Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


SOSIALISASI DIRUANG MAWAR
RSJ MUTIARA SUKMA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I A
ANDIRINI MASNAIMANG (P07120523002)
ARIF RAHMAN (P07120523003)
MELIYANA HAYATI (P07120523023)
SONYA APRILY MULYANTI (P07120523037)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN 2023
PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

1. Latar Belakang
Kesehatan mental merupakan aspek yang sangat penting dan sama
pentingnya dengan kesehatan fisik bagi manusia, dengan sehatnya mental maka
aspek kehidupan yang lain dalam dirinya akan bekerja secara maksimal. Kondisi
mentalnya seseorang yang sehat tidak dapat terlepas dari kondisi kesehatan fisik
yang baik (Kusumorini, 2019).
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan
tidak dapat diatur dirumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran,
mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat dirumah sakit, hal
yang sama sering terjadi. Banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari
perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada diantara klien yang
dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan-jalan dirumah sakit,
namun ada diantara mereka yang tahu jalan pulang, sehingga jika tertangkap ia dicap
sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukkan lagi kedalam ruang isolasi.
Apa sebenarnya yang dilakukan klien?
Terapi Aktifitas Kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien
gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung
jawab penuh dari seorang perawat khususnya perawat haruslah mampu melakukan
terapi aktifitas kelompok secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut diatas
perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktifitas kelompok sosialisasi,
penyuluhan energi, stimulasi sensori/persepsi dan orientasi realitas.
2. Tujuan
Terapi aktifitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota. Secara umum tujuan terapi aktifitas kelompok
adalah meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik
dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, menungkatkan kesadaran terhadap
hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau prilaku denfentif, dan meningkatkan
motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Secara khusus tujuannya
kontruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social. Disamping
itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.
3. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristiknya klien
dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah
keperawatan seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku
kekerasan, defisit perawatan diri, isolasi sosial : menarik diri dan perubahan persepsi
sensori.
4. Landasan Teori
a. Model terapi aktivitas kelompok
1) Focal konflik model
Dikembangkan berdasarkan konfik yang tidak disadari dan berfokus pada
kelompok individu. Tugas leader adalah memebantu kelompok memahami
konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal: adaya perbedaan pendapat
antar anggota,bagaiman masalah ditanggapi anggota dan leader mengarahkan
alternative penyelesaian masalah.
2) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi. Bahwa tidak
efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan
membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota
kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar
anggota dan mengajarkan pada kelompok perlu adanya komunikasi dalam
kelompok,anggota bertangguang jawab terhadap apa yang diucapkan.
Komunikasi pada semua jenis : verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup, serta
pesan yang disampaikan harus dipahami orang lain.
3) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan
sebab-akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota
yang lain. Terapi bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari
interaksi antar anggota dan terapi. Melalui proses ini, tingkah laku atau
kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.
4) Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting
sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran
yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peran
sesuai peristiwa yang pernah dialami.

b. Metode
a) Kelompok ditaktik
b) Kelompok sosial
c) Kolompok inspirasi represif
d) Psikodarma
e) Kelompok interkasi bebas
c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok
1) Orientasi realitas
Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang mengalami
gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan adalah klien
mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, sensasi somatik)
dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat
membedakan antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas,
klien mampu mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain,
waktu dan tempat. Karakteristik klien : gangguan orientasi realita (GOR),
halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan baik,
dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.
2) Sosialisasi
Kemampuan bersosialisasi merupakan kemampuan seseorang dalam
melakukan sosialisasi terhadap orang lain seperti pasien mampu berinteraksi
dengan orang lain, ketika bertemu mereka saling menegur, berjabat tangan, dan
saling bicara. Sosialisasi maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk
memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan
terhadap orang lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima
stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan
ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik klien: kurang berminat
atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di
tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah,
curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab
seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau
berinteraksi dan sehat fisik.

3) Stimulasi persepsi
Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,
stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi
realita, memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik
klien : gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri
dari realita, inisiati atau ide–ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat
berkomunikasi verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.
4) Stimulasi sensori
Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami
kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan
perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.

5) Penyaluran energi
Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan
menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan
perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.
d. Pembagian TAK
1) Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial.
a) Tujuan
Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap. Sementara, tujuan khususnya adalah :
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang telah dilakukan
b) Aktivitas dan indikasi
Aktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan
hubungan sosial berikut.
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.
c) TAK sosialisasi terdiri dari 7 sesi, yaitu
Sesi 1 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebut nama lengkap,
nama panggilan, asal, hobi dan teman terdekat.
Sesi 2 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi
b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi

Sesi 3 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok:
a. Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota kelompok
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
Sesi 4 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan
anggota kelompok:
a. Menyampaikan topic yang ingin dibicarakan
b. Memilih topik yang ingin dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih
Sesi 5 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain:
a. Menyampaikan masalah pribadi
b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih
Sesi 6 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok :
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain
b. Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan
Sesi 7 : TAKS
Tujuan :
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
kelompok yang telah dilakukan.
e. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi
pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan
kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
2) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
a) Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.

3) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan
realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok,
dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
f. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.
1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI I &
SESI 2

I. Topik : Sosialisasi
II. Tujuan :
SESI 1 : Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
SESI 2 : Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
III. Landasan Teoritis
Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan
interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki
oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta
pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu
gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi aktivitas kelompok
sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan
keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi
modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam
waktu yang bersamaan. Terapi aktivitas kelompok terdiri dari terapi aktivitas
stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi
aktivitas kelompok stimulasi orientasi realitas, dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.

Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik
dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi : 1) Menggunakan kegiatan
untuk memfasilitasi interaksi, 2) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan
(hubungan dengan luar diri klien), 3) Meningkatkan stimulus realitas dan respon
individu, 4) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, 5)
Meningkatkan rasa dimiliki, 6) Meningkatkan rasa percaya diri, 7) Belajar cara baru
dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi 1) Meningkatkan kemampuan untuk
ekpresi diri, 2) Meningkatkan kemampuan empati, 3) Meningkatkan keterampilan
sosial, 4) Meningkatkan pola penyelesaian masalah.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien
yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
c. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien
mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi
minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain.
Terapi aktivitas stimulasi persepsi merupakan sebagian dari terapi aktifitas
kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini
diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang
adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.
IV. Klien
A. Kriteria Anggota Kelompok
1. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
2. Penderita sering berada di tempat tidur
3. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
4. Penderita gelisah, curiga, takut, dan cemas
5. Penderita dengan harga diri rendah
6. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
7. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik

B. Proses Seleksi
1. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat
ruangan
3. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan.

V. PENGORGANISASIAN
A. Uraian Struktur Kelompok
1. Hari /Tanggal : Jum'at, 17 November 2023
2. Tempat : Ruang Mawar RSJ Mutiara Sukma
3. Waktu : 09.00 WITA s/d selesai
4. Lama Kegiatan :
SESI 1 :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Permainan dan diskusi (10 menit)
SESI 2 :
a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
(10 menit)
b. Menanyakan diri ke anggota kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi (10 menit)
c. Evaluasi & Penutup (5 menit)
5. Jumlah peserta : 6 orang
6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien
a. Klien dapat melakukan permainan
b. Klien dapat memberikan pendapat/ komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan
pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain
d. Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan.
B. Pengorganisasian
Leader : Meliyana Hayati

Co leader : Sonya Aprily Mulyanti


Observer : Andi Rini Masnaimang

Fasilitator : Arif Rahman

Leader :
Bertugas :
 Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan

menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi


untuk mengekspresikan perasaannya
 Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau

mendominasi
 Koordinator, Mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan

dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam


kegiatan

Co Leader :
Bertugas :
 Mendampingi leader jika terjadi blocking
 Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
 Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
 Membuka dan menutup acara
 Mengatur musik

Observer :
Bertugas :
 Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
 Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
 Mengobservasi perilaku pasien
 Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
 Mendampingi peserta TAK
 Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
 Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

Fasilitator :
Bertugas :
 Mendampingi pasien dalam pelaksanaan TAK
 Mengingatkan pasien tentang aturan permainan
 Mengikuti jalannya TAK

C. Metode dan Media


Metode : Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab, bermain
peran/simulasi
Media : Handphone, nametag, buku catatan, pulpen dan hadiah menarik

D. Proses Pelaksanaan :
1. Fase Prainteraksi
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
1) Waktu : 45 menit
2) Tempat : Ruang Mawar
3) Topik : Mampu memperkenalkan diri dan mampu berkenalan dengan
anggota kelompok.
d. Tujuan aktivitas : klien mampu memperkenalkan diri kepada orang lain
dan mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
e. Aturan main :
a. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan
akhir
b. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.
3. Fase Kerja
a. Hidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang balon
mendapat giliran untuk memyebutkan : salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan tempel atau pakai.
d. Ulangi nomor 1, 2 dan 3 sampai semua anggota kelompok dapat
memperkenalkan diri.
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberikan
tepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1. Pemimpin TAK menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Pemimpin TAK memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Rencana tindak lanjut :


1. Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
dengan orang lain di kehidupan sehari-hari.
2. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.

c. Kontrak yang akan datang :


1. Waktu : 45 menit
2. Tempat : Ruang Mawar
3. Topik/ kegiatan : memperkenalkan diri dan berkenalan dengan anggota
kelompok lainnya.

d. Setting Lokasi
Selama kegiatan berlangsung tetap memperhatikan PROKES
Keterangan :

Leader

Co Leader

Obsevase

Fasilitator

Pasien

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada


tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS SESI
1 dan SESI 2, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri dan mampu
berkenalan dengan anggota kelompok secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

a. Kemampuan verbal
No Aspek yang di nilai Nama Klien
1 Menyebutkan nama
lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang di nilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan
bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:

1) Dibawah judul nama klien,tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2) Untuk tiap klien,semua aspek di mulai dengan memberi tanda  jika di
temukan pada klien x jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0,1,atau 2 klien belum mampu
 Evaluasi struktur : mengevaluasi struktur organisasinya apakah leader,
co-leader, observer, dan fasilitator sudah melakukan tugasnya dengan sesuai.
 Evaluasi proses : mengevaluasi proses perjalanan TAK
 Evaluasi hasil : memberikan % keberhasilan pasien dalam TAK
2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang di miliki klien ketika TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti SESI 1 dan SESI 2
TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dan
klien mampu memperkenalkan diri pada klien lain (anggota kelompok) diruang
rawat. Dianjurkan klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
(buat jadwal selanjutnya)
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. EGC : Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)

.................., ............................. 2016

Ketua Kelompok

Mengetahui,

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Anda mungkin juga menyukai