Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG KENARI

RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Disusun Oleh :

Afrahatul Muslimah (20234663006)


Adillya Yuniar Sari (20234663005)
Achmad Reza RH (20234663003)
Valda Prisma Sari (20234663072)
Sinta Purwarnasari (20234663069)
Aulia Dwi K (20234663016)
Septriana Puja P (20234663067)

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat berkat dan rahmat-Nya, rahmat-Nya, penulis penulis dapat menyelesaikan
menyelesaikan proposal Terapi Aktivitas Kelompok Defisit Perawatan Diri’ ini tepat waktu.
Penyusunan proposal ini merupakan salah satu tugas pada Program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Surabaya. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung, berupa saran, dorongan, dan bimbingan kepada penulis
dalam menyusun proposal ini baik dari segi moril dan materil.

Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua pihak untuk
perbaikan proposal ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga proposal ini
bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Surabaya, 23 November 2023

Penulis
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang dimana individu tersebut mampu
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif dan individu tersebut mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya
(Pardede, 2020).
Menurut (World Health Organization, 2019), gangguan jiwa terus meningkat
secara signifikan di setiap negara di dunia, dengan sekitar 264 juta orang menderita
depresi, 45 juta jiwa menderita gangguan bipolar, 50 juta jiwa demensia, 20 juta jiwa
skizofrenia dan psikosis lainnya. Prevelensi skizofenia telat meningkat dari 40%
menjadi 26 juta jiwa (WHO 2021).
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan
dengan gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal
Hygiene). Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
perawatan diri yang memadai, membutuhkan banyak sistem yang dapat membantu
klien memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, Orem mengidentifikasi lima metode
yang dapat mengatasi masalah kurangnya perawatan diri, yaitu bertindak untuk orang
lain, bertindak sebagai panduan untuk orang lain, membantu dalam meningkatkan
perkembangan lingkungan, mengajarkan orang lain (Orem, 1991;Prihadi & Erlando,
2019).
Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup
berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi
oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi
sosial. Defisit perawatan diri pada pasien ditandai dengan menolak melakukan
perawatan diri, tidak mampu mandi atau mengenakan pakaian, dan berhias secara
mandiri, serta minat melakukan perawatan diri kurang. Tanda yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri sangat khas dengan menjauhkan diri dari prinsip bersih atau
personal hygiene, dimana semua tanda tersebut cenderung berupa tindakan dan rasa
penolakan atau malas melakukan personal hygiene (Puspita Sari et al, 2021).
B. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang
lainnya serta mempunyai norma yang sama. Fungsi kelompok secara umum ;
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain
3. Merupakan proses menerima umpan balik

Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam menyelesaikan


masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat dukungan, pendidikan dan
meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah. Penggunaan kelompok dalam
keperawatan jiwa memberi dampak positif dampak positif dalam pencegahan,
pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui tan jiwa melalui terapi
aktivitas terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok
adalah orientasi realita. Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok telah dipergunakan
dalam praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan merupakan bagian terpenting
terpenting dalam keterampilan keterampilan teraupetik teraupetik dalam keperawatan.
Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk
menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu:

1. Mendapat dukungan ( support )


2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama berada
dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat menggunakan kelompom
untuk mendorong individu mengungkapkan masalah dan mendapat bantuan bantuan
pemecahan pemecahan masalah masalah dari kelompok. Pada saat ini, perawat dapat
menilai respon klien selama berada dalam kelompok.

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : Defisit Perawatan Diri adalah


terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah. (Keliat dan
Pawirowiyono, 2016). Kemampuan merawat diri yang dilatih terdiri dari kemampuan
dalam kebersihan diri, kemampuan dalam berdandan, kemampuan makan-minum, dan
toileting (Rusdi, 2013).

Menurut Keliat dan Pawirowiyono (2016), TAK Stimulasi persepsi deficit


perawatan diri diindikasikan untuk Klien gangguan jiwa yang mengalami Defisit
Perawatan Diri atau Risiko Defisit Perawatan Diri (pada klien yang mengalami isolasi
social atau harga diri rendah).

Defsit perawatan diri merupakan gejala dari pasien skizofernia yang dapat dikontrol
melalui terapi aktivitas kelompok. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang
dilakukan sekelompok pasien Bersama-sama dengan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh perawat spesialis jiwa atau perawata jiwa yang telah
terlatih. Terapi keompok merupakan terapi psikologis yang dilakukan secara kelompok
untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gannguan interpersonal. Beberapa
faktor yang dapat memepengaruhi terjadinya peningkatan kemampuan mengontrol
setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok okupasi hygiene merupakan pemberian
terapi okupasi dapat membantu klien menurunkan defisit perawatan diri (Agustin,
2018).

Terapi aktivitas kelompok okupasi personal hygiene merupakan cara perawatan diri
manusia untuk memelihara Kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam
kehidupan sehari- hari, kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi Kesehatan dan psikis
seseorang.terapi aktivitas keloompok okupasi personal hygiene yaitu pada pasien
dengan defisit perawatan diri untuk meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia
dalam perawatan diri secara mandiri (Agustin, 2018).

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri
dan perawatan diri secara maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.
d. Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
D. Sesi Yang Digunakan
1. Sesi I : Kebersihan diri : Mandi
2. Sesi II : Berhias diri berpakaian dan berdandan
E. Karakteristik Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah:
1. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan
perawatan perawatan diri : defisit perawatan diri.
2. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif
atau mengamuk dan dalam keadaan tenang.
3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative).
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
a. Peserta 8 orang.
b. Setting tempat sesuai dengan rencana.
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib.
2. Evaluasi proses :
a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
b. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan.
c. Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat memberikan tanggapan
tentang permainan dan manfaat permainan.
d. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.
3. Evaluasi hasil:
a. Klien mampu menyebutkan salah satu contoh manfaat perawatan diri.
b. Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri.
c. Klien mampu mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.
G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok:
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau klien yang lain.
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a. Panggil nama klien.
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan.
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu kembali lagi.
3. Bila ada klien lain ingin ikut:
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih.
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
oleh klien tersebut.
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran
pada permainan tersebut.
H. Pengorganisasian TAK
1. Waktu danTempat
Jadwal kegiatan TAK : Selasa, 28 November 2023
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Kenar RSJ Menur Surabaya
2. Alokasi Waktu
a. Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
b. Terapi kelompok (25 menit)
c. Penutup (10 menit)
3. Jadwal kegiatan TAK
08.30-09.00 Persiapan
09.00-09.10 Pembukaan dan perkenalan
09.10-09.35 TAK
09.35-09.45 Evaluasi Evaluasi dan penutup
4. Tim TAK
Leader : Septriana Puja
Co-Leader : Valda Prisma Sari
Observer : Achmad Reza RH
Fasilitator :
- Afrahatul Muslimah
- Aulia Dwi K
- Sinta Purwarnasari
- Adillya Yuniar Sari
5. Peran dan fungsi :
a. Pemimpin (leader)
- Memimpin jalannya kegiatan
- Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
- Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
- Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
- Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
- Memberi reinforcement positif pada klien
- Menyimpulkan kegiatan
b. Pembantu pemimpin (co-leader )
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader tentang kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Observer
- Mengobservasi jalannya acara
- Mencatat jumlah klien yang hadir
- Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
- Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
- Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
- Membuat laporan hasil kegiatan
d. Fasilitator
- Memfasilitasi jalannya kegiatan
- Memfasilitasi klien yang kurang aktif
- Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
- Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar
kelompok.
6. Setting
Pelaksanan dan peserta duduk bersama membentuk lingkaran
I. Proses Pelaksanaan TAK
Sesi I : Mandi : Memperkenalkan diri, menyebutkan manfaat perawatan diri dan cara
menjaga kebersihan diri
a. Tujuan
- Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap,
nama panggilan, dan asal
- Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri
- Klien mampu menjaga kebersihan diri
- Klien mampu menjadwalkan waktu untuk mandi
- Klien mampu mengetahui alat dan bahan untuk mandi
- Klien mampu mengetahui tata cara mandi

b. Setting
Diskusi : perawat dan klien duduk melingkar
c. Alat
- Handuk
- Sikat gigi dan pasta gigi
- Sabun mandi
- Shampoo
d. Metode
- Diskusi
- Tanya jawab
- Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10
klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat. Persiapan
tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan
2. Orientasi
- Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.
- Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
- Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berpakaian dengan baik,
waktunya 30 menit, dan tempat di ruang diskusi.
3. Tahap Kerja
- Diskusikan manfaat perawatatan diri (mandi) dengan baik. Tanyakan
kepada semua klien secara bergantian tentang manfaat mandi dengan baik.
Jika ada klien yang tidak bisa menjawab, menjawab, beri stimulasi stimulasi
hingga pasien bisa menjawab.
- Buat rangkuman pendapat klien tentang mandi dengan baik. Tambahkan
informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang kurang benar.
Manfaat perawatan diri (mandi) dengan baik:
- Mencegah kuman dan infeksi
- Meningkatkan kebersihan diri
- Diskusikan alat-alat untuk berpakaian dengan baik. Tanyakan kepada kklien
sesuai kebiasaan klien sesuai kebiasaan klien selama ini.
- Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat
Alat/bahan berpakaian dengan baik:
- Bak mandi
- Gayung
- Air bersih
- Handuk bersih
- Sikat gigi dan pasta gigi
- Sabun mandi
- Shampoo
- Diskusikan cara berpakaian dengan baik dan benar. Beri kesempatan klien
menjelaskan cara berpakaian dengan baik dan benar.
Cara mandi :
- Lepas semua pakaian
- Siapkan air
- Guyur anggota tubuh bagian atas hingga anggota tubuh bagian
bawah air
- Gunakan sabun untuk membersihkan anggota tubuh (gosok
anggota tubuh), kemudian guyur air hingga bersih
- Basahi rambut dan beri shampoo, kemudian guyur hingga bersih
- Siapkan sikat gigi dan pasta gigi untuk menggosok gigi
- Guyur badan mulai dari anggota tubuh bagian atas hingga
anggota tubuh bagian bawah
- Keringkan badan dengan handuk bersih
- Peragakan cara mandi dengan baik. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara berpakaian dengan baik.
- Beri pujian untuk kemajuan klien.
4. Tahap terminasi
- Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah belajar mandi dengan
baik dan setelah mencoba mandi dengan baik
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang;
manfaat mandi dengan baik, alat dan bahan mandi dengan baik, mandi
dengan baik, cara mandi dengan baik
- Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk berpakaian dengan baik minimal 2x seminggu
- Kontrak yang akan datang
Buat kontrak berikut : Berhias diri (Berpakaian dan berdandan). Waktu
pelaksanaan dan tempat pelaksanaan kegiatan
- Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
sesi I, di evaluasi sesuai kemampuan klien memperkenalkan diri secara
verbal dan nonverbal, kemampuan klien menyebutkan manfaat pentingnya
perawatan diri, cara menjaga kebersihan diri, dan akibat apabila tidak
melakukan perawatan diri dengan menggunakan formulir evaluasi.
2. Sesi II : Berhias Diri (Berpakaian Rapi dan Berdandan)
a. Tujuan
- Klien memahami manfaat berpakaian rapi dan berdandan
- Klien mampu mengelola pakaian bekas pakai
- Klien mampu menggunakan pakaian yang sesuai
- Klien memahami alat dan bahan berdandan
- Klien mampu memahami cara berdandan
b. Setting
- Diskusi : ruang diskusi yang tenang dan nyaman
- Demonstrasi: berpakaian rapi dan berdandan
c. Alat
- Satu set pakaian
- Alat rias wanita: sisir, bedak, lipstick, ikat rambut
- Alat rias pria: sisir, alat cukur kumis
- Cermin
d. Metode
- Diskusi dan tanya jawab
- Simulasi
e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan Persiapan klien : Pilih klien sesuai dengan indikasi. Jumlah 5-10
klien. Buat kontrak kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan tempat Persiapan
tempat dan setting tempat : siapkan tempat diskusi dan tempat peragaan
2. Orientasi
- Memberi salam terapeutik: salam dari terapis. Perkenalkan diri jika perlu.
- Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.
- Jelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berhias diri, waktunya 30
menit, dan tempat di ruang diskusi.
3. Tahap Kerja
- Diskusikan manfaat berpakain rapi dan berdandan. Tanyakan kepada semua
klien secara bergantian tentang manfaat berpakaian rapi dan berdandan. Jika
ada klien yang tidak bisa menjawab, beri stimulasi tidak bisa menjawab, beri
stimulasi hingga pasien bisa menjawab.
- Buat rangkuman pendapat klien tentang berpakaian rapi dan berdandan.
Tambahkan informasi jika rangkuman pendapat klien masih ada yang
kurang benar.
Manfaat berpakain rapi dan berhias diri:
- Membuat rasa nyaman
- Meningkatkan penampilan diri
- Diskusikan alat-alat untuk berhias diri. Tanyakan kepada klien sesuai
kebiasaan klien selama ini.
- Rangkum jawaban klien, bila ada yang kurang ditambahkan oleh perawat
Alat/bahan berpakaian dan berhias diri:
- Satu set pakaian bersih
- Alat rias wanita: sisir, bedak, lipstick, ikat rambut
- Alat rias pria: sisir, alat cukur kumis
- Cermin
- Diskusikan cara berhias diri yang benar. Beri kesempatan klien menjelaskan
cara berhias diri menjelaskan cara berpakaian dan berhias diri yang benar.
- Rangkum jawaban klien tentang cara berhias diri

Cara berpakaian dan berdandan wanita:

- Pakai pakaian bersih


- Pakai bedak
- Pakai lipstik
- Pakai sisir rambut dan ikat rapi

Cara berpakaian dan berdandan pria:

- Pakai pakaian bersih


- Rapikan kumis/cukur rapi
- Bersih
- Bercermin, pastikan rapi
- Peragakan cara berpakaian dan berhias diri. Minta salah satu klien
mendemonstrasikan cara berpakaian dan berhias diri.
- Beri pujian untuk kemajuan klien
4. Tahap terminasi
- Evaluasi
Evaluasi subjektif : tanyakan perasaan klien setelah mencoba berpakaian
rapi dan berhias diri
Evaluasi objektif : minta klien bergantian menyebutkan kembali tentang;
manfaat berpakaian dan berhias diri, alat dan bahan berhias diri, serta cara
berpakaian rapi dan berhias diri.
- Rencana Tindak Lanjut : Anjurkan klien untuk berpakaian rapi dan berhias
diri minimal 2x sehari setelah mandi
- Evaluasi dan dokumentasi : Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja yang menilai kemampuan klien
melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi II, di evaluasi sesuai kemampuan
klien dalam memahami manfaat berpakaian rapi dan berdandan,
kemampuan klien mengelola pakaian bekas pakai, mampu menggunakan
pakaian yang sesuai, klien mampu menyebutkan alat dan bahan berdandan
dan mengetahui cara berdandan dengan menggunakan formulir evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, I. M., Asti, A. D., & Sumarsih, T. (2018). Proses Evaluasi Penerapan Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi : Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa Di
Panti Rehabilitasi X Kabupaten Wonosobo. (18), 215–220. Retrieved from
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/issue/view/6 (Diakses tanggal 23
November 2023)

Erlando,R (2019). Terapi Kognitif Perilaku Dan Defisit Perawatan Diri: Studi Literatur. Arteri:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1 (1), 94-100. Pardede, J. A., Wulandari, Y., Anita, V., Laia,
S., Zega, R., & Siregar, S. L. (2022). Peningkatan Kemampuan dan Penurunan Gejala
Pasien Skizofrenia Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri : Studi Kasus Abstrak.
March. https://doi.org/10.31219/osf.io/4d5 eq.

Keliat,Budi Anna & Pawirowiyono, Akemat.2016,Keperawatan Jiwa : Terapi aktivitas


kelompok. Jakarta : EGC.

Puspita Sari, S., Hasanah, U., Inayati, A., & Keperawatan Dharma Wacana Metro, A. (2021).
Penerapan Personal Hygiene Terhadap Kemandirian Pasien Defisit Perawatan Diri.
Jurnal Cendikia Muda, 1(3), 372–382.

Dermawan, Deden dan Rusdi, (2013) Keperawatan Jiwa. Konsep dan kerangka kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gusyan

Anda mungkin juga menyukai