PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah golongan penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah dimana organ pankreas tidak
mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh ( Sunyoto Rg. Acp,
2009 ). Diabetes Melitus merupakan serangkaian gangguan metabolik
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat yang ditandai
dengan hiperglikemia, aterosklerotik, dan penyakit vascular ( Price &
Anderson 2006 ). Dari penjelasan kedua pakar di atas maka peneliti
menyimpulkan Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang ditandai
dengan meningkatnya kadar gula darah sehingga menyebabkan berbagai
gangguan metabolic didalam tubuh.
Menurut Mahendra et al ( 2008 ), Di Dunia Diabetes Melitus
merupakan penyebab kematian kelima
Bidang Yangkes DKK Padang tahun 2011, dan di Kabupaten Tanah Datar
Diabetes Melitus merupakan penyakit no 3 penyebab kematian terbanyak.
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesahatan Kabupaten
Tanah Datar ( 2014 ), Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak
menular, no 3 terbanyak di Kabupaten Tanah Datar setelah Rematik,
Hipertensi. Jumlah penderita Diabetes Melitus tahun 2013 yaitu sebanyak
98 orang. Berdasarkan data tersebut kasus DM selama bulan Januari
Maret 2014 yaitu sebanyak 39 orang di wilayah kerja Puskesmas Batipuh
1 di Kabupaten Tanah Datar. Kasus DM terbanyak terdapat di kelurahan
Batipuah Ateh di Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah 23 orang.
Berdasarkan data data diatas, pravalensi Diabetes Melitus terus
meningkat. Jika Hal ini tidak dapat ditanggulangi akan terus menimbulkan
berbagai dampak, dimana akan terus terjadi peningkatan jumlah penderita
DM dan kematian. Dampak yang sering terjadi pada penderita Diabetes
Melitus yaitu penyakit ginjal diabetic, gangguan penglihatan, penyakit
jantung, kerusakan pada kulit, hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik (
Dalimatha, 2004 ). Oleh karena itu diperlukan adanya penangganan yang
tepat baik secara farmakologis, non farmakologis.
Untuk mengatasi berbagai dampak tersebut, dari sudut ilmu
kesehatan, tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila dilakukan
sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan pada
umumnya. Selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai bagian
pengobatan Diabetes Melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan
bagi pengidap Diabetes Melitus, karena dapat menimbulkan hal hal yang
tidak diharapkan. Olahraga yang dilakukan adalah yang terukur, teratur,
terkendali dan berkeseimbangan. Salah satu jenis olahraga yang dianjurkan
terutama pada penderita DM adalah senam kaki ( Akhtyo,2009).
Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah di bagian kaki ( Suriadi, 2004).
Menurut Setiawan ( 2010) Senam kaki diabet merupankan salah satu terapi
yang di berikan oleh seorang perawat. Senam
sensorik seperti: rasa pegal, kesemutan di kaki. Manfaat dari senam kaki
diabet yang lain adalah dapat memperkuat otot otot kecil, mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki, memingkatkan kekuatan otot betis dan
paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi, latihan seperti senam kaki
diabet dapat membuat otot otot di bagian yang bergerak berkontraksi (
Soegondo, et al. 2004 ).
Peneliti yang dilakukan oleh Suminarti ( 2004 ), mengenai
perubahan berat badan dan kadar gula darah pada kelompok senam diabet
Perseda cabang RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian ini
menunjukan 57,1 % penderita yang melakukan senam diabetes
menunjukan terjadinya penurunan kadar gula darah, jika penderita yang
mengalami diabetes melitus diberikan latihan senam kaki. Penelitian oleh
Astuti ( 2008 ), tentang gambaran kadar glukosa darah diabetes melitus
yang mengikuti senam DM
darah sebelun dan sesudah dilakukan senam kaki yang menunjukan bahwa
ada perbedaan peningkatan sirkulasi darah.
Penelitian Winingsih (2011) yang berjudul Pengaruh Senam Kaki
Diabetik Terhadap Penurunan Intensitas (neuropati) pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Hasil
penelitian sebelum diberi perlakuan senam kaki sebagian besar respeonden
mengalami intensitas nyeri (neuropati), sebanyak 15 (57.7%) dan sebagian
kecil intensitas nyeri berat sebanyak 8 (30.8%) dan setelah diberi
perlakuan senam kaki sebagian besar responden mengalami intensitas
nyeri ringan sebanyak 18 (69.2%) dan sebagian kecil intensitas berat
sebanyak 2 (7.7%). Berdasarkan hasil analisa data diketahui bahwa ada
penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki
dengan nilai p=0.000 (p<0.05). Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian
diatas menunjukan bahwa kadar gula darah pada orang yang mengalami
diabetes melitus cenderung dapat dikontrol / diturunkan dengan
melakukan aktivitas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 29 maret 2014 di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar
didapatkan data pasien Diabetes Melitus selama tahun 2013 yaitu 98
kasus. Sementara itu data yang didapatkan dari Puskesmas Batipuh 1
Kabupaten Tanah Datar selama bulan Januari Maret 2014 didapatkan 23
kunjungan kasus DM yang sebagian besar berasal dari kelurahan Batipuh
Ateh. Diantara penderita tersebut, peneliti mewawancari 3 orang pasien,
Diabetes militus Di
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
a. Diketahuinya distribusi frekuensi kadar gula darah puasa sebelum
senam kaki pada klien diabetes melitus.
b. Diketahuinya distibusi frekuensi kadar gula darah puasa sesudah
senam kaki pada klien diabetes melitus.
c. Diketahuinya pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula
darah puasa pada klien diabetes melitus.
D.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka diharapkan penelitian
ini dapat bermanfaat untuk :
1.Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini dapat di jadikan masukan ilmiah kepada pendidik
dan mahasiswa, serta menambah wawasan baru tentang penangganan 5
pilar terhadap kasus perubahan kadar gula darah dengan melakukan senam
kaki, serta teknik teknik senam kaki juga dapat diterapkan oleh dalam
pelaksanaa senam kaki oleh mahasiswa keperawatan suatu saat nanti.
2. Praktek Keperawatan
Memberikan sumber informasi dalam rangka meningkatkan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat dan perawat komunitas khususnya pada
pasien penderita diabetes melitus, sehingga dapat mencegah terjadinya
peningkatan kadar glukosa darah.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan
dan perbandingan dalam pengembangan penelitian tentang senam kaki
dan diharapkan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
literatur dalam pengembangan riset oleh peneliti selanjutnya.
D.
Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Perubahan Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien Diabetes Melitus di
Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar tahun 2014. Peneliti tertarik
melakukan penelitian ini karena banyaknya penderita DM dan mereka
belem mengatahui bahwa senam kaki dapat menurunkan kadar gula darah.
Sasaran penelitian ini adalah semua klien yang menderita Diabetes Melitus
Di Kecamatan Batipuh. Penelitian ini pada bulan April Juni 2014.
Desain penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Pre and
Post Test Without Control dan teknik pengambilan sampel menggunakan
Nonprobality Sampling dengan metode Consecutive Sampling. Instrument
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Glocho Check Digital dan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes
10
b. Klasifikasi
Menurut Setiawan Dalimartha ( 2002), terdapat 3 tipe
Diabetes Melitus, yaitu :
1) DM tipe I
Diabetes Melitus tergantung insulin ( DMTI ) atau insulin
dependent Diabetes Melitus ( IDDM ).
2) DM tipe II
Diabetes Melitus tidak tergantung insulin ( DMTTI ) atau non
insulin dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ).
3) DM tipe laen yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom
tertentu seperti :
a. Penyakit pankreas
b. Penyakit hormonal
c. Obat obatan atau bahan kimia lain
d. Kelainan insulin
e. Sindrom genetik
Menurut WHO ( dalam Wijoyo, 2012) terdapat 3 tipe
Diabetes Melitus, yaitu:
a. Klasifikasi klinis
1) Tipe I : IDDM
11
Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi
4)
Diabetes kehamilan
12
13
a.
Penyakit DM
b.
c.
d.
e.
2.
3.
4.
Obat obatan
Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan
pengaturan diet dan aktivitas fisik, pasien DM akan diberikan obat
penurunan gula darah.
14
5.
15
Kelainan Kulit
Penderita diabetes melitus harus berhati hati agat tidak mendapat
cedera kulit karena kelainan kulitnya mudah meluas dan sukar
sembuh.
6)
Hipoglikemia
Merupakan komplikasi akut dari penderita diabetes melitus kadar
gula darahnya sangat rendah kurang dari 50 mg/dl, gejala yang
timbul kadar gula darahnya rendah adalah keringat dingin pada
muka terutama di hidung, gemetar, lemas, rasa lapar, mual, tekanan
darah turun, gelisah, jantung berdebar, sakit kepala, serta
kesemutan di jari tangan dan bibir.
7)
Ketoasidosis Diabetik
Keadaan ini terjadi akibat tubuh sangat kekurngan insulin yang
sifatnya mendadak. Glukosa darah yang tinggi tidak dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya perubahan metabolik di dalam tubuh.
16
f. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
Pada Diabetes
17
dan
dilakukan
pemeriksaan
jasmani
lengkap,
(kalori)
selama
minimum
jam,
tetapi
tetap
19
Latihan
fisik
merupakan
salah
satu
prinsip
dalam
setelah
melakukan
senam
kaki
ini
adalah
20
3. Paru Paru
Elastisitas
paru
paru
akan
bertambah,
sehingga
21
22
24
B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka berisi tentang
konsep konsep teori yang behubungan dengan penelitian yang
dilaksanakan. Kerangka teori pada penelitian mengacu pada teori Potter
&Perry 2005, Price & Wilson, 2006, Hidayat, 2008yang dijabarkan pada
skema dibawah ini :
Farmakologi
Diet
Diabetes
Melitus
Non
Farmakologi
Latihan
Fisik (Olah
Raga
Pemantauan
Terapi
alternatif
senam kaki
25
C. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep penelitian adalah suatu hubungan antara kaitan
konsep satu dengan konsep lainnya ( Setiadi,, 2013 ). Berdasarkan hal
diatas peneliti ingin meneliti Pengaruh Senam Kaki Terhadap Perubahan
Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien Diabetes Melitus Di Kelurahan
Batipuh kecamatan Tanah Datar Tahun 2014 . Variabel dependennya
adalah kadar gula darah puasa pada klien Diabetes Melitus, dan variabel
independennya adalah senam kaki .
Pre- test
Intervensi
Melakukan
Gerakan
Senam Kaki
Post-test
Kadar gula
darah puasa
26
Ho
Independe
n
Senam
kaki
Definisi
Operasional
Jumlah
kandungan
glukosa dalam
plasma darah
setelah puasa
Alat Ukur
Cara Ukur
a.Glucho
Check
Digital
b.Lembaran
observasi
Observasi
Senam kaki
adalah latihan
senam kaki
dapat
dilakukan
dengan posisi
berdiri, duduk
dan tidur
dengan cara
menggerakka
n kaki dan
menurunkan
kaki,
Kursi dan
handuk
Pemberian
intervensi
Skala
Ukur
Rasio
Hasil Ukur
Nominal
Dilakukan
a. Normal
bila GDP
70110mg/dl
b.Pra DM,
bila GDP
111125mg/dl
c. DM,
bila
126mg/dl
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan
rancangan Pre and Post Test Without Control yaitu penelitian ini
dilakukan dengan cara satu kelompok tanpa pembanding, kemudian
membandingkan sebelun dan sesudah intervensi ( Dharma, 2011 ).
Pada penelitian ini, Sebelum dilakukan senam kaki ( Pre test ),
kadar gula darah pasien diukur, Kemudian dilakukan senam kaki selama
15 menit 2 kali seminggu sebelum makan. Setelah itu diukur kembali (
Post test ) kadar gula darah puasa pada kelompok tersebut. Kemudian
bandingan antara kadar gula darah pre test dan post test pasien yang
melakukan senam kaki. Skema penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pre test
Perlakuan
R1
Post test
R2
28
1 + ( 2 )
15
1 + 15(5%)2
15
1 + 15(0,0025)
= 14
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (5%)
Jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus adalah 14.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive sampling yaitu
cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel yang
memenuhi kriteria penelitian (Hidayat, 2012).
29
30
data
dengan
mengadakan
melakukan
pengamatan
31
Nomor Responden
3.
4.
Skala nyeri post test : skala nyeri, kategori nyeri, dan rata rata
nyeri
32
Lurah
Kelurahan
Batipuh.
Selanjutnya
melakukan
33
34
35
2 kelompok data
yang berpasangan.
Penelitian ini
36
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh senam
kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien diabetes melitus di
Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014 yang dilakukan sejak
bulan maret sampai agustus tahun 2014. Responden dalam penelitian ini
berjumlah sebanyak 14 orang responden.
Hasil penelitian akan dijelaskan dalam dua bagian, yaitu analisis univariat
yang menggambarkan distribusi frekuensi kadar gula darah sebelu senam kaki di
Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014, sedangkan analisis
bivariat menggambarkan pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar gula
darah pada pasien diabetes melitus di Kelurah Batipuh Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2014.
A.
Umur
Tabel 4.1
f
3
11
%
22
78
14
100
38
Pada tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 14 orang responden, lebih
sebagian besar (78%).
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun
2014.(N.14)
No
1
2
Karakteristik
6
8
43
57
14
100
Laki-Laki
Perempuan
Total
Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 14 orang responden,
sebagian besar (57%) berjenis kelamin perempuan.
3. Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.(N. 14)
No
1
2
3
4
Karakteristik
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
f
11
2
1
0
%
78
15
7
0
14
100
Pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahawa dari 14 orang responden,
pada umumnya (78,6) responden dengan riwayat pendidikan SD.
39
B. Hasil Penelitian
1.
Analisa Univariat
Tabel 4.5
1
2
3
Normal
Pra DM
DM
Total
0
0
14
0
0
100
21
100
Dari tabel diatas didapatkan nilai median dari 14 responden dari (100 %)
responden mengalami kadar gula darahnya meningkat dengan kategori
Diabetes Melitus sebelum dilakukan senam kaki
Tabel 4.6
Distribusi frekuensi Kadar Gula Darah Puasa Sesudah (Post-Tes) Dilakukan
Senam Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten
Tanah Datar Tahun 2014.
No
1
2
3
0
0
14
0
0
100
21
100
40
Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh senam kaki
terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan Diabetes
Melitus. Sebelum melakukan analisa data bivariat, peneliti terlebih dahulu
melakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk dan didapatkan
data berdistribusi tidak normal kemudian peneliti menggunakan uji non
parametrik yaitu wilcoxon untuk melihat 2 variabel berpasangan (prepost).
Tabel 4.7
Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Puasa Pada
Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2014.
GDP
Post Test
N
14
Median
191.50
Min-Max
127-254
p-value
0.001
perubahan kadar gula darah puasa dengan klien Diabetes Melitus sebelum dan
sesudah diberikan senam kaki adalah 191.50 dengan nilai terndah 127 dan nilai
tertinggi 254. Berdasrakan hasil uji statistik nonparametrik (Wilcoson) di dapatkan
p-value = 0.001 (p<0.05), berarti ada pengaruh yang signifikan antara pemberian
senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan
Diabetes Melitus.
41
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang pembahasan yang meliputi
intepretasi dan diskusi hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan dalam bab
sebelumnya dan penjelasan tentang keterbatasan penelitian.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
1.
Analisa Univariat
a. Kadar Gula Darah Puasa Pada Klien dengan Diabetes Melitus
sebelum Diberikan Rebusan Daun Senam Kaki.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai median
kadar gula darah puasa terhadap 14 responden sebelun dilakukan
senam kaki adalah 193.00 mg/dl dan nilai terendah 129 dan niali
tertinggi adalah 255 yang berarti semua responden mengalami
Diabetes Melitus. Pada Penelitian ini peneliti melakukan senam kaki
kepada responden yang tidak mengkonsumsi obat farmakologi
maupun obat herbal lainnya.
Menurut Wahdah (2011) seseorang dikatakan Diabetes melitus jika
kadar gula darah pasien 126 mg/dl. Pemeriksaan kadar gula darah
tersebut dapat dilakukan dengan puasa sedikitnya 8 jam. Menurut
(price & Anderson 2006) Diabetes Melitus merupakan serangkaian
gangguan metabolik yang ditandai dengan defisiensi insulin maupun
42
penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian
Ayu
43
intolenrasi
glukosa.
Adanya
proses
penuaan
hasil
penelitian
diperoleh
data
bahwa
44
45
farmakologis
dan
terapi
komplementer.
Wijoyo
(2012)
47
4. Analisa Bivariat
Analisa bivariat pada penelitian ini membahas tentang pengaruh
senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan
Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun
2014. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah responden 14 orang
didapatkan nilai median Pretest-posttest 2.00 dengan nilai minimum 1 dan
nilai maksimum 4 data uji hasil statistik diperoleh siggnifikasi p=0.001
(p<0.05) yang berarti bahwa pengaruh senam kaki terhadap perubahan
kadar gula darah puasa pada klien dengan Diabetes Melitus.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sigit (2012) tentang
pengaruh senam kaki terhadap kadar gula darah puasa pada pasien
Diabetes Melitus, Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kadar gula
darah pasien sebelum diberikan intervensi adalah 255.60 mg/dl dan setelah
intervensi 253.97 mg/dl dengan p value 0.000. Dilihat dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sigit yaitu menunjukan bahwa dengan melakukan
senam kaki berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada pasien
Diabetes Melitus.
Penelitian Setyadi (2012) tentang pengaruh senam kaki terhadap
penurunan kadar gula darah puasa pada penderita Diabetes Melitus Di
Puskesmas Pauh Padang, dimana dari hasil penelitian didapatkan nilai
48
median sebelum melakukan senam kaki adalah 198.00 mg/dl dan setelah
melakukan senam kaki adalah 191.50 dengan p value 0.001. Hasil
penelitian ini serupa dengan penelitian yang peneliti lakukan yang berarti
bahwa senam kaki berpengaruh terhadap kadar gula darah pasien Diabetes
Melitus.
Menurut asumsi peneliti, dengan melakukan senam kaki dengan
benar dan teratur berpengaruh terhadap perubahan kadar gula darah puasa
pada pasien Diabetes Melitus. Hal ini disebabkan oleh kurang lancarnya
peredarah darah dikaki, dengan aktivitas fisik khususnya senam kaki akan
membantu meningkatkan aliran darah di daerah kaki sehinggan akan
membantu menstimuli syaraf-syaraf kaki.
B.
Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat berbagai
kelemahan dan kekurangan, walaupun peneliti berupaya semaksimal
mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat hasil penelitian ini
menjadi sempurna. Peneliti menyadari bahwa keterbatasan penelitian ini
adalah dalam waktu intervensi penelitian ini hanya seminggu sehingga
peneliti tidak bisa melihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan agar
pasien diabetes bisa mencapai kadar gula darah normal setelah melakukan
senam kaki.
49
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh senam kaki terhadap
perubahan kadar gula darah puasa pada klien dengan Diabetes Melitus di
Kelurahan Batipuh Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014, maka dapat
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan senam kaki (pre-test), rata-rata kadar gula darah puasa
responden adalah 193.00 mg/dl.
2. Setelah dilakukan senam kaki (post-test), rata-rata kadar gula darah puasa
responden adalah 191.50 mg/dl
3. Ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah puasa
pada klien dengan Diabetes Melitus di Kelurahan Batipuh Kabupaten
Tanah Datar Tahun 2014 dengan signifikasi p value = 0.001 (p<0.05).
B.
SARAN
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Institusi Pendidikan Keperawatan
50
51
52