T DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SKIZOFRENIA (GANGGUAN PROSES PIKIR:
WAHAM) DIRUANG BANUAS RSJ KALAWA ATEI
OLEH :
YUDA SUPRIANTO
NIM 2008095
2. Rentang Respon
Rentang respons waham menurut keliat (1999) dalam Fitria (2014):
Respons Adaptif Respons Maladaptif
- Pikiran logis - Kadang proses - Gangguan isi pikir
- Persepsi akurat pikir terganggu waham
- Emosi konsisten - Ilusi - Perubahan proses
dengan pengalaman - Emosi berlebihan emosi
- Perilaku sesuai - Berprilaku yang - Perilaku tidak
- Hubungan sosial tidak biasa terorganisasi
harmonis - Menarik diri - Isolasi sosial
3. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan : Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang
berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannnya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b) Faktor Sosial Budaya : Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
c) Faktor Psikologis : Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/ bertentangan,
dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d) Faktor biologis : Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
e) Faktor Genetik (Fitria, 2014).
4. Faktor Presipitasi
a) Faktor Sosial Budaya : Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan
orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok.
b) Koping Biokimia : Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga
dapat menjadi penyebab waham pada seseorang.
c) Faktor Psikologis : Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan
untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan. ( Fitria, 2014).
C. Pohon masalah
Effect Resiko Tinggi Perilaku kekerasan
Core Problem perubahan Proses Pikir: Waham
Causa Isolasi Sosial: Menarik Diri
Harga Diri Rendah Kronis
E. Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : waham
2. SP Keluarga :
SP I
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya waham.
c) Menjelaskan cara merawat klien waham.
SP II
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien waham.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat klien waham.
SP III
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning).
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Keliat, B A. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta: FIK,
Universitas Indonesia.
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa (Edisi revisi). Bandung: Reflika Aditama.
Yusuf, Ah., Fitryasari, R. PK., Nirhayati, N.E. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(RUMAH SAKIT JIWA)
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan Kriminal
Jelaskan No.1, 2, 3 :
Klien pernah masuk RSJ 5 tahun yang lalu karena sering marah-marah saat dinasehati,
bicara kasar dan tidak sesuai, menyerang orang lain, merusak alat-alat rumah tangga. Klien
berhasil dilakukan pengobatan sebelumnya namun kambuh kembali saat klien putus minum
obat.
V. FISIK
Tanda Vital : TD: 130/90
N: 90x/m
S: 36,8
P: 20x/m
Ukur : TB:156 cm BB : 48 kg
Keluhan Fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan : klien tidak mengeluhkan sakit pada fisik
Masalah Keperawatan :
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (Tiga generasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: G. Menikah
: G. Keturunan
: Klien
2. Konsep Diri
Gambaran diri : Pasien mengatakan dalam dirinya terdapat 3 jiwa dalam satu tubuh
(tritunggal) yaitu Eva, Evi, dan Ipah
Identitas diri : klien mengatakan bahwa dirinya sangat berkuasa
Peran : klien mengatakan bahwa dirinya mampu mensejahterakan bangsa
Ideal diri : klien tidak mampu menjelaskan ideal dirinya
Harga diri : klien merasa dirinya selalu diagungkan dan dipuja oleh orang lain
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Ayah dan ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien tidak pernah mengikuti
kegiatan di RSJ
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : klien tidak memiliki hambatan
dalam berkomukasi dengan orang lain
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien beragama islam memiliki keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
Kegiatan Ibadah : klien tidak pernah ibadah selama di RSJ
Masalah Keperawatan : -
23/06/ Gangguan proses TUM : Klien dapat mengontrol 1. Setelah interaksi klien: 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien:
2021 pikir : Waham wahamnya - Mau menerima kehadiran perawat di - Beri salam
sampingnya. - Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama
TUK: - Mengatakan mau menerima bantuan panggilan disukai.
1. Klien dapat membina hubungan perawat. - Jelaskan tujuan interaksi.
saling percaya dengan perawat - Tidak menunjukkan tanda- tanda - Yakinkan klien dalam keadaan aman dan
curiga. perawat siap menolong dan mendampinginya.
- Mengijinkan duduk disamping - Yakinkan bahwa kekehasiaan klien akan tetap
terjaga
- Tunjukkan siap terbuka dan jujur.
- Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan
untuk memenuhinya
2.Klien dapat mengidentifikas 2. Setelah interaksi klien: 2. Bantu klien untuk mengungkapkan
- Klien menceritakan ide-ide dan perasaan dan pikirannya.
perasaan yang muncul secar berulang
- Diskusikan dengan klien pangalaman yang
perasaan yang muncul secara dialami selama ini termasuk hubungan
dalam pikiran klien
berulang dalam pikirannya. dengan orang yang berarti, lingkungan kerja,
sekolah dsb.
- Dengarkan pernyataan klien dengan empati
tanpa mendukung /menentang pernyataan
wahamnya.
- Katakan perawat dapat memahami apa yang
diceritakan klien.
3. Klien dapat mengidentifikasi 3. Setelah interaksi klien: 3. Bantu klien untuk mengindentifkasi kebutuhan yang
stressor/pencetus wahamnya - Dapat menyebutkan kejadian- tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor
a. (Triggers Fator) kejadian sesuai dengan urutan percentus wahanya.
waktu serta harapan / kebutuhan - Diskusikan dengan klien tentang kejadian-
dasar yang tidak terpenuhi kejadian traumatik yang menimbulkan rasa
seperti: Harga diri, rasa aman dsb. takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai.
- Dapat menyebutkan hubungan - Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum
antara kejadian traumatis / terpenuhi.
kebutuhan tidak terpenuhi - Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi
dengan wahannya kebutuhan yang tidak terpenuhi kebutuhan dan
kejadian yang traumatis.
- Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi
yang meningkatkan pikiran/ perasaan yang
terkait wahamnya.
- Diskusikan dengan klien antara kejadian
kejadian tersebut dengan wahamnya.
4. Klien dapat mengidentifikas 4. Setelah berinteraksi klien: menyebutkan 4. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya
wahamnya perbedaan pengalaman nyata dengan yang salah tentang situasi yang nyata (bila
klien sudah siap)
dengan pengalaman wahamnya
- Diskusikan tentang pengalaman
wahamnya tanpa berargumentasi
- Katakan kepada klien akan keraguan
perawat terhadap pernyataan klien.
- Diskusikan frekuensi, interaksi dan durasi
terjadinya waham
- Bantu klien membedakan situasi nyata
dengan situasi yang dipersepsikan salah
oleh klien.
5. Klien dapat mengidentifikasi 5. Setelah interaksi: Klien menjelaskan 5. Diskusikan dengan klien pengalaman-
konsekuensi dari wahamnya gangguan fungsi hidup sehari-hari pengalaman yang tidak menguntungkan sebagai
yang diakibatkan ide-ide / pikirannya akibat dari wahamnya seperti:
tidak sesuai dengan kenyataan seperti: - Hambatan dalam beinterkasi dengan
- Hubungan dengan keluarga keluarga
- Hubungan dengan orang lain - Hambatan dalam beinterkasi dengan
- Aktivitas sehari-hari orang lain
- Hambatan dalam melakukan aktifitas
- Pekerjaan
sehari hari.
- Sekolah Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah
- Prestasi dsb masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain.
6. Klen dapat melakukan teknik 6. Setelah interaksi klien: melakukan 6.1 Diskusikan hobi /aktifitas yang
distraksi sebagai cara aktifitas yang konstruktif sesuai disukainya.
menghentikan pikiran yang dengan minatnya yang dapat 6.2 Anjurkan klien memilih dan melakukan
terpusat pada wahamnya. mengalihkan fokus klien dari aktifitas yang membutuhkan perhatian dan
wahamnya. ketrampilan fisik.
6.3 Ikut sertakan klien dalam aktifitas fisik yang
membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu
luang.
6.4 Libatkan klien dalam TAK orientasi
realita.
6.5 Bicara dengan klien topik-topik yang nyata
6.6 Anjurkan klien untuk bertanggungjawab secara
personal dalam mempertahankan/ menunjukkan
kesehatan dan pemulihannya.
6.7 Beri penghargaan bagi setia supaya klien yang
positif.
7. Klien mendapat dukungan 7. Setelah interaksi keluarga dapat 7.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga
keluarga. menjelaskan tentang : sebagai pendukung untuk mengatasi waham.
- Pengertian waham 7.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu
- Tanda dan gejala waham klien mengatasi waham.
- Penyebab dan akibat waham 7.3 Jelaskan pada keluarga tentang:
- Cara merawat klien waham - Pengertian waham
- Tanda dan gejala waham
- Penyebab dan akibat waham
- Cara merawat klien waham
7.4 Latih keluargacara merawat waham
7.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara
yang dilatihkan.
7.6 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya
merawat klien di rumah sakit.
8. Klien dapat memanfaatkan obat 8.1 Setelah interaksi klien menyebutkan: 8.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
dengan baik. - Menaati minum obat kerugian tidak minum obat, nama warna, dosis,
cara, efek samping penggunaan obat.
- Kerugian tidak minum obat 8.2 Pantau klien saat penggunaan obat
- Nama-nama, dosis efek
- Beri pujian jika klien menggunaan obat
terapi dan efek samping
dengan benar
obat
8.3 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
8.2 Setelah interaksi klien konsultasi dengan dokter
mendemonstrasikan penggunaan obat
- Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/
dengan benar.
perawat jika terjadi hal-hal yang tidakdiinginkan.
8.3 Setelah interaksi klien menyebutkan
akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter.
O:
- Klien mencerikan sesuatu yang tidak sesuai dengan realitanya
- Ekspresi wajah tampak datar
- Konsetrasi klien mudah beralih
- Proses pikir : Persevarasi
- Isi pikir : pikiran magis
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan SP