Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA Ny.

S
DENGAN KETIDAKBERDAYAAN DI RUANG CEMPAKA RSUD
Dr. SOEDIRMAN KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran


Program Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa Psikososial

DISUSUN OLEH:
YULI RIYADI
A32020242

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2020

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan dapat diartikan sebagai keadaan sehat fisik, mental,
maupun sosial (WHO, 2000 dalam Videback, 2015). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kesehatan pada seseorang bukan hanya tertuju pada
keadaan sehat secara fisik saja atau tidak terdapat penyakit, melainkan
satu kesatuan yang didalamnya juga memperhatikan kesehatan jiwa serta
kesehatan mental dan sosial secara seimbang. Apabila secara keseluruhan
belum terpenuhi atau terdapat gangguan, maka belum dapat digolongkan
sebagai kondisi sehat.

Penyakit oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia


dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak
menular (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Diabetes mellitus
digolongkan menjadi penyakit tidak menular, yang menjadi salah satu
sorotan pada permasalahan di Indonesia. Diabetes mellitus adalah
golongan penyakit metabolik yang memiliki karakteristik adanya
peningkatan kadar glukosa dalam darah yang berpengaruh pada produksi
insulin, kerja insulin atau keduanya (American Diabetes Association,
2014).

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013), diabetes


mellitus menempati urutan kedua. Peningkatan prevalensi terjadinya
angka kejadian diabetes mellitus dari tahun 2007 sebesar 1,1 persen
menjadi 2,4 persen pada tahun 2013. Hal tersebut dapat terjadi karena
pola makan dan gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung
memperhatikan kemudahan dan kecepatan. Pengkonsumsian makanan,
minuman kemasan serta aktifitas fisik yang rendah seperti yang terjadi
pada Ibu S.

Selain kesehatan secara fisik, kesehatan jiwa juga harus


diperhatikan dengan baik. Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat
secara emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan
interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep
diri yang positif, dan kestabilan emosional (Videback, 2015). Pada
kesehatan jiwa bukan hanya faktor internal yang dapat berpengaruh.
Faktor yang berasal dari lingkungan juga dapat memberikan efek yang
dapat menyebabkan munculnya masalah kejiwaan, seperti masalah
psikososial.

Kesehatan jiwa dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor


individual, interpersonal juga faktor sosial budaya. Faktor individual
digambarkan sebagai keadaan biologis, kegembiraan, spiritualitas, dan
identitas diri. Faktor yang kedua adalah interpersonal, didalamnya
terdapat cara bagaimana seseorang berkomunikasi efektif, menerapkan
hubungan harmonis dan saling membatu antar sesama manusia. Faktor
yang terakhir adalah sosial budaya, dalam faktor ini terdapat keinginan
bagi seseorang untuk hidup bermasyarakat dan mendukung keberagaman
individu yang berada disekitarnya. Dengan adanya ketiga faktor tersebut,
kesehatan jiwa bagi seseorang individu dapat terjaga dengan baik.
Apabila ketiga faktor dalam kesehatan jiwa tersebut tidak terpenuhi, maka
dapat terjadi masalah psikososial seperti ketidakberdayaan.

Ketidakberdayaan merupakan salah satu masalah dalam kesehatan


jiwa yang ada di masyarakat. Ketidakberdayaan merupakan pengalaman
hidup, kurangnya pengendalian terhadap situasi, termasuk persepsi bahwa
tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil (NANDA, 2015).
Salah satu batasan karakteristik adanya ketidakberdayaan adalah frustasi
tentang ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sebelumnya. Pada
klien yang mengalami diabetes mellitus tipe 2, dapat terjadi masalah
psikososial. Seperti yang terjadi pada klien Ibu S. Ibu S merasakan
apapun yang dilakukannya tidak akan membuatnya sembuh, ditambah
lagi klien selalu memikirkan anak yang masih kecil dirumah. Klien
kehilangan peran seperti yang biasanya dilakukan selama klien
mendapatkan perawatan di Ruang Cempaka RSUD dr.Soedirman
Kabupaten Kebumen.
Ruang Cempaka RSUD dr.Soedirman Kabupaten Kebumen
merupakan merupakan ruang rawat kelas satu, kelas dua dan tiga dengan
kasus rawat penyakit dalam. Klien dengan penyakit dalam, memiliki masa
rawat lebih lama bila dibandingkan dengan klien dengan kasus lain
ditambah lagi apabila klien mengalami komplikasi lain seperti Ibu S.
Sehingga, klien dengan masalah penyakit dalam, memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mengalami masalah psikososial ketidakberdayaan. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan dan mengoptimalkan asuhan
keperawatan ketidakberdayaan pada klien dengan diabetes mellitus tipe 2
di Ruang Cempaka RSUD dr.Soedirman Kabupaten Kebumen.

1.2. Rumusan Masalah

Kesehatan merupakan keadaan sehat secara menyeluruh, baik sehat


secara fisik, jiwa, mental serta kehidupan sosial seseorang. Masalah fisik
yang saat ini menempati urutan ke 2 pada penyakit tidak menular adalah
diabetes. Intervensi keperawatan harus dilakukan secara holistik, tidak
hanya pada pengobatan secara fisik, melainkan psiko, sosio, dan spiritual.
Gangguan kesehatan secara psikososial yang ada salah satunya adalah
ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan dapat terjadi pada situasi apapun,
tidak terkecuali pada klien yang mengalami diabetes mellitus tipe 2 yang
sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.

Ketidakberdayaan yang dialami oleh klien yang sedang menjalani


perawatan di ruang perawatan umum dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Salah satunya adalah klien merasa frustasi tentang
ketidakmampuannya untuk melakukan aktivitas seperti sebelumnya.
Apabila masalah tersebut tidak tertangani, maka akan menimbulkan
masalah yang baru bagi klien. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan dan mengoptimalkan asuhan keperawatan ketidakberdayaan
pada klien dengan diabetes mellitus tipe 2 di Ruang Cempaka RSUD
dr.Soedirman Kabupaten Kebumen

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum


Memberikan gambaran hasil analisis asuhan keperawatan
ketidakberdayaan pada individu yang mengalami masalah
kesehatan masyarakat khususnya diabetes mellitus.

1.3.2. Tujuan Khusus

g. Mengidentifikasi masalah psikososial yang terjadi pada klien


dengan diabetes mellitus.
h. Melakukan analisis asuhan keperawatan psikososial pada klien
dengan diabetes mellitus.
i. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan psikososial pada klien
dengan diabetes mellitus.
1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Institusi Pendidikan

Hasil asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan dan ilmu


pengetahuan, khususya pada bidang Ilmu Keperawatan Jiwa
mengenai asuhan keperawatan kesehatan dengan masalah
psikososial ketidakberdayaan pada klien dengan diabetes mellitus
di ruang perawatan umum.

1.4.2. Pelayanan

Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai


dasar dari pengembangan manajemen asuhan keperawatan
mengenai masalah ketidakberdayaan, sehingga nantinya
diharapkan pelayanan di ruang perawatan umum tidak hanya
mengutamakan tentang masalah fisik, juga memperhatikan
masalah psikososial.

1.4.3. Penelitian

Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi rujukan


dan dasar dalam melakukan penelitian lain mengenai asuhan
keperawatan ketidakberdayaan dengan masalah diabetes mellitus di
ruang perawatan umum.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S
Umur : 01-07-1942 (78th)
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jogomertan Petanahan 01/01 Kebumen
Status : Janda
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Tanggal Dirawat : 11-12-2020
Tanggal Pengkajian : 14-12-2020
Ruang Perawatan : Ruang Cempaka 11C
No. RM : 26.1126
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. SB
Umur : 08-03-1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Grogol Beningsari Petanahan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
3. ALASAN MASUK
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien secara rutin kontrol di poliklinik
penyakit dalam kemudian karena terdapat luka di kaki (celulitis pedis) maka
disarankan untuk rawat inap agar dapat dilakukan tindakan debridemen di ruang
bedah.
Saat pengkajian:

Pasien mengatakan kondisinya saat ini lemas dan persendiannya terasa nyeri dan
kesemutan Pasien mengatakan perasaannya saat ini sudah sedikit tenang setelah
dilakukan prosedur operasi, namun pasien mengeluh dengan kondisinya saat ini
yang tidak mampu untuk beraktifitas, untuk turun dari tempat tidur saja pasien
mengatakan tidak mampu atau susah, semua kebutuhanya baik makan, minum,
BAB dan BAK dibantu oleh keluarga. Pasien tampak meggunakan pampers.

4. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


1) Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
Pasien mengatakan merupakan seorang yang terbiasa menjalankan aktifitas
sehari hari secara mandiri. Tetapi semenjak sakit Ny.S lebih sering
tergantung pada orang lain dalam keseharianya.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar keluarga tampak sangat baik, keluarga tampak selalu
mendampingi pasien dan apabila memiliki keluhan atau masalah pasien
terbiasa berdiskusi dengan keluarga.
c. Faktor psikologis
Pasien termasuk tipe orang yang cenderung tertutup tentang kondisinya saat
ini, serta merasa dirinya tidak berharga semenjak mengalami hambatan
dalam mobilisasi.
d. Faktor genetik
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien yaitu ayah kandung pasien yang juga mengalami sakit diabetes
mellitus.
2) Faktor Presipitasi
a. Faktor sosial budaya
Pasien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
b. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena pasien takut jika kondisinya terus-menerus
seperti ini dan tidak bisa sembuh seperti sediakala.
c. Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak kunjung terselesaikan, dimana pasien merasa
bersalah dengan kondisinya sekarang ini serta merasa putus asa dengan
kondisi yang dialami sekarang karena telah merepotkan banyak orang
dalam keseharianya.

5. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan Umum
Pasien mengatakan kondisinya saat ini lemas dan persendiannya terasa nyeri
dan kesemutan Pasien mengatakan perasaannya saat ini sudah sedikit tenang
setelah dilakukan prosedur operasi, namun pasien mengeluh dengan
kondisinya saat ini yang tidak mampu untuk beraktifitas, untuk turun dari
tempat tidur saja pasien mengatakan tidak mampu atau susah, semua
kebutuhanya baik makan, minum, BAB dan BAK dibantu oleh keluarga.
Pasien tampak meggunakan pampers.

b. Tanda-Tanda Vital
TD : 100/60 mm/Hg   Nadi : 80 x/menit
Suhu : 80 x/menit RR : 20 x/menit
c. Pemeriksaan Fisik
saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital seperti dijabarkan di atas, pasien mengatakan sepertinya mengalami
penurunan berat badan semenjak sakit karena nafsu makan pasien berkurang,
nyeri pada luka post debridemen dan kesemutan pada kaki kanan.
6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Keterangan:

: Perempuan : Sudah meninggal

: Laki-laki : Hubungan pernikahan

: Pasien --------------- : Tinggal serumah

Keterangan: Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara. Pasien berumur 78
tahun. Pasien tinggal dengan anaknya. Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin
dengan erat dan sangat baik. Orang yang terdekat dengan pasien saat ini adalah anak
perempuan dan tinggal bersamanya.
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Pasien mengalami luka pada kaki kanan, dan bengkak pada persendian di
daerah mata kaki. Pasien mengatakan tetap bersyukur dengan kondisinya
saat ini walaupun merasa merepotkan anak anaknya.

2) Identitas
Pasien mengatakan namanya Ny.Sopiah, berumur 78 tahun dan tinggal
satu rumah dengan anaknya. Saat masih sehat dulu dia masih bisa
melakukan aktivitas secara mandiri.

3) Ideal Diri
Pada saat pengkajian pasien mengatakan ingin segera sembuh dari
penyakitnya sehingga mampu beraktifitas lagi walaupun terbatas dan
dapat berkumpul lagi dengan keluarganya dirumah.

4) Peran
Pasien sebagai seorang anak perempuan tertua dan sebagai kakak
perempuan tertua bagi adiknya, sebagai kakak ipar bagi suami adiknya.

5) Harga Diri
Pasien merasa tidak ada masalah dalam berhungan dengan keluarga dan
orang lain.

c. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti/terdekat:
Pasien mengatakan orang terdekatnya dulu adalah orang tuanya, namun
semenjak sakit pasien mengatakan dekat dengan anak perempuanya.

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:


Pasien mengatakan pada saat masih sehat selalu mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan di dalam masyarakat baik itu yang bersifat sosial dan
keagamaan.

3. Hambatan dalam berhupakngan dengan orang lain:


Pasien mengatakan tidak mengalami hambatan dalam menjalin hubungan
dengan orang lain. 
d. Spiritual
1) Nilai, Keyakinan, dan Spiritual
Pasien beragama islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa,
Pasien tidak mempunyai keyakinan yang berlebih terhadap agama yang
dianutnya.
2) Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan sejak mengalami sakit, kegiatan beribadahnya tidak
mampu dilakukan secara maksimal. Pasien mengatakan dibantu oleh
keluarga jika melakukan sholat.

7. STATUS MENTAL
a. Penampilan Umum
Pada saat pengkajian pasien berpenampilan sederhana, dengan menggunakan
baju kaos dan rok panjang. Namun pasien tampak kurang rapi dengan tampak
tidak tersisir.
b. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan jelas namun lambat dan menjawab pertanyaan yang
diberikan dengan tepat, selama proses pengkajian pasien berbicara mengenai
satu topik dengan jelas dengan diarahkan. Pasien berbicara dengan bahasa
jawa ngkoko. Selama proses pengkajian pasien dibantu dengan keluarga
untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan
c. Aktivitas Motorik
Saat pengkajian pasien nampak tenang dalam berbicara, tidak ada gerakan
yang diulang-ulang ataupun gemetar. Namun saat berbicara pasien tampak
lemah serta lebih banyak tersenyum apabila tidak mengerti dengan
pertanyaan yang di berikan.
d. Alam Perasaan
Pasien mengatakan khawatir dengan luka yang dialami akibat penyakit
diabetes melitus yang diderita, pasien mengatakan menerima apapun
kondisinya saat ini. Pasien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat
sedih maupun gembira.
e. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan pasien sesuai dengan stimulus
yang diberikan.
f. Interaksi Selama Wawancara
Selama proses pengkajian, pasien mau menjawab pertanyaan perawat dengan
jelas walaupun terkadang diarahkan terlebih dahulu. Selama proses
pengkajian secara umum pasien cukup kooperatif. Kontak mata pasien baik
dan pasien sesekali menatap wajah perawat saat pengkajian.
g. Persepsi
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi ataupun masalah
psikologis lainya.
h. Proses Pikir
Selama pengkajian, proses pikir pasien koheren pembicaraan pasien dapat
dipahami dengan baik, pembicaraan dapat sampai pada tujuan dan ada
hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu topik
yang sama.
i. Isi Pikir
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan isi pikir, isi pikir pasien
realistik dan tidak mengalami waham.
j. Tingkat Kesadaran dan Orientasi
Orientasi mengenai waktu tampak kurang, pasien tidak mampu menyebutkan
tanggal, jam dan hari. Pasien mengetahui bahwa sekarang sedang berada di
rumahsakit. Pasien mampu mengenal orang-orang disekelilingnya.
Kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6.
k. Memori
Pasien dapat mengingat beberapa peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di
masa lalu maupun sekarang. Pasien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi
pasien sudah makan atau belum, sudah minum obat apa belum. Secara umum
pasien tidak pernah mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Selama pengkajian, konsentrasi pasien kurang baik karena nyeri yang
dirasakan pasien. Namun pasien mampu menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan. Pasien masih mampu untuk menghitung sederhana.
m. Kemampuan Penilaian
Saat diberikan pilihan seperti pasien akan menjaga pola makan setelah sakit
untuk mengontrol gula darah atau tidak menjaga pola makan. Pasien memilih
untuk menjaga pola makannya karena dengan menjaga pola makan gula
darah pasien akan terkontrol.
n. Daya Tilik Diri
Pasien mengetahui penyakit yang diderita dan dapat menerima kondisinya
sekarang ini.
8. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan
Bantuan minimal :
Bantual total BAK/BAB : (YA)
b. Mandi
Bantuan minimal :
Bantual total : (YA)
c. Berpakaian
Bantuan minimal :
Bantual total : (YA)
d. Istirahat dan Tidur
Tidur siang lama:
Tidak menentu, setiap setelah minum obat pasien tertidur
Tidur malam lama :
Tidak menentu, setiap setelah minum obat pasien tertidur
Aktivitas sebelum/setelah tidur:
Tidak ada, karena pasien mengalami intoleransi aktivitas
e. Penggunaan Obat
Bantuan minimal :
Bantuan total : (YA)
f. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan : (YA)
Sistem pendukung : (YA)
g. Aktivitas di Dalam dan di Luar Rumah
Mempersiapkan makanan : Tidak
Menjaga kerapian rumah : Tidak
Mencuci pakaian : Tidak
Mengatur keuangan : Tidak
Dari data diatas dapat dijabarkan bahwa pasien saat dirawat tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti: makan, minum, berpakaian, BAB, BAK
secara mandiri. Aktivitas pasien di dalam rumah biasanya merapikan atau bersih-
tidak bisa dia lakukan, sedangkan kebutuhan pasien di luar rumah juga tidak bisa
dilakukan semenjak sakit dan sejak sakit pasien hanya berada diatas tempat tidur.

9. MEKANISME KOPING
Secara umum mekanisme koping pasien adaptif, saat pengkajian respon pasien
baik, pasien dapat berbicara dengan orang lain tanpa ada gangguan, dan pasien
dapat menyelesaikan masalah yang ada di keluarga dengan cara berdiskusi atau
membicarakannya dengan semua kelaurga.

10. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok tetapi pasien terbatas dalam
berkumpul dan bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga.
b. Masalah hubungan dengan lingkungan
Terbatas dalam berkumpul dan bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga.
c. Masalah dengan pendidikan
Ada masalah dengan pendidikan, karena pasien tidak pernah bersekolah.
d. Masalah dengan pekerjaan
Tidak ada masalah dengan pekerjaan karena pasien tidak bekerja
e. Masalah dengan perumahan
Tidak ada masalah dengan perumahan, pasien mengatakan mempunyai
rumah yang sederhana, luas dan bersih.
f. Masalah dengan ekonomi
Perekonomian pasien tergolong sederhana. Pasien mengatakan keluarganya
mampu untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga..
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Ada masalah dengan pelayanan kesehatan yakni jarak rumah ke rumah sakit
yang jauh dan transportasi menuju rumah sakit.
11. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
a. Penyakit jiwa
b. Faktor presipitasi
c. Koping
d. System pendukung
e. Penyakit fisik
f. Obat-obatan
g. Lainnya:
Keterangan: Pasien mengatakan saat ini mengalami nyeri pada luka di kakinya
serta nyeri di daerah persendian, dan bengkak di persendian didaerah kaki kanan.
Pasien tidak mengetahui secara lebih rinci mengenai penyakit dan obat-obatan
yang diberikan.

12. ASPEK MEDIS


a. Diagnosa medis
- Diabetes Melitus tipe 2
- Celulitis post debridemen
b. Terapi yang diberikan
- IUFD RL 20 tpm
- Injeksi Ceftriaxone 2x1gr
- Injeksi Ranitidin 2x50 mg
- Metronidazol infus 3x 500 ml
- Novorapid 4-4-4
B. ANALISA DATA
TGL / MASALAH PARAF
JAM DATA FOKUS KEPERAWATAN
14-12-2020 DS: Ketidakberdayaan
14.00 WIB a. Klien mengatakan merasa sedih dengan sakitnya
yang tak ada perubahan sehingga tidak bisa
Yuli Riyadi
beraktifitas.
b. Klien mengatakan tak mau bila disuruh untuk
mempraktekan tindakan pemberian insulin
pada badannya
c. Klien mengatakan tak bisa menyebut kanrencana
dalam penetapan diet bagi penderita diabetes.
d. Klien tak bisa menentukan apa saja obat oral yang
biasa diminum dan kegunaannya.
e. Klien mengatakan hanya merepotkan bagi keluarga
dan anak anaknya.
DO:
f. Klien tampak sedih dan murung saat menceritakan
penyakitnya yang tak kunjung sembuh.
g. Klien tampak sering termenung dan cenderung
terlihat diam bila tidak ditanya.
h. Tampak kecewa dengan penyakit dan situasi yang
dialaminya.
i. Klien tampak tidak memahami tentang penyakitnya.

C. MASALAH KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL


Defisit perawatan diri
..........................................Effect

Ketidakberdayaan .........................................Core Problem

Intoleransi Aktivitas .........................................Causa

Diagnosa Keperawatan Psikososial:


Ketidakberdayaan

D. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TGL /JAM DIAGNOSIS TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
14-12-2020 Ketidakberdayaan Tujuan: Sp 1 Pasien: - Untuk menentukan
14.00 WIB - Pasien mampu - Kaji intervensi selanjutnya
mengontrol ketidakberdayaan - Agar Pasien dapat
ketidak Pasien mengungkapkan
berdayannya - Bantu Pasien penyebab
- Setelah menguraikan ketidakberdayaannya
dilakukan asuhan perasannya - Berpikir positif
keperawatan - Latih Pasien untuk membawa perubahan
selama 3 kali berpikir positif baik dalam fisik dan
pertemuan - Latih Pasien untuk mental individu
(setiap mengembangkan - Untuk menegaskan
pertemuan 20 harapan positif bahwa pasien mampu
menit) (afirmasi positif) lebih baik
diharapakan
kondisi pasien
seusai Kriteria
hasil:
Pasien mampu Sp 2 Pasien:
berpartisipasi - Evaluasi kondisi - Untuk mengetahui
dalam ketidakrdayaan perkembangan respon
pengambilan - Latih Pasien untuk ketidakberdayaannya
keputusan. mengontrol - Agar dapat
- Pasien mampu ketidakberdayaan mengendalikan situasi
termotivasi untuk tertentu
aktif mencapai Sp 1 keluarga:
tujuan yang - Jelaskan kondisi - Agar keluarga
realistis. Pasien dan cara mengetahui kondisi
merawat. Pasien dan mampu
berperan dalam
perawatan
Sp 2 Keluarga:
- Untuk melihat sejauh
- Evaluasi peran
mana peran keluarga
keluarga merawat
dalam merawat pasien
Pasien

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL/JAM DIAGNOSIS/SP IMPLEMENTASI RESPON PARAF
14-12-2020 Ketidakberdayaan Salam terapeutik: “Selamat pagi”
14.00 WIB selamat pagi ibu “Nama saya Ny.S,
(tersenyum mendekati panggil saja saya Ny.S,
klien) saya disini bersama Yuli Riyadi
anak perempuan saya.
Orientasi:
“Selamat siang ibu, ibu
perkenalkan nama saya
Yuli Riyadi, ibu bisa
panggil saya Perawat
yuli, disini saya yang
akan merawat ibu dari
jam 14.00 sampai jam
21.00 wib, nama ibu
siapa dan biasa
dipanggil siapa? ibu
dengan siapa disini?

“Bagaimana perasaan
“Saya merasa kurang
ibu hari ini?”
baik karena kaki saya
nyeri dan kesemutan,
tubuh saya lemas tidak
bertenaga, dan sulit
untuk bergerak karena
kaki saya luka dan
bengkak.

Kontrak
“Baiklah”
“Ibu, saya bertugas di
sini untuk merawat Ibu.
Saya harap selama saya
merawat Ibu, saya dapat
memberikan pelayanan
yang terbaik bagi Ibu.
Ibu, sekarang saya ingin
berbincang-bincang
dengan Ibu untuk
mengetahui keadaan
Ibu saat ini, apakah Ibu
bersedia?
“Sekarang kita ngobrol
selama 15 menit ya
Ibu?”
“Saya merasa tidak
Fase Kerja
berdaya, saya terus
“Saya perhatikan tadi merasa nyeri pada
ibu terlihat sedih dan persendian dan badan
merenung, memangnya saya terasa tidak
apa yang ibu rasakan bertenaga, saya tidak
saat ini? “ mampu untuk
melakukan apapun,
untuk makan saja harus
dibantu oleh menantu
saya.

“Saat saya sakit seperti


”Pada saat bagaimana ini, untuk berpindah
Ibu merasa tidak posisi tidur saja perlu
mampu beraktivitas dibantu”
secara mandiri? ”
“Mereka sangat berarti
”Bagaimana dengan bagi saya, karena
lingkungan sekitar Ibu, mereka selalu
misalnya dari keluarga membantu saya dalam
Ibu, adakah hal-hal kondisi saya yang tidak
yang Ibu sukai dari berdaya ini”
mereka?”
“Dulu sebelum sakit,
”Coba Ibu ingat-ingat Saya memiliki
kembali kemampuan kemampuan dalam
apa saja yang dapat Ibu beribadah, tetapi karena
lakukan?” sakit yang saya derita
ini, saya merasa tidak
berdaya dan tidak
mampu untuk
melakukannya lagi”.

“Ya, baiklah”
”Sekarang bagaimana
kalau saya membantu
Ibu untuk mempakat
daftar hal-hal positif
dan kemampuan apa
saja yang Ibu miliki”

“ Ya, saya bersedia”


”Saya akan
mengajarkan hal positif
yang dapat dilakukan
disini, seperti memakai
baju secara mandiri dan
menyisir rambut,
apakah Ibu bersedia?”
“Yang pertama saya
”Nah, setelah tadi kita akan mencoba untuk
menuliskan hal positif menyisir rambut”
dan kemampuan yang
Ibu miliki, menurut Ibu
kemampuan yang mana
yang mampu untuk Ibu
lakukan saat ini?.”

Fase Terminasi

Evaluasi “Saya merasa senang


“Baiklah Ibu, bagus dan lebih bersemangat
sekali. Sekarang setelah diajak
bagaimana perasaan Ibu berbincang-bincang
setelah tadi kita tadi”
berbincang-bincang?”

Rencana Tindak
“Ya saya setuju “
Lanjut

“Nanti Ibu dapat


melakukannya kembali
kemampuan positif
yang sudah saya
anjurkan tadi.
Bagaimana kalau kita
masukkan dalam jadwal
kegiatan hariannya
Ibu?”
“ Baiklah, terimakasih”
Kontrak yang akan
datang

“Nah untuk hari ini


sampai disini dulu.
besok kita akan
bertemu lagi ya pak
pada pukul 14.00 wib
dan membicarakan
tentang kemampuan
positif lain yang Ibu
miliki. Bagaimana Ibu ?
saya pamit dulu”
15-12-2020 Ketidakberdayaan
Fase Orientasi
14.00 WIB
Salam Terapeutik
Yuli Riyadi
“Selamat siang ibu
“Ya masih mas,
Masih ingat dengan
baiklah”
saya ibu? Ya, betul
sekali. Saya perawat
yuli, pak. Seperti yang
disepakati tadi, kita
akan melanjutkan
sesuai rencana yang
sudah disepakati ya
bu.”

Evaluasi Validasi
“Ya, perasaan saya
“Bagaimana perasaan
sudah agak tenang, saya
ibu sekarang? Apakah sempat tertidur tadi”
sudah lebih baik dari
yang tadi? Bagus kalau
begitu”

Kontrak
“Ya, baiklah”
“Sesuai janji yang kita
sepakati tadi pak. Siang
ini kita bertemu untuk
mengevaluasi kegiatan
tadi dan membicarakan
kemampuan ibu yang
lain di ruangan ini.
Saya rasa 15 menit
seperti tadi pagi cukup
ya, ibu.”

Fase Kerja
“Ya, tadi sehabis
“Saya perhatikan ibu
bangun tidur, saya
sudah rapi sekarang,
mencuci muka dan
apakah ibu sudah
memakai baju dibantu
sempat berganti baju?
oleh keponakan saya”
Apakah ibu yang
melakukan sendiri
tempat tidur ibu?

“Saya merasa lebih


“Bagaimana perasaan
segar dan merasa
ibu setelah melakukan
nyaman”
hal tersebut ?
“Bisa sedikit, dan untuk
menyisir rambut saya
“ Ya, jadi ibu merasa bias melakukannya
senang ya, bagus sekali. sendiri”
Baiklah ibu sekarang
kita melakukan
kegiatan positif lain
yang telah ibu tuliskan
dalam daftar harian
yaitu menyisir rambut.
bisa ibu lakukan?”

Fase Terminasi “Ya, saya merasa


senang”
Evaluasi

“Bagaimana perasaan
ibu setelah tadi kita
berbincang-bincang?”
“Ya mas”
Rencana Tindak
Lanjut

“Nanti ibu dapat


melakukan kembali
kemampuan positif
yang sudah terjadwal,
ya ibu”

“Ya, Terimakasih”
Kontrak yang akan
datang

“Nah untuk hari ini


sampai disini dulu.
Besok lusa kita akan
bertemu lagi dan
membicarakan tentang
kemampuan positif lain
yang ibu miliki. Saya
pamit dulu ibu”.
15-12-2020 Ketidakberdayaan
Fase Orientasi
14.30 WIB “Selamat pagi, nama
Salam Terapeutik saya Ny.SB, saya anak
dari Ny.S.”
“Selamat Pagi ibu. Yuli Riyadi
Perkenalkan, nama saya
yuli. Saya perawat yang
bertugas pada sore hari
ini dari pukul 14.00
sampai 21.00 nanti ibu.
Nama ibu siapa? Lebih
senang dipanggil apa?
apa benar ibu dengan
Ny.SB ya?”

Evaluasi Validasi “Saya sangat khawatir


dengan kondisi Ny.S
“Bagaimana perasaan
saat ini”
ibu hari ini?”

Kontrak
“Ya, saya bersedia”
“ibu saya ingin
berbincang-bincang
dengan ibu untuk
mengetahui keadaan ibu
saat ini, apakah ibu
bersedia? Berapa lama
ingin bincang-
bincangnya ibu?
Bagaimana kalau kita
berbincang selama 15
menit?”

Fase Kerja “Saya merasa khawatir,


mengingat kondisi ibu
“Nah, sebenarnya, apa
saya saat ini semakin
yang ibu rasakan
lemah dari sebelumnya”
selama merawat Ny.S?

“Oh jadi begitu ya,


“Jadi ibu, kondisi kakak
untuk selanjutnya akan
ibu yang muncul saat
saya usahakan untuk
ini itu dikarenakan ibu
benar-benar merawat
telah mengalami suatu
ibu saya dengan baik
ketidakberdayaan,
dan lebih sering untuk
dalam hal ini
menemani berbincang-
ketidakberdayaan
bincang”
akibat penyakitnya.
Seperti yang kita
ketahui ibu mengalami
penyakit diabetel
mellitus atau kencing
manis, selain itu kadar
asam urat Ny.S juga
tinggi sehingga pasien
merasa nyeri pada
persendian, dan Ny.S
juga mengalami luka
dan bengkak pada kaki.
Dengan ibu yang
menunjukkan sikap
pasif, ragu-ragu, jarang
berinteraksi itu
merupakan tanda dan
gejala dari rasa
ketidakberdayaan.
Dalam hal ini ibu harus
memberikan dukungan
kepada ibu karena
keluarga berperan
penting dalam
meningkatkan motivasi
pasien. Selain itu, ibu
perlu juga memberikan
pujian atas kegiatan
atau peningkatan pada
kondisi pasien atau
ketika Ny.S mampu
memutuskan untuk
melakukan kegiatan.”

Fase Terminasi

Evaluasi
“Ya saya merasa lebih
“Bagaimana perasaan lega setelah berbincang-
ibu setelah tadi kita bincang tadi, saya
berbincang-bincang?” menjadi lebih
memahami kondisi
yang dialami ibu saya
sekarang”

Rencana Tindak
“Baiklah, saya akan
Lanjut
membantu dan selalu
“Nanti ibu dapat
memberi dukungan
mencoba untuk
kepada Ny.S”
memberikan dukungan
dan pujian atas
keberhasilan ibu ketika
Ny.S memutuskan
untuk melakukan
kegiatan.”
“Baik terimakasih mas”
Kontrak yang akan
datang

“Nah untuk sekarang


sampai disini dulu ya
ibu. Besok pada pukul
15.00 kita akan
bertemu lagi dan
membicarakan tentang
cara merawat dan
mengatasi kondisi
pasien secara langsung.
saya pamit dulu ibu ”

16-12-2020 Ketidakberdayaan
Fase Orientasi
14.00 WIB
Salam Terapeutik

“Selamat Pagi ibu. Yuli Riyadi


“Ya, saya masih ingat”
Masih ingat dengan
“Adik mas yuli kan?”
saya ibu ? Ya, betul
sekali. Saya perawat
yuli, ibu .

Evaluasi Validasi “Saya masih sedikit


khawatir sebenarnya
“Bagaimana perasaan
dengan kondisi Ny.S”
ibu hari ini?”

Kontrak
Baiklah, mari kita
“Sesuai janji yang kita
berdiskusi lagi”
sepakati kemarin ibu.
Sekarang kita bertemu
untuk mengevaluasi
kegiatan kemarin dan
membicarakan
kemampuan ibu dalam
merawat Ny.S Saya
rasa 15 menit seperti
kemarin cukup ya,
ibu .”

Fase Kerja “Sudah, saya sudah


memberikan dukungan
“Bagaimana ibu ,
atas kegiatan yang Ny.S
apakah ibu dapat
lakukan”
memotivasi Ny.S
dengan memberikan
dukungan atau pujian
atas kegiatan yang telah
Ny.S lakukan ?
“Ayo, makan sedikit-
Dukungan seperti apa sedikit saja, supaya
itu bu yang sudah lebih bertenaga, seperti
dilakukan? ohh bagus itu mas”
sekali itu ibu , baiklah.

“Ya saya akan berusaha


Ibu telah mampu semaksimal mungkin
memotivasi Ny.S atas pak. Kebetulan di
kegiatan yang dia rumah ada suami dan
lakukan sekarang ibu, anak anak yang juga
karena Ny.S mengalami bisa memberikan
ketidakberdayaan, dukungan dan merawat
tentunya ibu harus Ny.S semisalkan saya
memiliki banyak tenaga tidak ada di rumah.”
dan waktu dalam
merawat Ny.S. Yang
artinya saat sudah
pulang Ny.S harus
rutin (minimal setiap
satu bulan sekali)
melakukan Kontrol
kesehatannya di
pelayanan kesehatan
terdekat atau Rumah
Sakit. ibu juga harus
selalu mendampingi
Ny.S dalam hal makan,
minum, BAB, BAK,
berpakaian, mandi dan
lain-lain. Karena
dengan kondinya saat
ini Ny.S sangat
memerlukan bantuan
dari ibu. Ibu juga dapat
menenangkan Ny.S
saat mengalami
kesakitan. Apakah ibu
“Ya, saya mampu mas”
mampu?

“Baiklah kalau begitu,


ibu sudah menyatakan
kemampuan ibu
merawat Ny.S.”
“Saya merasa lebih
Fase Terminasi
mengerti dan merasa
Evaluasi tenang serta lebih
termotivasi dalam
“Bagaimana perasaan
merawat Ny.S.
ibu setelah tadi kita
berbincang-bincang?”
“Ya terimakasih atas
Rencana Tindak semua yg sudah
Lanjut disampaikan mas
sehingga saya dan
“Nah, untuk hari ini
keluarga menjadi lenih
sampai disini dulu ya
paham dan mengerti
pak, Nanti jika ibu ada
sehingga saya dan
pertanyaan atau ada hal
keluarga menjadi lebih
yang kurang dipaham
tenang”
ibu bisa tanyakan ke
saya atau perawat yang
lain. Semoga Ny.S
lekas sembuh dan
keluaga diberikan
kesehatan. Kalau begitu
saya pamit dulu ibu.”

F. EVALUASI KEPERAWATAN
TGL/JAM DIAGNOSIS/SP EVALUASI PARAF
14-12-2020 Ketidakberdayaan S:
14.00WIB SP1 Pasien: - Pasien mengatakan mengetahui
Assesment kemampuannya dalam beraktivitas
Ketidakberdayaan selama sakit.
Yuli Riyadi
dan Latihan O:
berpikir Positif. - Pasien tampak lemas tidak
bertenanga, pasien hanya terbaring di
atas tempat tidur.
A:
- SP1 Pasien: Assesment
Ketidakberdayaan dan Latihan
Berpikir Positif tercapai
P:
- Lanjutkan tindakan keperawatan
untuk mencapai SP2 Pasien: Evaluasi
Ketidakberdayaan, Manfaat
Mengembangkan Harapan Positif
dan Latihan Mengontrol Perasaan
Ketidakberdayaan.

15-12-2020 Ketidakberdayaan S:
14.00WIB SP2 Pasien: - Pasein mengatakan memiliki harapan
Evaluasi untuk beraktifitas kembali.
Ketidakberdayaan, O:
Yuli Riyadi
Manfaat - Pasien tampak berusaha melatih diri
Mengembangkan dan bersemangat dalam mengontrol
Harapan Positif ketidakberdayaan
dan Latihan A:
Mengontrol - SP2 Pasien: Evaluasi
Perasaan Ketidakberdayaan, Manfaat
Ketidakberdayaan. Mengembangkan Harapan Positif
dan Latihan Mengontrol Perasaan
Ketidakberdayaan tercapai.
P:
- Lanjutkan tindakan keperawatan
untuk mencapai SP1 Keluarga:
Penjelasan Kondisi Pasien dan Cara
Merawat pasien
15-12-2020 Ketidakberdayaan S:
14.30WIB SP1 Keluarga: - Keluarga pasien mengatakan mengerti
Penjelasan dengan kondisi pasien dan siap
Kondisi Pasien memberikan perawatan kepada
Yuli Riyadi
dan Cara Merawat pasien.
O:
- Keluarga pasien tampak antusias,
tampak memahami dan serius
medengarkan.
A:
- SP1 Keluarga: Penjelasan Kondisi
Pasien dan Cara Merawat tercapai.
P:
- Lanjutkan tindakan keperawatan
untuk mecapai SP 2 Keluarga:
Evaluasi peran keluarga merawat
pasien, cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan dan follow
up
16-12-2020 Ketidakberdayaan S:
14.00WIB SP 2 Keluarga: - Keluarga pasien mengatakan
Evaluasi peran memahami dan bersedia mengikuti
keluarga merawat saran yang diberikan.
Yuli Riyadi
pasien, cara O:
latihan mengontrol - Keluarga pasien tampak serius dan
perasaan memperhatikan saran.
ketidakberdayaan A:
dan follow up - SP 2 Keluarga: Evaluasi peran
keluarga merawat pasien, cara latihan
Mengontrol perasaan
Ketidakberdayaan dan follow up
tercapai.
P:
- Tindak lanjut dan pertahankan
kondisi sehat.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kesesuaian Antara Kasus Dengan Teori


Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan pada Ny.S, untuk
hasil pengkajian (tanda dan gejala) tidak semuanya sesuai dengan teori. Pada Ny. S tanda
gejala ketidakberdayaan tidak semuanya muncul sesuai teori.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S sudah sesuai dengan teori yaitu
ketidakberdayaan, diagnosa keperawatan muncul karena pada Ny. S didapatkan data yaitu
pasien saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti: makan, minum,
berpakaian, BAB, BAK secara mandiri. Aktivitas pasien di dalam rumah biasanya
merapikan atau bersih-tidak bisa dia lakukan, sedangkan kebutuhan pasien di luar rumah
juga tidak bisa dilakukan semenjak sakit dan sejak sakit pasien hanya berada diatas
tempat tidur.

Intervensi yang dilakukan pada pasien Ny. S sudah sesuai dengan teori
berdasarkan strategi pelaksanaan pada pasien dengan ketidakberdayaan. Implementasi
yang dilakukan pada Ny. S yaitu untuk mengatasi masalah psikososialnya
(ketidakberdayaan). Evaluasi yang telah dilakukan didapatkan bahwa Ny. S dan keluarga
sudah dapat menerima keterbatasan kondisi fisiknya sesuai dengan evaluasi yang
diharapkan.

B. Kekuatan atau Kemudahan Perawatan Selama Proses Asuhan Keperawatan


Kekuatan atau kemudahan selama proses asuhan keperawatan yaitu pada pasien
Ny. S komunikasi pasien dan keluarga juga kooperatif serta ada kerja sama yang baik
antara mahasiswa dengan keluarga serta dukungan yang baik dari perawat bangsal
Cempaka RSUD Soedirman sehingga proses implementasi yang dilakukan pada Ny. S
berjalan dengan baik.
C. Kelemahan atau Kesulitan Perawatan Selama Proses Asuhan Keperawatan
Kelemahan atau kesulitan selama proses asuhan keperawatan yaitu keterbatasan
waktu untuk melakukan asuhan keperawatan sangat singkat dan terbatas sehingga kurang
maksimal didalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai