Anda di halaman 1dari 25

Asuhan

keperawatan
pasien dengan
ppok
NAMA KELOMPOK 1 :
1. Diana Lestari
2. Fina Patriana
3. Hamza Dinata
4. Muhaepi Asmania
5. Nikmatul Aulia
6. Nurahlailunnisah
7. Viona Ardhyas Vega Ariesta

2
Pengertian ppok
Penyakit paru obsruksi kronis (PPOK) adalah sekelompok penyakit
paru yang menghambat aliran udara pada pernapasan saat menarik
napas atau menghembuskan napas.

3
ETIOLOGI
Menurut Ikawati (2016), ada beberapa faktor risiko utama berkembangnya
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) ini, yaitu:
a. Kebiasaan merokok
b. Lingkungan kerja
c. Polusi udara
d. Infeksi
e. Usia
f. Jenis kelamin

4
PATOFISIOLOGI
Menurut (James & Marina, 2011) penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) berupa
perubahan patologis dari jalan napas dimana respon yang terjadi adalah batuk yang
kronis dan produksi sputum, lesi pada saluran napas yang lebih kecil akan
menyebabkan obstruksi jalan napas dan kerusakan emfisematosa permukaan paru.

5
KLASIFIKASI
Klasifikasi dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yaitu:
1. Bronkitis kronis
2. Emfisema paru
3. Asma bronkial

6
KOMPLIKASI
1. Hipoksemia
2. Asidosis respiratori
3. Infeksi respirator
4. Gagal jantung
5. Kardiak disritmia
6. Status asmatikus

7
MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala klinik PPOK adalah sebagai berikut:
1.. Sputum, biasanya banyak dan lengket berwarna kuning, hijau atau kekuningan bila terjadi
infeksi.
2. Dyspnea, terjadi kesulitan ekspirasi pada saluran pernafasan. Gejala ini mungkin terjadi
beberapa tahun sebelum kemudian sesak nafas menjadi semakin nyata yang membuat pasien
mencari bantuan medik
Pada gejala berat dapat terjadi:
1. Sianosis, terjadi kegagalan respirasi.
2. Gagal jantung dan oedema perifer.
3. Plethoric complexion

8
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan utama adalah meningkatkan kualitas hidup, memperlambat
perkembangan proses penyakit, dan mengobati obstruksi saluran napas agar tidak terjadi
hipoksia, mencakup :
✘ Pemberian terapi untuk meningkatkan ventilasi dan menurunkan kerja napas.
✘ Mencegah dan mengobati infeksi.
✘ Teknik terapi fisik untuk memperbaiki dan meningkatkan ventilasi paru.
✘ Memelihara kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk memfasilitasi pernapasan yang adekuat.
✘ Dukungan psikologis
✘ Edukasi dan rehabilitasi klien.

9
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pengkuran fungsi paru
2. Analisa gas darah
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan sputum
5. Pemeriksaan radiologi thorax foto

10
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

11
1. PENGKAJIAN
1) Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaaan, suku bangsa, status
perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM/CM, tanggal masuk.

12
.
2) PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway 3. Circulation
2. Breathing
Kaji kepatenan jalan napas, Kaji heart rate tekanan darah,
Kaji keefektifan pola napas,
observasi adanya lidah jatuh. kekuatan nadi, capillary refill,
Respiratory Rate, abnormalitas
adanya benda asing dalam jalan akral, suhu tubuh, warna kulit,
pernapasan, pola napas, bunyi
napas (darah, sekret yang kelembaban kulit, perdarahan
napas tambahan, penggunaan otot
tertahan), adanya edema pada eksternal jika ada.
bantu napas, adanya napas cuping
mulut, faring, laring, disfagia,
hidung, saturasi oksigen.
suara stridor, gurgling atau
wheezing yang menandakan
adanya masalah pada jalan
napas.

13
4. Disability 5. Exposure
Kaji kesadaran dengan Kaji injury atau kelainan lainnya,
GCS, respon nyeri, ukuran serta kondisi lingkungan yang ada
dan reaksi pupil. disekitar pasien.

14
3) PENGKAJIAN SKUNDER
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien PPOK adalah sesak napas yang sudah berlangsung lama sampai
bertahun-tahun dan semakin berat setelah beraktivitas.

b. History atau pengkajian riwayat penyakit dengan metode "SAMPLE"


1) S (Sign and symptoms)
Mengkaji tanda dan gejala dari keluhan utama yang dirasakan oleh pasien.
2) A (Allergy)
Mengkaji apakah pasien memiliki riwayat alergi tertentu seperti obat, makanan, minuman dan lain-lain.

15
3. M (Medication)
Mengkaji riwayat pengobatan terakhir yang mana bisa ditanyakan mengenai apakah sebelumnya pasien menerima
pengobatan tertentu karena penyakit yang dialami sekarang.
4. P (Past illness)
Mengkaji riwayat kesehatan pasien sebelumnya atau terdahulu yang mana bisa ditanyakan apakah sebelumnya pernah
dirawat, baik rawat jalan maupun rawat inap karena sakit tertentu di pelayanan kesehatan atau tidak.
5. L (Last meal)
Mengkaji riwayat makan/food recall terhadap pasien yang mana bisa ditanyakan kapan makan terakhir dan apa yang
dimakan.
6. E (Event)
Mengkaji kejadian atau peristiwa yang dialami oleh pasien sebelum dibawa ke rumah sakit baik itu kecelakaan atau yang
lainnya.

16
KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala :
1) Keletihan, kelelahan, malaise.
2) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas.
3) Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
4) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda :
1) Keletihan
2) Gelisah, insomnia
3) Kelemahan umum/kehilangan massa otot
2. Integritas Ego 3. Makanan/cairan
Gejala:
Gejala: Perubahan pola
1) Mual/muntah
hidup
2) Nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema)
Tanda: Ansietas, ketakutan,
3) Ketidakmampuan untuk makan karena
peka rangsang distress pernafasan.
4) Penurunan berat badan menetap (emfisema),
peningkatan berat badan menunjukkan edema
(bronchitis).
Tanda: Turgor kulit buruk
4. Hygiene 5. Keamanan
Gejala: Gejala:
Penurunan Riwayat reaksi alergi atau
kemampuan/peningkatan sensitive terhadap zat/faktor
kebutuhan bantuan melakukan lingkungan
aktivitas sehari-hari. Adanya/berulang infeksi.
Tanda: Kebersihan buruk, bau Kemerahan/berkeringat (asma).
badan.

19
6. Seksualitas 7. Interaksi Sosial
Gejala:
Gejala:
1) Hubungan ketergantungan kurang sistem pendukung.
Penurunan libido.
2) Kegagalan dukungan dari/terhadap pasangan/orang dekat.
3) Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik.
Tanda:
1) Ketidakmampuan untuk membuat/ mempertahankan suara
karena distress pernafasan.
2) Keterbatan mobilitas fisik.
3) Kelalaian berhubungan dengan anggota keluarga lain.

20
Pemeriksaan Fisik Palpasi

Pemeriksaan fisik fokus pada klien dengan PPOK, yaitu : Pada palpasi ,ekspansi meningkat dan taktil
fremitus biasanya menurun.
Perkusi
Inspeksi
Pada perkusi, didapatkan suara normal
Pada klien dengan PPOK, terlihat adannya peningkatan
sampai hipersonor, sedangkan diafragma
usaha dan frekuensi pernapasan, serta penggunaan otot
mendatar/menurun
bantu napas (sternokleidomastoid). Pada saat inspeksi,
biasanya dapat terlihat klien mempunyai bentuk dada barrel Auskultasi
chest akibat udara yang terangkap, penipisan masa otot , Sering didapatkan adannya suara nafas
dan pernapasan abnormal yang tidak efektif. ronkhi dan wheezing sesuai tingkat
keparahan obstruksi pada bronkhioulus
(Muttaqin 2008).

21
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)
2. Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (mis.nyeri saat
bernapas, kelemahan otot pernapasan) (D.0005)
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi-perfusi
(D.0003)
4. Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur, sesak napas (D.0055)
5. Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0019)
6. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring, kelemahan, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen (D.0056)
INTERVENSI

23
24
MATUR
NUWUN
KAWIGATOSA
NIPUN

Anda mungkin juga menyukai