Kelompok 4
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik,
hidayah serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah dengan judul “Terapi Guided Imagery
(Imajinasi Terbimbing) Dalam Terapi Komplementer” dengan sesuai waktu yang
telah ditentukan. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kami berharap makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran bagi pembaca mengenai
ilmu pendidikan Keperawatan Komplementer khususnya yang berkaitan dengan
terapi komplementer dalam kesehatan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan globalisasi banyaknya msalah kesehatan
yang dialami masyarakat luas, dari dampak masalah tersebut meminimalkan
persaaan nyeri ataupun kecemasan. Kecemasan adalah kekhawatiran yang
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti serta
tidak diketahui secara khusus penyebabnya. (Zees & iLapradja, 2021). Terapi
komplementer untuk menciptakan kesan dalam pikiran klien, kemudian
berkonsentrasi pada kesan yang menyenangkan sehingga secara bertahap
dapat menurunkan tingkat kecemasan klien (Zees & iLapradja, 2021)
Hingga saat ini nyeri tercatat sebagai keluhan yang paling banyak
membawa pasien keluar masuk untuk berobat ke Rumah Sakit, diperkirakan
prevalensi nyeri kronis adalah 20% dari populasi dunia, di Eropa tercatat
jumlah pasien nyeri sebanyak 55% (JMJ, 2014). Murphy (2015), melaporkan
prevalensi nyeri akut di Inggris mencapai 42% dengan angka kejadian pada
pria sebanyak 17% dan wanita sebanyak 25%.Sembilan dari 10 orang
Amerika berusia 18 tahun atau lebih dilaporkan menderita nyeri minimal
sekali dalam satu bulan dan sebanyak 42% merasakannya setiap hari (Darmad,
Hafid, & Risnah, 2020)
Pembentukan imajinasi yang menyenangkan akan diterima oleh berbagai
alat indera kemudian rangsangan tersebut dijalankan kebatang otak menuju
sensor thalamus. Bayangan imajinasi yang disukai dan menyenangkan
dianggap sebagai sinyal penting dan disimpan dimemori. Rangsangan yang
disukai memori akan dimunculkan kembali dianggap sebagai suatu persepsi
dari pengalaman sensori yang sebenarnya. Pengalaman sensori tersebut dapat
merilekskan pikiran dan meregangkan otot-otot sehingga cemas yang
dirasakan menjadi berkurang (Zees & iLapradja, 2021)
Seorang tenaga medis, khususnya perawat, penting mengetahui dalam
menurunkan nyeri melalui manajemen nyeri. Menurut Kozier bahwa
“Manajemen nyeri dapat dilakukan secara farmakologi dan nonfarmakologi”
Manajemen nyeri nonfarmakologi terdapat berbagai cara, salah satunya adalah
dengan menggunakan teknik relaksasi berupa guided imaginary (Sumariadi,
Simamora, Nasution, Hidayat, & Sunarti, 2021). Rasa sakit atau nyeri adalah
suatu pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Rasa nyeri yang dialami
dapat mengganggu kenyamanan, perubahan mood, bahkan bisa sampai
terhambatnya aktivitas. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat
dilakukan adalah imajinasi terbimbing (Darmad, Hafid, & Risnah, 2020)
B. Tujuan (yasinta)
C. Manfaat (yasinta)
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Guided imagery merupakan salah satu teknik distraksi nyeri yang bisa
digunakan dalam penanganan nyeri, menurunkan tekanan darah, menurunkan
kadar kolesterol, glukosa dan meningkatkan aktivitas sel. Guided imagery
merupakan suatu teknik dengan menganjurkan pasien untuk mengalihkan
pikirannya terhadap sesuatu yang indah sesuai dengan instruksi dari perawat
sehingga nyeri yang dialami oleh pasien akan hilang atau berkurang
(Sumariadi, Simamora, Nasution, Hidayat, & Sunarti, 2021)
Guided Imagery (Citra Terpandu) merupakan sebuah teknik relaksasi
untuk mengurangi stres serta untuk meningkatkan perasaan tenang dan damai,
dan bisa juga digunakan untuk obat penenang ketika dalam situasi sulit.
Imajinasi dalam konsep Guided Imagery diartikan sebagai penggunaan
manfaat kekuatan imajinasi secara sadar dengan tujuan untuk mengaktifkan
berbagai penyembuhan biologis, psikologis, atau spiritual. Imajinasi
terbimbing merupakan sebuah teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran
seseorang ketika dalam keadaan sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan
sebuah bayangan gambar yang membawa ketenangan maupun keheningan.
Secara garis besar, Guide Imagery memiliki arti sebuah teknik untuk
menuntun seseorang dalam membayangkan sebuah sensasi apa yang dilihat,
dirasakan, didengar, dicium serta disentuh dalam kondisi rileks dan
menyenangkan untuk membawa respons fisik yang diinginkan (untuk
mengurangi stres, rasa cemas, dan nyeri) dibarengi dengan latar belakang
musik yang menenangkan (Prihatin Putri & Amalia, 2018).
B. Tujuan
F. Teknik
Teknik guided imagery Macam-macam teknik guided imagery
berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik, yaitu
(Grocke & Moe, 2015):
1. Guided walking imagery
Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien dianjurkan
untuk mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang rumput,
pegunungan, pantai.
2. Autogenic abstraction
Teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada
dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa
batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan dalam hal emosional dan
raut muka pasien,
3. sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan
bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang
sama dalam modifikasi perilaku.
4. Covert behaviour rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping
yang dia inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.
G. Langkah –– langkah (okta)
H. Mekanisme kerja (okta)
I. Pathway Guided imagery (okta)
J. Aplikasi teknik guided imagery (langkah dan prosedur) dalam keperawatan
(okta)
K. Guided Imegary Dalam Pandangan Budaya dan Agama (hanik)
L. Guided Imegary Dalam Pandangan Kesehatan (hanik)
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN (hanik)
SARAN (hanik)
DAFTAR PUSKTAKA
Darmad, M. N., Hafid, A. P., & Risnah. (2020). Efektivitas Imajinasi Terbimbing
(Guided Imagery) Terhadap Penurunan Nyeri Pasien Postoperasi : A
Literatur Review. Allaudin Scientific Journal Of Nursing , 42-54.
Prihatin Putri, D. M., & Amalia, R. N. (2018). Terapi Komplementer Konsep dan
Praktik Dalam Keperawatab. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Sumariadi, Simamora, D., Nasution, L. Y., Hidayat, R., & Sunarti. (2021).
Efektivitas Penerapan Guided Imagery Terhadap Penurunan Rasa Nyeri
Pasien Gastritis. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 199-206.
Zees, R. F., & iLapradja, L. (2021). Efektifitas Terapi Guide Imagery Terhadap
Kecemasan Pasien Hemodialisa. Jambura Health and Sport Journal, 32-
41.