Anda di halaman 1dari 2

Latihan Napas Dalam Sebagai Intervensi Menurunkan Kecemasan dan Tekanan Darah

Pada Pasie Hipertensi

Nafas dalam (deep breathing) adalah suatu teknik bernafas yang berhubungan dengan perubahan
fisiologi yang bisa memberikan respon rileksasi. Nafas dalam adalah suatu ketrampilan. Nafas
dalam adalah tipe bernafas yang kita lakukan secara alami saat masih bayi atau saat tidur dan
bernyanyi. Pada kondisi terjaga dan tanpa bernyanyi, nafas dalam adalah sebuah ketrampilan
dimana membutuhkan waktu dan komitmen untuk dipraktekkan (Reyes & Wall, 2004). Slow
Breathing adalah metode bernafas dimana frekuensi nafas berada di bawah 10 kali permenit
dengan fase ekhalasi yang panjang (Breathesy, 2007). Slow deep breathing adalah gabungan dari
metode nafas dalam (deep breathing) dan nafas lambat (slow breathing) sehingga dalam
pelaksanaan latihan pasien melakukan nafas dalam dengan frekuensi nafas kurang dari atau sama
dengan 10 kali permenit.

Prosedur teknik relaksasi tarik napas dalam menurut Berman, dkk (2015: 872): pertama kali
adalah ciptakan suasana yang tenang usahakan untuk tetap rileks, kemudian tarik napas melalui
hidung dan mengisi paru-paru dengan udara, menahannya melalui hitungan 1, 2, 3 atau sekuat
pasien menahan napasnya. Pasien kemudian perlahanlahan menghembuskan udara melalui mulut
sambil merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks. Perawat dapat menganjurkan bernafas
dengan irama normal 3 kali kemudian menarik napas lagi melalui hidung dan menghembuskan
melalui mulut secara perlahan-lahan. Usahakan pasien agar tetap berkonsentrasi/ mata sambil
terpejam. Tarik napas dalam ini dapat diulangi sampai 15 kali dengan diselingi istirahat singkat
setiap 5 kali.

Latihan nafas dalam lambat dapat menurunkan tingkat kecemasan melalui sistem saraf otonom.
Nafas dalam lambat dapat menimbulkan efek relaksasi. Dengan nafas dalam dapat
mempengaruhi perubahan biokimia tubuh, seperti meningkatkan substansi yang menyebabkan
relaksasi (endorphin) dan menurunkan adrenalin serta menurunkan keasaman darah (White,
2007). Hasil penelitian oleh D’silva (2014:35) tentang efek dari deep breathing exercise
menunjukan efek yang signifikan dalam menurunkan kecemasan dan tekanan darah diastolik.
Sellakumar (2015), melakukan studi tentang latihan napas dalam lambat yang dilakukan selama
30 menit menunjukan efek yang signifikan latihan napas dalam dalam mengurangi tingkat
kecemasan.
Penelitian lainya juga dikemukakan oleh Pal, Velkumary & Madanmohan (2004) bahwa latihan
nafas dalam lambat dapat meningkatkan respon sistem saraf parasimpatis dan menurunkan
respon sistem saraf simpatis. Hartanti, dkk (2016:1) juga menjelaskan bahwa latihan napas dalam
memberikan efek yang baik dalam menurunkan tekanan darah. Rata-rata tekanan darah setelah
diberikan terapi deep breathing exercise menunjukan penurunan 18,46 mmHg (tekanan sistolik)
dan 6,54 mmHg (tekanan diastolik).

Anda mungkin juga menyukai