Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

SEPSIS NEONATORUM
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS

Oleh :
HERI FIRMANSAH
I 4B018061

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PENDIDIKAN PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
Laporan Pendahuluan
Sepsis Neonatorum

Sepsis adalah bakteri umum


yang masuk ke aliran dalam
darah (Donna L. Wong,
2003).

Etiologi : bakteri (escherichia koli, Klasifikasi berdasarkan timbulnya gejala


Streptococus group B, Stophylococus 1. Early onset (gejala muncul 48 jam,
aureus, Enterococus, Listeria berkaitan dengan faktor ibu (cairan
monocytogenes, Klepsiella, amnion terinfeksi, infeksi
Entererobacter sp, Pseudemonas transplasenta, dll)
aeruginosa, Proteus sp, organisme 2. Late onset (setelah satu minggu
anaerobik), Virus, jamur dan parasit perawatan, diduga didapat dari
lingkungan dan infeksi nosokomial)
Gejala :
1. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah
atau darah darI pusar
2. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak
menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh
melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
3. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya
pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
4. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan,
kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat
5. Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan
pembengkakan perut dan diare (Asrining, 2007).
Pemeriksaan penunjang Penatalaksanaan
1. Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan a) Perawatan
evaluasi sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan  Jaga kehangatan pastikan temperature
darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin :  Cairan (jika kekurangan, 10 ml/kg bb untuk 5-
2. Leukositosis (>34.000×109/L)
10 menit, jika bertambah buruk, lakukan 1-2
3. Leukopenia (< 4.000x 109/L)
kali selama 30-45 menit berikutnya)
4. Netrofil muda 10%
5. Perbandingan netrofil immature(stab) dibanding total  Oksigen
(stb+segmen)atau I/T ratio >0,2  Vit K 1mg/im jika perdarahan
6. Trombositopenia (< 100.000 x 109/L)  Makanan enteral dihindari jika kembung
7. CRP >10mg /dl atau 2 SD dari normal  Pemantauan ketat, aspirasi nasogastrik dll
b) Pengobatan (mempertahankan metabolisme
tubuh dan memperbaiki keadaan umum dengan
pemberian cairan intravena, nutrisi dan monitor
pemberian antibiotik (ampisilin, gentasimin atau
kloramfenikol, eritromisin atau sefalosporin atau
obat lain sesuai hasil tes resistensi. (Sangayu,
2012).
Pathway

Infeksi pada ibu

Masuk ke dalam tubuh janin

Terjadi infeksi awal

Infeksi menyebar ke seluruh tubuh janin

Hipotalamus Organ Hati Organ Pernafasan Sistem Gastrointestinal

Menghasilkan panas Eritrosit banyak Lisis Fungsi tidak optimal Muntah, diare
tubuh

Hiperbilirunemia Bayi akan sesak Malas Menghisap


Hipertermi

Jaundice (ikterik)
Ketidak Resiko
efektifan Pola ketidakseimbanga
1. Monitoring tanda-tanda Nafas n Volume Cairan
vital setiap dua jam dan
pantau warna kulit Ke otak
2. Observasi adanya kejang
dan dehidrasi
3. Berikan kompres dengan
air hangat pada aksila,
Ensepalopati 1. Posisikan pasien semi
leher dan lipatan paha, 1.Monitoring tanda-tanda vital
fowler
hindari penggunaan setiap dua jam dan pantau
2. Auskultasi suara napas
alkohol untuk kompres warna kulit
3. Monitor respirasi, status 2. Observasi adanya
4. Kolaborasi pemberian oksigen, TTV
antipiretik sesuai Kernik Ikterik (Kejang) hipertermi, kejang dan
4. Bila perlu lakukan dehidrasi
kebutuhan jika panas
suction, postural 3. Berikan kompres hangat jika
tidak turun terjadi hipertermi, dan
drainage
pertimbangkan untuk
langkah kolaborasi dengan
memberikan antipiretik
4. Berikan ASI/PASI sesuai
jadwal dengan jumlah
pemberian yang telah
ditentukan

Anda mungkin juga menyukai