Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Bagas Yusuf Mahendra

NIM : 2620012

Distraksi merupakan sistem aktivasi retikular yang dapat menghambat stimulus meyakitkan jika
seseorang menerima masukan sesnsori yang cukup ataupun berlebihan. Stimulus yang menyenangkan
dapat melepaskan hormon endorphin. Distraksi merupakan kegiatan mengalihkan perhatian klien ke hal
lain dan dengan demikian dapat menurunkan ketakutan terhadap nyeri bahkan dapat meningkatkan
toleransi terhadap nyeri (Potter & Perry, 2012).
Teknik distraksi adalah suatu proses pengalihan dari fokus satu ke fokus yang lainnya atau perhatian
pada nyeri ke stimulus yang lain. Distraksi digunakan untuk memfokuskan perhatian anak agar
melupakan rasa nyerinya. Melalui teknik distraksi kita dapat menanggulangi nyeri yang didasarkan pada
teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. Jika seseorang menerima input sensori yang
banayak dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan
sama sekali oleh pasien). Stimulus yang membahagiyakan dari luar juga dapat merangsang sekresi
endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh pasien berangsur-angsur menurun. Oleh karena
itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan barangkali akan lebih berhasil dalam 9
menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Soeparmin, 2010).
Daftar pustaka : http://eprints.umpo.ac.id/8505/3/BAB%202.pdf

Definisi Teknik Relaksasi Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh menjadi
rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh
(Potter & Perry, 2010). Teknik relaksasi berguna dalam berbagai situasi, misalnya nyeri, cemas,
kurangnya kebutuhan tidur, stres, serta emosi yang ditunjukkan. Relaksasi memelihara reaksi tubuh
terhadap respon fight or flight, penurunan respirasi, nadi, dan jumlah metabolik, tekanan darah dan
energi yang digunakan (Potter & Perry, 2010).
Adapun efek relaksasi menurut Potter & Perry (2010), relaksasi memiliki beberapa manfaat, yaitu:
menurunkan nadi, tekanan darah, dan pernapasan; penurunan konsumsi oksigen; penurunan
ketegangan otot; penurunan kecepatan metabolisme, peningkatan kesadaran; kurang perhatian
terhadap stimulus lingkungan; tidak ada perubahan posisi yang volunteer; perasaan damai dan
sejahtera; periode kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam.

Daftar pustaka : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3574/4/4%29%20Chapter2.pdf

Ritual tidur sangat penting dilakukan ketika seseorang mengalami gangguan dalam tidurnya karena
rutinitas menjelang tidur dapat merilekskan seseorang dalam persiapan untuk tidur. Pada saat
seseorang merasa letih atau mengantuk, ia akan pergi tidur. Pergi tidur ketika terjaga penuh dan berpikir
tentang hal lain dapat menyebabkan insomnia dan terganggu dengan tempat tidur sebagai situmulus
untuk tidur. Menurut Rafknowledge (2004) ritual tidur merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
seseorang sebelum pergi tidur, sesudahnya, dan mendapatkan waktu tidur kembali yang berlangsung
setiap hari. Menurut Potter & Perry (2005) ritual tidur merupakan rutinitas menjelang tidur yang
dilakukan untuk persiapan tidur seperti waktu yang sama untuk tidur, kudapan atau aktivitas tenang,
latihan relaksasi, dan berdoa yang dapat merilekskan seseorang dan memberikan ketenangan. Ritual
tidur merupakan ritual atau kebiasaan sebelum tidur yang tidak terlalu menyita pikiran untuk
menurunkan ritme tubuh menuju kondisi tidur (Kelly, 2005).
Prosedur Menurut Artiningrat (2016), prosedur melakukan terapi ritual tidur dengan gayatri mantra
sebagai berikut: a) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin b) Mempersiapkan lingkungan yang
tenang, bila perlu matikan lampu atau pasang lampu yang redup c) Memodifikasi lingkungan yang
mampu menunjang tidur d) Memfasilitasi ritual tidur pasien dengan menyebutkan mantra gayatri.
Rasakan saat menarik nafas dan mengeluarkan sambil merasakan suara “om”, lalu ucapkan gayatri
mantra secara berulang selama 60 menit. e) setelah bangun tidur dilanjutkan dengan mengobservasi
respon pasien f) Observasi keadaan pasien setelah bangun tidur
Daftar pustaka http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2401/3/BAB%20II.pdf

SOP Relaksasi
Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan kepaerawatan yang dalam hal
ini perawat mengajarkan kepada klien bagaiama cara melakukan nafas dalam, nafas lambat dan
bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan Tujuan Untuk mengurangi ketegangan otot, rasa
jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri Kebijakan Dilakukan pada klien
dengan Open Fraktur Femur Indikasi 1. Pasien yang mengalami stres 2. Pasien yang mengalami nyeri
yaitu nyeri akut pada tingkat ringan sampai tingkat sedang akibat penyakit yang kooperatif 3. Pasien
yang mengalami kecemasan 4. Pasien mengalami gangguan pada kualitas tidur seperti insomnia
Pelaksanaan PRA INTERAKSI 1. Membaca status klien 2. Mencuci tangan INTERAKSI Orientasi 1. Salam :
Memberi salam sesuai waktu 2. Memperkenalkan diri. 3. Validasi kondisi klien saat ini. 79 Menanyakan
kondisi klien dan kesiapan klien untuk melakukan kegiatan sesuai kontrak sebelumnya 4. Menjaga
privasi klien 5. Kontrak. Menyampaiakan tujuan dan menyepakati waktu dan tempat dilakukannya
kegiatan KERJA 1. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang
dipahami/ jelas 2. Atur posisi agar klien rileks tanpa adanya beban fisik, baik duduk maupun berdiri.
Apabila pasien memilih duduk, maka bantu pasien duduk di tepi tempat tidur atau posisi duduk tegak di
kursi. Posisi juga bisa semifowler, berbaring di tempat tidur dengan punggung tersangga bantal. 3.
Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara 4. Instruksikan
pasien dengan cara perlahan dan hembuskan udara membiarkannya ke luar dari setiap bagian anggota
tubuh, pada saat bersamaan minta klien untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal yang indah
dan merasakan lega 5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2
menit) 6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan dengan
cara perlahan dan merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki, menuju keparu-paru dan
seterusnya, rasakan udara mengalir keseluruh tubuh 7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada
kaki dan tangan, udara yang mengalir dan merasakan ke luar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki
kemudian rasakan kehangatanya 80 8. Instruksikan pasien untuk mengulangi teknik-teknik ini apabila
rasa nyeri kembali lagi 9. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan
secara mandiri 10. Ulangi latihan nafas dalam ini sebanyak 3 sampai 5 kali dalam sehari dalam waktu 5-
10 menit TERMINASI 1. Evaluasi hasil: kemampuan pasien untuk melakukan teknik ini 2. Memberikan
kesempatan pada klien untuk memberikan umpan balik dari terapi yang dilakukan. 3. Tindak lanjut:
menjadwalkan latihan teknik relaksasi banafas dalam 4. Kontrak: topik, waktu, tempat untuk kegiatan
selanjutnya DOKUMENTASI 1. Mencatat waktu pelaksanaan tindakan 2. Mencatat perasaan dan respon
pasien setelah diberikan tindakan Sumber Potter & Perry (2010)

Daftar Pustaka : http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7817/8/Lampiran-Lampiran.pdf

SOP Distraksi
PENGERTIAN Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada
hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dirasakan 2. TUJUAN a. Menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri b. Meningkatkan perasaan relaksasi c. Menurunkan tekanan darah, nadi dan
pernafasan d. Menurunkan konsumsi oksigen e. Menurunkan ketegangan otot 3. INDIKASI a. Anak yang
merasakan nyeri b. Nyeri abdomen dengan skala nyeri 0-3 c. Anak yang mengalami skala nyeri 0-3 (nyeri
ringan) d. Anak yang mengalami skala nyeri 4-6 (nyeri sedang) 4. KONTRAINDIKASI a. Anak yang tidak
sadar (seperti : koma) b. Anak yang terganggu kejiwaannya 5 TAHAP PRA INTERAKSI a. Membaca status
anak b. Mencuci tangan c. Menyiapkan peralatan 6 TAHAP ORIENTASI a. Menmberikan salam kepada
anak b. Validasi kondisi anak c. Kontrak waktu d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien dan keluarga 7 TAHAP KERJA a. Berikan kesempatan pada anak untuk bertanya jika kurang
jelas b. Tanyakan keluhan anak c. Menjaga privacy anak d. Memuli dengan cara yang baik e. Mengatur
posisi anak agar rileks tanap beban fisik f. Menberikan penjelasan pada anak beberapa cara distraksi
(salah satunya menonton video bola) g. Menganjurkan anak untuk mencoba teknik tersebut bila nyeri
muncul 5. TAHAP TERMINASI a. Evaluasi hasil kegiatan b. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan
selanjutnya c. Cuci tangan 6. DOKUMENTASI a. Catat waktu pelaksanaan tindakan b. Catat respon anak
terhadap teknik distraksi c. Paraf dan nama perawat jaga

Daftar Pustaka : https://www.academia.edu/10140085/SOP_TEKNIK_DISTRAKSI_RELAKSASI

Anda mungkin juga menyukai