Oleh :
REYNALDHI ARMAWAN S.
Nim. 17.034
i
PENERAPAN TERAPI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI
GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN PADA
ANAK USIA PRA-SEKOLAH (3-6 TAHUN) DI RUANG
PERAWATAN ANAK BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH RUMAH SAKIT
KONAWE
DiajukanSebagaiSalahSatu SyaratMendapatkanGelarAhliMadya
Keperawatan(A.Md.Kep)Pada Akade mi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Konawe
Oleh :
REYNALDHI ARMAWAN S.
Nim. 17.034
ii
iii
(Hj. YOSIN NGII, SKM.,M.Kes)
NIP. 19710906 199103 2 001
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nim : 17.034
Agama : Islam
Status : Menikah
B. PENDIDIKAN
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6 Tahun) di ruang Perawatan AnakBadan
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. IbuHj. Yosin Ngii, SKM. M.Kes, sebagai Direktur Akper Pemkab Konawe yang
2. Bapak Dr. H. Agus Lahida, MMR, selaku Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe
3. Kepala Ruang Zaal Anak beserta perawat yang telah memberikan izin dan bantuan
4. IbuNs. Neni Iriana, S. Kep.,selaku pembimbing Idan Ibu Hj. Heriyati, SKM.,
5. Bapak Ns. Alfian, S. Kep. selaku penguji I dan Ibu Ns. Mery Kana, S.
ujian Karya Tulis Ilmiah dan memberi saran dan kritik demi kesempurnaan
penelitian.
6. Kepada Orangtua Bapak (As riawan, S. Sos.) dan Ibu (Susiyanti), Istri tercinta
(Evha Chandra), Anakku (Ahnan), Saudaraku (Reyvan Supu dan Reyza Putri
viii
Supu),yang senantiasa memberikan bimbingan, pengorbanan, dan bantuan baik
7. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Konawe terima kasih telah banyak
memberikan bimbingan, ilmu dan dukungan moril sehingga penulis sampai pada
8. Teman-teman se-angkatan 2017 yang penulis tidak dapat menulis satu persatu, yang
telah mengisi hari demi hari baik dalam suka maupun duka.
Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiahini berguna bagi para
Penulis
ix
PENERAPAN TERAPI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI
GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN PADA
ANAK USIA PRA-SEKOLAH (3-6 TAHUN)
DI RUANG PERAWATAN ANAK BLUD
RUMAH SAKIT KONAWE
ABSTRAK
Kecemasan pada hospitalisasi merupakan keadaan yang umum sering terjadi pada anak
seperti menangis dan takut pada orang baru. Banyaknya stressor yang dialami anak
ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang mangganggu
perkembangan anak. Selain itu, lingkungan rumah sakit dapat menjadi salah satu
penyebab stress kecemasan pada anak. Terapi bermain adalah sarana aktivitas bermain
untuk menstimulasi perkembangan anak, mendukung proses penyembuhan dan
membantu lebih kooperatif dalam program pengobatan serta perawatan. Tujuan
penelitian ini adalah diperolehnya gambaran penerapan terapi bermain menggambar dan
mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6
Tahun). Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan
studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien dengan masalah keperawatan
cemas, bersedia menjadi responden, pasien dengan tingkat kecemasan sedang sampai
berat, tidak dalam perawatan khusus/penyakit lain dan kooperatif.Analisa penilaian
dikategorikan menjadinormal apabila tingkat kecemasan berada pada kecemasan ringan
(30-59) dan kecemasan normal (0-29). Hasil penelitian yang diperoleh terjadi perubahan
tingkat kecemasan menjadi sedangsetelah diberikan terapi bermain selama 3 hari.
Perawat perlu meningkatkan keterampilan dan penerapan terapi bermain pada pasien
dengan masalah cemas.
x
THERAPY APPLICATION OF DRAWING AND COLORINGPICTURE
TO REDUCE ANXIETY LEVELWITH THE INTERFERENCE NEEDS
TO FEEL SAFEPRE-SCHOOL AGE CHILDREN (3-6 YEARS OLD)
IN THE BLUD CAREKONAWE HOSPITAL
ABSTRACT
Hospitalization anxiety is a common condition that often occurs in children, such as
crying and being afraid of new people. The number of stressors experienced by children
when undergoing hospitalization has a negative impact that disrupts children's
development. In addition, the hospital environment can be a cause of stress and anxiety
in children. Play therapy is a means of playing activities to stimulate children's
development, support the healing process and help to be more cooperative in treatment
and care programs. The purpose of this study is to obtain an overview of the application
of playing drawing therapy and coloring pictures to reduce the anxiety level of
preschool children (3-6 years).This type of research is descriptive using the case study
approach method. The subjects in this study were patients with anxious nursing
problems. The assessment analysis is categorized as normal if the level of anxiety is
mild anxiety (30-59) and normal anxiety (0-29), willing to be respondents, patients with
moderate to severe anxiety levels, not in special care / other diseases and cooperative.
The results showed that there was a change in the level of anxiety to be mild after being
given play therapy for 3 days. Nurses need to improve skills and the application of play
therapy to patients with anxiety problems.
Keywords : Safety and Security Needs Disorders, Playing Drawing Therapy and
Coloring Pictures, Anxiety.
.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
xii
4. DampakHospitalisasi pada AnakUsia Prasekolah....................................27
D. Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman Pada Kecemasan ……….. .... 29
1. Pengkajian ………………………….. .....................................................29
2. Diagnosa ………… ..................................................................................30
3. Intervensi Keperawatan ………………………………... .......................30
4. Implementasi………………………….. ..................................................32
5. Evaluasi………………………….. ..........................................................33
E. Terapi Bermain ……………………........................................................... 35
1. DefinisiTerapiBermain ………………………….. ..................................35
2. TujuanTerapi Bermain ………… ............................................................36
3. Fungsi Bermain di Rumah Sakit ………………………………... ..........36
4. Bermain untukAnakyang Dirawatdi Rumah Sakit………………….......37
5. KeuntunganBermain di Rumah Sakit …………………………..............38
6. PrinsipPermainan pada Anak di Rumah Sakit…………...................... ...39
7. MenggunakanBermain dalam Prosedurdi Rumah Sakit ………… .........40
8. Aktivitas Bermain untukProsedurKhusus …………............................. ..41
9. Terapi Bermain dengan Mewarnai Gambar............................................ .42
BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………………. . 45
A. Desain Studi Kasus........................................................................................ 45
1. Kriteria Inklusi ………………………….. ..............................................45
2. Kriteria Eksklusi …………......................................................................45
B. Subyek Penelitian .......................................................................................... 45
C. Fokus Studi.................................................................................................... 45
D. Definisi Operasional...................................................................................... 46
E. Instrumen Penelitian .……………………………………………………… 46
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 46
G. Pengumpulan Data ……………………………………………………….. . 46
1. Metode Pengumpulan Data ………………………….. ...........................46
2. Langkah Pengumpulan Data ………… ..................................................46
H. Analisis dan Penyajian Data ………………………………………………. 47
I. Etika Penelitian …………………………………………………………..... 47
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan) ………………………….. ......47
2. Anonimity (Tanpa Nama) ………… ........................................................48
3. Cofidentiality (Kerahasiaan) ………………………………... ................48
4. Kejujuran …………………... ..................................................................48
5. Nonmalesifience (Terhindar dari Cedera)………………………….. ......48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………...............49
A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data ........................................................... .49
B. Hasil Studi Kasus .......................................................................................... 51
1. Pengkajian Keperawatan …………………………….......... ...................51
2. Pe maparanFokusStudi …………………………………................... ...51
C. Pembahasan …………………………………………………………........... 53
D. Keterbatasan ………………………………………………………….......... 55
BAB V PENUTUP …………………………………………………………........... 57
A. Kesimpulan …………...…………………………………………….............57
B. Saran ……………….….……………………………………………............ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks
1. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian
8. Surat Izin Penelitian Dari Akper Pemkab Konawe Ke Badan Litbang Kab.
Konawe
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Arti
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah
DASS : Depression Anxiety Stress Scale
Dkk : Dan Kawan-kawan
DPP : Dewan Pengurus Pusat
NIC : Nursing Interventions Cassification
NOC : Nursing Outcomes Cassification
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
Pokja : Program Kerja
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indomesia
RS : Rumah Sakit
SDKI : Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
SOAP : Subyek Objektif Assesment Planning
TTL : Tempat Tanggal Lahir
xvii
DAFTAR ISTILAH
Istilah Arti
Adaptif : Mudah menyesuaikan diri dengan keadaan
Agresif : Menyerang, menyakiti atau melawan orang lain, baik
secara fisik maupun verbal.
Deskriptif : Gambaran
Destruktif : Sesuatu hal yang bersifat memusnahkan. merusak, atau
menghancurkan
Faktor predisposisi : Faktor resiko
Fleksibel : Lentur, mudah dibengkokkan, luwes, mudah dan cepat
menyesuai.
Gips : Alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak
sesuai dengan kontur tubuh tempat gips di pasang
Hiperaktif : Salah satu gangguan perkembangan yang terjadi pada
anak, di mana anak tidak bisa memusatkan perhatian
Hirarki : Suatu susunan hal di mana hal- hal tersebut
dikemukakan sebagai berada di "atas," "bawah," atau
"pada tingkat yang sama" dengan yang lainnya
Hospitalisasi : Suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit
Hubungan Interpersonal : Ikatan kuat diantara dua atau lebih orang.
Imajinasi : Daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan
gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang secara umum
Insomnia : Gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang
untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesempatan untuk itu
Intravena : Metode untuk memberikan cairan obat secara langsung
ke dalam vena
Kateterisasi Urin : Suatu tindakan untuk memasukkan kateter ke dalam
kandung kemih melalui uretra
Konstruktif : Membina, memperbaiki, membangun
Maladaptif : Salah bergaul
Mekanisme koping : Suatu pola untuk menahan ketegangan yang
mengancam dirinya (pertahanan diri/maladaptif) atau
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
Menginterpretasikan : Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua
atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan
simbol-simbol yang sama, baik secara simultan atau
berurutan
Mutilasi : Aksi yang menyebabkan satu atau beberapa bagian
tubuh tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya
Neuromuscular : Dua system yang tidak dapat di pisahkan dalam
kehidupan sehari- hari , terutama dalam keadaan
olahraga
Patologi : Ilmu pengetahuan bidang bioteknologi mengenai
penyakit secara umum di bidang layanan kesehatan dan
penelitian
xviii
Psikoanalitis : Cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud
dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku
psikologis manusia
Puzzle : Teka-teki atau bongkar pasang
Regresi : Metode analisis statistik yang digunakan untuk melihat
pengaruh antara dua atau lebih variabel.
Rectal : Ujung dari usus besar dekat dubur (anus)
Respon autonom : Respon yang dapat mengatur aktivitas hidupnya sendiri
Saraf otonom : Bagian dari sistem saraf yang mewakili persarafan
motorik dari otot polos, otot jantung dan sel-sel
kelenjar.
Shif : Pergeseran atau penetapan jam kerja (dari jam kerja
pada umumnya) yang terjadi satu kali dalam 24 jam
Superego : Bagian moral atau etis dari kepribadian
Tanda somatic : Adanya mengenai jasad; berkaitan dengan fisik (badan
kasar)
Toodler : Anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja
dan bagaimana mengontrol orang lain melalui
kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala
Traksi : Gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua
permukaan tanpa mengalami slip
Tremor : Suatu gangguan sistem saraf yang menyebabkan
gemetar berirama.
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk
mencapai kebutuhan tertinggi, dan kebutuhan-kebutuhan ini seperti berupa hirarki yang
pada setiap pemenuhannya akan diikuti pemenuhan kebutuhan lainnya. Kebutuhan itu
kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, serta aktualisasi diri
sesuatu yang mengancam tubuh seseorang dan kebutuhannya. Ancaman itu bisa nyata
atau hanya imajinasi, misalnya penyakit, nyeri, cemas dan lain sebagainya(Sutanto dan
Afriana, 2017).Cemas atau ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran
yang samar disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nurarif dan Kusuma, 2015).Cemas dapat
muncul karena adanya ketidaktauan akan proses penyakit serta dampak dari hospitalisasi
Kecemasan pada hospitalisasi merupakan keadaan yang umum sering terjadi pada
anakseperti menangis dan takut pada orang baru. Banyaknya stressor yang dialami anak
perkembangan anak. Selain itu, lingkungan rumah sakit dapat menjadi salah satu
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat jatuh sakit dan membutuhkan
1
Indonesia yang dirawat di Rumah Sakit cukup tinggiyaitu sekitar 35 per 100 anak, yang
ditunjukkan dengan selalu penuhnya ruangan anak baik di Rumah Sakit pemerintah
ataupun Rumah Sakit swasta rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari.
Selama membutuhkan perawatan yang special dibanding pasien lain. Waktu yang
dibutuhkan untuk merawat anak-anak 20-45 % lebih banyak daripada waktu untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Wright tahun 2008 (dikutip dalam Sarti (2017)
tentang efek hospitalisasi pada prilaku anak menyebutkan bahwa reaksi anak pada
hospitalisasi secara garis besar adalah sedih, takut dan rasa bersalah karena menghadapi
suatu yang belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan nyaman, perasaan
perawatan di RumahSakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus
banyak beristrahat. Hal tersebut akan mengecewakan anak sehingga dapat meningkatkan
menunjukkan 25 % anak usia prasekolah yang dirawat mengalami cemas tingkat berat,
dilakukan oleh Nadhipati (2018), diketahui bahwa anak mengalami stres dalam masa
perawatan seperti murung, rewel, dan susah tidur. Anak ingin cepat pulang karena bosan
dan takut disuntik, saat diajak berkomunikasi dengan perawat, anak enggan melakukan
perawatan dan pengobatan yang sedang dijalani anak. Stres yang dialami anak selama
2
menimbulkan penyakit baru. Penyembuhan yang lambat disebabkan oleh mekanisme
pertahanan tubuh (sistem imun) terlalu “sibuk” melawan stres sehingga tidak efektif
dalam memperbaiki sel tubuh yang rusak akibat anak mengalami sakit. Akibat
menurunnya kemampuan kerja sistem imun, menjadikannya rentan dan tidak mampu
bertahan terhadap kemunculan penyakit baru (Taylor 1991 dikutip dalam Nadhipati,
2018).
Banyak metode menurunkan stress hospitalisasi pada anak, sa lah satunya adalah
terapi bermain. Terapi bermain adalah sarana aktivitas bermain untuk menstimulasi
dalam program pengobatan serta perawatan. Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat
maupun sakit. Walaupun anak sedang dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan
seperti: menyusun puzzle, game sederhana, musik, bermain peran, mendengarkan cerita,
Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya, dan dapat
merasa bahagia, dan membangkitkan masa- masa indah yang pernah dialami bersama
orang yang dicintai. Ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk
bentuk emosi yang dirasakan anak (Pramono, 2012).Keadaan tersebut akan membantu
3
Penelitian oleh Katinawati (2011)tentang “Pengaruh terapi bermain dalam
menurunkan kecemasan pada anak usia Pra Sekolah (3-5 tahun) yang mengalami
adanya perbedaan kecemasan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain,
berat. Setelah diberikan terapi bermain 86,7 % kecemasan ringan dan 13,3 % anak
mengalami kecemasan sedang. Dalam Jurnal penelitian lain yang dilakukan oleh Boyoh
(2018) tentang “Pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan
anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruangan Anak di Rumah Sakit Advent
Bandar Lampung” menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi bermain pada anak usia
Dari survey pendahuluan di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Konawe
di ruang Zaal Anakpada tahun 2019jumlah pasien anak adalah 411 orang. Sedangkan
pada tahun 2020 periode Januari-Februari berjumlah 77 orang (Rekam Medik BLUD
tingkat kecemasan dengan gangguan kebutuhan rasa aman pada Anak Usia Prasekolah
(3-6 Tahun) di ruang Zaal Anak Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Konawe.
B. Rumusan Masalah
Menurunkan Tingkat Kecemasan dengan gangguan kebutuhan rasa aman pada Anak
Usia Prasekolah (3-6 Tahun) di ruang Zaal Anak BLUD Rumah Sakit Konawe ?”.
4
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
kebutuhan rasa aman dan nyaman pada anak usia prasekolah (3-6 Tahun) di ruang
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
b. Bagi Klien
tingkat kecemasan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dalam hal adalah ancaman mekani, kimia,termal dan bakteri. Keselamatan dan
mengancam tubuh seseorang dan kehidupannya. Ancaman itu bisa nyata atau
hanya imajinasi, misalnya penyakit, nyeri, cemas dan lain sebagainya. Contoh,
klien kurang menyadari bahaya yang dapat mengancam di rumah sakit atau
Perasaan cemas dan tidak aman juga bisa terjadi akibat ketidaktauan atau
amandel akan merasa cemas dengan pemikiran bahwa operasi itu akan
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
7
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang
timbulnya gejala dan tanda pada pasien. Kenyamanan mesti dipandang secara
sosial.
lainnya.
berikut :
a. Keselamatan Fisik
Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti
8
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas
kebutuhan nutrisi.
b. Keselamatan Psikologis
klien.
9
d. Kebutuhan Fisiologis
1) Oksigen
karbondioksida.
2) Kelembaban
3) Nutrisi
3. Macam-macam Bahaya/kecelakaan:
a. Di rumah
b. Di RS : Mikroorganisme
c. Cahaya
d. Kebisingan
e. Cedera
10
f. Kesalahan prosedur
h. Kebersihan lantau
i. Prosedur tindakan.
sebagai berikut :
a. Emosi
b. Status Mobilisasi
11
c. Gangguan Persepsi Sensory
d. Keadaan Imunits
e. Tingkat Kesadaran
diprediksi sebelumnya.
i. Status Nutrisi
penyakit tertentu.
j. Usia
12
k. Jenis Kelamin
l. Kebudayaan
B. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Cemas atau ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar
karena adanya ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon.
Sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu. Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan
terjadi dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
2. PenyebabKecemasan
MenurutTim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), penyebab dari cemas antara
lain :
a. Krisis situasional
13
b. Kebutuhan tidak terpenuhi
c. Krisis maturasional
j. Penyalahgunaan obat
3. StressorPencetus Kecemasan
sehari- hari, dan (2) ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi social yang terintegrasi pada individu (Stuart,
MenurutTim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), gejala dan tanda dari cemas
antara lain :
14
2) Obyektif : tampak gelisah, tampak tegang dan sulit tidur.
berdaya.
masa lalu.
5. Rentang ResponKecemasan
rentang respon dan tingkatan yang berbeda-beda. Ada empat tingkat kecemasan
berat,serta panik.
a. Cemas ringan
15
rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah,dan
menyelesaikan masalah.
b. Cemas sedang
1) Respon fisiologi : sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
berkeringat setempat.
bingung.
3) Respon perilaku dan emosi : bicara banyak, lebih cepat, susah tidur
c. Cemas berat
suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat antara
lain:
16
2) Respon kognitif : lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu
menyelesaikan masalah.
d. Panik
berfikir logis.
kacau.
17
6. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
sehari- hari dan menyebabkan orang menjadi waspada dan meningkat lahan
emosinal yang ada adalah tidak ada perasaan yang takut, konsep diri tidak
b. Kecemasan Sedang
support dan perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak
c. Kecemasan Berat
18
ketakutan.Secara kognitif dapat terjadi wawasan persepsi menyempit, tidak
yaitu konsep diri terancam, merasa tidak berguna, mencakup tingkah laku
d. Panik
Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS), yang terdiri dari 43 item
penilaian. Setiap item penilaian terdiri dari 4 kolom skor yaitu 0, 1, 2 dan 3. Skor
0: tak ada atau tidak pernah, skor 1: sesuai yang dialami sampai tingkat tertentu /
kadang- kadang, skor 2: sering, dan skor 3: sangat sesuai dengan yang dialami,
atau hampir setiap saat. Adapun tabel Kecemasan Depression Anxiety Stress
19
Scale (DASS) dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
2: sering
20
37. Tidak ada harapan untuk masa depan
38. Merasa hidup tidak berarti
39. Mudah gelisah
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik
41. Gemetar
42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu
Normal : 0 - 29
Kecemasan ringan : 30 - 59
Kecemasan sedang : 60 - 89
Pertemuan : Pertama-Ketiga
a. Tujuan Umum
merasa tenang selama perawatan di Rumah Sakit dan tidak takut lagi
Rumah Sakit.
21
b. Tujuan Khusus
2) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan petugas kesehatan
suatu permainan
tepat
9) Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
11) Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti di rumah
c. Metode Kegiatan
1) Ceramah
2) Diskusi/Tanya Jawab
3) Demonstrasi
d. Media
22
2) Media
a) Mejabelajar
b) Bukugambar
c) Pensil / bolpoint
e. Rencana Pelaksanaan
Tabel 2.2 Rencana Pelaksanaan
3. 5 men it Penutup :
a. perawat menutup acara permainan dengan Memperhatikan
memberikan reward kepada klien
b. mengucapkan terima kasih dan salam Menjawab
salam
23
C. Hospitalisasi Pada Anak
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun.
Anak usia prasekolah sebagian besar sudah dapat mengerti bahasa yang
Selain itu, perawatan di rumah sakit dapat menimbulkan cemas karena anak
dan teman bermainannya. Hal tersebut membuat anak menjadi stress atau
semakin cepat atau terengah-engah. Selain itu, dapat pula terjadi perubahan
24
Selain respon fisiologis,biasanya anak jugaakan menampakkan respon
dan ketakutan.Sedangkan respon afektif yang biasa muncul adalah tidak sabar,
tegang, dan waspada (Stuart &Sundeen, 2006 dikutip dalam Sarti, 2017).
Stressor atau pemicu timbulnya stress pada anak yang dirawat dirumah
perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan gejala yang dialami anaks
aat sakit. Adanya perlukaan dan rasa nyeri membuat anak terganggu. Perubahan
lingkungan fisik ruangan seperti fasilitas tempat tidur yang sempit dan kurang
terlalu redup. Selain itu suara yang gaduh dapat membuat anak merasa
terganggu atau bahkan menjadi ketakutan. Keadaan dan warna dinding maupun
tirai dapat membuat anak marasa kurang nyaman. Perubahan lingkungan fisik
selama dirawat dirumah sakit dapat membuat anak merasa asing. Hal
tersebutakan menjadikan anak merasa tidak aman dan tidak nyaman (Keliat,
25
ibunya, akibatnya perpisahan dengan ibu akan meninggalkan rasa kehilangan
pada anak, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan tidak aman dan
sosial pada anak yang dirawat dirumah sakit membuat anak merasa tidak
nyaman dan tertekan. Kondisi tersebut akan menimbulkan stress pada anak
selama masa perawatan di rumah sakit dan sering dikenal dengan stress
Reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap dirumah sakit berbeda pada
hospitalisasi yaitu:
sendiri.
3) Takut terhadap cedera tubuh dan nyeri,mengarah kepada rasa takut terhadap
Adriana(2015)yaitu:
26
1) Anak usia prasekolah merasa fenomena nyata yang tidak berhubungan
takut dan khawatir serta mengalami kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan
tubuh dan nyeri dengan menggigit bibir dan memegang sesuatu yang erat.
Biasanya anak akan melontarkan beberapa pertanyaan karena bingung dan anak
bingung, khususnya bila keluar darah atau mengalami nyeri pada anggota
semakin takut, cemas, dan stress (Wong, 2004 dikutip dalam Sarti, 2017).
berbeda-beda, pada anak usia prasekolah dampak hospitalisasi yang terjadi yaitu
anak menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya,rasa
tidak aman dan nyaman,perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan
27
Krisis utama yang tampak pada anak pada saat dirawat dirumah sakit
yaitu karena anak stress akibat perubahan baik pada status kesehatannya
anak.
tahap menolak (phaseof denial)(Nursalam, dkk 2005 dikutip dalam Sarti, 2017).
agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta
tenang, tidak aktif, menarik diri, menangis berkurang, kurang minat untuk
28
kebebasan dalam mengembangkan otonominya.Anak akan bereaksi negatif
dan tidak berdaya(Stuart & Sundeen, 2006 dikutip dalam Sarti, 2017).
1. Pengkajian
kecemasan. Menurut Stuart dan Sundeen 1995 (dikutip dalam Herwita (2016),
data fokus yang perlu dikaji pada klien yang mengalami ansietas adalah
sebagai berikut :
a. Perilaku
b. Faktor predisposisi
c. Faktor presipitasi
d. Sumber koping
e. Mekanisme koping
2. Diagnosa
kesehatan(PPNI, 2014).
29
3. Inte rvensi Keperawatan
Fisiologis:
1. Wajah tegang
2. Peningkatan keringat
3. Peningkatan ketegangan
30
4. Suara bergetar,
5. Gemetar
4. Implementasi
mencapai tujuan yang berpusat pada klien dan mencatat serta melakukan
31
Tindakan yang membutuhkan arahan dari dokter atau
medis, seperti pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang
telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai
perawat.
5. Evaluasi
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
32
Macam- macam evaluasi menurut Asmadi (2015), adalah sebagai
berikut :
1) Evaluasi formatif
2) Evaluasi sumatif
keperawatan.
33
b) Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses
C. Terapi Bermain
1. DefinisiTerapiBermain
(Adriana, 2015).
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam
34
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anakdi rumah sakit (Wong, 2004
mainan dalam aktivitas bermain dan dapat juga digunakan untuk membantu
2017).
khusus yang telah diatur sedemikian rupa sehingga anak bias merasa lebih
2015).
35
3. Fungsi Bermain di Rumah Sakit
berikut:
fungsinyadan penyakit.
peralatan sertaprosedurmedis.
perasaan.
dengan stress. Penyebab stress pada anak berupa lingkungan fisik rumah sakit
seperti bangunan atau ruang rawat,alat-alat, bau yang khas, pakaian putih
takut, cemas, tegang, nyeri, dan perasaan yang tidak menyenangkan dapat
36
dialami anak (Supartini, 2004 dikutip dalam Sarti, 2017).
Untuk itu, bermain dapat membebaskan anak dari tekanan dan stress
kesehatan selama dalam perawatan. Media yang paling efektif adalah dengan
kegiatan bermain.
(2017).
aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di rumah sakit sebagai
berikut:
mandiri.
37
pada anak.
anakdan keluarganya.
pada anak yang dirawa tdi rumah sakit adalah sebagai berikut:
cukup ditempat tidur. Dan anak tidak boleh diajak bermain dengan
Misalnya, saat anak tiduran ditempat tidur, dan anak dapat dibacakan
buku cerita, atau komik khusus anak,mobil- mobilan yang tidak pakai
38
permainan yang ada pada anak atau yang tersedia diruangan. Kalaupun
oleh perawat, orang tua harus terlibat secara aktif dan mendampingi anak
sebagai berikut:
a. Bermain bahasa
39
3) Minta anak menulis :“sesuatu yang saya suka dan tidak suka
b. Ilmiah
abjad buat sebuah gambar, dan buat organ dari lilin mainan.
c. Matematika
d. Geografi
a. Injeksi
40
2) Gambarkan lingkaran ajaib diarea injeksi sebelum injeksi
b. Ambulasi
2) Membuat paradetopi.
a. Pengertian Mewarnai
anak.
41
7) Mewarnai meningatkan konsentrasi
2) Berkembang kognitifnya
menyenangkan bagi anak. Pada saat itu, data yang masuk melalui lima
42
panca indra (penglihatan, penciuman, pengecapan, pendengaran dan
dan membangkitkan masa- masa indah yang pernah kita alami bersama-
gambar, emosai dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan,
43
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada anak usia prasekolah (3-6
Tahun) di ruang Perawatan Anak Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Konawe.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruang Perawatan
Anak BLUD Rumah Sakit Konawe yang mengalami gangguan kebutuhan rasa
aman dan nyaman dengan masalah cemas, dengan kriteria sebagai berikut :
b. Pasien dengan diagnosa penyakit berat dengan kondisi umum sangat lemah
44
C. Fokus Studi
pemberian terapi bermain menggambar dan mewarnai gambar untuk anak usia
D. Definisi Operasional
media gambar dan pena gambar untuk mengalihkan stressor anak yang
merasa stress, takut terkait kondisi tubuh, tindakan keperawatan, pengobatan dan
tampak tegang dansulit tidur dengan tingkat kecemasan sedang dan berat.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 24 S/d 26 JuliTahun 2020 yang
G. Pengumpulan Data
45
2. Langkah Pengumpulan Data
Konawe.
c. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian pada Kepala ruang atau
Pada penelitian ini, data disajikan secara tekstular/narasi yang disertai dengan
cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang merupakan data pendukung
I. Etika Penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat
46
penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap
3. Cofidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
4. Kejujuran
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian dan publikasi hasil. Selain itu
cedera.
6. Benefience (Bermanfaat)
maupun responden.
7. Autonomy
tindakan terhadapnya.
47
BAB IV
penjabaran data umum dan data khusus serta memberikan gambaran mengenai
tingkat kecemasan dengan gangguan kebutuhan rasa aman pada anak usia prasekolah
(3-6 Tahun) di ruang Perawatan Anak Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Konawe.
Penelitian ini dilakukan di BLUD Rumah Sakit Konawe yang terletak di Jalan
didirikan pada tahun 1987 dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe yaitu :“Menjadi rumah
sakit rujukan regional terbaik di Sulawesi Tenggara”. Sedangkan Misi yang harus
dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi (Visi) dapat tercapai
saing tinggi.
48
2. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta ditunjang dengan sistem
3. Menjadikan unit penunjang medis dan non medis sebagai unit-unit penghasil
5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis, nyaman, aman dan sejahtera melalui
akuntabel.
6. Budayakan lingkungan yang bersih dan sehat yang dimulai dari diri sendiri.
ruang perawatan anak yang masuk melalui ruang IGD maupun ruang operasi.
Adapun batas-batas ruang Perawatan Anak yaitu sebagai berikut ; sebelah utara
Asoka, sebelah barat berbatasan langsung dengan pagar pembatas Rumah Sakit dan
Jumlah pasien yang ada di ruangan berubah setiap hari karena ruang
IGD.Bangunan ruang Perawatan Anak terdiri dari 2 ruangan yang dibatasi dengan
ruang pembatas yang terdiri dari kapasitas 8 tempat tidur pasien yang terpisah
diantara ruang perawat, ruang perawat berada di samping bed pasien.Meja perawat
terdiri dari 4, dan kursi perawat. 6 kursi untuk tamu dan teras halaman di depan
49
B. Hasil Studi Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
Subyek penelitian berinisial An. A umur 6 tahun, jenis kelamin laki- laki,
alamat Desa Lambangi, pendidikan SD, klien masuk rumah sakit dengan
diagnosa medis demam typoid. Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 23 Juli
2020 jam 11.00 WITA. Hasil pengkajian peneliti pada tanggal 24 Juli 2020 jam
09.00 WITA adalah ibu klien mengatakan klien masih demam dan merasa tidak
enak pada perut bagian atas serta merasa bosan. Tanda-tanda vital nadi : 99
nampak bingung, wajah tegang jika melihat petugas kesehatan, klien takut jika
diberi obat. Hasil penilaian tingkat kecemasan klien da lam kategori cemas berat
harus dilakukan pada pasien dengan gangguan kebutuhan rasa aman adalah
50
Tabel 4.1 Observasi Tingkat KecemasanSebelum Dilakukan Terapi
Gambar dan Mewarnai Gambar
Hari 1
Skor Kecemasan Interpretasi Hasil
96 Kecemasan Berat
96.Hal ini memenuhi syarat untuk menerapkan terapi bermain pada anak
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping
51
Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa sesudah dilakukan intervensi
tabel 4.2.
Hari 3
Skor Kecemasan Interpretasi Hasil
68 Kecemasan Sedang
Hari 1 Hari 3
Sebelum Interpretasi Hasil Sesudah Interpretasi Hasil
96 Kecemasan Berat 68 Kecemasan Sedang
52
C. Pembahasan
mewarnai gambar yang dilakukan peneliti selama 3 hari perawatan pada pasien
cemas diperoleh hasil adanya perubahan tingkat kecemasan antara sebelum dan
masalah kecemasan klien sangat berat dibuktikan dari 42 aspek penilaian, ada 19
aspek penilaian skornya 3 (sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap
pada situasi. Kemudian ada 4 aspek penilaian dengan skor 1 (sesuai yang dialami
stimulasi oleh latihan fisik, dan nomor 33 : berada pada keadaaan tegang.Setelah
diberikan terapi bermain menggambar dan mewarnai gambar selama tiga hari, maka
peneliti melakukan penilaian kembali terkait tingkat kecemasan klien. Hasil yang
penilaian dengan skor 1 (sesuai yang dialami sampai tingkat tertentu / kadang-
kadang). Jika dijumlahkan maka skor yang diperoleh yaitu 68 dengan kategori
kecemasan sedang.
Asumsi peneliti, karena keadaan umum klien yang masih lemah ditunjang
dengan faktor penyakit (demam typoid) yang belum pulih serta tanda dan gejala
yang dialami klien selain kecemasan membuat tingkat kecemasan masih dirasakan
53
oleh klien. Meskipun kecemasan masih ada tapi dengan adanya terapi menggambar
Penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sarti (2017), bahwa
terapi bermain salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat
krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress
berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan
cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain
sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau
Teori di atas dikuatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017)
Anak Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Bangsal Melati
RSUD Dr. Soedirman Kebumen” dengan hasil ada pengaruh setelah diberikan
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ratna (2018) yang meneliti tentang
selama 3 hari.
54
mewarnai gambar.
D. Keterbatasan
sebagai berikut :
1. Faktor demam klien menjadi penyebab proses penerapan tidak sesuai rencana
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilakukan terapi.
B. Saran
1. Bagi Perawat
khusus bermain, agar anak tidak merasa jenuh saat menjalani perawatan.
56
3. Bagi Institusi Pendidikan Akper Pemkab Konawe
aplikatif.
4. Bagi Klien
referensi khususnya pada orang tua agar tetap memenuhi kebutuhan tumbuh
kembangnya.
57
DAFTAR PUSTAKA
Evism. 2012. Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15,vol. 3, editor edisi bahasa Indonesia
Wahab, S. A., Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC.
Hidayah. 2011.Tesis : Analisis Determinan Kejadian Takut Pada Anak Sekolah Dan
Pra SekolahYangMenjalani Hospitalisasi Di Ruang Perawatan Anak BLUD Dr.
Slamet Garut. Jakarta: FIK Universitas Indonesia.
Nadhifati, L. 2018. Terapi Bermain Untuk Menurunkan Stres Hospitalisasi Pada Pasien
Anak Usia Prasekolah. Karya tulis Ilmiah. Yogyakarta. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta :
PPNI.
Purwati D. 2017. Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap
Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Selama Hospitalisasi Di RSUD Koyta
Madiun. Madiun. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
58
Anak Hospitalisasi di Usia Pra Sekolah Di BLUD RS Jatinagor. Bandung :
STIKES Karya Kencana.
Sarti. 2017. Skripsi :Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai
Gambar Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Pra-Sekolah Di Ruang
Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.Yogyakarta: STIK Muhammadiyah
Gombong.
Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori Dan
Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutanto A.V. dan Fitriana Y. 2017. Kebutuhan Dasar MAnusia Teori Dan Aplikasi
Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta :Pustaka Baru Pres.
59
Lampiran 1
1. Kami adalah Peneliti berasal dari institusi Akper Pemkab Konawe Dip loma III
Keperawatan dengan ini meminta anak bapak/ibu untuk berpartisipasi dengan
sukarela dalam penelitian yang berjudul “penerapan terapi bermain menggambar
dan mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat kecemasan dengan gangguan
kebutuhan rasa aman dan nyaman pada anak usia prasekolah (3-6 Tahun) di ruang
Perawatan AnakBadan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Konawe ”.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah penerapan terapi bermain menggambar
dan mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat kecemasan denga n gangguan
kebutuhan rasa aman dan nyaman pada anak usia prasekolah (3-6 Tahun) di ruang
Perawatan AnakBadan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Konawe. Penelitian
ini akan berlangsung selama anak anda dirawat di Rumah Sakit.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan melalui proses pengkajian yang meliputi
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik yang akan berlangsung 15-20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi pasien/orang tua tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pe ngembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang pasien/orang tua pasien peroleh dalam keikutsertaan pada
penelitian ini adalah turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri pasien beserta seluruh informasi yang orang tua sampaikan akan
tetap dirahasiakan
6. Jika pasien/orang tua pasien membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian
ini, silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 085246498696.
Peneliti
Reynaldhi Armawan S.
Nim. 17.034
60
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipasi)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan
oleh Reynaldhi Armawan S., Nim : 17.034 dengan judul “Penerapan terapi bermain
menggambar dan mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat kecemasan anak usia
prasekolah (3-6 Tahun) di ruang Zaal AnakBadan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Konawe”.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
(………………….) (………………….)
Peneliti
61
Lampiran 3
Keterangan :
2: sering
Skor
No. Aspek penilaian
0 1 2 3
1. Menjadi marah karena hal sepele
2. Mulut terasa kering
3. Tidak dapat melihat hal yang positif suatu kejadian
4. Merasakan gangguan dalam bernafas
5. Merasa tidak kuat lagi melakukan suatu kegiatan
6. Cenderung bereaksi berleb ihan pada situasi
7. Kelemahan pada anggota tubuh
8. Kesulitan untuk relaksasi / bersantai
9. Cemas yang berlebihan dalam situasi namun bisa lega jika hal /
situasi itu berakh ir
10. Pesimis
11. Mudah merasa kesal
12. Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas
13. Merasa sedih dan depresi
14. Tidak sabaran
15. Kelelahan
16. Kehilangan minat pada banyak hal misalnya makan
17. Merasa diri t idak layak
18. Mudah tersinggung
19. Berkeringat (misal: tangan berkeringat)
20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21. Merasa hidup tidak bahagia
22. Sulit untuk beristirahat
23. Kesulitan untuk menelan
24. Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan
25. Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimu lasi oleh
latihan fisik
26. Merasa hilang harapan dan putus asa
27. Mudah marah
28. Mudah panic
29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu mengganggu
30. Takut terhambat oleh tugas -tugas yang tidak bisa dilaku kan
31. Sulit untuk antusias pada suatu hal
32. Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang
dilakukan
33. Berada pada keadaaan tegang
62
34. Merasa tidak berharga
35. Tidak dapat memaklu mi hal apapun yang menghalangi anda untuk
menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
36. Ketakutan
37. Tidak ada harapan untuk masa depan
38. Merasa hidup tidak berarti
39. Mudah gelisah
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik
41. Gemetar
42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu
Sumber : Nursalam (2011)
3. Kecemasan sedang : 60 – 89
63
Lampiran 4
Keterangan :
2: sering
64
34. Merasa tidak berharga √
35. Tidak dapat memaklu mi hal apapun yang men ghalangi anda √
untuk menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
36. Ketakutan √
37. Tidak ada harapan untuk masa depan √
38. Merasa hidup tidak berarti √
39. Mudah gelisah √
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik √
41. Gemetar √
42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu √
4 38 54
Total 4 + 38 + 54 = 96
65
38. Merasa hidup tidak berarti √
39. Mudah gelisah √
40. Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik √
41. Gemetar √
42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu √
16 52
Total 16 + 52 = 68
3. Kecemasan sedang : 60 – 89
66
Lampiran 5
67
11. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti di rumah sebagai
alat komunikasi antara perawat klien.
C. Metode Kegiatan
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Media
1. Sarana
Ruangan tempat bermain
2. Media
a. Mejabelajar
b. Bukugambar
c. Pensil / bolpoint
d. Pensil warna/ crayon
E. Rencana Pelaksanaan
68
3. 5 men it Evaluasi :
b. Menanyakan tentan perasaan anak Menjawab pertanyaan
setelah diberi terapi bermain
menggambar dan mewarnai gambar
alat transportasi
3. 5 men it Penutup :
c. perawat menutup acara permainan Memperhatikan
dengan memberikan reward kepada
klien Menjawab salam
d. mengucapkan terima kasih dan salam
69
Lampiran 6
70
Lampiran 7
71
La,piran 8
72
Lampiran 9
73
Lampiran 10
74
Lampiran 11
75
Lampiran 12
76
77
78
79
80
81
82
83
84
DOKUMENTASI PENELITIAN
85
Hari Ke 2 peneliti melakukan terapi bermain
86