Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN 1 Mata Kuliah : Kep. Maternitas Nama : Arumingtyas P. Tingkat/Semester : 1/1 Tempat Praktek : RSUD dr. Darsono / R.

Flamboyan

Disetujui
LAPORAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Clinical Instructure Clinical Teacher

PENDAHULUAN PASIEN DENGAN HEMORRAGIC POST PARTUM


Dian Tata Riandari, Amd.Keb Dwi Ariani S., S.Kep.,Ns.,M.Kep
19830901 200604 2017 19710411 199803 2 002

A. Pengertian
Perdarahan pasca partum adalah perdarahan yang terjadi setelah kelahiran bayi, sebelum, selama dan sesudah keluarnya plasenta. Perdarahan
post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir (Harry Oxorn, 2010)
B. Etiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan perdarahan post partum, antara lain 4T (Tone dimished, Trauma, Tissue, Thrombin) :
1. Tone Dimished : Atonia uteri, adalah suatu keadaan dimana uterus tidak mampu untuk berkontraksi dengan baik dan mengecil sesudah janin
keluar dari rahim.
2. Tissue
a. Retensio plasenta
b. Sisa plasenta
c. Plasenta acreta dan variasinya.
3. Trauma
Sekitar 20% kasus perdarahan postpartum disebabkan oleh trauma jalan lahir akibat :
a. Ruptur uterus
b. Inversi uterus
c. Perlukaan jalan lahir
d. Vaginal hematom
4. Thrombin : Kelainan pembekuan darah
Gejala-gejala kelainan pembekuan darah bisa berupa penyakit keturunan ataupun didapat, kelainan pembekuan darah bisa berupa :
a. Hipofibrinogenemia,
b. Trombocitopeni,
c. Idiopathic thrombocytopenic purpura,
d. HELLP syndrome ( hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count ),
e. Disseminated Intravaskuler Coagulation,
f. Dilutional coagulopathy bisa terjadi pada transfusi darah lebih dari 8 unit karena darah donor biasanya tidak fresh sehingga komponen fibrin
dan trombosit sudah rusak.
(Winkjosastro, 2015)
C. Manifestasi Klinik
Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus,
pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual (Winkjosastro, 2015)
D. Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam
stratum spongiosum sehingga sinus - sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan
retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian
menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan
perinium (Winkjosastro, 2015)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan
2. Pemeriksaan USG
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterine.
3. Urinalisis memastikan kerusakan kandung kemih
4. Profil koagulasi menentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan fibrinogen, aktivasi masa tromboplastin dan masa
tromboplastin parsial.
F. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Tekan bagian segmen uterus bagian bawah dan keluarkan bekuan darah
b. Periksa konsistensi uterus
c. Bila terjadi atonia, pijat uterus
d. Bila tidak ada respon, lakukan kompresi bimanual
e. Pantau TTV dan tanda syok
f. Bila uterus terus berkontraksi dan perdarahan terus berlanjut, perhatikan apakah ada laserasi.
g. Bila laserasi vagina atau perineum derajat pertama atau kedua, segera perbaiki
h. Bila laserasi serviks atau laserasi vagina atau laserasi perineum derajat tiga atau empat: jepit perdarahan dan lakukan perbaikan bila terjadi
hemostasis
G. Komplikasi
Komplikasi perdarahan postpartum adalah
 Anemia yang dapat memperlemah kondisi klien, menurunkan daya tahan dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas.
 Kematian akibat kehilangan darah yang tidak dapat ditangani. (Harry Oxorn, 2010).
H
HALAMAN 2 CLINICAL PATHWAY
HALAMAN 3

Model konsep askep : SDKI, SIKI, SLKI

Prawirohardjo, Sarwono. (2014)


Yuli, Reni. (2017)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HEMORRAGIC POST PARTUM

EVALUASI
PENGKAJIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN
(KRITERIA KEBERHASILAN)
1. Data Demografi Resiko Syok Pencegahan Syok (I. 02068) Tingkat syok menurun
Identitas pada klien yang harus Observasi (L.03032)
diketahui diantaranya: nama, 1. Monitor status Kriteria Hasil
umur, agama, pendidikan, kardiopulmonal (frekuensi dan 1. Kekuatan nadi meningkat
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, kekuatan nadi, frekuensi napas, 2. Output urine meningkat
jenis kelamin, status perkawinan, TD, MAP) 3. Tingkat kesadaran
dan penanggung biaya. 2. Monitor status oksigenasi meningkat
2. Keluhan utama (oksimetri nada, AGD) 4. Saturasi oksigen meningkat
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini 3. Monitor status cairan 5. Akral dingin menurun
dan alasan meminta pertolongan (masukan dan haluaran, turgor 6. Pucat menurun
3. Riwayat Kesehatan Dahulu kulit, CRT) 7. Haus menurun
Riwayat penyakit jantung, 4. Monitor tingkat kesadaran 8. Konfusi menurun
hipertensi, penyakit ginjal kronik, dan respon pupil 9. Letargi menurun
hemofilia, riwayat pre eklampsia, 5. Periksa riwayat alergi 10. Asidosis metabolik menurun
trauma jalan lahir, kegagalan Terapeutik 11. MAP membaik
kompresi pembuluh darah, 1. Berikan oksigen untuk 12. TD sistolik membaik
tempat implantasi plasenta, mempertahankan saturasi oksigen 13. TD diastolik membaik
retensi sisa plasenta >94% 14. HR membaik
2. Persiapkan intubasi dan ventilasi 15. CRT membaik
4. Riwayat Kesehatan Sekarang mekanis, jika perlu 16. RR membaik
Keluhan yang dirasakan saat ini 3. Pasang jalur iv, jika perlu
yaitu: kehilangan darah dalam 4. Pasang kateter urin untuk menilai
jumlah banyak (>500ml), Nadi produksi urin, jika perlu
lemah, pucat, lokea berwarna 5. Lakukan skin test untuk
merah, haus, pusing, gelisah, mencegah reaksi alergi
letih, tekanan darah rendah, Edukasi
ekstremitas dingin, dan mual 1. Jelaskan penyebab/ faktor risiko
5. Riwayat Haid syok
Umur Menarche pertama kali, 2. Jelaskan tanda dan gejala awal
Lama haid, jumlah darah yang syok
keluar, konsistensi, siklus haid, 3. Anjurkan melapor jika
hari pertama haid terakhir, menemukan / merasakan tanda
perkiraan tanggal partus dan gejala awal syok
6. Riwayat Perkawinan 4. Anjurkan memperbanyak asupan
Kehamilan ini merupakan hasil cairan oral
pernikahan ke berapa ? Apakah 5. Anjurkan menghindari alergen
perkawinan sah atau tidak, atau Kolaborasi
tidak direstui orang tua ? 1. Kolaborasi pemberian iv, jika perlu
7. Riwayat Obstetri 2. Kolaborasi pemberian transfusi
a. Riwayat kehamilan darah, jika perlu
Berapa kali dilakukan 3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi,
pemeriksaan ANC, Hasil jika perlu
Laboratorium : USG, Darah, Pemanatauan Cairan (I.03121)
Urine, keluhan selama Observasi
kehamilan termasuk situasi 1. Monitor frekuensi dan kekuatan
emosional dan impresi, upaya nadi
mengatasi keluhan, tindakan 2. Monitor frekuensi nafas
dan pengobatan yang diperoleh. 3. Monitor tekanan darah
b. Riwayat persalinan 4. Monitor berat badan
Riwayat persalinan lalu : Jumlah 5. Monitor waktu pengisian kapiler
Gravida, jumlah partal, dan 6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
jumlah abortus, umur kehamilan 7. Monitor jumlah, waktu dan berat
saat bersalin, jenis persalinan, jenis urine
penolong persalinan, BB bayi, 8. Monitor kadar albumin dan protein
kelainan fisik, kondisi anak saat total
ini. 9. Monitor hasil pemeriksaan serum
c. Riwayat nifas pada persalinan (mis. Osmolaritas serum,
lalu : Pernah mengalami hematocrit, natrium, kalium, BUN)
demam, keadaan lochia, kondisi 10. Identifikasi tanda-
perdarahan selama nifas, tanda hipovolemia (mis. Frekuensi
tingkat aktifitas setelah nadi meningkat, nadi teraba lemah,
melahirkan, keadaan perineal, tekanan darah menurun, tekanan
abdominal, nyeri pada nadi menyempit, turgor kulit
payudara, kesulitan eliminasi, menurun, membrane mukosa
keberhasilan pemberian ASI, kering, volume urine menurun,
respon dan support keluarga. hematocrit meningkat, haus, lemah,
d. Riwayat persalinan saat ini : konsentrasi urine meningkat, berat
Kapan mulai timbulnya his, badan menurun dalam waktu
pembukaan, bloody show, singkat)
kondisi ketuban, lama 11. Identifikasi tanda-tanda
persalinan, dengan episiotomi hypervolemia mis. Dyspnea,
atau tidak, kondisi perineum dan edema perifer, edema anasarka,
jaringan sekitar vagina, JVP meningkat, CVP meningkat,
dilakukan anastesi atau tidak, refleks hepatojogular positif, berat
panjang tali pusat, lama badan menurun dalam waktu
pengeluaran placenta, singkat)
kelengkapan placenta, jumlah 12. Identifikasi factor resiko
perdarahan. ketidakseimbangan cairan (mis.
e. Riwayat New Born : apakah bayi Prosedur pembedahan mayor,
lahir spontan atau dengan trauma/perdarahan, luka bakar,
induksi/tindakan khusus, kondisi apheresis, obstruksi intestinal,
bayi saat lahir (langsung peradangan pankreas, penyakit
menangis atau tidak), apakah ginjal dan kelenjar, disfungsi
membutuhkan resusitasi, nilai intestinal)
APGAR skor, Jenis kelamin Terapeutik
Bayi, BB, panjang badan, 1. Atur interval waktu
kelainan kongnital, apakah pemantauan sesuai dengan kondisi
dilakukan bonding attatchment pasien
secara dini dengan ibunya, 2. Dokumentasi hasil
apakah langsung diberikan ASI pemantauan
atau susu formula. Edukasi
8. Riwayat KB 1. Jelaskan tujuan dan
Kaji pengetahuan klien dan prosedur pemantauan
pasangannya tentang Informasikan hasil pemantauan,
kontrasepsi, jenis kontrasepsi jika perlu
Perfusi Perifer Tidak Efektif Perawatan Sirkulasi (I.02079) Perfusi perifer meningkat
yang pernah digunakan,
Observasi (L.02011)
kebutuhan kontrasepsi yang akan
1. Periksa sirkulasi Kriteria Hasil
datang atau rencana
perifer(mis. Nadi perifer, edema, 1. Denyut nadi perifer
penambahan anggota keluarga
pengisian kalpiler, warna, suhu, meningkat
dimasa mendatang
angkle brachial index) 2. Warna kulit pucat menurun
9. Kebiasaan Sehari-hari
2. Identifikasi faktor resiko 3. Pengisian kepiler membaik
1) Pola nutrisi : pola menu
gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, 4. Akral membaik
makanan yang dikonsumsi,
perokok, orang tua, hipertensi dan 5. Turgor kulit membaik
jumlah, jenis makanan (Kalori,
kadar kolesterol tinggi) 6. TD sistolik membaik
protein, vitamin, tinggi serat),
3. Monitor panas, 7. TD diastolik membaik
freguensi, konsumsi snack
kemerahan, nyeri, atau bengkak
(makanan ringan), nafsu
pada ekstremitas
makan, pola minum, jumlah,
Terapeutik
freguensi,.
1. Hindari pemasangan infus atau
2) Pola istirahat dan tidur :
pengambilan darah di area
Lamanya, kapan (malam,
keterbatasan perfusi
siang), rasa tidak nyaman yang
2. Hindari pengukuran tekanan darah
mengganggu istirahat,
pada ekstremitas pada keterbatasan
penggunaan selimut, lampu
perfusi
atau remang-remang atau
3. Hindari penekanan dan
gelap, apakah mudah
pemasangan torniquet pada area
terganggu dengan suara-suara, yang cidera
posisi saat tidur (penekanan 4. Lakukan pencegahan infeksi
pada perineum). 5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
3) Pola eliminasi : Apakah terjadi 6. Lakukan hidrasi
diuresis, setelah melahirkan, Edukasi
adakah inkontinensia  Anjurkan berhenti merokok
(hilangnya infolunter  Anjurkan berolahraga rutin
pengeluaran urin), hilangnya  Anjurkan mengecek air
kontrol blas, terjadi over mandi untuk menghindari kulit
distensi blass atau tidak atau terbakar
retensi urine karena rasa talut  Anjurkan menggunakan
luka episiotomi, apakah perlu obat penurun tekanan darah,
bantuan saat BAK. Pola BAB, antikoagulan, dan penurun
freguensi, konsistensi, rasa kolesterol, jika perlu
takut BAB karena luka  Anjurkan minum obat
perineum, kebiasaan pengontrol tekakan darah secara
penggunaan toilet. teratur
4) Personal Hygiene : Pola mandi,  Anjurkan menghindari
kebersihan mulut dan gigi, penggunaan obat penyekat beta
penggunaan pembalut dan  Ajurkan melahkukan
kebersihan genitalia, pola perawatan kulit yang tepat(mis.
berpakaian, tatarias rambut dan Melembabkan kulit kering pada kaki)
wajah.  Anjurkan program
5) Aktifitas : Kemampuan rehabilitasi vaskuler
mobilisasi beberapa saat  Anjurkan program diet
setelah melahirkan, untuk memperbaiki sirkulasi( mis.
kemampuan merawat diri dan Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
melakukan eliminasi, omega3)
kemampuan bekerja dan  Informasikan tanda dan
menyusui. gejala darurat yang harus
Rekreasi dan hiburan : Situasi dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
atau tempat yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
menyenangkan, kegiatan yang sembuh, hilangnya rasa)
membuat fresh dan relaks. Manajemen Sensasi Perifer
(I. 06195)
10. Pemeriksaan Fisik Observasi
a. Tanda-tanda vital 1. Identifikasi penyebab perubahan
Tekanan darah : Normal/turun sensasi
(kurang dari 90-100 mmHg) 2. Identifikasi penggunaan alat
Nadi : Normal/meningkat ( 100- pengikat, prostesis, sepatu, dan
120 x/menit) pakaian
Pernafasan : Normal/ meningkat 3. Periksa perbedaan sensasi tajam
( 28-34x/menit ) atau tumpul
Suhu : Normal/ meningkatn 4. Periksa perbedaan sensasi panas
Kesadaran : Normal / turun atau dingin
b. Inspeksi 5. Periksa kemampuan
Inspeksi perineum apakah ada mengidentifikasi lokasi dan tekstur
memar, bengkak, dan benda
karakteristik episiotomy 6. Monitor terjadinya parestesia, jika
Kaji karakter lokia, yakni warna, perlu
bau dan jumlah 7. Monitor perubahan kulit
Pervaginam: keluar darah, 8. Monitor adanya tromboflebitis dan
robekan tromboemboli vena
Inspeksi kaki apakah ada edema Terapeutik
atau goresan merah 1. Hindari pemakaian benda-benda
Inspeksi payudara adakah area yang berlebihan suhunya (terlalu
kemerahan panas atau dingin)
Inspeksi putting susu apakah Edukasi
ada pecah-pecah, memepuh dan 1. Anjurkan penggunaan termometer
perdarahan untuk menguji suhu air
c. Palpasi 2. Anjurkan penggunaan sarung
Palpasi apakah uterus lembek, tangan termal saat memasak
lokasi dan nyeri tekan 3. Anjurkan memakai sepatu lembut
Palpasi adakah nyeri tekan, dan bertumit rendah
hangat, benjolan, dan nyeri pada Kolaborasi
kaki 1. Kolaborasi pemberian analgesik,
Palpasi payudara untuk jika perlu
memeriksa bengkak, benjolan 2. Kolaborasi pemberian kortikosteroid,
dan nyeri tekan jika perlu
Intoleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178) Toleransi aktivitas meningkat
kulit apakah dingin, berkeringat,
Observasi (L.05047)
kering, hangat, pucat, capilary
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh Kriteria Hasil
refil memanjang
Kandung kemih : distensi, yang menyebabkan kelelahan 1. Frekuensi nadi meningkat
produksi urin 2. Monitor kelelahan fisik dan 2. Kekuatan tubuh bagian atas
menurun/berkurang emosional meningkat
3. Monitor pola dan jam tidur 3. Kekuatan tubuh bagian
4. Monitor lokasi dan bawah meningkat
ketidaknyamanan selama 4. Keluhan lelah menurun
melakukan aktivitas 5. Dispnea saat aktivitas
Terapeutik menurun
1. Sediakan lingkungan nyaman dan 6. Dispnea setelah aktivitas
rendah stimulus menurun
2. Lakukan latihan rentang gerak 7. Perasaan lemah menurun
pasif dan/atau aktif 8. Warna kulit membaik
3. Berikan aktivitas distraksi yang 9. Tekanan darah membaik
menenangkan 10. Frekuensi napas membaik
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan.
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Sumber Pustaka :
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiolog Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Wiknjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai