ASMA
DISUSUN OLEH
B2019013
2021
ASMA
A. PENGERTIAN
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer,
2010).
Asma bronkhiale adalah mengi berulang-ulang/ batuk bersistem dalam keadaan di
mana asma yang paling mungkin. (Arief Mansjoer, 2012).
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif (Brunner & Suddart, 2012).
B. ETIOLOGI
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) dalam bukunya dijelaskan klasifikasi asma
berdasarkan etiologi adalah sebagai berikut :
1. Asma ekstrinsik/alergiAsma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui sudah
terdapat semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari bulu
halus, binatang, dan debu.
2. Asma instrinsik/idopatikAsma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas,
tetapi adanya faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi
sering memicu serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40
tahun setelah menderita infeksi sinus/ cabang trancheobronkial.
3. Asma campuranAsma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ekstrinsik
dan intrinsik.Menurut (Soemantri, 2009. Edisi 2) sampai saat ini etiologi asma
belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita
asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat
peka terhadap rangsangan imunologi ataupun non-imunologi.
Oleh karena sifat inilah, maka serangan asma mudah terjasi ketika rangsangan
baik fisik, metabolik, kimia, alergen, infeksi, dan sebagainya. Penderita asma perlu
mengetahui dan sedapat mungkin menghindari rangsangan atau pencetus yang dapat
menimbulkan asma. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari rerumputan.
2. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan.
3. Infeksi saluran nafasterutama yang disebabkan oleh virus.
4. Perubahan cuaca yangekstrem.
5. Kegiatan jasmani yang berlebih.
6. Lingkungan kerja, lainnya.
C. MANIFESTASI KLINIS
Gangguan klinik: tachicardi, tachipnea, mengi, pernafasan pendek, rasa sesek
di dada, serangan biasanya menghilang dalam waktu 30-60 menit, sputum dalam
bentuk kental dan jumlah banyak, diaphoresis, kelelahan terjadi setelah serangan.
Kontraksi yang kaku dari bronkiolus, penurunan kecepatan ekspirasi, batuk pada
malam hari berlangsung 10-14 hari.
D. PATHWAYS
Zat allergen msuk ked lam tubuh mllui pernapasan, mulut, kontak kulit
Bronkospasme
imunitas menurun
Risiko tinggi
infeksi
Sumber: (Corwin, 2012) ; (Purnomo, 2012) ; (Arief Mansjoer, 2009).
E. KOMPLIKASI
a. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
b. Chronic persisten bronchitis
c. Bronchitis
d. Pneumonia
e. Emphysema
f. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadireaksi kontinu yang
lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam hidup
(Smeltzer & Bare, 2012).
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan farmakologik
1). Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak
antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini
adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
2). Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan
bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada
orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
3). Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik,
harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason
dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap hari. Karena
pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat
steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
4). Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
5). Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan
bersifat bronkodilator.
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Pengobatan non farmakologik
1). Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim
kesehatan.
2). Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada
pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor
pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
3). Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini
dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Gas-gas darah arteri (Pa O2 dan Pa CO2 sedikit menurun, umum terjadi di
antara serangan hebat).
2) Pemeriksaan sinar X dada
3) Hiperinflamasi pada serangan
4) Tes kulit
5) Tes fungsi pulmoner
Volume paru-paru normal atau meningkat
Penurunan kecepatan aliran, dengan bronkodilator
6) Pemeriksaan SDP dan sputum (Eosinofilia darah dan sputum umum
ditemukan kadar 1% E serum meningkat pada asma ekstrinsik).
B. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan
produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan makanan
4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi
5. Resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
7. Gangguan pola tidur b.d penyakit yang dirasakan
C. Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan
produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control,
Dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
Menunjukkan jalan nafas yang paten
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan
nafas
NIC : Airway Management
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk
Berikan bronkodilator bila perlu
2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control,
Dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
Menunjukkan jalan nafas yang paten
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan
nafas
NIC : Airway Management
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk
Berikan bronkodilator bila perlu
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan makanan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC :
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Nutritional Status : nutrient Intake
Weight control
Dengan Kriteria Hasil :
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
NIC :
Nutrition Management
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC :
Anxiety control
Coping
Impulse control
Dengan Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
5. Resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC
Immune Status
Risk control
Dengan Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC :
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Batasi pengunjung
Partahankan teknik aseptic pada pasien yang beresiko
Berikan perawatan kulit pada area epidema
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC :
Energy conservation
Activity tolerance
Self Care : ADLs
Dengan Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi
dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
NIC:
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran
terapi yang tepat.
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
7. Gangguan pola tidur b.d penyakit yang dirasakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
NOC :
Perasaan nyaman
Tidur sesuai kebutuhan
Kebutuhan istirahat cukup
Dengan Kriteria Hasil :
Klien mengutarakan merasa segar dan puas
Istirahat dan tidur cukup
NIC :
Peningkatan kualitas tidur
Kaji pola tidur klien
Identifikasi penyebab gangguan tidur
Jelaskan pentingnya tidur yg adekuat
Fasilitasi klien untuk tidur yg adekuat
D. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan
produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
S : pasien mengatakan sudah tidak batuk
O : pasien sudah tidak batuk dan dahaknya sudah tidak keluar
A: masalah teratasi
P : hentikan intervensi
2. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus
S : pasien mengatakan sudah tidak sesak napas
O : RR pasien 20x/mnt, tidak terpasang nasa kanul O2
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan makanan
S : pasien mengatakan sudah mau makan
O : pasien makan 1 porsi habis
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
4. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi
S : pasien mengatakan sudah tidak cemas
O : raut wajah pasien tidak tampak cemas
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
5. Resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif
S : pasien mengatakan tidak mengalami panas
O : jumlah leukosit normal
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
S : pasien mengatakan sudah bbtidak lemes lagi
O : pasien terlihat segar, tidak lemas
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
7. Gangguan pola tidur b.d penyakit yang dirasakan
S : pasien mengatakan tidurnya nyenyak
O : pasien terlihat lebih segaran
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (2012) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Johnson, M., et all. 2009. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Mansjoer, A dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Purnomo. 2010. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2010, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Alih Bahasa
DENGAN ASMA
DISUSUN OLEH
B2019013
2021
DS : Pasien
DS : Pasien mengatakan DS : Pasien mengatakan mengatakan
merasa sesak napas tidak demam dan tidak dada
menggigil
SpO2 : 77%
SECONDARY SURVEY
SIGN SYMPTOM ALLERGY& PAST ILLNESS LAST MEAL
Pasien mengatakan asma MEDICATION Pasien mengatakan Pasienn mengatakan
nya kambuh dan batuk Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat asma terakhir kemarin mal
kering sejak kemarin ada alergi obat serta
makanan dan minuman
TERAPI
- Infus RL 20 tpm
- Injeksi methylprednisolone 62,5 mg/12 jam
- Injeksi anbacim 1 gr/12 jam
- Injeksi omeprazole 40 mg/12 jam
- Nebulizer ventolin
TTD PERAWA
A. ANALISA DATA
DO:
- Wajah pasien
tampak
meringis
menahan
sesak
- Pasien batuk
kering
beberapa kali
- TTV:
N: 105 x/mnt
TD: 154/89 mmHg
RR: 28x/menit
SpO2: 77% ketika
menggunakan O2
96%
2. Selasa, 21 DS: Nyeri akut (D.0077) Agen
Desember 2021 - Klien pencedera
mengatakan
13.15 WIB fisiologis
nyeri dada
ketika
bernapas
Pengkajian nyeri:
P: nyeri ketika
bernapas
Q: nyeri seperti di
tusuk tusuk
R: nyeri terasa di
dada
S: 5
T: terus menerus
DO:
- Pasien
tampak
memegang
dada yang
terasa nyeri
- Pasien
tampak
meringis
kesakitan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI FORMATIF