Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DEFISIT PERAWATAN DIRI


DI RUANG KENARI RSJ MENUR SURABAYA

Di susun oleh:

KELOMPOK 1

Andrian heldy wira

Erlangga alviza firdaus

Maria ines azi goo

Gilang eko bayu sadewo

Gilang prasetyo

Nafi’atul amanah

Nanda wikrama putri

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTASKESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

1
KEDIRI

2021

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RUANG KENARI RSJ MENUR

Surabaya,..... Desember 2021

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

_________________________ _________________________

2
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RUANG KENARI RSJ MENUR
Kamis, 30 Desember 2021

A. Latar Belakang

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai


keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan
tanpa penyakit atau kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai
suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit.
Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi
tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif, dalam kehidupan sehari-
hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri. Tidak ada
satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita dapat menyimpulkan
kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku seseorang dapat di
lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada nilai dan
keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008).

3
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kesetabilan emosional (Sheila,
2008).
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku
yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan
adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri,
disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008)
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang
berhubungan dengan gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit
Perawatan Diri (Personal Hygiene). Kurang perawatan diri pada klien dengan
gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kerusakan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (kegiatan hidup
sendiri). Defisit Perawatan Diri merupakan akibat dari ketidak mampuan
seseorang dalam perawatan dirinya karena lupa akan caranya maupun ketidak
tahuan dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara
mandiri, dan toileting secara mandiri.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,berhias secara
mandiri,dan toileting, buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti, 2008).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawtan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting.
(Herdman, 2012).
Personal Hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor diantaranya : budaya,
nilai sosial pada individu, atau kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri,
serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat, 2006).

4
B. Landasan teori

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu


dengan yang lainnya serta mempunyai norma yang sama.Fungsi kelompok
secara umum ;

1 Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman

2 Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang


lain

3 Merupakan proses menerima umpan balik

Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam


menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat
dukungan, pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak positif
dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui
terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok
adalah orientasi realita. Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok telah
dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian
terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi aktivitas
kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah
serta dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1 Mendapat dukungan (support)
2 Pendidikan
3 Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama
berada dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat
menggunakan kelompom untuk mendorong individu mengungkapkan masalah
dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok. Pada saat ini perawat
dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Defisit Perawatan Diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secraa mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara

5
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau nafas, dan
penampilan tidak rapi. Defisit perawatam diri merupakan salah satu masalah
yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering
mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala
perilaku negative dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat.
C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya


kebersihan diri dan perawatan diri secara maksimal.

b. Tujuan Khusus

1) Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

2) Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

3) Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.

4) Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting


sendiri.

D. Sesi yang digunakan

1) Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi


2) Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas
3) Sesi I C : Kebersihan Diri : Menyikat gigi
4) Sesi I D : Kebersihan Diri : Perawatan kuku
5) Sesi II A : Berdandan : Berpakaian rapi
6) Sesi II B : Tata cara buang air besar
7) Sesi II C : Tata cara buang air kecil
E. Karakteristik klien

Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah:

1. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan


perawatan perawatan diri : defisit perawatan diri.

6
2. Klien yang mengikuti terapi aktifitas ini adalah tidak mengalami perilaku
agresif atau mengamuk dan dalam keadaan tenang.

3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative).

F. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur:

a) Peserta 8 orang.

b) Setting tempat sesuai dengan rencana.

c) Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan


tertib.

2. Evaluasi proses:

a) Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.

b) Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah


ditetapkan.

c) Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat


memberikan tanggapan tentang permainan dan manfaat
permainan.

d) Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.

3. Evaluasi hasil:

a) Klien mampu menyebutkan salah satu contoh manfaat perawatan


diri.

b) Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri.

c) Klien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.

d) Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan


perawatan diri.

G. Antisipasi masalah

7
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok:

a) Memanggil klien.

b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab


sapaan perawat atau klien yang lain.

2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:

a) Panggil nama klien.

b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan.

c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan


penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi.

3. Bila ada klien lain ingin ikut:

a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien


yang telah dipilih.

b) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut

c) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak


memberi peran pada permainan tersebut.

H. Pengorganisasian TAK

1. Waktu dan tempat

Jadwal kegiatan TAK : Kamis, 30 desember 2021


Waktu : 08.00
Tempat : Ruang TAK kenari RSJ Menur

2. Alokasi waktu

Perkenalan dan pengarahan : 10 menit

Terapi kelompok : 25 menit

Peutup : 10 menit

8
3. Jadwal kegiatan TAK

Waktu Kegiatan

07.30 -08.00 Persiapan

08.00-08.10 Pembukaan dan perkenalan

08.10-08.35 TAK

08.35-08.45 Evaluasi dan penutup

4. Tim TAK

Leader :
Co-Leader :
Observer :
Fasilitator :
Pasien :

5. Peran dan fungsi

1) Pemimpin (leader)

 Memimpin jalannya kegiatan

 Menyampaikan tujuan dan waktu permainan

 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan

 Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien

 Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah


dilakukan

 Memberi reinforcement positif pada klien

 Menyimpulkan kegiatan

2) Pembantu pemimpi (co-leader)

 Membantu tugas leader

 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

9
 Mengingatkan leader tentang kegiatan

 Bersama leader menjadi contoh kegiatan

3) Observer

 Mengobservasi jalannya acara

 Mencatat jumlah klien yang hadir

 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan


berlangsung

 Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien

 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain

 Membuat laporan hasil kegiatan

4) Fasilitator

 Memfasilitasi jalannya kegiatan

 Memfasilitasi klien yang kurang aktif

 Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara

Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar


kelompok

10
6. Seting

keterangan:

leader:

co leader:

fasilitator:

observer:

klien:

11
I. Proses pelaksanaan TAK

 Sesi I A : Kebersihan Diri : Mandi

1 Tujuan:

 Klien memahami pentingnya mandi

 Klien memahami cara mandi yang baik

 Klien mampu mandi dengan baik

2 Kriteria Anggota

Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas


Kelompok ini adalah:

 Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan


perawatan diri: defisit perawatan diri

 Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami


perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

 Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative)

3 Nama Klien dan ruangan

Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 3 orang.


Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas
kelompok ini adalah :

 Klien A

 Klien B

 Klien C

4 Alat

 Ember

 Gayung

12
 Handuk bersih

 Sabun mandi

 Air bersih

5 Metode

 Dinamika Kelompok

 Diskusi dan Tanya Jawab

 Simulasi

6 Langkah Kegiatan

1) Persiapan

Persiapan tempat : pastikan ruangan diskusi tenang dan nyaman.


Tempat praktik mandi bersih dan aman

Persiapan alat : siapkan alat selengkap mungkin

Persiapan klien :

- Pilih klien sesuai dengan indikasi terapi

- Buat kontrak kegiatan, waktu dan tempat

- Jelaskan manfaat TAK

- Jelaskan peraturan yang harus dipatuhi oleh klien :

- Ikut kegiatan sampai tuntas

- Bila ingin keluar dari ruangan angkat tangan

- Bekerja sama dengan kelompok

2) Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan:

- Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.

- Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

13
- Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu yang
dibutuhkan, dan tempat kegiatan

3) Tahap Kerja

- Tanyakan pentingnya mandi pada klien. Beri kesempatan


semua peserta menjawab. Jika ada klien yang pasif, Tanya
langsung kepada klien tersebut.

- Buat rangkuman pendapat klien yang benar tentang


manfaat mandi yang benar. Tambahkan informasi jika
rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang.

Manfaat mandi :
 Membersihkan kotoran untuk mencegah infeksi kulit dan gatal-
gatal
 Menghilangkan bau badan
 Meningkatkan penampilan diri
- Diskusikan alat-alat mandi. Beri kesempatan kepada
setiap klien untuk menjelaskan alat-alat yang sering
digunakan untuk mandi.

- Buat rangkuman alat-alat mandi, tunjukkan alat-alat


tersebut

Alat/bahan mandi :
 Ember
 Gayung
 Handuk bersih
 Sabun mandi
 Air bersih
- Diskusikan tahapan mandi yang benar. Beri kesempatan
klien menjelaskan cara mandi. Beri pujian pendapat klien
yang benar. Bila ada pendapat klien yang salah, lakukan
koreksi dengan meminta pendapat klien yang lain.

14
- Buat rangkuman cara mandi yang benar dari pendapat
klien dan tambahkan informasi jika kurang.

- Lakukan demonstrasi mandi yang benar. Bila tidak


memungkinkan lakukan simulasi saja dengan
menggunakan alat dan bahan yang sudah disediakan

Cara mandi :
 Basahi seluruh permukaan tubuh dengan air yang tersedia
 Ambil sabun, gosokkan ke permukaan tubuh mulai dari permukaan
yang dianggap paling bbersih ke permukaan yang paling kotor :
badan dari anggota badan, wajah, baru kemudian daerah perineal dan
area seputar kelamin.
 Bilas dengan air hingga sisa sabun hilang di seluruh permukaan
tubuh dan permukaan kulit terasa kesat
 Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih
- Berikan pujian untuk peragaan yang telah dilakukan,
koreksi jika ada tahapan yang kurang tepat.

4) Tahap Terminasi

- Evaluasi

Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah


peragaan atau praktik manndi

Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan


kembali tentang; manfaat mandi, alat dan bahan mandi,
cara mandi

- Rencana Tindak Lanjut

Anjurkan klien mandi dengan cara mandi yang telah


dilatih sebanyak 2x per hari (pagi dan sore hari)

- Kontrak yang akan dating

Buat kontrak berikut: belajar keramas. Waktu pelaksanaan


dan tempat pelaksanaan kegiatan.

15
Evaluasi dan Dokumentasi
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Menyebutkan
manfaat mandi
2. Menjelaskan alat
dan bahan mandi
3. Menjelaskan
tahapan mandi
4. Memperagakan
mandi dengan tepat
Komitmen mandi
2x per hari
Jumlah
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsure kemampuan tercapai

 Sesi I B : Kebersihan Diri : Keramas

1 Tujuan

 Klien memahami pentingnya mandi

 Klien memahami cara mandi yang baik

 Klien mampu mandi dengan baik

2 Setting

 Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar

 Demonstrasi/stimulasi : di kamar mandi

16
3 Alat

 Shampoo

 Ember

 Gayung mandi

 Air bersih

 Handuk bersih

4 Metode

 Diskusi

 Tanya jawab

 Simulasi

5 Langkah Kegiatan

1) Persiapan

Persiapan klien: pilih klien sesuai dengan indikasi

Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat

Persiapan tempat dan setting tempat

Tempat diskusi : siapkan kursi atau tikar

Tempat peragaan : kamar mandi bersih dan alat yang digunakan


tersedia

2) Orientasi

- Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.

- Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

- Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah latihan


keramas yang benar, waktunya 1 jam, dan tempat di
ruang diskusi dan kamar mandi untuk praktik

17
3) Tahap Kerja

- Diskusikan manfaat keramas pada klien. Beri kesempatan


semua peserta menjawab. Jika ada klien yang tidak bisa
menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.

- Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat keramas


yang benar. Tambahkan informasi jika rangkuman
pendapat klien masih ada yang kurang.

Manfaat keramas:
 Mencegah gatal
 Mencegah infeksi/kutu kulit kepala
 Menghilangkan bau rambut
 Meningkatkan penampilan diri
- Diskusikan alat-alat untuk keramas. Upayakan setiap
klien untuk menyampaikan pendapatnya.

- Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang


ditambahkan oleh perawat

- Diskusikan alat dan bahan untuk keramas

Alat/bahan keramas:
 Shampoo
 Ember
 Gayung mandi
 Air bersih
 Handuk bersih
- Diskusikan tahapan keramas yang benar. Beri kesempatan
klien menjelaskan cara keramas. Beri pujian pendapat
klien yang benar. Bila ada pendapat klien yang salah,
lakukan koreksi dengan meminta pendapat klien yang
lain.

18
- Buat rangkuman cara keramas yang benar dari pendapat
klien dan tambahkan informasi jika kurang.

Cara keramas:
 Siapkan alat
 Basahi rambut sampai merata.
 Ambil sampo secukupnya, gosokkan merata diseluruh permukaan
kepala
 Bilas dengan air sampai tidak ada sisa shampo
 Keringkan dengan menggunakan handuk yang bersih
- Ajak klien ke kamar mandi. Peragakan cara keramas tiap
tahap demi tahap. Minta salah satu klien menjadi peraga.
Sementara klien yang lain mengamati.

- Minta semua klien lain melakukan keramas bersama-sama

- Beri pujian untuk kemajuan klien.

4) Tahap terminasi

- Evaluasi

Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah


melakukan peragaan atau praktik keramas

Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan


kembali tentang; manfaat keramas, alat dan bahan
keramas, cara keramas.

- Rencana Tindak Lanjut

Anjurkan klien mandi dengan cara keramas yang telah


dilatih sebanyak 2x per seminggu

- Kontrak yang akan dating

- Buat kontrak berikut: buat kesepakatan dengan klien


kegiatan berikutnya yaitu TAK SP DPD: makan dan
minum. Kapan akan dilaksanakan dan bertempat dimana.

19
Evaluasi dan dokumentasi
Lakukan evaluasi kemampuan masing-masing klien dnegan mengisi format
berikut ini. Klien dikategorikan mampu jika semua kemampuan dapat
dilakukan oleh klien. Jika salah satu atau lebih kemampuan tidak bisa
dicapai harus distimulasi hingga mampu. Jika belum mampu juga klien
dirujuk ke perawat penanggung jawabnya untuk dilatih secara individual.
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Menjelaskan
manfaat keramas
2. Menyebutkan alat
dan bahan
keramas
3. Menjelaskan
tahapan keramas
4. Memperagakan
keramas dengan
tepat
5. Komitmen
melakukan
keramas 2x per
minggu
Jumlah
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsure kemampuan tercapai

 Sesi I C : Kebersihan Diri : Menyikat Gigi


a. Tujuan
 Klien memahami manfaat menyikat gigi
 Klien memahami alat dan bahan untuk menyikat gigi
 Klien mampu melakukan menyikat gigi dengan benar
b. Setting

20
 Diskusi: perawat dan klien duduk melingkar
 Demonstrasi/stimulasi: berdiri di wastafel

c. Alat
 Sikat gigi
 Pasta gigi
 Gelas plastic besar/gayung
 Air bersih satu gelas
 Handuk kecil bersih
d. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Persiapan klien :
Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien.
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat
Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat
peragaan (diwastafel atau kamar mandi)
2. Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah latihan menyikat gigi
yang benar, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi dan dekat
wastafel/kamar mandi untuk praktik
3. Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat menyikat gigi pada klien. Tanyakan kepada semua
klien secara bergantian tentang manfaat menyikat gigi. Jika ada klien
yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.

21
 Buat rangkuman pendapat klien tentang menyikat gigi. Tambahkan
informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar
Manfaat menyikat gigi:
 Mencegah kerusakan gigi dan infeksi gusiatal
 Menghilangkan bau mulut
 Meningkatkan penampilan diri

 Diskusikan alat-alat untuk menyikat gigi. Upayakan setiap klien untuk


menyampaikan pendapatnya.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat
Alat/bahan menyikat gigi:
 Sikat gigi
 Pasta gigi
 Gelas plastic besar/gayung
 Air bersih satu gelas
 Handuk kecil bersih
 Diskusikan tahapan menyikat gigi yang benar. Beri kesempatan klien
menjelaskan cara menyikat gigi.
 Buat rangkuman jawaban klien tentang cara menyikat gigi yang benar.
Cara menyikat gigi:
 Siapkan alat
 Kumur-kumur
 Ambil sikat gigi, oleskan pasta gigi sebesar biji jagung.
 Gosok gigi minimal 8x gosokan di masing-masing sisi gigi
 Kumur secukupnya
 Bersihkan sikat gigi
 Peragakan cara menyikat gigi yang benar. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara menyikat gigi.
 Beri pujian untuk kemajuan klien.
4. Tahap terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar menyikat gigi
dan setelah mencoba menyikat gigi

22
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang;
manfaat menyikat gigi, alat dan bahan menyikat gigi, cara menyikat gigi.
 Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk menyikat gigi minimal 2x sehari, yaitu setelah
makan pagi dan sebelum tidur malam.

 Evaluasi dan dokumentasi


Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Menjelaskan
manfaat gosok
gigi
2. Menyebutkan alat
dan bahan gosok
gigi
3. Menjelaskan
tahapan gosok
gigi
4. Memperagakan
gosok gigi dengan
tepat
5. Komitmen
melakukan gosok
gigi 2x sehari
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

 Sesi I D : Kebersihan Diri : Perawatan Kuku


a. Tujuan
 Klien memahami manfaat perawatan kuku
 Klien memahami cara perawatan kuku

23
b. Setting
Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar
c. Alat
 Gunting kuku
 Tisu
 Bengkok
 Air bersih, lebih bagus apabila air hangat
 Sabun cuci tangan (sabun mandi)
d. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Persiapan klien :
Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien.
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat
Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat
peragaan
2. Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah perawatan kuku,
waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi.
3. Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat perawatan kuku. Tanyakan kepada semua klien
secara bergantian tentang manfaat perawatan kuku. Jika ada klien yang
tidak bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.
 Buat rangkuman pendapat klien tentang menyikat gigi. Tambahkan
informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar
Manfaat perawatan kuku:

24
 Mencegah infeksi
 Meningkatkan penampilan diri
 Diskusikan alat-alat untuk perawatan kuku. Tanyakan kepada kklien
sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat

Alat/bahan perawatan kuku:


 Gunting kuku
 Tisu
 Bengkok
 Air bersih, lebih bagus apabila air hangat
 Sabun cuci tangan (sabun mandi)
 Diskusikan tahapan perawatan kuku yang benar. Beri kesempatan klien
menjelaskan cara menyikat gigi.
 Buat rangkuman jawaban klien tentang cara perawatan kuku yang benar.
Cara perawatan kuku:
 Siapkan alat
 Rendam kuku di air hangat selama ±10 menit, keringkan
menggunakan tisu
 Potong kuku sampai bersih
 Cuci tangan menggunakan sabun di wastafel atau air mengalir
 Keringkan dengan menggunakan tisu
 Peragakan cara perawatan kuku yang benar. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara menyikat gigi.
 Beri pujian untuk kemajuan klien.
4. Tahap terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar perawatan
kuku dan setelah mencoba perawatan kuku
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang;
manfaat perawatan kuku, alat dan bahan perawatan kuku, cara perawatan
kuku yang benar.
 Rencana Tindak Lanjut

25
Anjurkan klien untuk perawatan kuku minimal 1x seminggu

26
Evaluasi dan dokumentasi
Aspek Yang Nama Klien
No.
Dinilai
1. Menjelaskan
manfaat
perawatan kuku
2. Menyebutkan
alat dan bahan
perawatan kuku
3. Menjelaskan
tahapan
perawatan kuku
4. Memperagakan
perawatan kuku
dengan tepat
5. Komitmen
melakukan
perawatan kuku
1x seminggu
Jumlah
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai.

27
 Sesi II A : Berdandan : Berpakaian Rapi
a. Tujuan
 Klien memahami manfaat berpakaian rapi
 Klien mampu mengelola pakaian bekas pakai
 Klien mampu memilih pakaian yang seusai
 Klien mampu menggunakan pakaian yang sesuai
b. Setting
Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar
c. Alat
 Satu set pakaian dalam: celana dalam, kaos dalam. BH (wanita)
 Satu set pakaian luar: kemeja, celana panjang atau rok, jilbab (jika
wanita berjilbab)
 Kaca cermin

d. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Persiapan klien :
Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien.
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat
Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan
tempat peragaan
2. Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika
perlu.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

28
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berpakaian
dengan baik, waktunya 1 jam, dan tempat di ruang diskusi.
3. Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat berpakaian dengan baik. Tanyakan kepada
semua klien secara bergantian tentang manfaat berpakaian dengan
baik. Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi
hingga pasien bisa menjawab.
 Buat rangkuman pendapat klien tentang berpakaian dengan baik.
Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada
yang kurang benar.

Manfaat berpakaian dengan baik:


 Mencegah infeksi
 Meningkatkan penampilan diri
 Diskusikan alat-alat untuk berpakaian dengan baik. Tanyakan
kepada kklien sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama
ini.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh
perawat
Alat/bahan berpakaian dengan baik:
 Satu set pakaian dalam: celana dalam, kaos dalam. BH
(wanita)
 Satu set pakaian luar: kemeja, celana panjang atau rok, jilbab
(jika wanita berjilbab)
 Kaca cermin
 Diskusikan cara berpakaian dengan baik dan benar. Beri
kesempatan klien menjelaskan cara berpakaian dengan baik dan
benar.
Cara berpakaian:
Siapkan pakaian bersih
Pakai pakaian dalam
Pakai pakaian luar
Bercermin, perhatikan sudah rapi

29
Simpan pakaian kotor ditempat yang disediakan
 Peragakan cara berpakaian dengan baik. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara berpakaian dengan baik.
 Beri pujian untuk kemajuan klien.
4. Tahap terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar
berpakaian dengan baik dan setelah mencoba berpakaian dengan
baik
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali
tentang; manfaat berpakaian dengan baik, alat dan bahan peraw
berpakaian dengan baik atan kuku, cara berpakaian dengan baik.
 Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk berpakaian dengan baik minimal 2x semingg.

Evaluasi dan dokumentasi


Nama Klien
No. Aspek Yang Dinilai
1. Menjelaskan manfaat
per berpakaian dengan
baik awatan kuku
2. Menyebutkan alat dan
bahan berpakaian
dengan baik
3. Menjelaskan tahapan
berpakaian dengan
baik
4. Memperagakan
berpakaian dengan
baik
5. Komitmen melakukan
berpakaian dengan
baik 2x sehari

30
Jumlah
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

 Sesi II B : Tata Cara Buang Air Besar


a. Tujuan
 Klien memahami manfaat buang air besar (BAB) yang benar
 Klien mampu menggunakan peralatan BAB dengan tepat
 Klien mampu BAB dengan benar
b. Setting
 Diskusi di ruang diskusi, duduk melingkar
 Simulasi : di WC
c. Alat
 Ember
 Air bersih
 Gayung mandi
 Sabun
 Handuk
d. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi

e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Persiapan klien :
Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien.
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat

31
Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan
tempat peragaan
2. Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika
perlu.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah tata cara BAB,
waktunya 1 jam, dan tempat di ruang makan.
3. Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat tata cara BAB. Tanyakan kepada semua klien
secara bergantian tentang tata cara BAB. Jika ada klien yang tidak
bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.
 Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat tata cara BAB
yang baik. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien
masih ada yang kurang benar
Manfaat BAB:
 Mencegah penyakit
 Meningkatkan kenyamanan lingkungan
 Diskusikan alat-alat untuk tata cara BAB yang baik. Tanyakan
kepada klien sesuai kebiasaan klien selama ini.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh
perawat
Alat/bahan tata cara BAB yang baik:
 Ember
 Air bersih
 Gayung mandi
 Sabun
 Handuk
 Diskusikan tata cara BAB yang baik. Beri kesempatan klien
menjelaskan tata cara BAB yang baik.
 Rangkum jawaban klien tentang tata cara BAB yang baik
Tata cara BAB yang baik:

32
 Siram kloset
 Buka pakaian bawah
 Lakukan BAB
 Siram kloset sampai bersih
 Bersihkan area perineal menggunakan air dan sabun
 Keringkan menggunakan handuk
 Peragakan tata cara BAB yang baik. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan tata cara BAB yang baik.
 Beri pujian untuk kemajuan klien.
4. Tahap terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar tata
cara BAB yang baik dan setelah mencoba tata cara BAB yang
sudah dilatih.
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali
tentang; manfaat tata cara BAB, alat dan bahan tata cara BAB, dan
tata cara BAB.
 Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk BAB sesuai tata cara BAB yang sudah dilatih
sesuai kebutuhan.

Evaluasi dan dokumentasi


Nama Klien
No. Aspek Yang Dinilai
1. Menjelaskan manfaat
tata cara BAB
2. Menyebutkan alat dan
bahan tata cara BAB
3. Menjelaskan tahapan
tata cara BAB
4. Memperagakan tata
cara BAB
5. Komitmen menerapkan
tata cara BAB sesuai

33
kebutuhan
Jumlah
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

 Sesi II C : Tata Cara Buang Air Kecil


a. Tujuan
 Klien memahami manfaat buang air kecil (BAK) yang benar
 Klien mampu menggunakan peralatan BAK dengan tepat
 Klien mampu BAK dengan benar
b. Setting
 Diskusi di ruang diskusi, duduk melingkar
 Simulasi : di WC
c. Alat
 Ember
 Air bersih
 Gayung mandi
 Sabun
 Handuk
d. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi

e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Persiapan klien :
Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10 klien.
Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat

34
Persiapan tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan
tempat peragaan
2. Orientasi
 Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika
perlu.
 Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
 Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah tata cara BAK,
waktunya 1 jam, dan tempat di ruang makan.
3. Tahap Kerja
 Diskusikan manfaat tata cara BAK. Tanyakan kepada semua klien
secara bergantian tentang tata cara BAK. Jika ada klien yang tidak
bisa menjawab, beri stimulasi hingga pasien bisa menjawab.
 Buat rangkuman pendapat klien tentang manfaat tata cara BAK
yang baik. Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien
masih ada yang kurang benar
Manfaat BAK:
 Mencegah penyakit
 Meningkatkan kenyamanan lingkungan
 Diskusikan alat-alat untuk tata cara BAK yang baik. Tanyakan
kepada klien sesuai kebiasaan klien selama ini.
 Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh
perawat
Alat/bahan tata cara BAK yang baik:
 Ember
 Air bersih
 Gayung mandi
 Sabun
 Handuk
 Diskusikan tata cara BAK yang baik. Beri kesempatan klien
menjelaskan tata cara BAK yang baik.
 Rangkum jawaban klien tentang tata cara BAK yang baik
Tata cara BAK yang baik:

35
 Pergi ke WC
 Siram kloset
 Mulai BAK di kloset
 Siram kloset sampai bersih
 Bersihkan area perineal
 Keringkan menggunakan handuk
 Peragakan tata cara BAK yang baik. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan tata cara BAK yang baik.
 Beri pujian untuk kemajuan klien.
4. Tahap terminasi
 Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar tata
cara BAK yang baik dan setelah mencoba tata cara BAK yang
sudah dilatih.
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali
tentang; manfaat tata cara BAK, alat dan bahan tata cara BAK, dan
tata cara BAK.
 Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk BAK sesuai tata cara BAK yang sudah dilatih
sesuai kebutuhan.

Evaluasi dan dokumentasi

Nama Klien
No. Aspek Yang Dinilai
1. Menjelaskan manfaat
tata cara BAK
2. Menyebutkan alat dan
bahan tata cara BAK
3. Menjelaskan tahapan
tata cara BAK
4. Memperagakan tata
cara BAK
5. Komitmen menerapkan

36
tata cara BAK sesuai
kebutuhan
Jumlah
Catatan :
Beri tanda check (√) untuk kemampuan yang dapat dilakukan
Bila klien tidak mampu, stimulasi/latih sampai klien mampu
Bila klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

DAFTAR PUSTAKA

DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes.

Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan.


Jakarta: TBK.

Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta:
EGC.

Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta:


EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai