Anda di halaman 1dari 55

Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang dapat membantu mengatasi stres. Teknik relaksasi

ini melibatkan pergerakan anggota badan secara mudah dan boleh dilakukan di mana-mana saja.

Dalam Relaksasi dapat ditambahkan dengan melakukan visualisasi. Visualisasi adalah suatu cara

untuk melepaskan gangguan dalam pikiran dengan cara membayangkan gangguan itu sebagai

sesuatu benda, dan kemudian kita melepaskannya.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini

perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat

(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,

Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan

ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).

Mekanisme relaksasi nafas dalam (deep breathing) pada sistem pernafasan berupa suatu keadaan

inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali permenit

sehingga terjadi peningkatan regangan kardiopulmonari (Izzo, 2008:138). Stimulasi peregangan

di arkus aorta dan sinus karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula

oblongata (pusat regulasi kardiovaskuler), selanjutnya merespon terjadinya peningkatan

refleks baroreseptor (Gohde, 2010, Muttaqin, 2009:12-17).

Baca Juga

 Penggunaan, Bahaya, Pencegahan dan Pengujian Formalin

 Penyebab, Gejala dan Terapi Stres Akademik

 Pengertian, Tujuan dan Prinsip Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Impuls aferen dari baroreseptor mencapai pusat jantung yang akan merangsang aktivitas saraf

parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioakselerator), sehingga

menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan denyut dan daya kontraksi jantung (Muttaqin,

2009:13, Rubin, 2007:52).

Sistem saraf parasimpatis yang berjalan ke SA node melalui saraf vagus melepaskan

neurotransmiter asetilkolin yang menghambat kecepatan depolarisasi SA node, sehingga terjadi

penurunan kecepatan denyut jantung (kronotropik negatif). Perangsangan sistem saraf

parasimpatis ke bagian-bagian miokardium lainnya mengakibatkan penurunan kontraktilitas,

volume sekuncup, curah jantung yang menghasilkan suatu efek inotropik negatif.  Keadaan

tersebut mengakibatkan penurunan volume sekuncup, dan curah jantung. Pada otot rangka

beberapa serabut vasomotor mengeluarkan asetilkolin yang menyebabkan dilatasi pembuluh

darah. Akibat dari penurunan curah jantung, kontraksi serat-serat otot jantung, dan volume darah

membuat tekanan darah menjadi menurun (Muttaqin, 2009:10, 22).

Tujuan dan Alasan Relaksasi Napas Dalam

Menurut Smeltzer & Bare (2002) tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk

meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik maupun emosional yaitu

menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. 


Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme

yaitu (Smeltzer & Bare, 2002) :

1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh

peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan

meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.

2. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan

opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin 

3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat Relaksasi melibatkan sistem otot dan

respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau

sewaktu-waktu. 

Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi sistem

syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan

homeostatis lingkungan internal individu. Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti

bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga

menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai

efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan

meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari

medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.


Manfaat  Relaksasi Nafas Dalam 

Menurut Priharjo (2003) manfaat dari teknik relaksasi nafas dalam;

1. Ketentraman hati,

2. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah,

3. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah,

4. Detak jantung lebih rendah,

5. Mengurangi tekanan darah,

6. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit,

7. Tidur lelap,

8. Kesehatan mental menjadi lebih baik,

9. Daya ingat lebih baik,

10. Meningkatkan daya berpikir logis,

11. Meningkatkan kreativitas,

12. Meningkatkan keyakinan,

13. Meningkatkan daya kemauan, 

14. Intuisi, 

15. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain.


Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam 

Menurut Priharjo (2003) bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan

diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang

mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama

inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut:

1. Ciptakan lingkungan yang tenang,

2. Usahakan tetap rileks dan tenang,

3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan

1,2,3,

4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan

bawah rileks,

5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali,

6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-

lahan,

7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rilek. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil

terpejam,

8. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri,

9. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang,

10. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

11. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat. 
Daftar Pustaka

 Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

 Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.

 Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung

waluyo. Jakarta. EGC.


Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 bertujuan meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang

ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Berdasarkan tujuan pembangunan kesehatan nasional tersebut maka pemerataan dan pelayanan

kesehatan perlu terus-menerus diupayakan dalam rangka mempertahankan status kesehatan

masyarakat melalui pemcegahan dan pengurangan morbilitas, mortalitas dan kecacatan daam

masyarakat terutama bayi, anak balita dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas (Depkes RI,

Indonesia sehat 2010).

Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil. Sebagian besar kehamilan berakhir dengan

kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian, pada beberapa kasus kelahiran

bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri,

rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian (WHO, 2003). Semakin meningkat jumlah

persalinan maka tanggung jawab tenaga kesehatan di tempat-tempat pelayanan kesehatan

semakin berat, khususnya bagaimana melaksanakan metode yang dapat membantu merasakan

nyeri yang berarti.


 

Intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan yaitu intervensi

farmakologis nyeri non farmakologis bidan berperan besar dalam penanggulangan nyeri non

farmakologis, yang salah satunya dengan menggunakan teknik relaksasi.

         Rumusan Makalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai beikut :

“bagaimanakah pengaruh teknik relaksasi terhadap rasa nyaman ibu selama kala I persalinan ?”.

 
       Tujuan Penelitian

         Tujuan umum

Untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai pengaruh teknik relaksasi terhadap rasa

nyaman pasien inpartu kala I.

         Tujuan khusus

1)     Untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai teknik relaksasi bernafas.

2)     Untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai teknik relaksasi posisi

3)     Untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai teknik relaksasi pijat.

 
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

   Nyeri Persalinan

Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial (Brunner & Suddart, 2001).

Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan

serviks serta iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen local mengalami deficit)

akibat kontraksi arteri mometrium (Bobaus, 2004).

Dalam nyeri persalinan, sistem saraf otonom dan terutama komponen simpatis yang berperan

dalam sensori. Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas otot polos dan visera misalnya uterus

dan dapat dikenal sebagai sistem saraf involunter karena organ ini berfungsi tanpa kontrol
kesadaran. Terdapat dua komponen yang berbeda, yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem

ini bekerja secara sinergis ketika mensyarati organ yang sama. Tetapi juga bekerja sendiri-

sendiri, misalnya saraf simpatis menyuplai uterus dan membentuk bagian yang sangat penting

dan neuroanatomi nyeri persalinan.

Sistem saraf otonom menunjukkan bahwa baik komponen simpatis dan parasimpatis menyuplai

sebagian besar organ abdomen dan pelris, termasuk uterus.

Pada kala I persalinan, intensitas nyeri selama kala ini disebabkan oleh kekuatan kontraksi dan

tekanan yang diakibatkan. Tekanan yang dimaksud adalah tekanan cairan amnion lebih dari 15

mmhg. Di atas tonus yang dibutuhkan untuk meregangkan segmen bawah uterus dan serviks

sehingga timbul nyeri. Dengan demikian, makin tinggi tekanan cairan amnion, makin besar

distensi sehingga menyebabkan nyeri yang lebih kuat (Caldeyro-Barcia dan Paseiro, 1960).

1. Teknik Pengurangan Rasa Nyeri

1) Intervensi Pengendalian Nyeri Non Farmakologis


 

Terdapat beberapa intervensi non-farmakologis yang dapat digunakan sebagai pereda nyeri

dalam persalinan antara lain :

   Hidroterapi Get

Hidroterapi Get (mandi Whire Pool) ialah metode non-farmakologis yang dipakai untuk

memberikan rasa nyaman dan rasa rileks selama persalinan walaupun metode ini tidak diterima

atau diterapkan secara universal. Beberapa manfaat dapat diperoleh dari teknik ini. Bebas dari

rasa tidak nyaman dan relaksasi tubuh, secara umum membuat kecemasan ibu berkurang.

Berkurangnya rasa cemas akan menurunkan produksi adrenalin sehingga kadar oksitosin(untuk

merangsang persalinan) dan endorphin meningkat (untuk mengurangi persepsi nyeri). Selin itu,

gelombang dan pukulan ringan air merangsang puting susu (karena hiperstimulasi kontraksi

rahim belum terjadi (Aderhold, perry, 1911) ).

     Distraksi

 
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian

pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Cara distraksi

dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori “(Gate Control)”. Pada spina cord, sel-sel

reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf

yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional

maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa

nyerinya berkurang (Cummings, 1981). Beberapa teknik distraksi antara lain bernafas secara

pelan-pelan, masage sambil bernafas pelan-pelan, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil

memejamkan mata.

   Masase

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau

ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri,

merahasiakan relaksasi, dan atau memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri paling

primitive (lele, dkk,199o:1777) dan menggunakan refleks lembut untuk menahan, dan

menggosok atau meremas bagian tubuh yang nyeri.

 
Simkin (1989) mengamati bahwa efek yang menguntungkan hanya berlangsung selama masase

diteruskan ketika dihentikan nyeri bertambah. Kerugian ini diakibatkan oleh proses adaptasi,

yaitu sistem saraf menjadi terbiasa dengan rangsangan dan organ perasa berhenti berespon.

Dengan demikian, Simkin menganjurkan masase selama persalinan harus dilakukan secara

intermitten, seperti penghusukkan punggung yang khususnya hanya dilakukan selama kontraksi,

atau bervariasi dalam jenis sentuhan dan lokasi.

1. Stimulasi Saraf Elektronik Per Trankutan

Stimulasi saraf elektronik per transkutansi (Tranicutaneous electrical nerve stimulation (TENS))

efektif akibat adanya efek plasebu. Implementasi TENS dapat menstimulasi izekposan apiate

endogen (enkephalin) pada tubuh wanita sehingga rasa tidak nyaman yang dirasakan wanita

tersebut mereda (Scott, dkk, 1990).

Penggunaan TENS tidak beresiko, baik bagi ibu maupun bagi janin. TENS digunakan untuk

menurunkan atau menghilangkan penggunaan analgesin dan menaikkan perseposi wanita tentang

kemampuan mengontrol rasa nyeri.

 
 

   Teknik Relaksasi Bernafas

Teknik relaksasi bernafas merupakan tindakan pengendalian nyeri non farmakologis yang dapat

membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya ketika rahim berkontraksi. Beberapa jenis

pernafasan bisa membantu ibu dalam menghadapi persalinan tahap 1 (Sebelum diperbolehkan

mengedan) :

   Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu rileks) dilakukan pada awal akhir kontraksi.

1. Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada saat kontraksi

     mencapai puncaknya.

1. Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas melalui mulut

         dan dilakukan untuk menahan keinginan untuk mengedan (sebelum terjadi

           pembukaan

         lengkap).
 

Pada tahap ini, teknik pernafasan dapat memperbaiki relaksasi otot-otot abdomen dan dengan

demikian meningkatkan ukuran rongga abdomen. Keadaaan ini mengurangi friksi (gesekan) dan

rasa tidak nyaman antara rahim dan dinding abdomen karena otot-otot di daerah genitalia juga

menjadi lebih rileks, otot-otot tersebut tidak mengganggu penurunan janin.

Pada tahap II, ibu mulai boleh mengedan dan diselingi dengan manarik nafas cepat dan pendek.

Pada tahap ini, pernafasan dipakai untuk menaikkan tekanan abdomen dan dengan demikian

membantu mengeluarkan janin. Keadaan ini juga dipakai untuk merelaksasikan otot-otot

fundamental untuk mencegah pengeluaran dini kepala janin.

Tujuan Teknik Pernapasan

o   Menyediakan oksigen untuk ibu dan bayi. Jika otot-teroksigenisasi dengan baik,maka otot

tersebut dapat berfungsi lebih efektif, sehingga rasa sakit akan berkurang.Jika bayimemiliki

banyak oksigen, denyut jantung nya lebih maksimal.

 
o   Relaksasi: pernapasan yang berirama meningkatkan relaksasi fisik denganmengurangi

ketegangan otot, dan membuat relaksasi emosional dengan mengurangi kecemasan.

o   Distraction: dengan melatih tehnik Pernapasan maka akan mengalihkanfokus seorang ibu

yang sedang mengalami kontraksi sehingga focus ibu teralihkan.

Waktu Menggunakan Teknik Pernapasan.

Tidak ada teknik pernapasan khusus yang diperlukan dalam kala I persalinan, ketika ibu masih

mudah teralihkan fokusnya selain dari kontraksi. Ibu Mulai menggunakan teknik bila ibu tidak

dapat lagi berjalan dan berbicara selama kontraksi. Selalu gunakan dasar teknik yang paling

mungkin, dengan sedikit usaha yang diperlukan untuk mengelola setiap kontraksi. Ini membantu

mencegah kelelahan, dan membantu menghindari sensasi karena telah menggunakan semua

teknik sejak awal.

Metode Relaksasi Bernafas


 

1. Metode Dick-Read

Bersamaan dengan pendidikan dan latihan pernafasan, relaksasi telah menjadi landasan

persalinan yang disiapkan sejak Dick-Read pertama kali mempertahankannya (1933) (Rosemary

Mander, 2003).

Grantiny Dick-Read dalam dua bukunya, Natural Childbirth (1933) dan Childbirth Without Fear

(1944), menuliskan bahwa rasa nyeri melahirkan merupakan akibat pengaruh sosial dan sindrom

takut tegang-nyeri, untuk mengganti rasa takut maupun nyeri program Dick-Read meliputi

pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan,j disamping nutrisi, hygienis dan latihan

fisik yang diantaranya latihan relaksasi secara sadar dan latihan pola nafas. Relaksasi secara

sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Dengan berlatih banyak, wanita

mampu berelaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun diantara kontraksi. Pola nafas

meliputi nafas dalam pada abdomen hampir sepanjang masa bersalin, nafas pendek menjelang

akhir tahap pertama, dan sampai pada waktu terakhir ini, menahan nafas pada tahap persalinan

(Bobak, 2004).

 
2. Metode Lamaze

Metode Lamaze berasal dari karya Povlov tentang Classical Conditioning. Metode menurut

Lamaze, rasa nyeri merupakan respon bersyarat. Wanita juga dapat dikondisikan supaya tidak

mengalami rasa nyeri pada saat melahirkan. Metode Lamaze membuat wanita berespon terhadap

kontraksi rahim buatan dengan mengendalikan relaksasi otot dan pernafasan sebagai ganti

berteriak dan kehilangan kendali (Lamaze, 1972).

Wanita ini diajar untuk merelaksasikan otot-otot yang tidak terlihat saat ia mengkontraksikan

otot tertentu. Ia akan menerapkan latihan ini pada saat melahirkan, yakni dengan merelaksasikan

semua otot bawah, pernafasan dada mengangkat diafragman dari rahim yang berkontraksi. Pola

pernafasan dada bervariasi, sesuai intensitas kontraksi dan kemajuan persalinan (Bovak, 2004).

Jenis Jenis Teknik Pernapasan

1. a)     The Cleansing Breath (Latihan Nafas Pembersihan)

 
Cara: Pada awal setiap kontraksi, ambil napas dalam dalam melalui hidung, lalu buang napas

melalui mulut dengan keras/ menyentak hingga orang lain dapat mendengar. Ketika kontraksi

berakhir, ambil napas dalam, lalu perlahan hembuskan perlahan untuk melepaskan ketegangan

yang dirasakan.

Manfaat: Memberikan ibu dan bayi ekstra oksigen, berfungsi sebagai sinyal pada tubuh untuk

lebih bersantai dan fokus, serta dapat memberitahu secara tidak langsung kepada pendamping

persalinan bahwa kontraksi sudah mulai. Mengakhiri dengan nafas dalam dan perlahan berfungsi

untuk meirilis dan menginformasikan kepada pendamping ibu bahwa kontraksi telah berlalu, dan

berfungsi sebagai pengingat untuk bersantai antara kontraksi.

1. b)     Light Breathing/ Hee-Hee Breathing (pernapasan ringan)

Cara: Tarik napas panjang melalui hidung dan menghembuskan napas melalui mulut. Bibir

santai, sedikit terbuka, dengan senyum kecil. Pada saat membuang nafas atau menghembuskan

nafas, buat suara “lunak/lembut” “hee….” Untuk menghindari hiperventilasi, fokus sebagian

besar perhatian Anda pada napas ini – membiarkan Anda menghirup nafas dengan mudah. Nafas

dangkal namun lambat Sekitar satu napas per detik.


 

Waktu penggunaan: digunakan Ketika pernapasan dalam tampaknya tidak lagi cukup untuk

membantu mengatasi rasa kurang nyaman saat kontraksi.

Manfaat:Membantu ibu lebih rileks menghadapi kontraksi dan mengalihkan perhatian dari

kontraksi.

1. c)     Hee – Hee -Blow Breathing/ Pernapasan Hee – Hee-Blow (pernapasan pukulan)

Cara: caranya hampir saman dengan tehnik hee hee breathing, namun dalam tehnik ini nafas

pendek dengan hee-hee dilakukan sekitar 4 s.d 5 kali lalu nafas panjang dan dalam kemudian

hembuskan dengan perlahan hingga seluruh udara di paru-paru keluar.

Waktu penggunaan : dilakukan ketika masuk dalam fase transisi atau ketika ibu merasa pusing

saat melakukan pola pernafasan yang ringan saja.

 
Manfaat: Membantu untuk menghindari hiperventilasi. Nafas pukulan /terakhir / blow akan

membantu untuk melepaskan ketegangan.

1. d)     Slide Pernapasan

Cara: Ambil napas dalam-dalam. Buang napas dalam empat nafas pendek, ringan, napas

terengah-engah. Jadi,tarik nafas panjang dan dalam, lalu huh-huh-huh-huh (pendek-pendek).

Waktu penggunaan: kapan saja dalam kala I fase aktif

Manfaat: hampir sama dengan manfaat Hee-Hee- Blow terutama pada ibu penderita asma.

Keuntungan Teknik Relaksasi Bernafas


 

1. Keuntungan Emosional

 Memberikan pengalaman positif tentang melahirkan pada ibu

 Mengurangi ketegangan dan ketakukan ibu pada saat persalinan

 Berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya

 Membantu tumbuhnya hubungan antara orang tua dan anak

 Membantu tumbuhnya hubungan antara ibu dan bapak

1. Keuntungan Fisiologis

 Dapat mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat-obatan dan dapat mengurangi resiko

terhadap bayi

 
 Mencegah terjadinya komplikasi seperti nyeri sampai dengan menurunnya oksigen.

 Ibu dapat bekerja sama pada saat pemeriksaan

 Ibu tidak merasa lelah pada saat dan sesudah melahirkan

1. Posisi dan ambulansi

 
Jenis Posisi

Gambar

Duduk/ Setengah Duduk

vMemberikan rasa nyaman pada ibu

 
vMemberikan waktu istirahat diantara kontraksi

vMembantu penurunan kepala

vAdanya gaya gravitasi

Berdiri

vMempercepat penurunan kepala

vMengurangi rasa sakit


 

vMengurangi derajat laserasi

Jongkok

vMempermudah ibu dalam meneran

vMempercepat penurunan kepala


 

vMempercepat perputaran paksi dalam

Miring Kiri

vMemberikan rasa nyaman pada ibu

vMempermudah ibu dalam istirahat diantara kontraksi


 

vAdanya gaya gravitasi sehingga mempercepat penurunan kepala

Telentang

vMenyebabkan hipotensi

vMenyebabkan bayi asfiksia


 

vKesulitan dalam meneran

vMenghambat penurunan kepala

vTidak dianjurkan dalam persalinan

Tahap pertama

   bergoyang – goyang sambil duduk

 
 

Pada waktu melahirkan, pergerakan yang berirama dapat membuat nyaman. Gerakan badan

perlahan-lahan ketika duduk di atas bola hamil (sebuah bola karet besar biasanya digunakan

sebagai alat untuk melahirkan secara natural), di pinggir kasur atau di kursi yang kuat.

Kalau si Ibu duduk di atas kursi, mintalah seseorang untuk duduk di lantai sambil bersandar ke

kaki si Ibu. Bila si Ibu duduk sambil bersandar ke kursi, tekanan pada lutut nya bisa mengurangi

sakit punggung si Ibu.

         Bergoyang – goyang sambil berdiri

 
Berdiri atau berjalan menolong proses kelahiran untuk mendapatkan momentum, terutama di

tahap-tahap awal. Bersandar pada suami untuk menahan selagi kontraksi berlangsung. Atau

lingkarkan tangan si Ibu ke leher suami dan mulai bergoyang-goyang, seperti sedang slow dance.

Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.

   Bersandar ke depan

Kalau punggung si Ibu terasa sakit, bersandar ke depan bisa membuat lebih enak. Duduk di kursi

seperti di gambar atau bersandar ke atas meja. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.

   Bersandar Ke Kaki

 
 

Ibu boleh bersandar ke depan waktu berdiri. Angkat satu kaki ke atas kursi. Perlahan-lahan

bersandar kedepan sewaktu kontraksi. Gunakan kursi yang kecil agar tidak terlalu tinggi dan

terasa nyaman. si Ibu bisa bersandar tanpa kursi bila diinginkan, letakkan satu kaki di depan, dan

tekuk ke depan perlahan-lahan.

   Duduk dengan Satu kaki di atas

Posisi yang tidak simetris memberikan banyak variasi. Cobalah mengangkat satu kaki waktu

duduk. Si Ibu sebaiknya agak sedikit membungkuk ke arah kaki yang di angkat sewaktu

kontraksi.

 
 

   Berlutut

Kadang kala berlutut menolong rasa sakit di punggung. Gunakan bola hamil atau bantal yang

banyak. Di Rumah Sakit, angkat kasur dibagian kepala. Berlutut di bagian bawah kasur sambil

mengistirahatkan tangan dan badan bagian atas di atas kasur.

   Jongkok

Posisi jongkok menolong membuka pelvis si Ibu, memberikan si bayi ruang untuk berputar

sewaktu bergerak melalui lorong rahim. Jongkok juga membuat si Ibu mendorong lebih efektif
sewaktu melahirkan. Gunakan kursi yang kuat atau palang jongkok yang disediakan di kasur

untuk menahan. Jongkok dengan bertahan ke tembok atau ke suami juga diperbolehkan.

         Tahap kedua

     Setengah duduk

Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami untuk duduk membelakangi si

Ibu. Pada waktu kontraksi, bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas.

 
 

         Merondang

Tidak perlu merasa malu untuk berposisi merondang sewaktu melahirkan. Posisi ini mengurangi

tekanan pada tulang punggung, sehingga sakit punggung tidak akan terasa dan menolong

memutar si Bayi ke posisi yang lebih enak untuk melahirkan. Posisi merondang juga

memberikan si Bayi suplai oksigen lebih banyak.

         Tidur miring

 
Waktu si Ibu perlu istirahat, cobalah posisi tidur yang miring. Tempatkan bantal di sela-sela kali

agar nyaman. Posisi ini memaksimalkan peredaran darah ke uterus dan si Bayi. Posisi tidur

miring juga menolong si ibu untuk menahan berat si Bayi, dan meringankan sakit punggung.

1. Pijat

Teknik-teknik pijat dalam persalinan terbagi dalam atas dua teknik, yaitu:

1. a)     Teknik counterpressure

Adalah pijatan dengan tekanan kuat dengan meletakan tumit tangan ataubagian datar dari tangan

atau bisa juga menggunakan bola tennis. Tekanan ini dapat diberikan dengan gerakan lurus atau

melingkar kecil. Teknik ini sangat efektif dalam menghilangkan rasa sakit pada nyeri punggung,

kaki, dan tangan (Meiliasari dkk,2002). Gate control teory dapat diukur untuk efektifitas cara ini.

Ilustras Gate control teory (Monsdragon, 2004) bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke
otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat daripada serabut sentuhan yang luas.

Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama, sensasi sentuhan berjalan keotak menutup pintu

gerbang dalam otak. Dengan adanya pijatan yang mempunyai efek distraksi juga dapat

meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol desenden dan membuat

relaksasi otot.Dapat juga digunakan dasar teori Opiate endogenous, dimana reseptor opiate yang

berada pada otak dan spinal cord menentukan dimana sistem saraf pusat mengistirahatkan

substansi morfin yang dinamakan endorphin dan enkephalin bila nyeri diterima. Opiate endogen

ini dapat dirangsang pengeluaranya oleh stimulasi kulit melalui pijatan. Opiate reseptor ini

berada pada ujung saraf sensori perifer (Sari,2005)

Cara Melakukan Teknik Counterperssure

Pijat ini sangat bermanfaat saat kontraksi menyerang punggung khususnyabagian bawah dengan

tujuan mengurangi nyeri saat terjadinya kontraksi rahim.Pemijatan pada awal persalinan

dilakukan dengan menggunakan kedua telapak tanganuntuk menekan kedua sisi punggung dari

bahu kebawah dengan gerakan beriramanaik turun. Pijatan ini dilakukan dengan lama dan lambat

untuk membuat rasanyaman pada ibu. Seluruh jari harus menyentuh tubuh sehingga merasakan

teganganpada daerah tersebut. Pemijatan pada tahap lanjut persalinan yaitu memijat dengankuat

dipangkal tulang belakang atau gunakan ibu jari dengan lingkaran-lingkarandisekitar cekungan

pantat. Pijatan yang dilakukan pada daerah punggung dilakukan dengan tekanan untuk melawan

kontraksi yang kuat.Pijat dan sentuhan membantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan.

Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat selama 20 menit setiap jam selama tahapan
persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit, karena pijat meransang tubuh melepaskan senyawa

endhorpin yang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman dan enak.

Bagian tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, bahu, perut, kaki, tangan dan punggung dan

tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu apakah tekanan yang diberikan

sudah tepat ( Danuatmadja dan Meiliasari, 2004, hlm. 67). Gate control teory dapat diukur untuk

efektifitas cara ini. Illustras Gate control teory bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri ke

otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan yang luas.

Ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama, sensasi sentuhan berjalan ke otak menutup pintu

gerbang dalam otak. Dengan adanya pijatan yang mempunyai efek juga dapat meningkatkan

pembentukan endorphin dalam sistem kontol desenden dan membuat relaksasi otot.

1. b)     Teknik effluerage

Teknik effluerage adalah pemijatan berupa usapan lembut, panjang, dan tidak terputus-putus.

Teknik ini menimbulkan relaksasi. Dalam persalinan, teknik effluerage dilakukan dengan

menggunakan ujung jari yang ditekan lembut atau ringan tanpa tekanan kuat dengan tidak

melepaskan jari pemijat dari permukaan kulit. Teknik effluerage dilakukan pada bagian-bagian

tubuh tertentu, seperti :bahu dan punggung.

   Manfaat pijat effluerage pada persalinan


 

adalah untuk memberikan rasa nyaman, menimbulkan relaksasi, menurunkan TD, meningkatkan

pernapasan, memperlambat denyut jantung, dan merangsang hormon produksi hormon

endorphin yang menghilangkan rasa sakit secara alamiah ( Danuatmaja & Meiliasari, 2002, hlm

69). Persiapan yang dibutuhkan meliputi persiapan alat yaitu tempat tidur pasien, kursi dan

bantal, persiapan pasien yaitu membuka sedikit pakaian yang menutupi daerah sakrum dan yang

tidak sedang mendapat terapi obat-obatan seperti induksi dan persiapan bidannya yaitu mencuci

tangan supaya bersih dan posisi bidan di sebelah kanan ibu. Pijatan dilakukan setiap kontraksi

selama 20 menit. Indikasi pelaksanaan pijat adalah ibu inpartu Kala I fase aktif dengan nyeri

persalinan sedangkan kontra indikasinya adalah memar, luka bakar, bisul, sayatan, penyakit

jantung berat dan terdapat infeksi

    Tahap pelaksanaan pijatan effluerage meliputi :

memberitahu ibu langkah yang akan dilakukan dan fungsinya menganjurkan ibu mencari posisi

yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke kiri dan ke kanan ataupun duduk anjurkan ibu

untuk miring maka lakukan Teknik effluerage saat terjadi kontraksi , teknik ini berupa pijatan

lembut, panjang, dan tidak terputus-putus dengan menggunakan ujung jari selama 20 menit

selama 6 kali kontraksi pada bahu dan punggung mengajarkan kepada bidan dan tenaga

kesehatan di klinik tersebut untuk melanjutkan intervensimengevaluasi teknik pijat effluerage

tersebut.
 

Metode untuk mengurangi nyeri persalinan

1. Tindakan medis

1. Analgesik

Obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit tanpa mengganggu

       kesadaran ibuyang mendapatkannya.

1. Suntikan epidural

Suntikan epidural ini disebut juga pembiusan . pembiusan ini memblokrasa sakit di rahim, leher

rahim, dan bagian atas vagina. Meskipundemikian otot panggul tetap dapat melakukan gerakan

rotasi kepalabayi untuk keluar melalui jalan lahir. Ibu tetap sadar dan dapatmengejan meskipun

dibius.

 
 

1. Spinal

Merupakan suntikan bius lokal di punggung ibu dengan menggunakanjarum yang sangat kecil.

Suntikan diarahkan ke area epidural.

1. Intracthecal labor analgesia (ILA)

lakukan dengan cara menyuntikkan obat penghilang rasasakit kepada ibu yang akan bersalin

normal.

1. Paracervical Block

Metode ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada persalinantahap pertama.
 

1. Block syaraf perineal dan pudendal

Blok syaraf perineal adalah pemberian suntikan ke jaringan yangterobek yaitu antara jalan masuk

ke vagina dan anus. Blok syarafpudendal adalah suntikan untuk mengebalkan syaraf yang

mengiriminformasi sakit kepada area vulva ketika bayi melewati pinggul.

1. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

Mesin TENS merangsang tubuh untuk memproduksi senyawapenghilang rasa sakit alamiah.

2. Tindakan

1. Homeopathy

 
Metode penyembuhan menggunakan bahan alami yang dikemasdalam bentuk obat farmasi.

1. Masase

1) Pengertian

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringanlunak, biasanya otot, tendon atau

ligamentum tanpa menyebabkangerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan

nyeri,menghasilkan relaksasi atau memperbaiki sirkulasi. (Mander, R.2004).

2) Tekhnik non medis

1. a) Effluerage

 
Tekhnik pemijatan usapan lembut, lambat dan panjang,tidak putus-putus, dilakukan dengan

menggunakan ujung-ujungjari yang ditekan lembut dan ringan dan diusahakan ujung jaritidak

lepas dari permukaan kulit.

1. b) Conterpressure

Tekhik pijatan kuat dengan cara letakkan tumit tangan ataujuga menggunakan bola tennis,

tekanan dapat diberikan dalamgerakan lurus atau lingkaran kecil.(Danuatmaja,B. 2004)

   3) Masase yang digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan:

1. a) Masase kaki

1. b) Masase tangan

1. c) Masasepunggung:
 

     Masa eflueragedapat dilakukandipunggung yang tujuan utamanya adalah relaksasi.

Sebuahpenelitian tahun 1997 menyebutkan, tiga hingga 10 meniteffleurage punggung dapat

menurunkan tekanan darah,memperlambat denyut jantung, meningkatkan pernafasan

danmerangsang produksi hormon endorphin yang menghilangkansakit secara alamiah. Waktu

dilakukan masase punggungadalah pada saat kontraksi rahim pada kala pembukaan karenasyaraf

penghatar nyeri saat itu berada di bagian punggung. Dan penyebaran nyeri pada kala 1 atau kala

pembukaan yangdominan adalah di bagian punggung bawah.

1. d) Masase bahu

1. e) Masase perineum

1. Hipnosis

Upaya membawa pasien dalam keadaan rileks sehingga otak bekerjadi gelombang alfa.

gelombang alfa memberikan kemampuan kepadapasien untuk menghilangkan rasa sakit. Hal itu
dikarenakan sensorpenghantar rasa sakit ke otak terhalang oleh gelombang alfa sehinggaibu yang

hipnosisnya berhasil dapat melahirkan tanpa merasakansakit.

1. Visualisasi Persalinan

Pemberdayaan otak kanan untuk persalinan yang bebas sakit padadasarnya menanamkan

keyakinan bahwa melahirkan itu tidak sakit.

1. Tekhnik Auditori dan Imej Visual persalinan

Menggunakan sensasi kelahiran untuk meciptakan imej atau khayalanyang terjadi didalam

tubuhnya.

1. Relaksasi

Menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan rileks dapatmengurangi stress melahirkan.

 
1. Posisi Melahirkan

Lithotomi bukan satu-satunya posisi melahirkan.

1. Terapi bola-bola persalinan

Bola-bola persalinan membantu bayi bergerak menuju mulut rahim.

1. Persalinan dalam air (water birt)

Persalinan dalam air membantu bayi beradaptasi dengan lingkunganbaru.

1. Gerakan dan teknik pernafasan Zilgrei

Terapi zilgrei terdiri dari latihan perafasan dan gerakan dimana zilgreiberefek meringankan ibu

hamil dan memperbaiki asimetri tubuhsehingga ibu dapat ‘bebas seperti burung’.
 

1. Metode Hypobirthing

Memasukkanpikiran-pikiran positif kediri ibu denganmembayangkan dan mengucapkan hal-hal

positif dan menyenangkan.

1. Terapi akupuntur

Akupuntur dapat mengatasi persalinan yang panjang, sulit dan sakitkarena sejumlah faktor.

m.Metode Alif atau zikir

Ibu duduk dan berbaring dengan menutup aurat dan dalam keadaanberwudhu, ibu membaca doa

sesuai dengan agama dan keyakinanmasing-masing.

n.Yoga dan peregangan


 

Saat melakukan peregangan di dalam yoga, otot-otot menjadi lembutdan lentur. Selain itu juga

membantu ibu bernapas dan rileks, yaitudua hal yang membantu meredakan sakit.

1. Metode pernafasan

Pernapasan yang benar saat persalinan adalah dengan tidakmenghabiskan tenaga, ibu juga harus

mensuplia banyak oksigenpada bayi untuk mengatasi depresi persalinan.

1. Pemanasan

Metode pemanasan adalah dengan memberikan rangsang hangat dipungung ibu.

1. Metode persalinan Aktif

Persalinan aktif dengan megikuti insting dan panggilan psikologistubuhnya untuk melalui

persalinan dan mengurangi rasa sakit.


 

1. Metode Reiki

Salah satu teknik eksotik (mengambil energi dari luar tubuh),mengakses energi alam semesta dan

memanfaatkannya untukberbagai keperluan.(Danuatmaja, B. 2004).

 
 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

           Untuk mengurangi nyeri pada persalinan, terdapat 2 cara yang dapat dilakukan :

1)     Secara medis

 
1. Analgesik

1. Suntikan epidural

1. Spinal

1. Intracthecal labor analgesia (ILA)

1. Paracervical Block

1. Block syaraf perineal dan pudendal

1. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

2)     Secara non medis

 
1. Homeopathy

1. Masase

1. Hipnosis

1. Visualisasi Persalinan

1. Tekhnik Auditori dan Imej Visual persalinan

1. Relaksasi

1. Posisi Melahirkan

1. Terapi bola-bola persalinan

1. Persalinan dalam air (water birt)

 
1. Gerakan dan teknik pernafasan Zilgreik. Metode Hypobirthing

1. Terapi akupuntur

m.Metode Alif atau zikirn.Yoga dan peregangan

1. Metode pernafasan

1. Pemanasan

1. Metode persalinan Aktif

1. Metode Reiki

Anda mungkin juga menyukai