Anda di halaman 1dari 2

Lampiran

Tehnik Relaksasi Deep Breathing (Napas Dalam)

Tehnik relaksasi Deep Breathing atau napas dalam merupakan terapi napas
yang dilakukan dengan cara menarik napas dan menghembuskan napas secara
perlahan yang dilakukan secara berkala. University of Pittsburgh medical center,
(2003) dalam Tarwoto, (2011) menyatakan napas dalam meliputi fase menarik napas,
menahan napas dan menghembuskan napas dengan perbandingan perhitungan (dalam
detik) 3:3:6 dilakukan selama 15 menit. Tehnik relaksasi napas dalam bermanfaat
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasis paru, menurunkan kecemasan, stress dan menurunkan intensitas nyeri
( Smeltzer dan Bare, 2001).
Tehnik relaksasi napas dalam (deep breathing) merupakan suatu tehnik relaksasi
yang sederhana, melibatkan pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat dan
berirama (Mutaqin, 2008 dalam Yusiana, 2015). Tehnik ini dapat dilakukan dengan
mudah, kapan dan dimana saja oleh setiap orang (Sepdianto (2008) dalam Berek, et
al., 2015). Izzo (2008) dalam Yusiana (2015) mengatakan tehnik relaksasi napas
dalam dapat menurunkan tekanan darah 5-10 mmHg setelah 15 menit, pernapasan
lambat dan berirama akan mempengaruhi denyut jantung lewat reflek baroreseptor
arteri dan pergangan reseptor kardiopulmonar, hal ini menyebabkan penurunan
serabut eferen simpatis sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Regangan arteri
merangsang baroreseptor, selanjutnya sinyal tersebut dikirim ke medulla oblongata
dan menghambat pusat vasokontriksi.
Tehnik relaksasi napas dalam menurut Haruyama (2011) dalam Yusiana (2015)
dapat merangsang pengeluaran prostaglandin, suatu senyawa yang menyerupai
hormon bersifat sebagai vasodilator pembuluh darah dan menetralkan oksigen aktif.
Josep et al.,2005 dalam Berek et al.,2015 melaporkan penelitiannya pada pasien
dengan hipertensi yang melakukan tehnik napas dalam dengan frekuensi 6 kali per
menit dapat meningkatkan sensitivitas baroreseptor dan menurunkan tekanan darah.
Napas dalam dapat mengurangi aktifitas sistem saraf simpatik dan meningkatkan
aktifitas sistem saraf parasimpatik.
Daftar Pustaka
Yusiana,A,M., dan Rejeki,S,A. (2015). Terapi Guided Imagery dan Deep Breathing
Efektif Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Stikes.
Vol 8. No 2.
Berek,L,A,P., et al. (2015). Effektiviness Of Slow Deep Breathing On Decreasing
Blood Pressure In Primary Hypertension: A Randomaized Controlled Trial Of
Patients In Atambua, East Nusa Tenggara. International Journal Of Science
And Technology. ISSN 2454-5880. Vol 1. No 2.
Cernes,Relu., and Zimlichman,Reuven. (2014). The Role of Paced Breathing in
Hypertension Treatment- a Review. Journal of The American Society of
Hypertension. DOI 10.1016/j.jash.2014.10.002

Anda mungkin juga menyukai