

9. kaji nyeri dan area yang tertekan. Jangan pernah mengabaikan setiap keluhan nyeri, rasa terbakar , atau tertekan bila klien tidak dapat berkomunikasi. Perhatikan perubahan perangai, kegelisahan atau kerewelan. Tentukan terutama apakah nyeri menetap dan apakah nyeri itu terjadi pada penonjolan tulang atau sendi. Jangan mengabaikan berhentinya nyeri menentap atau berhentinya keluhan ketidaknyamanan. Berhentinya keluhan dapat mengindikasikan pengelupasan kulit. Bila terjadi pengelupasan kulit, sensasi kulit superfisial hilang dan klien tidak lagi merasakan nyeri. Bila dicurigai adanya area yang tertekan di bawah gips, dokter akan melakukan pembelahan gips sehingga seluruh area kulit yang ada di bawah gips dapat diinspeksi atau membuat jendela pada gips di atasarea yang dicurigai. Bila gips dibuat jendela:

a. Simpan bagian (gips dan bantalannya) gips yang telah dipotong, beberapa dokter memprogramkan bagian itu dipasang kembali bila ternyata tidak ada masalah dengan kulit, terapi dapat dibuang bila ada area yang tertekan. Meletakkan kembali potongan tersebut dapat mencegah terjadinya edema pada jendela, yang terjadi bila penekanan kulit pada jendela tidak sama dengan area lain yang terpasang gips. b. Inspeksi kulit di bawah jendela pada interval waktu yang telah dijadwalkan. 10. Dokumentasikan temuan pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yang disertai catatan narasi bila diperlukan. Catat setiap pengkajian (apakah masalah ada atau tidak ada). Contoh pendokumentasian meliputi: Jari kaki terasa hangat, warna merah muda, Uji pemacutan bagus, Mudah menggerakkan jari kaki; menyatakan tidak ada mati rasa atau kesemutan; menyatakan tungkai nyeri. Catat pengkajian saraf khusus seperti Ibu jari kanan dapat hiperekstensi, Sensasi terasa pada sela antara ibu jari kanan dengan jari telunjuknya.

Kondisi Rawat Jalan dan Komunitas Perawatan Gips. Bila merasa gatal, sarankan klien untuk menggunakan pengering rambut yang diatur tingkat sejuk, penyedot debu yang dibalik, atau kantong es diatas daerah yang gatal. Cara tersebut merupakan cara teraman untuk mengatasi gatal dan kurang mengiritasi kulit daripada memasukkan suatu benda kedalam gips. Sebelum pulang dari rumah sakit, ajarkan klien untuk: a. Mengobservasi indikasi kerusakan saraf atau gangguan sirkulasi, seperti rasa dingin yang akstrem atau warna biru pada jari tangan atau jari kaki; bengkak yang berlanjut secara ekstrem pada jari kaki atau jari tangan yang terpasang gips; mati rasa atau kesemutan (sensasi peniti atau jarum) pada jari tangan atau jari kaki yang terpasang gips, keluhan nyeri yang kontinu; atau ketidakmampuan untuk menggerakkan jari kaki atau jari tangan. b. Pertahankan gips plaster tetap kering. c. Hindarkan aktivitas yang berat dan ikuti anjuran medis mengenai latihan fisik. d. Elevasikan lengan atau tungkai secara seringuntuk mencegah edena dependen.

e. Gerakkan jari kaki atau jari tangan secara sering. f. Observasi kulit di sekitar tepi gips secara sering, dan pertahankan tetap bersih dan kering. g. Laporkan setiap peningkatan rasa nyeri; demam yang tidak diketahui penyebabnya; bau busuk dari dalam gips; penurunan sirkulasi; mati rasa; ketidakmampuan menggerakkan jari kaki atau jari tangan; atau gips yang lemah, retak, longgar, atau terlalu kencang. Tinjau modifikasi yang mungkin diperlukan dalam menggunakan toilet, tidur, dan aktivitas harian lainnya. berpakaian,

Pertimbangan Sesuai Usia Perawatan Gips Anak Ajarkan orang tua dari anak yang lebih muda mengenai cara mencegah anak meletakkan benda-benda kecil di bawah gips. Orang tua juga perlu memastikan bahwa bagian atas gips tertutup selama memberi makan anak sehingga makanan tidak jatuh kedalam gips. Bila memungkinkan, biarkan anak memilih warna gips sintetis. Yakinkan anak bahwa gergaji yang digunakan untuk membuat jendela, membelah dua gips, dan melepaskan gips tidak akan menimbulkan nyeri. Biarkan orang dewasa hadir untuk mendukung anak selama prosedur tersebut. Biarkan anak mengambil potongan gips saat dilepas.

Lansia Lansia yang diimobilisasi mengalami peningkatan risiko terhadap kerusakan kulit dan ulkus dekubitus. Penyembuhan luka klien lansia mungkin lebih lambat daripada klien yang lebih muda. Lansia mungkin kurang dapat mengatur penambahan beban dan ketidakseimbangan yang disebabkan oleh pemasangan gips. Lakukan langkah yang tepatdalam merencanakan penggunaan tongkat atau alat bantu mobilisasi lainnya.

Evaluasi

Lakukkan tindak lanjut yang rinci berdasarkan temuan yang menyimpang dari yang diharapkan atau dari normal bagi klien. Hubungkan temuan dengan dua pengkajian sebelumnya bila tersedia. Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.

Proses Keperawatan; Perawatan Gips Kontinu PENGKAJIAN. Lakukkan pengkajian head-to-toe secara umum kepada klien. Tentukan apakah klien memiliki penyakit atau kondisi yang menjadi predisposisi penyembuhan luka yang buruk atau menimbulkan risiko tambahan terjadinya komplikasi gips (misalnya diabetes, gangguan imun, gangguan status mental, atau penyakit vaskuler perifer).

PERENCANAAN Pendelegasian Perawatan klien dengan gips yang stabil dapat didelegasikan kepada UAP. Status gips diobservasi selama perawatan biasa dan dapat dicatat oleh tenaga kesehatan selain perawat. Akan tetapi, pengkajian tentang komplikasi pemasangan gips memerlukan keahlian perawat. Temuan abnormal yang didapatkan oleh UAP harus divalidasi dan diinterpretasikan oleh perawat.

IMPLEMENTASI TEKNIK 31-2 PERAWATAN GIPS KONTINU Perlengkapan Bantal untuk menyangga area yang terpasang gips. Persiapan Tinjau catatan klien untuk menentukan status gips dan ekstremitas klien sebelumnya. Periksa catatan mengenai hasil pengkajian nyeri dan intervensi. Pelaksanaan 1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana

hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapi selanjutnya. 2. Cuci tangan anda dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai. 3. Berikan privasi klien seperti yang diindikasikan. 4. Lanjutkan mengkaji masalah klien. Kaji status neurovaskular anggota tubuh yang terpasang gips pada interval yang teratur sesuai dengan petunjuk institusi. Inspeksi kulit yang berada di dekat atau di bawah tepi gips pada saat melakukan pengkajian neurovaskuler dan/atau setiap klien berubah posisi. Cek adanya bau yang tidak sedap pada gips setiap hari. Jenis bau ini dapat mengindikasikan adanya ekskoriasi kulit karena tekanan atau adanya area infeksi yang berada di bawah gips. 5. Implementasikan tindakan untuk mencegah iritasi kulit pada tepi gips. Bersihkan sisa plester dari kulit dengan menggunakan kain lembab dan rasakan sepanjang tepi gips untuk mengecek adanya tepi yang kasar atau area yang menekan kulit klien. Pada saat gips plaster mengering, potongan kecil plaster sering jatuh dari tepi yang kasar. Bila potongan itu jatuh ke dalam gips, dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan iritasi. Bersihkan damar bahan gips sintetis dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan alkohol, aseton, atau pembersih cat kuku. Cek petunjuk pabrik. Bila terah kering, tutupi setiap tepi yang kasar dan lindungi area gips yang mungkin kontak dengan urine. Bentuk tepi gips seperti daun bunga dengan menggunakan potongan kecil plester antiair sebagai berikut: a. Gunting beberapa plester berperekat dengan lebar 2,5 cm, dan panjang 5-7,5 cm, kemudian potong melengkung seluruh ujung setiap potongan plester. Ujung yang persegi atau tajam akan cenderung menggulung. b. Masukkan satu ujung setiap plester sejauh mungkin ke dalam gips, dan tarik ujung yang lain keluar menutupi tepi gips. c. Tekan bentuk daun bunga tersebut dengan kuat pada plaster. d. Sedikit tumpuk bentuk daun bunga berikutnya diatas plester daun bunga sebelumnya. Lakukan berturut-turut. 6. Berikan perawatan kulit pada seluruh area yang mudah mengalami penekanan. Periksa seluruh area yang mudah tertekan dan kerusakan kulit minimal setiap 4 jam. Untuk klien yang memiliki kulit sensitif atau yang kemungkinan mengalami masalah kulit, berikan perawatan setiap 2 jam pada siang hari dan 3 jam pada malam hari.

a. Jangkauan area dibawah tepi gips sejauh mungkin dan masase area tersebut. b. Berikan juga perawatan kulit yang tidak berada dibawah gips (mis: sakrum, tumit, pergelangan tangan, pergelangan kaki, siku, dan kaki). Area tersebut adalah area yang berkemungkinan mengalami penekanan bila klien menjalani tirah baring. 7. Pertahankan gips agar tetap bersih dan kering. Gips Plaster Letakkan kain alas atau handuk diatas gips tumbuh untuk menampung tumpahan. Bila tumpahan tersebut membasahi gips, biarkan area tersebut kering oleh udara. Gunakan pispot fraktur untuk klien yang terpasang gips tungkai panjang, gips spika pinggul, atau gips tubuh. Ujung datar pispotdiletakkan secara benar di bawah bokong klien untuk memperkecil kemungkinan tumpah dan meminimalkan usaha mengangkat yang dilakukan oleh klien dan/atau perawat. Sebelum memasang pispot, pasang plastik atau bahan antiair lainnya disekitar bagian atas gips tungkai panjang atau disekitar potongan perineum. Untuk potongan perineum, bentuklah plastik tersebut seperti corong dan masukkan salah satu ujungnya ke dalam pispot. Angkat plastik bila eliminasi telah selesai. Bila tetap terpasang, bahan antiair tersebut membuat tepi gips tidak dapat dilewati udara dan mencegah evaporasi keringat, yang mengiritasi kulit. Untuk klien yang terpasang gips tungkai panjang, tetap sangga gips dengan bantal saat klien berada berada di atas pispot. Bila gips menjuntai, urine dapat mengalir di gips. Untuk klien yang terpasang gips spika pinggul, sangga kedua ekstremitas dan punggung diatas bantal sehingga sama tingginya dengan bokong. Tindakan ini mencegah urine mengalir ke gips. Ketika mengangkat pispot, pegang pispot dengan kencang sementara klien miring atau mengangkat bokong. Tindakan ini mencegah isi pispot menetes atau tumpah. Setelah mengangkat pispot, bersihkan dan keringkan area perineum secara seksama.

Gips Sintetis Cuci area yang kotor menggunakan air hangat dan sabun lembut. Bilas sabun dari gips secara seksama.

Keringkan secara seksama untuk mencegah maaserasi dan ulkus kulit di bawah gips. Bila gips dicelubkan ke dalam air, keringkan gips dan bantalan dibawahnya serta stocknitte dengan seksama. Pertama, keringkan air yang berlebih dari gips dengan handuk. Kemudian, gunakan pengering dengan pengaturan sejuk atau hangat, arahkan aliran udara dengan gerakan menyapu di atas bagian eksterior gips sekitar1 jam atau sampai klien tidak lagi merasakan sensasi basah lembab seperti yang dirasakan pada baju mandi basah. Prosedur pengeringan ini esensial untuk mencegah maserasi dan ulkus kulit. 8. Atur dan ubah posisi klien agar berada dalam kesejajaran yang benar untuk mencegah terbentuknya area penekanan. Letakkan bantal dengan cara tertentu sehingga: a. Bagian tubuh yang menekan tepi gips sedikit mungkin. b. Jari kaki, tumit, siku dan sebagainya, terlindungi dari tekanan pada permukaan tempat tidur. c. Kesejajaran tubuh dipertahankan. Rencanakan dan implementasikan jadwal perubahan posisi yang mencakup semua posisi yang mungkin digunakan. Pengaturan posisi mencegah terjadinya area penekanan. Umumnya, klien dapat ditempatkan pada posisi miring, sprone, dan spine kecuali prosedur pembedahan atau faktor lain mengkontraindikasikannya. Pasang trapeze pada bingkai balkan untuk membantu klien bergerak. Ubah posisi klien dengan terpasang gips besar atau klien yang tidak mampu berubah posisi sendiri minimal setiap 4 jam. Bila klien berisiko mengalami kerusakan kulit, ubah posisi setiap 1-3 jam sesuai keperluan. Bila akan mengubah posisi klien yang terpasang gips tungkai panjang ke sisi yang tidak sakit, letakkan bantal diantara tungkai untuk menyangga gips. Minta bantuan minimal tiga orang untuk mengubah posisi klien yang terpasang gips spika pinggul lembab. Bila gips kering, orang tersebut biasanya dapat berubah posisi dengan bantuan satu orang perawat. Untuk mengubah posisi klien dari posisi supine ke posisi prone, ikuti langkhlangkah berikut ini: a. Ambil bantal penyangga hanya bila asisten menyangga gips. b. Gerakan klien ke salah satu sisi tempat tidur. c. Minta klien untuk meletakkan lengannya di atas kepala atau di sepanjang sisi tubuh.

d. Minta dua asisten untuk pindah ke sisi lain tempat tidur sementara anda tetap di sisi semula untuk menjaga keamanan klien yang berada di tepi tempat tidur. e. Latakkan bantal disepanjang permukaan tempat tidur untuk tempat gips saat klien berubah posisi. f. Gulingkan klien ke arah kedua asisten menuju bantal yang telah dipersiapkan sebelumnya. g. Atur bantal sesuai keperluan sehingga memberikan sanggaan yang baik dan rasa nyaman, serta mencegah area penekanan. 9. Anjurkan untuk melakukan latihan rentang pergerakan sendi dan latihan isometrik. Kecuali dikontraindikasikan, anjurkan latihan rentang pergerakan sendi aktif pada semua sendi di ekstremitas yang tidak terpasang gips, juga pada sendi di bagian proksimal dan distal gips. Bila latihan aktif di kontraindikasikan, implementasikan latihan aktif-bantuan atau latihan pasif, bergantung pada kemampuan dan ketidakmampuan klien. Latihan membantu mencegah kekakuan sendi dan atrofi otot. Anjurkan klien untuk menggerakkan jari kaki dan/atau jari tangan ekstremitas yang terpasang gips sesering mungkin. Menggerakkan ekstremitas tersebut dapat meningkatkan sirkulasi perifer dan mengurangi pembengkakan serta nyeri. Ajarkan latihan isometrik (pengaturan otot) untuk ekstremitas yang terpasang gips. Latihan isometrik akan meminimalkan atrofi otot pada anggota tubuh yang terpasang gips. a. Ajarkan latihan isometrik pada anggota tubuh klien yang tidak terpasang gips sebelum klien menerapkannya pada anggota tubuh yang terpasang gips. b. Demonstrasikan palpasi otot saat klien melakukan latihan. Palpasi dapat membuat klien merasakan perubahan yang terjadi saat kontraksi dan relaksasi otot. 10. Berikan penyuluhan kepada klien untuk meningkatkan perawatan diri, kenyamanan, dan keamanan. Ajarkan kepada klien yang imobilisasi di tempat tidur dengan gips tubuh yang besar cara untuk miring dan bergerak secara aman dengan menggunakan trapeze, pagar tempat tidur, dan alat bantu lainnya. Ajarkan kepada klien yang terpasang gips tungkai tentang cara berjalan secara efektif dengan menggunakan kruk. Ajarkan kepada klien yang terpasang gips lengan tentang cara memasang mitela.

Ajarkan kepada klien mengenai cara mengatasi gatal yang dirasakan dibawah gips dengan aman. Larang klien menggunakan benda panjang yang tajam untuk menggaruk area di bawah gips. Benda tersebut dapat merusak kulit dan menyebabkan infeksi, karena bakteri berkembang pada lingkungan yang hangat, gelap dan lembab di bawah gips. Bila proses penyembuhan telah selesai dan gips telah diangkat, kulit yang sebelumnya terpasang gips biasanya menjadi kering, pecah-pecah, dan berkrusta, karena lapisan kulit mati telah terakumulasi. Ajarkan klien tentang cara membersihkan debris secara perlahan dan bertahap. a. Oleskan minyak (mis., minyak mineral, zaitun, atau minyak bayi). b. Rendam kulit dalam air hangat dan keringkan. c. Peringatkan klien untuk tidak menggosok area tersebut terlalu keras. Menggosok terlalu keras dapat mengakibatkan perdarahan atau ekskoriasi. d. Ulangi langkah a dan b selama beberapa hari pembersihan eksudat kulit secara bertahap akan mencegah terjadinya iritasi kulit. 11. Dokumentasikan temuan pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yang disertai dengan catatan narasi bila perlu. Catat setiap pengkajian (apakah ada atau tidak ada masalah). Contoh dokumentasi meliputi: Jari kaki teraba hangat, warna merah muda, Uji pemacutan bagus, Jari kaki mudah digerakkan; menyatakan tidak ada mati rasa atau kesemutan; menyatakan tungkai nyeri, catat pengkajian fungsi saraf yang khusus seperti Ibu jari kanan dapat hiperekstensi, sensasi terasa pada sela antara ibu jari kanan dan jari telunjuk.

Anda mungkin juga menyukai