OLEH
Yuliana Sisca, S. Kep
NIM : 200-511-100
=================================================
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
Kampus: Jl. Kubah Putih No.7 Rt.001/014 Kel,Jatibening Kec.Pondok Gede Kota Bekasi
: 021-8690.1352
email: stikes_abdinusantara@yahoo.com
LAPORAN PENDAHULUAN
HIV / AIDS
A. Pengertian
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan oleh HIV, ditandai dengan adanya kegagalan progresif system imun (Irianto,
2014). Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) sangat rentan terserang berbagai penyakit. Serangan penyakit yang
biasanya tidak terlalu berbahaya lama kelamaan akan menyababkan pasien sakit parah
bahkan meninggal (Rendi & Margareth, 2012).
B. Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari
kelompok virus yang dikenal dengan retrovirus. Retrovirus ditularkan oleh darah melalui
kontak intim dan mempunyai afinitas yang kuat terhadap limfosit T (Desmawati, 2013).
Virus HIV menyerang sel CD4 menjadikannya tempat berkembang biak virus HIV baru dan
menyebabkan kerusakan pada sel darah putih sehingga tidak dapat digunakan lagi. Ketika
seseorang terkena HIV, virus ini tidak langsung menyebabkan penyakit AIDS tapi
memerlukan waktu yang cukup lama (Rimbi, 2014)
1. Gejala Awal
Gejala HIV awal dapat mulai terjadi dalam 3-6 minggu atau paling lama 3 bulan setelah
virus masuk ke tubuh. Ketika virus sudah menginfeksi tubuh, seseorang dapat
mengalami sejumlah gejala HIV yang mirip-mirip dengan gejala sakit flu, yaitu:
a. Demam
Demam sebagai gejala HIV terjadi akibat adanya peradangan dari dalam tubuh.
Demam dengan suhu kira-kira mencapai 38 derajat Celcius, juga bisa menjadi gejala
1
HIV pertama yang harus diwaspadai. Ini bisa disebabkan dan menjadi tanda bahwa
tubuh Anda sedang berusaha melawan infeksi. Gejala HIV tahap awal ini bisa
berlangsung selama satu hingga dua minggu. Saat demam, virus HIV mulai masuk
ke dalam aliran darah dan bertambah banyak. Sistem kekebakan tubuh Anda lantas
akan melawan virus HIV tersebut, dan tanda reaksi peradangan ini akan hadir dalam
bentuk demam atau suhu badan yang meningkat.
b. Kelenjar getah Bening Membesar
Gejala HIV selanjutnya yang kerap muncul adalah pembengkakan pada kelenjar
getah bening. Kelenjar getah bening umumnya terletak di leher, ketiak, dan pangkal
paha. Kelenjar getah bening ini bertugas memproduksi sel-sel kekebalan tubuh untuk
melawan infeksi. Pada saat terserang HIV, kelenjar getah bening akan bekerja amat
keras mengeluarkan sistem kekebalan tubuh untuk membasmi virus HIV. Akibatnya,
kelenjar getah bening, teruma di bagian leher akan membengkak dan meradang.
c. Badan Terasa lemas
Mengutip Women’s Health, dr. Michael Horberg mengatakan salah satu gejala tanda
HIV dan AIDS adalah badan yang terasa lelah terus menerus. Pengidap HIV
mungkin akan terus merasa mudah lelah kurang lebih selama satu minggu setelah
pertama kali terinfeksi HIV. Gejala HIV ini disebabkan karena tubuh Anda sedang
melawan virus HIV yang dapat berkembang banyak. Jelas ini akan menyebabkan
sistem kekebalan tubuh bekerja berat membunuh virus HIV tersebut. Hasilnya,
badan jadi terasa lelah, walaupun tanpa melakukan aktivitas yang berat sekalipun.
d. Sakit Tenggorokan
Saat tubuh mengalami gejala HIV, terkadang sering ditandai dengan kondisi sakit
tenggorokan. Sakit tenggorokan sering disertai dengan sakit saat menelan juga.
Gejala HIV merupakan dampak dari HIV yang melemahkan sistem kekebalan Anda.
Alhasil, virus mudah masuk lewat mulut dan membuat peradangan di tenggorokan
e. Diare
Diare dapat menjadi salah satu gejala HIV dan AIDS yang harus diwaspadai.
Pasalnya, ketika Anda mulai terinfeksi HIV, bakteri seperti Mycobacterium avium
complex (MAC) atau Cryptosporidium, dapat dengan mudahnya masuk dan
menyerang sistem kekebalan tubuh yang lemah. Inilah yang menyebabkan orang
HIV mudah kena diare. Gejala HIV ini dapat berlangsung beberapa hari, kemudian
sembuh spontan walaupun tanpa pengobatan. Pada saat mengalami gejala HIV ini,
penderita sudah mulai dapat menularkan penyakitnya ke orang lain.
f. Infeksi Jamur
Pada dasarnya, gejala HIV pada wanita sangat mirip dengan gejala HIV pada pria.
Satu-satunya gejala HIV yang khas pada wanita adalah tubuh yang lebih rentan
terserang infeksi jamur. Infeksi jamur atau ragi, adalah kondisi yang dapat dialami
2
oleh orang yang menderita gejala HIV awal. Ragi atau jamur adalah mikroorganisme
yang secara alami hidup di mulut dan juga vagina. Pada kondisi tubuh yang normal
dan sehat, jamur dapat tumbuh seimbang dan tidak menyebabkan masalah kesehatan
apapun. Namun saat tubuh terkena HIV, sistem kekebalan tubuh yang mengatur
keseimbangan jamur di tubuh jadi lemah. Alhasi, jamur dapat tumbuh menyebar dan
menyebabkan masalah kesehatan.
g. Ruam Merah
Pada beberapa orang yang mengalami gejala HIV, kemungkinan di tubuhnya akan
terdapat 1 sampai 2 bercak ruam merah di kulitnya. Gejala HIV berupa ruam merah
bisa terdapat di seluruh tubuh, misalnya di lengan, dada, dan kaki Ruam merah
gejala HIV biasanya tidak benjol dan tidak gatal. Ruam ini terjadi dibarengi dengan
demam, yang mana merupakan reaksi peradangan alami tubuh Anda saat ia melawan
infeksi.
3
c. Herpes zoster yang berulang dalam 5 tahun
d. Radang pada mulut dan stomatitis (sariawan) yang berulang.
e. Gatal pada kulit (papular pruritic eruption).
f. Dermatitis seboroik yang ditandai ketombe luas yang tiba-tiba muncul.
g. Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari.
4
c. Infeksi bakteri yang berat seperti infeksi paru (pneumonia, empyema, pyomyositis),
infeksi sendi dan tulang dan radang otak (meningitis).
d. Infeksi herpes simplex kronis (lebih dari 1 bulan).
e. Penyakit tuberkulosis di luar paru, misalnya tuberkulosis kelenjar.
f. Candidiasis esofagus yaitu infeksi jamur di kerongkongan yang membuat penderita
sangat sulit untuk makan.
g. Sarcoma Kaposi.
h. Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma di otak yang dapat menyebabkan
abses atau borok otak.
i. Encephalophaty HIV, keadaan di mana penderita sudah mengalami penurunan dan
perubahan tingkat kesadaran.
D. Patofisiologi
Perjalanan klinis ODHA dari tahap terinfesi HIV sampai tahap AIDS, sejalan dengan
penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas sekunder dan menunjukkan gambaran
penyakit yang kronis. Penurunan imunitas biasanya diikuti dengan adanya peningkatan
resiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta penyakit keganasan(Nursalam &
Kurniati, 2009). Semua orang yang terinfesi HIV sebagian besar berkembang menjadi AIDS
pada tiga tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun dan hampir 100%
ODHA menunjukkan gejala AIDS setelah 13 tahun(Rendi & Margareth, 2012).
Perjalanan alamiah penyakit HIV pada umumnya terdiri dari 3 tahap, tahap infeksi
primer, tahap asimptomatik dan tahap simptomatik dan AIDS. Pada tahap infeksi primer,
terjadi repilkasi virus HIV secara cepat diikuti dengan kadar CD4+ penderita yang menurun.
Pada tahap tersebut, respon imun tubuh juga akan berusaha melawan virus HIV dengan
mekanisme imunitas seluler dan humoral (Nursalam &Kurniati, 2009).
Tahap selanjutnya adalah tahap asimptomatik, dimana pada tahap ini, replikasi virus
tetap terjadi, namun cenderung lambat. Jumlah CD4+ pada tahap ini juga menurun lebih
lambat dari pada tahap sebelumnya. Jika jumlah sel CD4+ penderita mencapai <200
sel/mm3 dan terdapat minimal 1 infeksi opurtunistik pada penderita, maka penderita sudah
masuk pada tahap AIDS. Pada tahap ini, gejala yang dialami penderita berupa penurunan
berat badan demam >1bulan tanpa sebab yang jelas, diare kronis >1 bulan, kandidiasis oral,
serta gejala lainnya (Folasire &Sanusi, 2015).
Pasien HIV/AIDS pada umumnya mengalami penurunan nafsu makan. Hal ini bisa
disebabkan karena pengaruh obat ARV dan kesulitan menelan akibat infeksi jamur kandida
pada mulut. Penderita HIV/AIDS juga menderita diare yang menyebabkan dehidrasi,
absorbs makanan yang buruk sehingga terjadi penurunan berat badan secara signifikan. Saat
diare juga terjadi hilangnya zat gizi dalam tubuh seperti vitamin dan mineral sehingga harus
diberikan asupan zat gizi yang tepat. Terjadinya demam yang lama sehingga menyebabkan
kehilangan kalori dan cairan (Nursalam & Kurniati, 2009).
5
PATHWAY
E. Pemeriksaan Diagnostik
Ada tiga jenis utama tes HIV, antara lain:
6
1. Tes Antibodi yaitu jenis pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi HIV dalam darah.
Antibodi HIV adalah protein yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap infeksi
HIV. Tes antibodi terdiri atas beberapa jenis, antara lain:
a. ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) merupakan tes HIV yang umumnya
digunakan sebagai langkah awal untuk mendeteksi antibodi HIV. Sampel darah yang
telah diambil akan dibawa ke laboratorium dan dimasukkan ke dalam wadah yang
telah diberi antigen HIV. Selanjutnya, enzim akan dimasukkan ke dalam wadah
tersebut untuk mempercepat reaksi kimia antara darah dan antigen. Jika darah
mengandung antibodi HIV, maka darah akan mengikat antigen tersebut di dalam
wadah.
b. IFA (Immunofluorescene Antibody Assay) Tes yang dilakukan dengan
menggunakan pewarna fluoresens untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi HIV.
Pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop beresolusi tinggi. Tes ini biasanya
digunakan untuk mengonfirmasi hasil tes ELISA.
c. Western Blot Tes yang dilakukan dengan menggunakan metode pemisahan protein
antibodi yang diekstrak dari sel darah. Sebelumnya, tes ini juga digunakan untuk
mengonfirmasi hasil tes ELISA, namun saat ini Western Blot sudah jarang
digunakan sebagai tes HIV.
2. Test PCR (Polymerase Chain Reaction) Tes yang digunakan untuk mendeteksi RNA
atau DNA HIV dalam darah. Tes PCR dilakukan dengan cara memperbanyak DNA
melalui reaksi enzim. Tes PCR dapat dilakukan untuk memastikan keberadaan virus
HIV ketika hasil tes antibodi masih diragukan.
3. Tes kombinasi antibodi-antigen (Ab-Ag test). Tes yang dilakukan untuk mendeteksi
antigen HIV yang dikenal dengan p24 dan antibodi HIV-1 atau HIV-2. Dengan
mengidentifikasi antigen p24, maka keberadaan virus HIV dapat terdeteksi sejak dini
sebelum antibodi HIV diproduksi dalam tubuh. Tubuh umumnya membutuhkan waktu
2-6 minggu untuk memproduksi antigen dan antibodi sebagai respons terhadap infeksi.
F. Penatalaksanaan
Penyakit AIDS belum di temukan cara penyembuhanya, yang perlu di lakukan adalah
pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human
Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
melakukan hubungan kelamin/sex dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
Melakukan pemeriksaan 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak terlindungi.
Menggunakan alat kontrasepsi atau pelindung jika berhubungan dengan orang yang
tidak jelasstatus HIV nya.
Tidak melakukan pertukaran jarum suntik,jarum tato,dan sebagainya.
Melakukan pencegahan infeksi ke bayi baru lahir atau janin.
Jika terinfeksi HIV, maka pengendaliannya yaitu:
7
1. Terapi Opurtunistik
terapi ini bertujuan menghilangkan, pemulihan pengendalian infeksi , nasokomial, sepsis
atau opurtunistik. Melakukan pengendalian infeksi yang aman untuk pencegahan
kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien
dilingkungan perawatan kritis
2. Terapi ARV (Antiretroviral)
Prinsip pemberian ARV menggunakan 3 jenis obat dengan dosis terapeutik. Jenis
golongan ARV yang rutin digunakan:
a. NRTI (nucleoside and nucleotide reverse transcriptaser inhibitors) dan NNRTI (non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitors): berfungsi sebagai penghambat kinerja
enzim reverse transcriptase (enzim yang membantu HIV untuk berkembang dan aktif
dalam tubuh pejamu). NRTI misalnya : 3TC (lamivudin), AZT (ZDV, zidovudin),
d4T (stavudin), Tenofovir (TDF; analog nukleotida) sedangkan NNRTI misalnya :
Efavirenz (EFV), Nevirapin (NVP)
b. PI (protease inhibitors), menghalangi proses penyatuan dan maturasi HIV misalnya :
Lopinavir (LPV), Atazanavir (ATV), Nelfinavir (NFV)
c. INSTI (integrase strand transfer inhibitors), mencegah DNA HIV masuk ke dalam
nukleus
Efek Samping ARV
Selama 1 bulan awal pemberian ARV, penting untuk dilakukan evaluasi untuk
memantau respon tubuh terhadap pengobatan, baik efek yang dirasakan secara fisik
maupun psikologis. Efek yang sering dirasakan pada awal penggunaan ARV berupa
mual, urtika, limbung/kehilangan keseimbangan, lemas, pusing, dan gangguan tidur.
Keadaan ini dapat timbul pada masa awal penggunaan ARV, dan akan berkurang saat
kadar ARV mulai stabil dalam darah.
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang positif
mengidap HIV/AIDS, pasangan seksual multiple, aktivitas seksual yang tidak
terlindung, seks anal, homoseksual, penggunaan kondom yang tidak konsisten,
menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus
pada wanita yang terpajan karena peningkatan kekeringan/friabilitas vagina),
8
pemakai obat-obatan IV dengan jarum suntik yang bergantian, riwayat menjalani
transfuse darah berulang, dan mengidap penyakit defesiensi imun.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
sulit tidur,merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan
kontrol diri, depresi, nyeripanggul, rasa terbakar saat miksi, diare intermitten, terus-
menerus yang disertai/tanpa kramabdominal, tidak nafsu makan, mual/muntah, rasa
sakit/tidak nyaman pada bagian oral, nyeriretrosternal saat menelan, pusing, sakit
kepala, tidak mampu mengingat sesuatu, konsentrasimenurun, tidak merasakan
perubahan posisi/getaran, kekuatan otot menurun, ketajaman penglihatanmenurun,
kesemutan pada ekstremitas, nyeri, sakit, dan rasa terbakar pada kaki, nyeri dada
pleuritis,nafas pendek, sering batuk berulang, sering demam berulang, berkeringat
malam, takutmengungkapkan pada orang lain dan takut ditolak lingkungan, merasa
kesepian/isolasi, menurunnyalibido dan terlalu sakit untuk melakukan hubungan
seksual.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat HIV/AIDS pada keluarga, kehamilan keluarga dengan HIV/AIDS, keluarga
pengguna obat-obatan terlarang
2. Pengkajian Fisik
a. Aktivitas dan Istirahat
Massa otot menurun, terjadi respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan
pada tekanandarah, frekuensi denyut jantung, dan pernafasan.
b. Sirkulasi
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, penurunan volume nadi perifer,
pucat/sianosis, kapillaryrefill time meningkat.
c. Integritas Ego
Perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah, postur
tubuh mengelak,menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji atau banyak
janji
d. Eliminasi
Diare intermitten, terus menerus dengan/tanpa nyeri tekan abdomen, lesi/abses
rektal/perianal,feses encer dan/tanpa disertai mukus atau darah, diare pekat,
perubahan jumlah, warna, dankarakteristik urine
e. Makanan/cairan
Adanya bising usus hiperaktif; penurunan berat badan: parawakan kurus,
menurunnya lemaksubkutan/massa otot; turgor kulit buruk; lesi pada rongga mulut,
adanya selaput putih dan perubahanwarna; kurangnya kebersihan gigi, adanya gigi
yang tanggal; edema.
f. Hygiene
9
Penampilan tidak rapi, kekurangan dalam aktivitas perawatan diri.
g. Neorosensori
Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa,
konsentrasiburuk, kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon
melambat.Ide paranoid, ansietas berkembang bebas, harapan yang tidak
realistis.Timbul refleks tidak normal, menurunnya kekuatan otot, gaya berjalan
ataksia.Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis, hemiparase,
kejangHemoragi retina dan eksudat (renitis CMV)
h. Nyeri/ Kenyamanan
Pembengkakan sendi, nyeri tekan, penurunan rentang gerak, perubahan gaya
berjalan/pincang, gerakotot melindungi yang sakit
i. Pernafasan
Takipnea, distress pernafasan, perubahan bunyi nafas/bunyi nafas adventisius, batuk
(mulai sedangsampai parah) produktif/nonproduktif, sputum kuning (pada
pneumonia yang menghasilkan sputum).
j. Keamanan
Perubahan integritas kulit : terpotong, ruam, mis. Ekzema, eksantem, psoriasis,
perubahan warna,ukuran/warna mola, mudah terjadi memar yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya Rektum luka, luka-luka perianal atau abses.Timbulnya nodul-
nodul, pelebaran kelenjar limfe pada dua/lebih area tubuh (leher, ketiak, paha)
Penurunan kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan.
k. Seksualitas
Herpes, kutil atau rabas pada kulit genitalia
l. Interaksi Sosial
Perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat, aktivitas yang tak terorganisasi,
perubahan penyusunan tujuan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif bd sekresi yang tertahan dd batuk tidak efektif,
sputum berlebih.
b. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun
c. Defisit Nutrisi penyebab Peningkatan kebutuhan metabolisme
4. Intervensi
o Diagnosa 1
Management Jalan nafas
a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,usaha nafas)
b. Monitor bunyi nafas tambahan ( gurgling, mengi, ronkhi)
c. Posisikan semi fowler atau fowler
d. Lakukan Fisioterapi dada
e. Lakukan penghisapan lender
10
f. Kolaborasi pemberian bronchodilator
o Diagnosa 2
Pemantauan Tekanan Intrakranial
a. Monitor Tekanan Darah
b. Monitor penurunan tingkat kesadaran
c. Pertahankan posisi kepala dan leher netral
d. Dokumentasikan dan laporkan hasil pemantauan
o Diagnosa 3
Management Nutrisi
a. Identifikasi adanya alergi makanan
b. Monitor kalori dan asupan makanan
c. Monitor terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan
d. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut (oral hygiene)
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
11
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer , Bare, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner dan suddart, Edisi 8,
Jakarta,EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
12
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
ALAMAT : JL.Swadaya Kubah Putih No. 9 kel. Jatibening Kec. Pondok Gede
NIM : 200-511-100
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. B
2. Umur : 36 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Jakarta / WNI
4. Agama : Protestan
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Buruh
7. Alamat : Tanjung Priok, Jakarta Utara
8. Sumber Biaya : BPJS
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama :
Pasien mengeluh demam hilang timbul 1 minggu SMRS. Demam dirasakan walaupun tidak
dengan aktivitas. Pasien mengatakan punya riwayat penggunaan narkoba suntik (putaw) tahun
2010 – 2013, kadang bergantian penggunaan jarum suntik. Pasien mengatakan tes HIV tahun
2018 dengan hasil Reaktif, dan menggunakan terapi ARV FDC ( 1x1) sejak Januari 2019
diminum pada malam hari.
Pasien mengatakan diare sejak 5 hari yang lalu, dalam 1 hari BAB ±10 kali dengan konsistensi
cair. Pasien mengatakan ada penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir.
1
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan masih demam, terutama pada malam hari. Pasien mengatakan masih diare,
mual dan terkadang muntahada penurunan berat badan. Pasien mengatakan batuk berdahak
sejak 1 bulan yang lalu, dahak kental.
3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………
Makanan ya tidak jenis……………………
Lain-lain ya tidak jenis……………………
4. Riwayat operasi: ya tidak
- Kapan : ……………………
- Jenis operasi : ……………………
Keterangan :
: Laki-laki
2
: Perempuan
: Klien
3
j. Penggunaan WSD : Tidak ada
- Jenis : ......................................................................................
........................................................
- Jumlah cairan
: ..........................................................................................................................
....................
- Undulasi : ..................................................................................................
............................................
- Tekanan : ..................................................................................................
............................................
k. Tracheostomy: ya tidak
........................................................................................................................................
...........
........................................................................................................................................
...........
........................................................................................................................................
..........
l. Lain-lain:
........................................................................................................................................
...........
........................................................................................................................................
...........
........................................................................................................................................
..........
a. TD : 100/60 mmHg
b. N : 94 x/menit
c. Keluhan nyeri dada: ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Irama jantung: reguler ireguler
e. Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain.....
4
f. Ictus Cordis: tidak ada
g. CRT : < 2 detik
h. Akral : hangat kering merah basah pucat
Panas dingin
i. Sikulasi perifer: normal menurun
j. JVP :.................................
k. CVP :.................................
l. CTR :.................................
m. ECG & Interpretasinya:
..............................................................................................................................................
............
..............................................................................................................................................
............
..............................................................................................................................................
............
n. Lain-lain :
..............................................................................................................................................
............
..............................................................................................................................................
............
..............................................................................................................................................
............
..............................................................................................................................................
...........
..............................................................................................................................................
...........
6
Bila ada, jelaskan:
..............................................................................................................................................
............
..............................................................................................................................................
............
f. Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu,
sebutkan: .................................................................................................
Jenis :............................................
Ukuran :............................................
Hari ke :............................................
g. Produksi urine : 41 ml/jam (1000 ml/24 jam)
Warna : kuning
Bau : tidak berbau aseton
h. Kandung kemih : Membesar ya tidak
i. Nyeri tekan : ya tidak
j. Intake cairan :oral : 1000 cc/hari parenteral : 1000 cc/hari
k. Balance cairan : BB = 48 kg ; Suhu = 38.9 ˚c
Intake :
Minum = 1000 cc
IVFD = 1000 cc
Air Metabolisme = 5 cc/kg BB/hari
= 5 x 48 = 240 cc
Intake = 1000 + 1000 + 240 = 2240 cc
Output :
Urine = 1000 cc
BAB (10 x 100cc) = 1000 cc
IWL dengan kenaikan suhu = IWL + 200 (suhu-36.8)
= 15 cc/kg BB/hari + 200 (38.9 – 36.8)
= (15 x 48) + 200 (2.1)
= 720 + 420 = 1140 cc
Output = 1000 + 1000 + 1140 = 3140 cc
Balance cairan = Intake – Output
= 2240 - 3140 = - 900 cc
k. Lain-lain:
.............................................................................................................................................
............
7
.............................................................................................................................................
............
.............................................................................................................................................
............
8
p. Lain-lain:
........................................................................................................................................
...........
.........................................................................................................................................
...........
.........................................................................................................................................
...........
7. Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
OD OS Masalah Keperawatan :
Visus
Palpebra
Conjunctiva
Kornea
BMD
Pupil
Iris
Lensa
TIO
9
................................................................................................................................................
...
................................................................................................................................................
...
................................................................................................................................................
...
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
OD OS
Aurcicula
MAE
Membran
Tymphani
Rinne
Weber
Swabach
b. Tes Audiometri
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
c. Keluhan nyeri ya tidak
P :...................................................................
Q :...................................................................
R :...................................................................
S :...................................................................
T :...................................................................
d. Luka operasi : ada tidak
Tanggal operasi :................
Jenis operasi :................
Lokasi :................
Keadaan :................
e. Alat bantu dengar :................
f. Lain-lain :................
................................................................................................................................................
..
10
................................................................................................................................................
..
................................................................................................................................................
..
11
- Jumlah :...................
- Warna :...................
- Kondisi area sekitar insersi :...................
n. ROM : .................................................
o. Cardinal Sign : ................................................
p. Lain-lain:
........................................................................................................................................
.........
10. Sistem Integumen
a. Penilaian resiko decubitus
13
- Riwayat amputasi sebelumya ya tidak
Jika ya:
- Tahun :
- Lokasi :
f. ABI : ....................................................
g. Lain-lain:
.........................................................................................................................................
......
.........................................................................................................................................
......
.........................................................................................................................................
......
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Masalah keperawatan :
TERAPI
- IVFD RL
- Cefotaxime inj 2x1 gr
- Ranitidine Inj 2x1
- Paracetamol 3x500 mg
- Antasida 3x1
- Ambroxol 3x1
15
DATA TAMBAHAN LAIN :
................................................................................................................................................................
.............
................................................................................................................................................................
.............
................................................................................................................................................................
.............
................................................................................................................................................................
.............
................................................................................................................................................................
.............
(Yuliana Sisca)
16
ANALISA DATA
Hari/
DATA ETIOLOGI MASALAH
Tgl/ Jam
Selasa,19 Data Subjektif : Proses penyakit, infeksi Hipertermi
Januari
- Ps mengatakan demam hilang
2021
timbul sejak 1 minggu SMRS
- Ps mengatakan masih demam,
terutama jika malam hari.
Data Objektif :
- S : 38.9 ˚C
- Pemeriksaan Lab :
Leukosit = 18.000
15
- Balance cairan :
BB = 48 kg ; Suhu = 38.9 ˚c
Intake cairan :
oral : 1000 cc/hari
parenteral : 1000 cc/hari
Minum = 1000 cc
IVFD = 1000 cc
Air Metabolisme = 5 cc/kg BB/hari
= 5 x 48 = 240 cc
Intake = 1000 + 1000 + 240 = 2240
cc
Output :
Urine = 1000 cc
BAB (10 x 100cc) = 1000 cc
IWL dengan kenaikan suhu = IWL
+ 200 (suhu-36.8)
= 15 cc/kg BB/hari + 200 (38.9 –
36.8)
= (15 x 48) + 200 (2.1)
= 720 + 420 = 1140 cc
Output = 1000 + 1000 + 1140 = 3140
cc
16
Balance cairan = Intake – Output
= 2240 – 3140 = -
900 cc
17
- TB = 165 cm ; BB = 48 kg
- IMT = 48 / (1.65)2= 17.7
Interpretasi IMT 17.7 = BB kurang
(<18.5)
- Pemeriksaan Lab :
Hemoglobin = 10 gr/dl
Hematokrit = 34 %
Data Objektif :
- Batuk Produktif (+)
- Sekret (+), kental (+), warna
kuning kehijauan
- Pemeriksaan fisik, ronkhi (+)
- RR = 20 x/memit
18
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
19
RENCANA INTERVENSI
No Hari/ Tgl/ DIAGNOSA
INTERVENSI RASIONAL
. Jam KEPERAWATAN
1. Selasa,19 Hipertermi - Monitor suhu tubuh - Untuk mengetahui perubahan suhu
Januari
Tujuan : - Anjurkan klien untuk cukup minum 2-3 - Untuk menggantikan cairan yang keluar
2021
liter/hari saat peningkatan suhu.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, - Leukosit dalam darah menunjukan
hipertermi teratasi. adanya infeksi
- Monitor laboratorium leukosit
Kriteria hasil : - Antipiretik untuk menurunkan
- Kolaborasi : pemberian antipiretik
peningkatan suhu tubuh
- suhu 36-37 ⁰C
- Untuk mengganti cairan yang keluar saat
- Nadi dan RR dalam batas
- Kolaborasi : pemberian cairan intravena peningkatan suhu tubuh
normal
- Tirah barang meminimalkan aktivitas ps,
- Kadar leukosit dalam batas
sehingga dapat menurunkan infeksi dan
normal - Edukasi : anjurkan ps untuk tirah baring menurunkan suhu tubuh.
Edukasi
Anjurkan posisi duduk
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang di butuhkan.
22
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN/CATATAN KEPERAWATAN
Hari/ Tgl/
No. Dx Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Shift
Rabu,20 1 07.00 – - Melakukan pengkajian S : Ps mengatakan masih demam CL
Januari 2021 13.00
-Melakukan pengukuran TTV CL 13.00 O : TTV S= 38.9 ⁰c
(monitor suhu)
Leukosit 18.000
- Memberikan edukasi, motivasi
ps untuk tirah baring
Rabu,20
- Melakukan pengkajian
Januari 2021 3 CL
07.00 – S : Ps mengatakan diare 10x,
- Mengukur TTV
13.00 CL 13.00 konsistensi BAB cair,
23
- Melakukan balance cairan Ps mengatakan masih mual,
muntah sedikit 1x tadi pagi
O : Membran mukosa kering,
kebersihan mulut kotor
- Balance cairan :
BB = 48 kg ; Suhu = 38.9 ˚c
Intake cairan :
oral : 1000 cc/hari
parenteral : 1000 cc/hari
Minum = 1000 cc
IVFD = 1000 cc
Air Metabolisme = 5 cc/kg
BB/hari
= 5 x 48 = 240 cc
Intake = 1000 + 1000 + 240 =
2240 cc
Output :
Urine = 1000 cc
BAB (10 x 100cc) = 1000 cc
IWL dengan kenaikan suhu =
IWL + 200 (suhu-36.8)
= 15 cc/kg BB/hari + 200 (38.9 –
24
36.8)
= (15 x 48) + 200 (2.1)
= 720 + 420 = 1140 cc
Output = 1000 + 1000 + 1140 =
3140 cc
Balance cairan = Intake –
CL
Output
= 2240 – 3140 = - 900
cc
25
- IMT = 48 / (1.65)2= 17.7
Interpretasi IMT 17.7 = BB
kurang (<18.5)
- Pemeriksaan Lab :
CL
Hemoglobin = 10 gr/dl
Hematokrit = 34 %
26
Ronkhi (+)
27
BAB (8 x 100cc) = 800 cc
IWL dengan kenaikan suhu =
IWL + 200 (suhu-36.8)
CL
= 15 cc/kg BB/hari + 200 (38.5 –
36.8)
= (15 x 48) + 200 (1.7)
= 720 + 340 = 1060 cc
Output = 1200 + 800 + 1060 =
3060 cc
Balance cairan = Intake –
Output
= 2440 - 3060 = -620 cc
29
Jumat,22 3 07.00 – - Melakukan pengkajian CL 13.00 mengatakan mual, muntah tidak
Januari 2021 13.00 ada.
- Mengukur TTV
O : Membran mukosa kering,
- Melakukan balance cairan
kebersihan mulut kotor
- Balance cairan :
BB = 48 kg ; Suhu = 37.5 ˚c
Intake cairan :
oral : 1500 cc/hari
parenteral : 1000 cc/hari
Minum = 1500 cc
IVFD = 1000 cc
Air Metabolisme = 5 cc/kg
BB/hari
= 5 x 48 = 240 cc
Intake = 1500 + 1000 + 240 =
2740 cc
Output :
Urine = 1500 cc
CL
BAB (5 x 100cc) = 500 cc
IWL dengan kenaikan suhu =
IWL + 200 (suhu-36.8)
= 15 cc/kg BB/hari + 200 (37.5 –
30
36.8)
= (15 x 48) + 200 (0.7)
= 720 + 140 = 860 cc
Output = 1500 + 500 + 860 =
2860cc
CL
Balance cairan = Intake –
Output
= 2740 - 2860 = - 120
cc
CL
Jumat,22 4 07.00 – - Memotivasi ps untuk CL 13.00 S : Ps mengatakan mual
Januari 2021 13.00 melakukan oral hygiene. berkurang, tidak ada muntah
31
Januari 2021 1 07.00 – - Memonitor TTV CL 13.00 demam
13.00
-Memonitor hasil pemeriksaan O : TTV
laboratorium
TD=110/70 ; N=84x/menit ;
- Memotivasi ps untuk tetap RR=18x/menit ; S=36.8 ⁰C
minum 2 liter perhari
Leukosit : 16.500
S : Ps mengatakan batuk
Jumat,22
- Memonitor TTV berkurang, namun masih ada
Januari 2021 07.00 –
2 CL 13.00 dahak
13.00 - Mengauskultasi paru
O : TTV RR=18 x/menit
- Memotivasi ps untuk
melakukan tehnik batuk efektif Ronkhi (+)
dengan baik dan benar
Jumat,22
S : Ps mengatakan tidak ada
Januari 2021 07.00 –
- Memonitor TTV Ps mual tapi diare masih ada, sudah
3 13.00 CL 13.00
5x dengan konsistensi cair
- Melakukan pemasangan IVFD
pada Ps O : Membran mukosa lembab,
- Menganjurkan Ps untuk minum Ps tampak membersihkan
2-3 liter per hari mulutnya.
- Melakukan balance cairan TTV : S=36.8°c
- Balance cairan :
32
BB = 48 kg ; Suhu = 36.8 ˚c
Intake cairan :
oral : 1500 cc/hari CL
parenteral : 1000 cc/hari
Minum = 1500 cc
IVFD = 1000 cc
Air Metabolisme = 5 cc/kg
BB/hari
= 5 x 48 = 240 cc
Intake = 1500 + 1000 + 240 =
2740 cc
Output :
Urine = 1500 cc
BAB (5 x 100cc) = 500 cc
IWL = 15 cc/kg BB/hari
= 15 x 48
= 720 cc
Output = 1500 + 500 + 720 =
2720cc
Balance cairan = Intake –
Output
Jumat,22
Januari 2021 = 2740 - 2720 = +20 cc
07.00 –
33
4 13.00 - Memonitor status nutrisi Ps CL 13.00 S : Ps mengatakan masih diare,
5x dengan konsistensi cair
- Memotivasi Ps untuk makan
sedikit tapi sering Ps mengatakan sudah tidak mual
-Memonitor pemeriksaan O : Ps terlihat menghabiskan
Laboratorium Ps satu porsi makan siangnya.
- Peristaltik = 15x/menit
- TB = 165 cm ; BB = 48 kg
- IMT = 48 / (1.65)2= 17.7
Interpretasi IMT 17.7 = BB
kurang (<18.5)
34
35
36