Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Konseling Rehabilitasi Klinis


.
Konseling rehabilitasi diartikan sebagai proses konseling dalam membantu
individu yang menyandang ketunaan dalam mengadaptasikan dirinya dengan
lingkungan dan membantu lingkungannya dalam menyediakan kebutuhan individu
tersebut dengan tujuan untuk beradaptasi penuh dengan segala aspek kehidupan dalam
masyarakat. Proses konseling rehabilitasi melibatkan komunikasi, penentuan tujuan,
pertumbuhan dan perubahan ke arah lebih baik. Dalam konseling rehabilitasi,
kecacatan yang dimaksud bukan hanya tentang cacat fisik, namun juga tentang
mental, perkembangan, kognitif dan emosi.

B. Konsep Model Konseling Rehabilitasi Klinis


1. Konselor Rehabilitasi
Konselor rehabilitasi adalah profesi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang khusus dalam melaksanakan kerja sama dalam suatu
hubungan profesional dengan individu penyandang cacat agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan
Konselor rehabilitasi membantu individu penyandang cacat dalam beradaptasi
dengan lingkungan, penyediaan kebutuhan dan upaya partisipasi individu di
tengah-tengah masyarakat.
2. Peran Konselor Rehabilitasi
Konselor rehabilitasi harus memiliki kemampuan berikut:
a. Mengkaji kebutuhan individu.
b. Menyediakan atau merancang layanan.
c. Mengembangkan program.
3. Sasaran Konseling Rehabilitasi Klinis
a. Physical disabilities
Orang yang mengidap kecacatan fisik sehingga mengalami gangguan
koordinasi gerak.
b. Sensory disabilities
Orang yang mengidap kecacatan sensori.

1
c. Development disabilities
Orang yang mengidap kecacatan dalam perkembangan.
d. Cognitive disabilities
Orang yang mengidap kecacatan kognitif.
e. Emosional disabilities
Orang yang mengidap kecacatan pada emosi.
f. Chronic Illness
Penderita atau mantan penderita penyakit kronis.
4. Bidang dan Ruang Lingkup Konseling Rehabilitasi
a. Bidang karier atau pekerjaan
Dalam bidang karier, ruang lingkup praktik konseling rehabilitasi yaitu:
1) Perencanaan karier
2) Penentuan sasaran
3) Perencanaan asesmen vokasional
4) Pengembangan pekerjaan
5) Jasa pelatihan keterampilan
6) Mengembangkan akomodasi pekerjaan
b. Bidang pendidikan
Dalam bidang karier, ruang lingkup praktik konseling rehabilitasi yaitu:
1) Penentuan sasaran
2) Penilaian akademis
3) Pelatihan keterampilan
4) Pendidikan konseling karier
5) Pengembangan akademis
c. Bidang sosial atau hidup bermasyarakat
1) Asesmen ekologis
2) Asesmen fungsional
3) Pelatihan keterampilan
4) Koordinasi sumber daya
5) Advokasi
d. Bidang pemberian hak dan pelayanan kesehatan
1) Asesmen pemenuhan syarat keuntungan perencanaa
2) Advokasi
3) Manajemen sumber daya

2
4) Perencanaan hidup
5) Evaluasi bebas
6) Perlindungan hak

C. Pendekatan Konseling Rehabilitasi Klinis


1. Intervensi Psikodinamic
Tujuan penting dari strategi ini yang diaplikasikan untuk orang-orang yang
memiliki hambatan:
a. Eksplorasi arti pribadi (personal meaning) terhadap penyandang cacat.
Biasanya memiliki tujuan yang terfokus pada isu mengenai kehilangan,
kesedihan, dan menemukan arti hidup dengan hambatan yang dimiliki.
b. Penerimaan perubahan kesan tubuh, yang bertujuan agar secara bertahap
memiliki kesadaran mengenai kesan tubuh sehingga mengurangi rasa
penyangkalan atau tidak menerima dan kesadaran atas berkurangnya suatu
fungsi yang dimiliki (fisik dan sensori) tetapi tidak pada kapasitas untuk
kognitif dan sosial.
c. Integrasi konsep diri. Sebagai suatu konsekuensi perubahan kesan tubuh,
orang yang memiliki hambatan harus secara berangsur-angsur
mengintegrasikan hakikat dan posisinya yang tidak berubah lagi dan mulai
menyususn kembali konsep diri, yang mencerminkan membangun kembali
nilai diri dan suatu keyakinan pada aset dan potensi diri yang masih dimiliki.
2. Coping Skill Training
Strategi ini mengajarkan personal dan interpersonal coping skill, yang
meliputi:
a. Keterampilan hidup untuk membantu konseli menghadapi hari-hari yang
berat. Hal ini dipandang sebagai suatu prasyarat kesuksesan beradaptasi, yaitu
seringnya melatih keterampilan untuk penguasaan ketegasan, komunikasi
interpersonal, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, penyesuaian
vokasional.
b. Mengidentifikasi dan memahami dampak negatif dari keyakinan yang tidak
logis. Tujuan utama dari program ini adalah membantu klien agar menjadi
sadar dan dapat melawan pikiran-pikiran tidak logis apa pun yang

3
berhubungan dengan kepercayaan yang menyamakan penyandang cacat
dengan satu status dari ketidakberdayaan, keputusasaan, ketidakmampuan,
ketergantungan dan kegagalan.
c. Ketetapan dengan keterangan medis. Pendekatan ini memberikan pengetahuan
yang berguna kepada klien sekitar kondisi mereka. Konsumen diberikan
kesempatan untuk mendapatkan keterangan akurat dan relevan sekitar kondisi
medis mereka, meliputi: status saat ini, antisipasi, dan beberapa implikasi
sebagai upaya mengurangi rasa bimbang, depresi, dan penolakan terhadap
keadaan dirinya sekarang.
3. Supportive Group dan Family Treatment
Pendekatan ini menawarkan kesempatan bagi partisipan untuk
memperoleh pengertian mendalam ke berbagai dorongan dan sumber kekuatan
pribadi. Tujuan pendekatan supportive group and family treatment yaitu:
a. Tujuan afektif.
Secara spesifik bergerak ke arah: memberikan kesempatan bagi
partisipan untuk pembersihan emosional; mengizinkan partisipan menerima
dukungan emosional; mengurangi kebimbangan dan ketakutan dari
ketidakyakinan terhadap masa depan; membantu anggota kelompok untuk
menyadari bahwa mereka tidak sendiri; membantu partisipan secara spiritual
atas issu yang ada.
b. Tujuan kognitif.
Arahnya adalah merubah kesalahan persepsi partisipan tentang kondisi
mereka, seperti meningkatkan pemahaman, pilihan rehabilitasi dan treatmen,
dan implikasi terhadap masa depannya. Secara khusus tujuannya adalah:
membantu anggota dalam meningkatkan penerimaan diri dan harga diri,
membantu anggota menjajal dan menghadapi kenyataan secara lebih akurat,
menyediakan partisipan keterangan terbaru dan menyeluruh, dan
meningkatkan pandangan pribadi.
c. Tujuan behavioral.
Berfokus kepada mengurangi tingkah laku nonadaptive partisipan dan
menggantinya dengan yang adaptif. Pendekatan ini menekankan pada:
membantu anggota kelompok mengatasi ketergantungan dan penarikan diri
dari masyarakat, menyediakan lingkungan yang aman di mana klien secara
berangsur-angsur dengan dukungan kelompok berlatih dan mempraktikkan

4
keterampilan yang baru dipelajari, meningkatkan hubungan komunikasi
interpersonal meningkatkan daftar perilaku adaptif partisipan.

Anda mungkin juga menyukai