Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep kematian pasien dengan menjelang ajal?
2. Bagaimana proses kematian dan tugas perawat dalam setiap tahap?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien menjelang ajal?

BAB II
TINJAUAN TEORI

Kematian secara etimologi berarti keadaan mati atau kematian. Secara defenitif kematian adalah
terhentinya fungsi jantung & paru2 secara menetap, atau terhentinya kerja otak secara
permanen.
A. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian
1. Kematian yg pasti dgn waktu yg diketahui → adanya perubahan yg cepat dari fase
akut ke kronik
2. Kematian yg pasti dgn waktu tdk bisa diketahui → biasanya terjadi pd kondisi
penyakit yg kronik
3. Kematian yg belum pasti kemungkinan sembuh blm pasti → biasanya terjadi pd
pasien dgn operasi radikal karena adanya kanker
4. Kemungkinan mati & sembuh yg tdk tentu → pd pasien dgn sakit kronik & telah
b’jalan lama

B. Tanda2 Klinis Menjelang kematian


a. Penurunan Tonus Otot
 Gerakan ekstremitas berangsur-angsur menghilang khususnya pd kaki & ujung kaki
 Sulit berbicara
 Tubuh semakin lemah, refleks gerakan menurun
 Aktivitas seluruh pencernaan menurun
 Otot rahang & muka mengendur, rahang bawah cenderung turun
 Mata sedikit terbuka
b. sirkulasi melemah
 Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan & ujung hidung pasien terasa dingin &
lembab
 Kulit ekstremitas & ujung hidung tampak kebiruan, kelabu atau pucat
 Nadi mulai tdk teratur, lemah & cepat
 Tekanan darah menurun
 Peredaran darah perifer berhenti
c. kegagalan fungsi motoric
 Sensasi nyeri menurun atau hilang
 Pandangan mata kabur/berkabut
 Kemampuan indera berangsur-angsur menurun
 Sensasi panas, lapar, dingin, & tajam menurun
d. Penurunan/kegagalan fungsi pernapasan
 Mengorok / bunyi napas terdengar kasar
 Pernapasan tdk teratur & mll mulut
 Pernapasan cheyne stokes

C. Tanda-tanda kematian
1. Saat Kematian
a. Tdk berfungsinya organ vital (jantung, paru & otak) TTV menurun / tdk ada
b. Hilangnya respon trhd stimulasi eksternal
c. Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih & rectum
d. Peredaran darah terhambat  ujung hidung dingin
e. Hilangnya kemampuan pancaindra ; kcl pendengaran (Steven,dkk.2000)
f. Adanya garis datar pd mesin elektroensefalografi
g. Menunjukan t’hentinya aktivitas listrik otak utk penilaian pasti suatu kematian
2. Setelah Kematian
a. Rigor mortis (kaku)
Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian
b. Algor Mortis (dingin)
Suhu tubuh perlahan2 turun
c. Livor Mortis (post-mortem decomposition)
Perubahan warna kulit pd daerah yg tertekan

D. Indikasi kematian menurut World Medical Assembly (1986)


a. Tdk ada respon t’hadap rangsangan dari luar secara total
b. Tdk adanya gerak dari otot khususnya pernafasan
c. Tdk ada refleks
d. Gambaran mendatar pada EKG

E. Bantuan yang Dapat diberikan pd pasien menjelang ajal


a. Bantuan untuk kebutuhan fisiologis
 Kebersihan diri
 Mengontrol rasa sakit
 M’bebaskan jalan napas
 Bergerak
 Nutrisi
 Eliminasi
 Perubahan sensori  perawat & keluarga mengurangi nada pembicaran

b. Bantuan untuk kebutuhan sosial


 Menanyakan siapa2 saja yg ingin didatangkan utk bertemu dgn klien &
didiskusikan dgn keluarganya
 Menggali perasaan2 klien s/d dgn sakitnya
 Menjaga penampilan klien pd saat2 menerima kunjungan2 teman2 t’dekatnya
personal hygiene
 Meminta saudara/teman2nya utk sering mengunjungi & mengajak org lain

c. Bantuan untuk kebutuhan psikologis dan spiritual


 Menanyakan kepada klien ttg harapan2 hidupnya & rencana2 klien selanjutnya
menjelang ajal
 Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam hal untuk
memenuhi kebutuhan spiritual
 Membantu & mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebatas
kemampuannya

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. ILUSTRASI KASUS

B. PENGKAJIAN
I. Data Demografi
a) Biodata klien
1. Nama : Ny. S
2. Usia : 77 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Bahasa Dominan : Jawa
5. Status Perkawinan : Menikah
6. Alamat : Cangkringan, Sleman
7. Tanggal Masuk : 20 Juni 2017
8. Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2017
9. Ruang Rawat : Mawar 2
10. Nomor Rekam Medik : 156897
11. Diagnosa Medis : Gagal ginjal
12. Riwayat Alergi :-
b) Penanggungjawab
1. Nama :Tn. A
2. Usia : 50 tahun
3. JenisKelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Hubungan dengan klien : Anak
II. Keluhan Utama
Klien mengeluh merasa tidak tenang dan cemas. Klien merasakan nyeri di bagian pinggang dan
klien merasa lemas.
III. Penampilan Umum Dan Perilaku Motorik
1. Fisik
a. Berat Badan : 66 kg
b. Tinggi badan : 155 cm
c. Tanda-tanda vital :
TD: 100/70mmhg,
RR: 16x/menit,
Nd: 40x/menit,
T: 37,50C
2. Aspek Fisik dan biologis
a. pernapasan : Respirasi irregular, pernafasan cheyne stokes, mengorok
b. Eliminasi : Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltic, retensi urin,
inkopntinensia urin terjadi akibat penurunan kesadaran dan kondisi penyakit
c. Nutrisi dan Cairan : Asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic menurun, distensi
abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kering dan membengkak,
mual, muntah.
d. suhu : suhu tinggi, ekstremitas dingin.
e. Sensorik : Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang, sulit bicara, pendengaran
menurun, kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran berkurang, sensasi
menurun.
f. Masalah Psikologis : klien mudah marah dan putus asa, membatasi diri dalam
komunikasi dengan orang lain.
g. Sosial-Spiritual : Klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal.
Klien takut akan perpisahan dan kesepian

C. Diagnosis Keperawatan
1. Ansietas (ketakutan individu, keluarga) yang berhubungan diperkirakan dengan situasi yang
tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negatif pada gaya hidup.
2. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi ancaman
kematian.

D. Intervensi.
1. Diagnosa I :
Ansietas (ketakutan individu, keluarga) yang berhubungan diperkirakan dengan situasi yang
tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negatif pada pada gaya hidup.
Tujuan :
Kecemasan pasien dan atau keluarga akan berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
Klien atau keluarga akan :
1) Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan.
2) Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab, peran dan gaya
hidup.
Intervensi :
1. Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya.

 Berikan kepastian dan kenyamanan.


 Tunjukkan perasaan tentang pemahaman dan empati, jangan menghindari pertanyaan.
 Dorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan permasalahan yang berhubungan
dengan pengobatannya.
 Identifikasi dan dukung mekanisme koping efektif Klien yang cemas mempunpunyai
penyempitan lapang persepsi denagn penurunan kemampuan untuk belajar.
Rasional :
Ansietas cenderung untuk memperburuk masalah. Menjebak klien pada lingkaran peningkatan
ansietas tegang, emosional dan nyeri fisik.
2. Kaji tingkat ansietas klien :
 rencanakan penyuluhan bila tingkatnya rendah atau sedang.
Rasional:
Beberapa rasa takut didasari oleh informasi yang tidak akurat dan dapat dihilangkan denga
memberikan informasi akurat. Klien dengan ansietas berat atau parah tidak menyerap pelajaran.
3. Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-ketakutan mereka.
Rasional :
Pengungkapan memungkinkan untuk saling berbagi dan memberiakn kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang tidak benar.
4) Berikan klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping positif.
Rasional :
Menghargai klien untuk koping efektif dapat menguatkan renson koping positif yang akan
datang.

2. Diagnosa 2 :
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system pendukung
keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian.
Tujuan :
Tidak terjadi distres spiritual pada pasien dan keluarga.
Kriteria Hasil :
Klien dan keluarga mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya yaitu dapat melakukan sholat
dalam keadaan sakit.
Intervensi :
1. Gali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktek atau ritual keagamaan atau
spiritual yang diinginkan bila yang memberi kesemptan pada klien untuk melakukannya.
Rasional:
Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi pada do’a atau praktek spiritual lainnya, praktek ini
dapat memberikan arti dan tujuan dan dapat menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan.
2. Ekspesikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan dan praktik
religius atau spiritual klien.
Rasional:
Menunjukkan sikap tak menilai dapat membantu mengurangi kesulitan klien dalam
mengekspresikan keyakinan dan prakteknya.
3. Berikan privasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai kebutuhan klien dapat
dilaksanakan.
Rasional:
Privasi dan ketenangan memberikan lingkungan yang memudahkan refresi dan perenungan.
4. Bila anda menginginkan tawarkan untuk berdo’a bersama klien lainnya atau membaca buku
keagamaan.
Rasional:
Perawat meskipun yang tidak menganut agama atau keyakinan yang sama dengan klien dapat
membantu klien memenuhi kebutuhan spritualnya.
5. Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin religius atau rohaniwan rumah sakit untuk
mengatur kunjungan. Jelaskan ketidak setiaan pelayanan (kapel dan injil RS).
Rasional:
Tindakan ini dapat membantu klien mempertahankan ikatan spiritual dan mempraktikkan
ritual yang penting .

Anda mungkin juga menyukai