Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DAN SOP GUIDED IMAGERY

DI SUSUN OLEH:

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Guided Imagery dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Guided Imagery. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Madiun, 10 November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kecemasan merupakan hal yang pernah dialami oleh setiap manusia.
Kecemasan sudah dinggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah
suatu perasaan yang sifatnya umum,dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya. (Sutardjo Wiramihardja,2005:66).

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang dalam waktu tertentu dalam
hidupnya. Kecemasan merupakan reaksi terhadap situasi yang sangat menekan hidup
seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari
berbagai gangguan emosi.( Savitri Ramaiah,2003:10).

Untuk mengurangi rasa cemas dapat dilakukan dengan terapi salah satunya Guide Imegery.
Guide Imegery sebagai sebuah teknik yang memanfaatkan cerita atau narasi untuk
mempengaruhi pikiran,sering dikombinasi dengan latar belakang musik. Guide Imegery
adalah teknik untuk mengarahkan individu untuk berfokus dan berkhayal atau berimajinasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Guided Imagery?


2. Apakah tujuan dari Guided Imagery
3. Apakah manfaat dari Guided Imagery
4. Apakah indikasi dari Guided Imagery
5. Apa saja teknik dari Guided Imagery
6. Apakah prosedur dari Guided Imagery

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Guided Imagery


2. Untuk mengetahui tujuan dari Guided Imagery
3. Untuk mengetahui manfaat dari Guided Imagery
4. Untuk mengetahui indikasi dari Guided Imagery
5. Untuk mengetahui teknik dari Guided Imagery
6. Untuk mengetahui prosedur dari Guided Imagery
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Guided Imagery

Imagery merupakan pembentukan representasi mental dari suatu objek, tempat, peristiwa atau
situasi yang dirasakan melalui indra. Saat berimajinasi individu dapat membayangkan
melihat sesuatu mendengar, merasakan, mencium, dan atau menyentuh sesuatu ( Snyder,
2006).

Istilah guided imagery merujuk pada berbagai teknik termasuk visualisasi sederhana,
saran yang menggunakan imaginasi langsung, metafora dan bercerita, eksplorasi fantasi dan
bermain “game”, penafsiran mimpi, gambar dan imajinasi yang aktif, dimana unsur unsur
ketidaksadaran dihadirkan untuk ditampilkan sebagai gambaran yang dapat berkomunikasi
dengan pikiran sadar ( Academic for Guide Imagery 2010 ).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guided imagery merupakan teknik
untuk menuntun individu dalam membayangkan sensasi apa yang dilihat, dirasakan,
didengar, dicium, dan disentuh tentang kondisi yang santai atau pengalaman yang
menyenangkan untuk membawa respon fisik yang diinginkan (sebagai penguras stress,
kecemasan, dan nyeri).

B. Tujuan Guided Imagery

Guided Imagery atau imajinasi terbimbing merupakan penciptaan kesan dalam pikiran klien,
dan dapat berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat menurunkan
persepsi terhadap nyeri. Sehingga memiliki tujuan, yaitu:

1. Untuk memelihara kesehatan atau relaks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan
semua indra ( visual, sentuhan, penciuman, penglihatan, dan pendengaran ) sehingga
terbentuklah keseimbangan antara pikiran, tubuh dan jiwa.
2. Dapat mempercepat penyembuhan yang efektif dan membantu tubuh mengurangi
berbagai macam penyakit seperti depresi, asma, alergi.
3. Untuk mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala gejala yang menyertai stres.
4. Guided Imagery music dapat untuk menggali pengalaman pasien depresi.
C. Manfaat Guided Imagery
Guided Imagery merupakan salah satu jenis teknik relaksasi sehingga manfaat dari teknik
ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi yang lain. Para ahli dalam
teknik guided imagery berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang efektif
yang dapat mengurangi nyeri, kecemasan, mempercepat penyembuhan, dan membantu tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit. Guided Imagery telah menjadi terapi standart untuk
mengurangi kecemasan dan memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak anak, dapat
juga untuk mengurangi nyeri kronis, tindakan prosedural yang menimbulkan nyeri, susah
tidur, mencegah reaksi alergi, dan menurunkan tekanan darah ( Snvder, 2006).
Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari menerapkan prosedur guided imagery,
berkut ini manfaat dari guided imagery menurut Townsend (1997):
1. Mengurangi stress dan kecemasan
2. Mengurangi nyeri
3. Mengurangi efek samping
4. Mengurangi tekanan darah tinggi
5. Mengurangi level gula darah
6. Mengurangi alergi dan gejala gangguan pernapasan
7. Mengurangi sakit kepala
8. Mengurangi biaya rumah sakit
9. Meningkatkan penyembuhan luka dan tulang

D. Dossey, et al (dalam Potter & Perry, 2009) menjelaskan aplikasi klinis guided
imagery yaitu sebagai penghancur sel kanker, untuk mengontrol dan mengurangi rasa
nyeri, serta untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. Guided imagery juga
membantu dalam pengobatan : seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi kandung
kemih, sindrom pre menstruasi, dan menstruasi. Selain itu guided imagery juga
digunakan untuk mereduksi nyeri luka bakar, sakit kepala migrain dan nyeri pasca
oprasi ( Brannon & Feist, 2000).
Indikasi dai guided imagery adalah semua pasien yang memiliki pikiran
negatif atau pikiran menyimpang dan mengganggu perilaku (maladaptif). Misalnya:
over generalization, filter mental, stress, cemas, depresi, nyeri, hipokondria, loncatan
kesimpulan dan lain lain.

E. Proses Guided Imagery


Telah disebutkan bahwa guided imagery merupakan salah satu strategi
nonfarmakologi penatalaksanaan nyeri untuk anak ( Hockenberry & Wilson, 2009 ).
Namun guided imagery tidak selalu sesuai untuk semua anak anak. Kemampuan
kognitif anak harus dipertimbangkan sebelum dilakukan guided imagery. Anak anak
perlu mencapai tahap piaget pra operasional ( umur 2-7 tahun ) untuk mendapatkan
keuntungan dari guided imagery sebagai terapi penatalaksanaan nyeri ( Whitaker &
McArthut, 1998 dalam Hart, 2008). Menurut Hart (2008), jika seseorang
membayangkan sesuatu hal negatif atau menakutkan dapat meningkatkan rasa sakit
atau kecemasan maka hal tersebut dapat dinetralkan dengan pikiran positif atau
menenangkan. Pikiran dapat dilatih untuk berfokus pada imajinasi penyembuhan. Jika
imajinasi menakutkan atau negatif memiliki kemampuan untuk meningkatkan rasa
sakit dan gejala lain yang tidak diinginkan, maka imajinasi positif atau menenangkan
dapat mengurasi gejala sakit (Hart, 2008).
Mekanisme atau cara kerja guided imagery belum diketahui secara pasti tetapi
teori menyatakan bahwa relaksasi dan imajinasi positif melemahkan
sikoneuroimmunologi yang mempengaruhi respon stres. Respon stres dipicu ketika
situasi atau peristiwa (nyata atau tidak) mengancam fisik atau kesejahteraan
emosional atau tuntunan dari sebuah situasi melebihi kemamuan seseorang, sehingga
dengan imajinasi diharapkan dapat merubah situasi stres dari respon negatif yaitu
ketakutan dan kecemasan menjadi gambaran positif yaitu penyembuhan dan
kesejahteraan.
Respon emosional terhadap situasi, memicu sistem limbik dan
perubahansinyal fisiologis pada sistem saraf perifer dan otonom yang mengakibatkan
melawan stres ( Snyder, 2006). Mekanisme imajinasi positif dapat melemahkan
psikoneuroimmunologi yang mempengaruhi respon stres, hal ini berkaitan dengan
teori Gate Control yang menyatakan bahwa “hanya satu impuls yang dapat berjalan
sampai sumsum tulang belakang ke otak pada satu waktu” dan “jika ini terisi dengan
pikiran lain maka sensasi rasa sakit tidak dapat dikirim ke otak oleh karena itu rasa
sakit berkurang”. Guided imagery juga dapt melepaskan endorphin yang melemahkan
respon rasa sakit dan dapat mengurangi rasa sakit atau meningkatkan ambang nyeri
(Hart, 2008).

F. Pelaksanaan Guided Imagery


Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayal tempat dan kejadian
brhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut
kemungkinan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock,
2010 dalam Novar enta, 2013). Guided imagery mempunyai elemen yang secara
umum sama dengan relaksasi, yaitu sama sama membawa klien kearah relaksasi
namun guided imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal hal nyaman dan
menenangkan dan tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam satu
waktu oleh karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan
menyenangkan (Brannon & Feist, 2000) dalam Novarenta 2013).
Menurut Snyder (2006) teknik guided imagery secara umum antara lain :
1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara :
a. Mengatur posisi yang nyaman ( duduk atau berbaring )
b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada satu titik atau suatu benda
didalam ruangan
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan,
napas berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus
pada pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan
lebih santai
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala
sampai ujung kaki
e. Jika pikiran tidak fokus ulangi kembali untuk pernapasan dalam dan
pelan
2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu :
a. Pikirkan bahwa seolah olah pergi kesuatu tempt yang menyenangkan
dan merasa senang ditempat tersebut
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, didengar, dicium, dan apa yang
dirasakan
c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat
tersebut
d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan
sesuai tujuan yang akan dicapai/diinginkan).

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu :


a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara
ini kapan saja anda menginginkan
b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda,
santai, dan membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda
senangi
4. Kembali ke keadaan semula yaitu :
a. Ketika anda telah siap kembali keruang dimana anda berada
b. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda
c. Sebelumnya anda dapat menceritakan pengalaman anda ketika anda
telah siap (Snyder, 2006).

Asmadi (2008) juga menjelaskan tentang teknik dalam melakukan guided


imagery yaitu mengatur posisi nyaman pada klien, dengan suara yang lembut minta
klien untuk memikirkan hal hal yang menyenangkan atau pengalaman yang
membantu peenggunaan semua indra, minta klien untk tetap berfokus pada bayangan
yang menyenangan sambil merelaksasikan tubuhnya.

Tenik pelaksanaan guided imagery pada anak perlu dimodifikasi sesuai


dengantahap perkembangan anak, kognitif, dan pilihan anak. Waktu yang digunakan
untuk pelaksanaan guided imagery pada anak anak hanya boleh 10-15 menit dan anak
biasanya tidak suka menutup mata mereka saat berimajinasi (Snyder2008 dalam
Dewanti 2013).

Guided imagery dapat disampaikan oleh seorng praktisi / pemandu, vidio atau
rekaman audio. Rekaman audio dalam guided imagery berisi panduan imajiansi atau
membayangkan hal hal yang mnyenangkan bagi anak terkait dengan tempat yang
menyenangkan misalnya pantai, aktifitas yang menyengkan bagi anak misalnya
makan ice cream. Melalui rekaman audio tersebut anak dipandi relaksasi menarik
nafas dalam dan pelan (Snyder, 2006). Relaksasi membuat pikiran lebih terbuka untuk
menerima informasi baru yang diberi. Untuk selanjutnya anak dipandu untuk
membayngkan hal yang paling menyenangkan dan membayangkan tiap detail hal
yang bisa dirasakan oleh semua indera. Anak dipandu untuk membayangkan apa yang
dapat dilihat, dirasakan, dibau, dipegang, atau disentuh. Rekaman audio ini apat
dimodifikasi dengan latar belakang musik relaksasi. Bersamaan dengan anak
dilakukan imajinasi terbimbing ini, prosedur pemasangan infus dilakukan.

G. Prosedur teknik relaksasi Guided Imagery

Berikut ini adalah standar operasional prosedur pelaksanaan Guided Imagery

1. Bina hubungan saling percaya.


2. Jelaskan prosedur,tujuan,posisi,waktu dan peran perawat sebagai pembimbing.
3. Anjurkan klien dalam posisi yang nyaman.
4. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu.
5. Lakukan pembimbingan dengan baik terhadap klien :
a. Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang
membantu penggunaan semua indra dengan cara yang lembut.
b. Ketika klien rileks,klien berfokus pada bayangan dan saat itu perawat tidak perlu
bicara lagi.
c. Jika klien menunjukan tanda-tanda agitasi,gelisah,dan tidak nyaman perawat harus
menghentikan latihan dan memulai lagi ketika klien telah siap.
d. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit klien dan daerah ini
akan digantikan dengan relaksasi biasanya klien rileks setelah menutup matanya
atau mendengarkan musik yang lembut sebagai background yang membantu.
e. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan
tidak membuat perubahan pernyataan klien.

H. Penggunaan teknik Guided Imagery terhadap tingkat kecemasan

1. Metode penelitian
Penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental design,yang mana desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-grup pretest-posttest. Pertama-tama
dilakukan tes awal (pre-test) untuk mengukur kecemasan siswa. Kemudian diberikan
teknik Guided Imagery. Diakhiri dengan pengukuran kembali (post-tes) dengan
kuesioner yang sama seperti yang digunakan pada test awal. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 28 siswa.
Tingkat kecemasan siswa diukur menggunakan kuesioner kecemasan,pengukuran
variabel dilakukan sebelum dan sesudah treatment. Analisis meliputi uji validasi dan
reabilitas,serta pengujian hipotesis menggunakan uji z,ini digunakan untuk mencari
pengaruh penggunaan teknik Guided Imagery terhadap tingkat kecemasan siswa
mengikuti aktivitas konseling kelompok.
2. Hasil dan pembahasan
Sesuai dengan tujuan yaitu untuk memengaruhi penggunaan teknik Guided
Imagery terhadap tingkat kecemasan siswa mengikuti aktivitas konseling
kelompok. Sempel diambil berdasarkan skor kuesioner kecemasan tinggi.
Penjabaran dari haril pre-test pada siswa populasi dapat dilihat pada tabel 1
tentang distribusi frekuensi pre-test tingkat kecemasan siswa mengikuti konseling
kelompok. Dimana dari 28 orang siswa yang diberikan kuesioner mendapatkan
hasil dengan kategori sangat rendah sebanyak 2 orang dengan presentase
7,14%,kategori rendah 7 orang dengan presentase 25 %,kategori sedang 12 orang
dengan presentase 42.86%,dan kategori tinggi 7 orang dengan presentase 25%.
Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat kecemasan siswa mengikuti
aktivitas konseling kelompok berada pada kategori sedang.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBERIAN TEKNIK IMAJINASI TERPIMPIN (GUIDED IMAGERY)

Pengertian Terapi Guided Imagery merupakan teknik yang


menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai
efek positif tertentu.

Tujuan 1. Mencapai kondisi relaksasi


2. Menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat
3. Mengurangi nyeri

Prosedur 1. Langkah Kerja


a. Persiapan lingkungan yang nyaman dan tenang.
b. Jelaskan tujuan prosedur.
c. Berikan privasi pada klien.
d. Bantu klien ke posisi yang nyaman yaitu posisi
bersandar dan minta klien untuk menutup
matanya selama prosedur.
e. Meminta klien untuk menarik napas dalam dan
perlahan sebanyak 3 kali untuk merelaksasikan
semua otot dengan mata tetap terpejam.
f. Meminta klien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan atau pengalaman dengan mata
terpejam yang membantu penggunaan semua
indra dengan suara yang lembut.
g. Saat klien membayangkan dengan mata tetap
terpejam, klien dipandu untuk menjelaskan
bayangannya dengan ditanya :
1) Apa yang dibayangkan
2) Dilakukan bersama siapa bayangan
menyenangkan tersebut
3) Kapan bayangan menyenangkan dilakukan
4) Dimana bayangan menyenangkan itu
terjadi
5) Seberapa sering hal menyenangkan
dilakukan.
h. Jika klien menunjukkan tanda-tanda gelisah
atau tidak nyaman, hentikan latihan dan
memulainya lagi ketika klien telah siap.
i. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh.
Setelah 15 menit klien dipandu keluar dari
bayangnnya.

j. Catat hal-hal yang digambarkan klien untuk


digunakan pada latihan selanjutnya dengan
menggunakan informasi spesifik yang
diberikan klien dan tidak membuat perubahan
pernyataan klien.

Anda mungkin juga menyukai