1
c. Development disabilities
Orang yang mengidap kecacatan dalam perkembangan.
d. Cognitive disabilities
Orang yang mengidap kecacatan kognitif.
e. Emosional disabilities
Orang yang mengidap kecacatan pada emosi.
f. Chronic Illness
Penderita atau mantan penderita penyakit kronis.
4. Bidang dan Ruang Lingkup Konseling Rehabilitasi
a. Bidang karier atau pekerjaan
Dalam bidang karier, ruang lingkup praktik konseling rehabilitasi yaitu:
1) Perencanaan karier
2) Penentuan sasaran
3) Perencanaan asesmen vokasional
4) Pengembangan pekerjaan
5) Jasa pelatihan keterampilan
6) Mengembangkan akomodasi pekerjaan
b. Bidang pendidikan
Dalam bidang karier, ruang lingkup praktik konseling rehabilitasi yaitu:
1) Penentuan sasaran
2) Penilaian akademis
3) Pelatihan keterampilan
4) Pendidikan konseling karier
5) Pengembangan akademis
c. Bidang sosial atau hidup bermasyarakat
1) Asesmen ekologis
2) Asesmen fungsional
3) Pelatihan keterampilan
4) Koordinasi sumber daya
5) Advokasi
d. Bidang pemberian hak dan pelayanan kesehatan
1) Asesmen pemenuhan syarat keuntungan perencanaa
2) Advokasi
3) Manajemen sumber daya
2
4) Perencanaan hidup
5) Evaluasi bebas
6) Perlindungan hak
3
berhubungan dengan kepercayaan yang menyamakan penyandang cacat
dengan satu status dari ketidakberdayaan, keputusasaan, ketidakmampuan,
ketergantungan dan kegagalan.
c. Ketetapan dengan keterangan medis. Pendekatan ini memberikan pengetahuan
yang berguna kepada klien sekitar kondisi mereka. Konsumen diberikan
kesempatan untuk mendapatkan keterangan akurat dan relevan sekitar kondisi
medis mereka, meliputi: status saat ini, antisipasi, dan beberapa implikasi
sebagai upaya mengurangi rasa bimbang, depresi, dan penolakan terhadap
keadaan dirinya sekarang.
3. Supportive Group dan Family Treatment
Pendekatan ini menawarkan kesempatan bagi partisipan untuk
memperoleh pengertian mendalam ke berbagai dorongan dan sumber kekuatan
pribadi. Tujuan pendekatan supportive group and family treatment yaitu:
a. Tujuan afektif.
Secara spesifik bergerak ke arah: memberikan kesempatan bagi
partisipan untuk pembersihan emosional; mengizinkan partisipan menerima
dukungan emosional; mengurangi kebimbangan dan ketakutan dari
ketidakyakinan terhadap masa depan; membantu anggota kelompok untuk
menyadari bahwa mereka tidak sendiri; membantu partisipan secara spiritual
atas issu yang ada.
b. Tujuan kognitif.
Arahnya adalah merubah kesalahan persepsi partisipan tentang kondisi
mereka, seperti meningkatkan pemahaman, pilihan rehabilitasi dan treatmen,
dan implikasi terhadap masa depannya. Secara khusus tujuannya adalah:
membantu anggota dalam meningkatkan penerimaan diri dan harga diri,
membantu anggota menjajal dan menghadapi kenyataan secara lebih akurat,
menyediakan partisipan keterangan terbaru dan menyeluruh, dan
meningkatkan pandangan pribadi.
c. Tujuan behavioral.
Berfokus kepada mengurangi tingkah laku nonadaptive partisipan dan
menggantinya dengan yang adaptif. Pendekatan ini menekankan pada:
membantu anggota kelompok mengatasi ketergantungan dan penarikan diri
dari masyarakat, menyediakan lingkungan yang aman di mana klien secara
berangsur-angsur dengan dukungan kelompok berlatih dan mempraktikkan
4
keterampilan yang baru dipelajari, meningkatkan hubungan komunikasi
interpersonal meningkatkan daftar perilaku adaptif partisipan.