Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA POSTNATAL CARE di RSPAD


GATOT SOEBROTO

Disusun Oleh :
WELLA KURNIA
1410.721.065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2014/2015

POST NATAL CARE


1. Definisi
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung setelah kira-kira 6
minggu atau 42 hari. (Saifuddin, 2001)
Nifas dibagi dalam 3 periode
a. Puerperium dini, yaitu keputihan dimana ibu telahdiperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hai.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang
lamanya 6-8 minggu
c. Remote Puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
2. Perubahan Fisiologis
a. Perubahan fisik
b. Involusi uterus
c. Involusi uterus berdasarkan TFu dan berat uterus menurut masa involusi, yaitu
Involusi
Tinggi fundus uteri
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari bwah pusat
750 gram
1 minggu
Pertengahan pusat simpisis
500 gram
2 minggu
Tidak teraba diatas simpisi
350 gram
6 minggu
Bertambah ecil
50 gram
8 minggu
Sebatas normal
30 gram
d. Pengeuaran lochea
Pengeluaran lochea berasarkan jumlah dan warnanya :
1) Lochea Rubra : 1-3 hari, berwarna merh dan hitam
2) Lochea Sangiolenta : 3-7 hari, berwarna putih bercampur merah
3) Lochea Serosa : 7-14 hari, berwarna putih
e. Laktasi atau pengeluran ASI
Laktasi/Pengeluaran ASI berdasarkan Involusi alat-alat kandunga, yaitu :
1) Poliferai jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak
bertambah.
2) Keluar cairan dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuningputing susu
3) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas
4) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka
timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan
merangsang air susu (Mochtar, 1998)

3. Adaptasi Psikologis Post Partum


a. Taking in period
terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung,
fokus perhatin terhadap tubuhnya, ibu lebih memngingat pengalman melahirkan
dan persalinan yang dialami, kebutuhan tubuh meningkat =, nafsu makan
meningkat.
b. Taking hold periode
berlangsun 3-4 hari post partum, ibu lebih beronsentrasi pada kemampuannya
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada mas ini ibu
menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan hubungan dan dorongan perawat
untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Letting go periode
Dialami setelah tiba di rumah secara penuh merupakan pengaturan bersama
keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau
merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
d. Honeymoon
Fase diana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi serta
saling memperhatikan bayi mereka dan menciptakan sesuatu yng baru.
4. Perawatan Pasca Persalinan
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan
yang mengandung protein, banya cairan, tinggi serat, sayur-sayuran dan buahbuahan
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan olh kepala janin dan
spasme oleh iritasi m. sphincer ani selama persalinan. Bila kandungankemih
penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakuka kateterisasi.
d. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang
air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans
peroral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
Adapun cara senam nifas adalah :

a. Baringkan pada punggung, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan pada
perut dibawah bagin iga. Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam lewat hidung,
kemudian keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding perut unuk
membantu mengosongkan paru-paru
b. Berbaring pada punggung, kedua lengan diluruskan diatas kepala dengan telapak
tangan menghadap ke atas. Kendurkan sedikit lengan kiri dan kencangkan ungai
knan sehingga seluruh sisi tubuh yang kiri menjadi kencang sepenuhnya. Ulangi
hal yang sama pada sisi tubuh yang kanan.
c. Kontraksi Vagina
Berbaring pada punggung atau jika terdapat luka jahitan. Pada perut karena posisi
ini lebih nyaman. Kedua tungkai sedikit dijauhkan. Kencangkan dasar panggul,
pertahankan selama tiga detik dan keudian lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan
berdiri dan duduk.

d. Miringkan Panggul
Berbaring pada punggung dengan keda lutut di tekuk. Kontraksikan otot-otot perut
untuk membuat tulang belakang menjadi datar. Dan otot-otot pantat menjadi
kencang-pertahankan selama tiga detik dan kemudian lemaskan.
e. Sesudah hari ke tiga
Berbaring pada punggung, kedua lutut di tekuk dan kedua tangan direntangkan
angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45 derajat, pertahankan selama 3 deti
dan kemudian perlahan-lahan lemaskan. Letakkan kedua lengan disebelah luar
lutut kanan.
5. Post Partum Patologis
a. Post Partum Blues
Karakteristik post partum blues meliputi mengais, merasa letih karena melahirkan,
agitasi atau gelisah, perubahan alam perasaan, menarik ddiri dan reaksi negatif
dari terhada anak atau keluarga.
b. Perdarahan Post partum
Perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum:
a. Menghentikan perdarahan.
b. Mencegah timbulnya syok
c. Mengganti darah yang hilang.
Frekuensi Perdarahan post partum4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan
penyebabnya :
a. Atoni uteri (50-60%)

b. Retensio plasenta (16-17%)


c. Sisa plasenta (23-24%)
d. Laserasi jalan lahir (4-5%)
1) Hal-hal yang dicurugai dan menimbulkn perdarahan pasca persalinan, yaitu :
a) Riwayat perdarahan pada pesalinan yang terdahulu
b) Grande multipara (lebih dari empat anak)
c) Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun)
d) Bekas Operasi Cesar
e) Pernah abortus (keguguran) sebelumnya
2) Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya :
a) Pesalinan/kala ii yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ektraksi vakum
forsep.
b) Uterus terlalu terengang, misalnya pada hidraminon, ehamilan kembar,
anak besar
c) Uterus yang kelelahan, persalinan lama
d) Uterus lmbek akibat narkosa
e) Intervensi uteri primer dan sekunder
6. Asuhan Keperawatan Post Partum
Pengkajian
a. Identitas klien
1) Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dan lain-lain
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,
riwayat pre eklamsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh
darah, temat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu : kehilngan darah dalam jumlah
banyak (>500 ml), nadi lemah, pucat, lokea berwrna merah, haus, pusing,
gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremita dingin dan mual
c. riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluara yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, dan pre eklamsia, penyakit kturnan hemofilia dan
penyakit menular.
3) Riwayat Obsetri dan ginekologi
a. Riwayat Obsetri
Riwayat mentrusai meliputi : Menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya keluhan waktu haid, HPHT.
b. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil mud, keluhan selama hamil muda

2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gii
akibat mual, keluhan lain
3) Riwayat antenatal care melipuri : Dimana tempat pelayanan, beberapa
kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat.
4) Pola aktivitas sehari-hari
Meliputi kebiasaan makan, istirahat, eliminasi, kegiatan-kegiatan aktifitas fisik
terutama selama hamil.
5) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dengan pendekatan
pendokumentasian secara sistematis.
6) Pemeriksaan Psikososial
7) Pemeriksaan Penunjang
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul diantaranya
a. Resiko tinggi shock hipovolemik bd perdarahan post partum
b. Intoleransi aktifitas bd kelelahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd mual
d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan
e. Resiko tinggi infeksi bd luka trauma post partum
f. Konstipasi bd ketakutan untuk defekasi
d. Intervensi
a. Resiko tinggi shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan post
partum
1) Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-faktor
penyebab atau memperberat perdarahan seperti laserasi, retensio plasenta,
sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion.
2) Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan : timbang dan hitung
pembalut, simpan bekuan darah, dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter
3) Kaji lokasi uteus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan perlahan
masase penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatkan tangn
kedua tepat diatas simfisis pubis
4) Perhatikan hipotensi/takikardia, perlambatan pengisian kapiler atau
sianosis dasar, kuku, membran mukosa dn bibi.
5) Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena senral atau tekanan
bagi arteri pulmonal secara berkala.
6) Cek kadar hemoglobin dan hematokrit darah dan segera lakukan koreksi
jika terjadi penurunan.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
1) Kaji ulang dan catat tingkat kemmpuan aktifitas klien
2) Bantu pemenuhan aktifitas sehari-hari

3) Libatkan keluarga alam pemenuhan aktifitas klien


c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
1) Kaji ulang kebutuhan nutrisi klien
2) Berikan makan porsi sedikit tapi sering
3) Berikan kempatan untuk memilih makanan/kudapan untuk memenuhi
kebutuhan
4) Timbang berat badan setiap minggu
5) Tinjau ulang nilai laboratorium misalnya glukosa, albumin serum dan
elektrolit
6) Kolaborasi untuk mendapat obat anti mual
d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan
1) Kaji ulang tingkt nyeri di hubungkan dengan aktifitas klien.
2) Ajarkan klien teknik untuk mengontrol nyeri seperti teknik relaksasi dan
distraksi.
3) Kolaborasi pemberian analgetik
e. Resiko tinggi infeksi berhubungn dengan luka trauma post partum
1) Observasi tanda-tanda vital
2) Lakukan perawatan luka dan perinium secara berkala
3) Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik dan anti septik
4) Pantau hasil laboratorium terutama laukosit
5) Ciptakan lingkungan yang sehat
f. Konstipasi berhubungan engan ketakutan untuk defekasi
1) Dorong perasaan klien unuk mengungkapkan perasaannya
2) Bantu klien dan orang terdekat untuk mengklarifikasi rasa takutnya
3) Berikan informasi yang akurat dan jelas tentang kebutuhan eliminasi.
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat sesuai dengan
kondisi pasien

Daftar Pustaka
Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta
Mannaba IBG, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetric Ginecologi dan KB,
EGC, Jakarta
Mochtar Rustam, 2001, Sinopsis Obsetri, Obsetri Operatif, Obsetri Sosial, Jilid 2, Edisi 2,
EGC, Jakarta
Notoatmodjo, 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan, Andi
Offset, Yogyakarta
Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rhineka Cipta, Jakarta
Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, YBP-YS, Jakarta.
Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai