Anda di halaman 1dari 18

GUIDED IMAGERY

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Holistik II

Dosen Pembimbing : Sarah Ulliya, S.Kp.,M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 4
1. Intan Indah Sari (22020116120003)
2. Firda Sefy Faradila (22020116120005)
3. Alya Nuur Taufiana (22020116120008)
4. Siti Lutfiyana (22020116120009)
5. Isnanda Feby Nur Aini (22020116120011)
6. Utin Saidatul Hasanah (22020116120021)
7. Ratrika Sari (22020116120041)
8. Rizki Marwa Putri (22020116130069)
9. Fakhrian Rafi Pramana (22020116130074)
Kelas A.16.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan penyakit di masyarakat semakin hari semakin mengalami
peningkatan. Hal ini menyebabkan peningkatan munculnya tempat-tempat pengobatan
alternatif yang banyak dikunjungi oleh masyarakat baik dari berbagai kalangan. Hasil
survey dan penelitian menjelaskan bahwa peningkatan penggunaan pengobatan ini
meningkat di berbagai negara. Hasil survey yang dilakukan oleh American Association
of Retired Persons (AARP) dan the National Center for Complementary and
Alternative Medicine (NCCAM) kurang lebih 53% orang dengan usia 50 tahun
menggunakan terapi alternative dalam pengobatan penyakitnya dan lama terapi yang
dijalani kurang lebih selama 12 tahun (Mariano C, 2015). Sedangkan di Indonesia
diperkirakan 80% masyarakat mencari pengobatan alternatif (Suardi Drajat R, 2011).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah
satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni
dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena
klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan
kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya
reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan
memilih terapi komplementer. (Widyatuti, 2008)
Terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang
diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari
aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada
yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini
sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang
holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual). (Widyatuti, 2008)
Salah satu jenis terapi komplemeter adalah guided imagery. National Center for
Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) mengklasifikasikan guided imagery
termasuk dalam kategori mind-body therapy, yaitu memberikan intervensi untuk
memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh
(Widyatuti, 2008). Guided imagery adalah sebuah teknik untuk membimbing dan
mengarahkan orang kepada imajinasi menyenangkan yang menggunakan audio, visual,

2
kinestetik untuk mengolah pengalaman internal dan eksternal secara sengaja.
(Novarenta, 2013)
Menurut Carter (2006), guided imagery dapat digunakan untuk mengurangi
tingkat stres penyebab dan gejala-gejala yang menyertai stres. Apostolo dan Katharine
(2009) menjelaskan efektivitas intervensi guided imagery untuk mengurangi depresi,
kecemasan, stres dan meningkatkan kenyamanan pasien rawat inap di psikiatri.
Gonzalez dan Ledesma (2010) mengatakan bahwa penggunaan guided imagery secara
signifikan dapat mengurangi kecemasan yang mengakibatkan nyeri pasca operasi.
Rahayu, Nursiswati, dan Srianti (2010) menerapkan guided imagery untuk menurunkan
tingkat nyeri pada pasien cedera kepala ringan. Rahmayanti (2010) menerapkan guided
imagery untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kecemasan pada pasien skizoafektif
di RSJD Surakarta. (Novarenta, 2013)
Dari penelitian tersebut guided imagery bisa untuk mengurangi nyeri, kecemasan,
dan depresi. Secara psikologis guided imagery akan membawa individu untuk
menghadirkan gambaran mental yang diperkuat dengan perasaan menyenangkan ketika
individu mengimajinasikan gambaran tersebut, dengan guided imagery individu akan
lebih mudah memberikan perhatian terhadap bayangan mental yang dimunculkan.
(Novarenta, 2013)
Berdasarkan dari uraian diatas, guided imagery bisa menjadi salah satu alternatif
untuk diterapkan dalam bidang keperawatan. Perawat sebagai salah satu profesional
kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam terapi komplementer. Dengan ini,
kelompok kami akan membahas lebih lanjut mengenai guided imagery.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Guided Imagery
2. Mahasiswa mampu menyebutkan manfaat Guided Imagery
3. Mahasiswa mampu memahami dasar Guided Imagery
4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses asosiasi Guide Imagery
5. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis Guided Imagery
6. Mahasiswa mampu menyebutkan macam teknik Guided Imagery
7. Mahasiswa mampu membedakan pandangan Guided Imagery dari sudut pandang
budaya, kesehatan, dan agama
8. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan pelaksanaan teknik Guided Imagery

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Guided Imagery


Guided imagery merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat
sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa
ketenangan dan keheningan (National Safety Council,2004). Guided imagery juga
disebut dengan istilah imajinasi terbimbing yang artinya sebuah teknik relaksasi yang
bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang serta damai,
selain itu juga dapat digunakan sebagai penenang untuk situasi yang sulit dalam
kehidupan.

B. Manfaat Guided Imagery


Guided imagery merupakan salah satu jenis dari teknik relaksasi sehingga
manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang
lain. Para ahli dalam bidang teknik guided imagery berpendapat bahwa imajinasi
merupakan penyembuh yang efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat
penyembuhan dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti
depresi, alergi dan asma. Manfaat dari guided imagery adalah sebagai intervensi
perilaku untuk mengatasi kecemasan, stress dan nyeri. Guided Imagery dapat
mengurangi tekanan dan berpengaruh terhadap proses fisiologi seperti menurunkkan
tekanan darah, nadi dan respirasi. Selain itu, guided imagery bertujuan untuk
menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat seperti perubahan dalam fungsi imun.
(Novarenta, 2013)

C. Dasar Guided Imagery


Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi
dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui
bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangasangan yang diterima oleh berbagai indera
seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006).

4
D. Skema Proses Guide Imagery

Membayangkan
E. hal yang
menyenangkan
F.

Otot-otot yang tegang menjadi rileks

Rangsangan imajinasi yang


menyenangkan

Dijalankan ke batang otak

Sensor thalamus

Ditransmisikan ke Amigdala,
hipokampus, dan korteks Cerebri

Asosiasi korteks Cerebri

Sehingga terjadi sosiasi penginderaan

Diproses menjadi sebuah memori

Dirangsang bayangan

Memori muncul kembali

Persepsi

Pola Respon Perilaku

(Novarenta, 2013)

5
E. Jenis-Jenis Guided Imagery
Guided imagery ada 4 jenis yaitu pleasant imagery (imajinasi menyenangkan
misalnya membayangkan tempat yang tenang), physiologically focused imagery
(imajinasi fokus fisiologis misalnya berfokus pada fungsi fisiologis yang membutuhkan
penyembuhan), mental rehearsal (latihan mental misalnya membayangkan tugas
tertentu sebelum kejadian), dan receptive imagery (scanning tubuh untuk penyembuhan
langsung) (Hart,2008).
Telah disebutkan bahwa guided imagery merupakan salah satu strategi
nonfarmakologi penatalaksanaan nyeri untuk anak, namun guided imagery tidak selalu
sesuai untuk semua anak-anak. Kemampuan kognitif anak harus dipertimbangkan
sebelum dilakukan guided imagery.

F. Macam-Macam Teknik Guided Imagery


Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik guided
imagery (holistic-online.2006) :
1. Guided Walking Imagery
Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk
mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang rumput, pegunungan,
pantai dan lain-lain. kemudian imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber
konflik.
2. Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada
dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan.
Bila berhasil akan tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien
3. Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan bahwa
proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam
modifikasi perilaku.
4. Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia
inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.

6
G. Pembahasan Guided Imagery Dalam Budaya
Kehidupan yang semakin sulit dan komplek serta semakin bertambah stresor
psikososial akibat budaya masyarakat yang semakin modern, menyebabkan manusia
tidak dapat menghindari tekanan-tekanan kehidupan yang mereka alami. Pikiran
negatif akan adanya kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi karena
tingginya stresor dari dalam diri seseorang akan memicu timbulnya kecemasan dan
depresi pada seseorang. Manusia yang menciptakan pikiran serta perasaan yang
terganggu maka manusia juga yang memiliki kekuatan untuk mengontrol masa depan
emosinya. Dengan demikian, yang semula berupa khayalan negatif dapat berubah
menjadi pikiran yang lebih positif, tubuh rileks, dan keadaan emosi yang tenang.
Keadaan tersebut akan membantu untuk menurunkan kejadian depresi pada
seseorang.(Saseno, 2003)
Salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengubah bayang-bayang negatif
pada pikiran ialah dengan teknik guided imagery. Imagery sendiri merupakan
kemampuan manusia untuk mengolah dunia internal dan eksternal tanpa menggunakan
bahasa, imagery sering pula dipertukarkan dengan istilah visualisasi. Setiap orang tanpa
mereka sadari banyak yang telah mempraktikkan imagery. Jika imajinasi yang
dilakukan individu sepertinya bekerja secara tidak disadari, maka guided imagery
berusaha mengarahkan imajinasi secara sengaja untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Seorang ahli menerapkan guided imagery untuk mengurangi tingkat stres,
penyebab, dan gejala-gejala yang menyertai stres. (Van Tilburg W, 2009)
Dengan demikian, bahwa guided imagery melibatkan imajinasi dengan panduan
yang ditampilkan dalam bentuk audio, audio- visual, dan bisa pula panduan audio
dipadukan dengan musik relaksasi.

H. Pembahasan Guided Imagery Dalam Pandangan Kesehatan


Berdasarkan pandangan dari segi kesehatan, guided imagery merupakan salah
satu jenis teknik relaksasi yang bermanfaat terhadap kesehatan. Para ahli dalam bidang
teknik guided imagery berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang
efektif yang dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi, dan asma. Guided
imagery terbukti efektif dan bermanfaat untuk kesehatan. Pada bidang kesehatan
guided imagery telah digunakan sebagai terapi standar untuk mengurangi kecemasan
dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak-anak, dapat juga untuk

7
mengurangi nyeri kronis, tindakan procedural yang menimbulkan nyeri, susah tidur,
mencegah reaksi alergi, dan menurunkan tekanan darah (Synder, 2006).
Guided imagery dapat membangkitkan perubahan neurohormonal dalam tubuh
yang menyerupai perubahan yang terjadi ketika sebuah peristiwa yang sebenarnya
terjadi. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan keadaan relaksasi psikologis dan
fisiologis untuk meningkatkan perubahan yang menyembuhkan ke seluruh tubuh.
Guided imagery dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dari stimulus yang
menyakitkan dengan demikian dapat mengurangi respon nyeri. Manfaat penggunaan
guided imagery sebagai pereda nyeri adalah mengurangi kecemasan, meningkatkan
penguasaan dan harapan, meningkatkan kerjasama serta mengurangi kecemasan
keluarga dan petugas kesehatan (Olness & Kohen, 1996).

I. Pembahasan Guided ImageryDalam Pandangan Agama


Tujuan utama dari guide imagery adalah untuk mengurangi kecemasan.
Kecemasan seringkali mengganggu kenikmatan dan kenyamanan hidup pasien, serta
membuat mereka gelisah sehingga mengganggu pola tidur mereka di sepanjang malam.
Ada beberapa hal yang selalu menyebabkan situasi tersebut terjadi di antaranya :
1. Lemahnya keimanan dan kepercayaan terhadap Tuhan.
2. Kurangnya tawakkal mereka terhadap Tuhan.
3. Terlalu sering memikirkan kejayaan masa depannya dan apa yang akan terjadi kelak
dengan pola pikir dan cara pandang yang negatif terhadap dunia dan seisinya.
4. Rendahnya permohonan mereka tentang tujuan dari penciptaan mereka.
5. Selalu tergantung pada diri sendiri dan sesama manusia lain dalam urusan di dunia,
sehingga lupa menggantungkan hidupnya kepada Tuhan.
6. Mudah dipengaruhi oleh hawa nafsu ketamakan, keserakahan, ambisi, keegoisan
yang berlebihan.
7. Meyakini bahwa keberhasilan berada di tangan mereka sendiri atau ditentukan oleh
usahanya sendiri.

Akan tetapi, sesungguhnya manusia tidak dilahirkan dengan penuh ketakutan


ataupun kecemasan. Pada dasarnya ketakutan dan kecemasan hadir karena adanya
emosi yang berlebihan. Selain itu, ketakutan dan kecemasan hadir karena adanya faktor
lingkungan yang menyertainya, misalnya sekolah, keluarga, dan sosial (pekerjaan dan
budaya masyarakat). Oleh karena itu, dalam agama diperbolehkan bagi manusia untuk

8
menemukan kopingnya masing-masing dalam mengatasi kecemasannya tersebut
dengan tanpa melupakan kehadiran Tuhannya.

Guided imagery adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam pikiran klien,
kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat
menurunkan persepsi klien terhadap nyeri(Prasetyo, 2010). Salah satu langkah-
langkah dalam terapi guided imagery adalah membantu klien ke posisi yang nyaman
dengan cara membantu klien untuk bersandar dan menutup matanya. Posisi nyaman
dapat meningkatkan fokus klien selama latihan imajinasi. Menggunakan sentuhan jika
hal tersebut tidak membuat klien merasa terancam atau terganggu. Bagi beberapa klien,
sentuhan fisik dapat mengganggu karena kepercayaan budaya dan agama yang dianut
(Novarenta, 2013).

Namun menurut pandangan seperti agama Okultisme dan Kristen yang


beranggapan bahwa terapi imajinasi terbimbing dapat mempengaruhi persepsi dan
realitas pribadi seseorang sehingga menciptakan citra dan lingkungan mental yang tepat
dan dapat melatih kekuatan mental atas setiap aspek kehidupan mereka (Brinkmann,
2010).Guided imagery merupakan proses yang menggunakan kekuatan pikiran
dengan mengarahkan tubuh untuk menyembuhkan diri memelihara kesehatan
atau relaks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra (visual,
sentuhan, penciuman, penglihatan dan pendengaran) sehingga terbentuklah
keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa.

Selain itu, tujuan dari guided imagery adalah untuk membantu orang
menemukan moteode untuk memperbaiki atau mengatasi spiritual mereka dan untuk
meningkatkan hubungan mereka dengan sosok Tuhannya. Banyak budaya yang
memiliki citra spiritual para dewa dan orang bijak yang terkait dengan kualitas kasih
sayang, rezeki, kebijaksanaan, dan harapan emosional (Lyceum Books, 2014).

J. Pelaksanaan Teknik Guided Imagery


Perawat melatih klien dalam membangun kesan dan berkonsentrasi pada
pengalaman sensori. Teknik guided imagery dimulai dengan meminta klien untuk
memikirkan pemandangan yang menyenangkan atau pengalaman yang dapat
meningkatkan penggunaan semua indra. Klien kemudian menjelaskan pemandangan
tersebut dan perawat mencatat tentang apa yang dipikirkan klien. Catatan tersebut

9
dapat digunakan untuk latihan selanjutnya. Berikut contoh dari bagian latihan teknik
guided imagery:
1. Bayangkan diri anda berbaring di atas tempat tidur sejuk yang terbuat dari rumput.
Anda mendengar suara aliran airyang berasal dari sungai. Bayangkan jika hari ini
cuacanya sangat sejuk. Anda menoleh untuk melihat sekelompok bunga liar
berwarna merah yang sedang bermekaran dan anda dapat mencium wanginya.
2. Perawat duduk cukup dekat dengan klien supaya dapat didengar klien, tetapi tidak
mengganggu klien. Ketenangan dan suara yang lembut membantu klien semakin
fokus pada gambaran yang dibimbing perawat. Saat relaksasi, klien fokus pada
gambaran tersebut. Namun, gambaran tersebut tidak diperlukan jika perawat masih
bicara. Apabila klien menunjukkan tanda-tanda agitasi dan gelisah maka perawat
harus menghentikan latihan dan dapat mulai kembali jika klien lebih tenang
(Potter dan Perry,2006).

Persiapan dan pelaksanaan teknik guided imagery adalah (Kozier dan Erb, 2009):

1. Persiapan
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
2. Pelaksanaan
a. Jelaskan cara melakukan dan keuntungandari teknik guided imagery. Klien
merupakan partisipan aktif dalam melakukan teknik guided imagery. Klien
harus memahami secara lengkap tentang apa yang harus dilakukan dan hasil
akhir yang diharapkan.
b. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai.
c. Berikan privasi kepada klien.
d. Bantu klien ke posisi yang nyaman
e. Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi
1) Gunakan nama yang disukai klien.
2) Bicara jelas dengan nada suara yang tenang dan netral.
3) Minta klien untuk menarik nafas dalam dan perlahan agar dapat
merelaksasikan semua otot.
4) Penatalaksanaan pada nyeri atau stress yaitu dengan mendorong klien untuk
pergi ke tempat yang dapat memberikan ketentraman.
f. Bantu klien untuk merinci gambaran dari bayangannya.

10
g. Minta klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang ditumbuhkan
oleh bayangannya.
h. Berikan umpan balik secara kontinu kepada klien.
i. Bawa klien keluar dari bayangannya (hitung mundur secara perlahan dari 5
hingga 1).Katakan kepada klien bahwa ia akan merasa seperti telah beristirahat
ketika mata dibuka.
j. Setelah pengalaman berimajinasi, diskusikan perasaan klien mengenai
pengalamannya tersebut.
k. Dorong klien untuk mempraktikkan teknik guided imagery secara mandiri.
l. Dokumentasikan respon klien. (Kozier, 2009)

11
Kasus

Seorang remaja berusia 17 tahun merasakan nyeri yang begitu hebat di perut bagian bawah
karena disminore. Berdasarkan keterangan dari klien setiap kali menstruasi klien selalu
merasakan nyeri. Nyeri haid yang dialami klien terakhir ini membuat tubuhnya terasa lemas
dan seperti mau pingsan, hal ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari klien dan klien juga
mengalami gangguan tidur. Klien terlihat tampak pucat, tidak berdaya, meringis kesakitan
dengan memegangi perutnya. Klien juga mengatakan bahwa dia memiliki hobi berjelajah alam
di hutan.

Naskah Simulasi

Perawat : Selamat pagi mbak

Pasien : Selamat pagi mbak perawat

Perawat : Mbak masih ingat dengan saya?

Pasien : O iya mbak

Perawat : Bagaimana kabarnya hari ini mbak?

Pasien : Hmm, kurang baik mbk. Saya masih merasakan nyeri di perut mbak.

Perawat : O jadi mbak masih merasakan nyeri? Iya begini mbak sesuai dengan
kesepakatan bulan lalu bahwa jika mbak mengalami disminore kita akan
melakukan guided imagery untuk mengurangi nyeri.

Pasien : Iya mbak, sebenarnya guided imagery itu apa mbak?

Perawat : Jadi mbak guided imagery itu adalah suatu cara untuk mengurangi
ketidaknyamanan yang dialami mbak dimana mbak nanti dapat membayangkan
ha-hal yang sangat mbak sukai. Jadi apakah mbak bersedia?

Pasien : Iya mbak

Perawat : Nanti membutuhkan waktu kira-kira 15 menit ya mbak? Tempatnya mau


dimana mbak?

12
Pasien : iya mbak disini saja.

Perawat : Sekarang kita mulai ya mbak, sebelumnya apakah posisi mbak sudah nyaman?
(tiduran)

Pasien : Iya sudah mbak

Perawat : Oh ya sebelumnya, apa hal yang mbak sukai?

Pasien : Saya suka jalan-jalan ke hutan dengan mendengar kicauan burung, melihat
pepohonan yang rindang dan melihat air terjun.

Perawat : Baik mbak, sekarang mbak tarik nafas pelan-pelan ya mbak dan pejamkan
mata mbak.

(Pasien memejamkan mata dan menarik nafas)

Perawat : Iya bagus, tarik nafas dalam dan keluarkan pelan-pelan.

Perawat : Mbak dengarkan suara saya ya, saya akan memandu mbak sampai selesai.
Mbak tenang saja dan pikirkan hal-hal yang membuat mbak senang.

Pasien masih memejamkan mata

Perawat : Sekarang mbak bayangkan sedang berjalan memasuki hutan. Sekarang mbak
rasakan bagaimana suasana di hutan di pagi hari. Mbak melihat pepohonan yang
besar dan rindang. Tiba-tiba mbak merasakan sentuhan daun yang sedang
berguguran. Bayangkan mbak menghirup udara segar dan sejuk. Kemudian
mbak mendengar suara kicauan burung yang bersaut-sautan, suara tersebut
tampat terdengar nyata dan jelas. Mbak terus berjalan menyusuri hutan sembari
menikmati kehangatan sinar matahari yang menembus celah-celah dedaunan.
Dari kejauhan terdengar suara gemuruh air terjun, kemudian mbak tertarik untuk
mencari sumber suara tersebut. Suara air terjun semakin dekat, dan akhirnya
mbak tiba di tempat air terjun yang sangat tinggi dan indah. Tampak sangat
nyata. Saat melihat air terjun mbak merasakan sangat tentram dan damai. Mbak
kemudian duduk di bebatuan dekat air terjun dan mbak memasukkan kaki mbk
ke dalam air bawah air terjun. Mbak merasakan dinginnya air. Mbak benar-
benar merasa bahagia. Mbak kemudian menyadari betapa indahnya ciptaan
Tuhan. Setelah merasakan keindahannya mbk mulai berjalan keluar hutan.
Kemudian mbak berada di tempat yang cerah dan dalam hitungan 5 sampai 1
pelan-pelan membuka mata mbak. Baik saya hitung sekarang 5,4,3,2,1. (Mbak
pelan-pelan membuka mata ya)

13
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah melakukan guided imagery tadi?

Pasien : Sekarang lebih nyaman mbak

Perawat : Bagaimana dengan nyeri yang mbak rasakan?

Pasien : Sudah berkurang mbak terutama saat terapi tadi saya tidak merasakan nyeri.

Perawat : Bagus mbak. Saya lihat sekarang ekspresi mbak sudah tidak menahan rasa
nyeri.

Pasien :Iya mbak

Perawat : Baik mbak jadi mulai sekarang jika mbak merasakan nyeri menstruasi lagi
mbak bisa menghubungi saya kembali untuk melakukan terapi guided imagery.

Pasien : Baik mba

Perawat : Baiklah mba saya pamit pulang dulu ya, jika mbak ingin menanyakan sesuatu
mbak bisa langsung menghubungi saya

Pasien : Baik mbak terimakasih ya mba sudah mau kesini.

Perawat : Sama-sama mbak, Assalamualaikum

Perawat : Wa’alaikumsalam mbak

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guide imagery merupakan salah satu intervensi perilaku untuk mengatasi
kecemasan, stress dan nyeri. Guide imagery dapat mengurangi tekanan dan
berpengaruh terhadap proses fisiologi seperti menurunkkan tekanan darah, nadi dan
respirasi serta dapat menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat seperti perubahan
dalam fungsi imun. Guide imagery berupaya untuk menciptakan kesan positif dalam
pikiran klien, kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap
dapat menurunkan persepsi klien terhadap nyeri.
Guide imagerymemiliki beberapa macam teknik berdasarkan penggunaannya
yaitu Guided Walking Imagery (mengimajinasikan pemandangan alam untuk
pengkajian sumber konflik pasien), Autogenic Abeaction (mengungkapkan secara
verbal tanpa batasan perilaku negatif yang ada dalam pikiran pasien), Covert
sensitization (modifikasi perilaku pasien), dan teknik yang sering digunakan yaitu
Covert Behaviour Rehearsal (mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku
koping yang dia inginkan).
Guided imagerydalam pembahasan budaya biasanya melibatkan imajinasi
dengan panduan yang ditampilkan dalam bentuk audio, audio- visual, dan bisa pula
panduan audio dipadukan dengan musik relaksasi. Sedangkan dalam pembahasan
kesehatan Guided Imagerysebagai pereda nyeri adalah mengurangi kecemasan,
meningkatkan penguasaan dan harapan, meningkatkan kerjasama serta mengurangi
kecemasan keluarga dan petugas kesehatan. Kemudian, guided imagerydalam
pembahasan agama adalah untuk membantu orang menemukan moteode dalam
memperbaiki atau mengatasi spiritual mereka dan untuk meningkatkan hubungan
mereka dengan sosok Tuhannya.
Jadi, guided imagery merupakan teknik relaksasi yang boleh digunakan semua
kalangan usia dengan syarat pasien memiliki kemampuan kognitif yang baik.

15
B. Saran
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam penerapan guided imagery
diperlukan komunikasi terapeutik yang baik antara perawat dan klien. Hal ini mengacu
pada keterampilan perawat yang mampu membentuk hubungan saling percaya pada
klien, sehingga klien dengan leluasa membangun imajinasi yang berkaitan dengan
pengalaman atau kejadian di masa lalunya yang mampu mempercepat penyembuhan
secara efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Carter E. 2006.Pre-packaged guided imagery for stress reduction: Initial results,


Counselling, Psychotherapy, and Health.

Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC.

Hart, J .2008. Guided Imagery. Mary Ann Liebert, INC.

Kozier, B. E. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5. Jakarta: EGC.

Lyceum Books. 2014. Guided Imagery in Religion, Spirituality and Faith. Diakses pada 26
Agustus 2018, dari:
http://lyceumbooks.com/download/SpriritReligFaithPsychoSpiritRel_CH09.pdf

Mariano C., 2015. Current Trends and Issues in Holistic Nursing. Diakses 26 Agustus 2018
pukul 20.10 dari: http://samples.jbpub.com/9781284072679/Chapter3_Sample.pdf

National Safety Council .2004. Manajemen Stres. Jakarta: EGC.

Novarenta, A. (2013). Guided Imagery Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat Menstruasi.
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 179-190.

Olness, Karen & Kohen, Daniel. (1996). Hypnosis and hypnotherapy in children (3rd Ed.)

Prasetyo.2010.Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahmayanti, Yeni. N. 2010. Pengaruh Guided imagery Terhadap Tingkat Kecemasan


Pada Pasien Skizoafektif Di Rsjd Surakarta.Surakarta : UMY.

Saseno .2003. Perawatan Kesehatan Mental. Program Studi Keperawatan Mental,


Magelang Politeknik Kesehatan Semarang, Departemen Kesehatan RI.

17
Suardi D.R. 2011. Peran dan Dampak Terapi Komplementer/ Alternatif bagi Pasien
Kanker. Diakses pada 26 Agustus 2018 pukul 20.13 WIB pada CDK Vol.38 No. 7.
http://www.kalbemed.com.

Synder (2006). Complementary/alternaive therapies in nursing (4th ed). New York:


Springer publishing company whaley.

Van Tilburg, W dkk. 2009. Association of Depression and Gender with Mortality in Old
Age.The British Journal of Psychiatry 2000.

Widyatuti, W. (2008). Terapi komplementer dalam keperawatan. Jurnal Keperawatan


Indonesia, 12(1), 53-57.

18

Anda mungkin juga menyukai