Disusun Oleh :
WELLA KURNIA
1410.721.065
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMOTORAKS
B. PENGERTIAN PNEUMOTORAKS
Pneumotorax adalah adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax dapat terjadi
secara spontan atau karena trauma (British Thoracic Society 2003). Tension pneumothorax
disebabkan karena tekanan positif pada saat udara masuk ke pleura pada saat inspirasi.
Pneumothorax dapat menyebabkan cardiorespiratory distress dan cardiac arrest.
Pneumothorax ialah didapatkannya udara didalam kavum pleura (Hendra Arif, 2000).
Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan
normal rongga pleura tidak berisi udara, sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang
terhadap rongga dada. Pneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara atau gas dalam
rongga pleura, yaitu, di ruang potensial antara pleura viseral dan parietal paru. Hasilnya
adalah kolapsnya paru-paru pada sisi yang terkena. Udara bisa masuk ruang intrapleural
melalui hubungan dari dinding dada (yaitu trauma) atau melalui parenkim paru-paru di pleura
visceral.
C. KLASIFIKASI PNEUMOTORAKS
Berdasarkan penyebabnya Pneumotoraks diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Pneumotoraks spontan
Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada
penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh
pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla.
Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun.
Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga dengan penyakit
yang sama. Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paruparu (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis,
batuk rejan).
2. Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka
tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu
(misalnya torakosentesis).
3. Pneumotoraks karena tekanan
Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-
paru
mudah menuju kejaringan peribronkovaskuler gerakan nafas yang kuat, infeksi dan obstruksi
endrobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan
selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat mengoyak jaringan fibrotik
peribronkovaskuler robekan pleura kearah yang berlawanan dengan tilus akan menimbulkan
pneumothoraks, sedangkan robekan yang mengarah ke tilus dapat menimbulkan
pneumomediastinum dari mediastinum udara mencari jalan menuju ke atas, ke arah
leher. Diantara organ organ medistinum terdapat jairngan ikat yang longgar sehingga
mudah ditembus oleh udara . Dari leher udar menyebar merata di bawah kulit leher dan dada
yang akhirnya menimbulkan emfisema sub kutis yang dapat meluas ke arah perut hingga
mencapai skretum.
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya berupa:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
Sesak napas
Dada terasa sempit
Gelisah
Keringat dingin
Sianosis
Tampak sisi yang terserang menonjol dan tertinggal dalam pernapasan
Perkusi hipersonor
Pergeseran mediastinum ke sisi sehat
Pola napas melemah pada bagian yang terkena
Suara amforik
Saat diperkusi terdengar hiperosa
Nyeri pleura
Hipotensi
Pemeriksaan radiologi
AGD : CO2, PO2, PCO2, pH
G. KOMPLIKASI
1. Iga :Fraktur multiple dapatmenyebabkankelumpuhanrongga dada.
2. Pleura, paru-paru, bronkhi : Hemopneumothoraks emfisema pembedahan.
3. Jantung : Tamponade jantung ; rupture jantung ; rupturototpapilar ; ruptur klepjantung
4. Pembuluh darah besar : Hematothoraks.
5. Esofagus : Mediastinitis.
6. Diafragma : Herniasivisera dan permukaan hati, limpa dan ginjal
(Mowschenson, 1990).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thoraks
paru cepat mengembang dan segera teryjadi perlekatan antara pleura viseralis dan
pleura parentalis.
Apabila paru telah mengembang maksimal dan tekanan intrapleura sudah
negative lagi, drain drain dapat dicabut, sebelum dicabut drain ditutup dengan
cara dijepit atau ditekuk selama 24 jam. Apabila paru tetap mengembang penuh,
maka drain dicabut.
3. Tindakan bedah
a. Dengan pembukaan dinding thoraks melalui operasi, dan dicari lubang yang
menyebabkan pneumothoraks dan dijahit.
b. Pada pembedahan, apabila dijumpai adanya penebalan pleura yang menyebabkan
paru tidak dapat mengembang, maka dilakukan pengelupasan atau dekortisasi.
c. Dilakukan reseksi bila ada bagian paru yang mengalami robekan atau ada fistel dari
paru yang rusak, sehingga paru tersebut tidak berfungsi dan tidak dapat dipertahankan
kembali.
d. Pilihan terakhir dilakukan pleurodesis dan perlekatan antara kedua pleura ditempat
fistel.
4. Pengobatan tambahan :
Apabila terdapat proses lai diparu, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap
penyebabnya ;
-
Istirahat total
- Penderita dilarang melakukan kerja keras ( mengangkat barang berat ), batuk, bersin
terlalu keras, mengejan.
Data Fokus
Data Subjektif
1. Pasien mengeluh:
- Sesak nafas
- Nyeri dada menusuk
- Gelisah
- Keringat dingin
- Cemas
Data Objektif
1. TTV:
- TD : turun
- RR : naik.
- HR : naik
- Suhu : naik
2. Sianosis
3. Pemfis: pada saat diperkusi terdengar
hipersonor
4. Suara nafas melemah
5. Suara amforik
6. Tampak sisi yang terserang menonjol
dan tertinggal dalam pernapasan
7. Terlihat gelisah
8. Foto Thorak: terlihat garis penguncup
paru yang sangat halus
9. AGD
10. Ketakutan
11. Cemas
12. Terlihat kesakitan
Analisa Data
Data Fokus
Problem
2.
Sesak nafas
Nyeri dada menusuk
Pola
nafas
Etiologi
tidak Ketidakadekuatan
efektif
ekspansi paru
Gangguan
Penurunan
pertukaran gas
pemasukan O2
Nyeri
Trauma
DO:
- RR : naik.
- HR : naik
- Sianosis
- Suara nafas melemah
- Suara amforik
- Tampak sisi yang terserang
menonjol dan tertinggal dalam
pernapasan.
1. DS: pasien mengeluh:
- Sesak nafas
- Nyeri dada menusuk
2. DO:
- RR : naik.
- Sianosis
- AGD
jaringan
(luka
tusuk/kecelakaan)
1. DS
- Gelisah
- Cemas
2. DO:
- Ketakutan
- Cemas
- Terlihat kesakitan
Kurangnya
Kurangnya informasi
pengetahuan
tentang
penatalaksanaa
medis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
Diagnosa Keperawatan
Tanggal ditemukan
Ketidakadekuatan
ekspansi
paru.
Gangguan pertukaran gas b.d
2.
3.
b.d
trauma
jaringan(
luka
tusuk/kecelakaan)
Kurangnya pengetahuan b.d
4.
Tanggal teratasi
INTERVENSI
NO
1.
Tanggal
Intervensi keperawatan
30/ 10 / 2012
1. Mandiri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Mengidentifikasi
selama 3x24 jam masalah pola nafas tidak
etiologi/faktor
(kolaps paru).
pencetus
hasil :
Rasional : pemahaman penyebab
Pasien dapat bernafas dengan
kolaps
paru
perlu
untuk
normal
pemasangan selang dada yang
tepat
dan
memilih
tindakan
terapeutik lain.
sebagai
fisiologi
akibat
dan
menunjukan
stres
nyeri/dapat
terjadinya
syok
Awasi
kesesuaian
pernapasan
menggunakan
pola
bila
ventilasi
mekanik.
Rasional
dengan
kesulitan
ventilator
bernapas
dan/atau
diduga
memburuknya
kondisi/terjadinya komplikasi.
Kaji fremitus
2. Kolaborasi
Awasi/gambarkan
seri
GDA
Rasional
Mengkaji
status
kanula/masker
sesuai indikasi.
Rasional : alat dalam menurunkan
kerja napas.
2.
30/ 10 / 2012
1. Mandiri
Berikan
pengertian
kriteria hasil :
pertukaran
gas
yang
optimal
Periksa
WSD
lokasi
80
dan botol.
100
keutuhanWSD
kali/
terjaga,
menit,
aliran Rasional
Adanya
kloting
merupakan
(udara/cairan) lancar, selang tidak
tanda
penyumbatan
Berikan
oksigen
dengan
sesuai
indikasiyang
diberikan dokter.
Rasional:dapat
membantu
30/ 10 / 2012
misalnya
tajam,
ditusuk.
Pasien tidak nyeri
Rasional: nyeri trauma ada dalam
Tidak merasa kesakitan akibat
beberapa derajat.
nyeri
atau
TD
menunjukan
ketidaknyamanan
memperbesar
dan
efek
terapi
analgesik.
2. Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai
indikasi.
Rasional
digunakan
untuk
Berikan
oksigen
sesuai
dengan
indikasi
yang
diberikan dokter.
Rasional : pemberian oksigen
dapat membantu menghilangkan
rasa nyeri.
1. Mandiri
4.
30/ 10 / 2012
sudah
dapat
teratasi
dengan
Kaji
patologi
masalah
individu
Kaji
ulang
praktik
mempertahankan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC, 1997.
www.google.com
PATHWAY
Trauma dada
Robekan pleura
Takikardi