Anda di halaman 1dari 39

HASIL LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN NYERI KRONIS PADA

KASUS RHEUMATOID ARTHRITIS (RA) DI PUSKESMAS SUMOBITO

JOMBANG

Oleh :

PRAJNA PARAMITA PUSPITASARI

NIM : 201804022

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2021
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan keperawatan mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan. Berikut hasil dan pembahasannya.

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Penelitian Studi Kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Sumobito

Kabupaten Jombang. Support lingkungan yang berhubungan dengan nyeri adalah

ventilasi udara yang keluar masuk cukup baik dengan ukuran jendela yang bagus

dan dapat dilengkapi dengan kelambu yang bisa dibuka tutup serta pencahayaan

matahari sangat baik, sehingga lingkungan yang nyaman memberikan ketenangan

kepada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri. Penelitian dilakukan pada

partisipan 1 dimulai pada tanggal 09 April 2021 dan pada partisipan 2 dimulai

pada tanggal 16 April 2021.

4.1.2 Pengkajian

I. Identitas Klien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2


Nama Ny. N Ny. W

Umur 55 Tahun 45 Tahun

Jenis Kelamin P P
0003XXX
No RM 0015XXX
Islam
Agama Islam
Carangrejo-Carangpranti
Alamat Sumobito-Ingas Pendowo
Lama sakit 6 Tahun 2 Tahun

Tanggal pengkajian 09 April 2021 16 Apri 2021

II. Status Kesehatan Sekarang

Riwayat penyakit Klien 1 Klien 2


Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri

sendi pada kedua lutut dan sendi pada lutut sebelah

pergelangan kaki sebelah kanan setelah dibuat

kanan setelah dibuat berdiri terasa nyeri seperti 

berjalan terasa nyeri dipukul, nyeri hilang

seperti dipukul, nyeri hilang timbul,skala nyeri 3.  Kaku

timbul,skala nyeri 5. Nyeri pada pagi hari berlangsung

berlangsung sekitar 1 jam sekitar 1 jam.

setelah beraktivitas.
Riwayat Penyakit Pasien mengatakan awal Pasien mengatakan

Sekarang merasakan sakit sekitar usia merasakan sakit sejak 2

49 tahun. Pasien mengeluh tahun yang lalu. Pasien

nyeri lutut pada kedua mengeluh nyeri lutut

kakinya kemudian pasien dibagian kanan kemudian

membawa ke PKM untuk pasien membawa ke PKM.

diperiksa.
Riwayat Penyakit Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak

Dahulu ada riwayat penyakit ada riwayat penyakit

dahulu. dahulu.
Riwayat Penyakit Pasien mengatakan ada Pasien mengatakan ada

Keluarga keluarga yang menderita riwayat keluarga yang


DM. menderita hipertensi.

III. Pola Fungsi Kesehatan

Pola Fungsi Kesehatan Klien 1 Klien 2


Pola Nutrisi / DS : DS :

Metabolisme Pasien mengatakan nafsu Pasien mengatakan

makan kadang baik, nafsu makan baik,

makan 1-2x per hari. makan 3x per hari.

DO : DO :

Porsi sedikit, mukosa Mukosa bibir lembab,

bibir lembab, TB : 148 TB : 150 cm, BB : 56

cm, BB : 69 Kg Kg

BB saat ini : 60 Kg BB : 55 Kg.


Pola Aktivitas – Latihan Pasien mengatakan dapat Pasien mengatakan

melakukan aktivitas dapat melakukan

sebagian sebagai ibu aktivitas sebagian

rumah tangga dan bekerja sebagai ibu rumah

sebagai tukang pijat. tangga.


Pola Istirahat Tidur DO : DO :

Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak

ada gangguan pada pola ada gangguan pada pola

tidur. tidur.

DS : DS :

Pasien tampak segar Pasien tampak segar


Pola Kognitif Perseptual Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan

di kedua lutut setelah nyeri di lutut sebelah


berjalan dan berdiri lama. kanan setelah berdiri

lama dan setelah duduk.


Pola Koping – Toleransi Pasien mengatakan yakin Pasien mengatakan

stress akan sembuh. yakin akan sembuh.

IV. Review Of System

Review Of System Klien 1 Klien 2


Keadaan umum Cukup Cukup
Kesadaran Composmentis Composmentis
GCS 456 456
B1 ( Breathing ) RR : 22x/menit RR : 21x/menit

Bentuk hidung simetris, Bentuk hidung simetris,

tidak ada suara nafas tidak ada suara nafas

tambahan, tidak ada otot tambahan, tidak ada otot

bantu pernafasan. bantu pernafasan.


B2 ( Blood ) TD : 160/80 mmHg TD : 130/80 mmHg

N : 108x/menit N : 105x/menit

Suhu : 36,50C Suhu : 36,50C

CRT : < 2 Detik CRT : < 2 Detik


B3 ( Brain ) Kesadaran : Kesadaran :

Composmentis Composmentis

Skala nyeri : 5 Skala nyeri : 3


B4 ( Bledder ) BAK : 3-5 x/ hari BAK : 3-5 x/ hari
B5 ( Bowel ) BAB : Pasien mengatakan 1x/hari

belum BAB
B6 ( Bone ) Oedem pada punggung Terasa nyeri pada lutut

kaki dan pergelangan kaki sebelah kanan, oedem

sebelah kanan. pada pergelangan kaki,

Skala kekuatan otot kekakuan otot.


5 5
Skala kekuatan otot
4 4 5 5

4 5

4.1.3 Analisa Data

Analisa Data Etiologi Masalah

Keperawatan
Klien 1
DS : Perubahan antibodi

Pasien mengatakan nyeri pada

kedua lutut selama 6 tahun Inflamasi pada

menyebar ke punggung kaki jaringan sinovial Nyeri Kronis

,pergelangan kaki hingga ke

ruas-ruas jari terasa kaku di pagi Oedem

hari, skala nyeri 5, nyeri seperti

di pukul. Nyeri berlangsung Sinovial menebal

sekitar 1 jam, nyeri bertambah

berat pada saat berjalan dan Merangsang

berdiri lama, nyeri bersifat nosiseptor


hilang timbul.

DO : Kerusakan menetap

1. Pasien tampak gelisah

2. Skala nyeri 5 Nyeri kronis

3. TD : 140/80 mmHg

4. N : 108x/menit

5. RR : 22x/menit

6. Bersikap waspada

7. Nyeri pada saat berjalan

dan berdiri lama.

8. Memegangi sendi yang

sakit.

9. Nyeri tekan pada sendi

yang sakit.

10. Penurunan BB 69

menjadi 60.
Klien 2
DS : Perubahan antibodi

Pasien mengatakan nyeri pada

lutut sebelah kanan selama 2 Inflamasi pada

tahun menyebar ke pergelangan jaringan sinovial Nyeri kronis

kaki hingga ke ruas-ruas jari

terasa kaku di pagi hari, skala Oedem

nyeri 3, nyeri seperti di pukul.


Nyeri berlangsung sekitar 1 jam, Sinovial menebal

nyeri bertambah pada saat

bergerak, nyeri bersifat hilang Merangsang

timbul. nosiseptor

DO :

1. Pasien tampak gelisah Kerusakan menetap

2. Skala nyeri 3

3. TD : 130/80 mmHg Nyeri kronis

4. N : 105x/menit

5. RR : 21x/menit

6. Bersikap waspada

7. Nyeri saat bangkit dari

duduk.

IV.1.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Klien 1 Klien 2
Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi Nyeri kronis berhubungan dengan

muskuloskeletal kronis berhubungan kondisi muskuloskeletal kronis

dengan kerusakan sistem saraf karena berhubungan dengan kerusakan

adanya inflamasi di persendian ditandai sistem saraf karena adanya

dengan pasien mengatakan nyeri pada inflamasi di persendian ditandai

kedua lutut selama 6 tahun menyebar ke dengan pasien mengatakan nyeri

punggung kaki ,pergelangan kaki, skala pada lutut sebelah kanan selama 2

nyeri 5, nyeri seperti di pukul dan terasa tahun menyebar ke pergelangan


panas. Nyeri berlangsung sekitar 1 jam, kaki hingga ke ruas-ruas jari

nyeri bertambah berat pada saat berjalan terasa kaku di pagi hari, skala

dan berdiri lama, nyeri bersifat hilang nyeri 3, nyeri seperti di pukul.

timbul. Nyeri berlangsung sekitar 1 jam,

DO : nyeri bertambah pada saat duduk

1. Pasien tampak gelisah terlalu lama, nyeri bersifat hilang

2. Skala nyeri 5 timbul.

3. TD : 160/80 mmHg DO :

4. N : 108x/menit 1. Pasien tampak gelisah

5. RR : 22x/menit 2. Skala nyeri 3

6. Bersikap waspada 3. TD : 130/80 mmHg

7. Nyeri pada saat berjalan dan 4. N : 105x/menit

berdiri lama. 5. RR : 21x/menit

8. Memegangi sendi yang 6. Bersikap waspada

sakit. 7. Nyeri saat bangkit dari

9. Nyeri tekan pada sendi yang duduk.

sakit.

10. Penurunan BB 69 menjadi

60

IV.1.5 INTERVENSI KEPERAWATAN

Klien Diagnosa, Tujuan Intervensi Rasional


dan Kriteria hasil
1 Nyeri kronis 1. Identifikasi 1. Nyeri merupakan

berhubungan dengan lokasi, respons subjektif

kondisi karakteristik, yang dapat dikaji

muskuloskeletal frekuensi, dengan

kronis berhubungan durasi, kualitas menggunakan

dengan kerusakan dan intensitas respon klien untuk

sistem saraf karena nyeri serta skala mengetahui lokasi

adanya inflamasi di nyeri . nyeri serta skala

persendian. Setelah berapa yang

dilakukan asuhan 2. Pilih metode dirasakan klien.

keperawatan selama kompres yang 2. Penggunaan botol

2x24 jam diharapkan nyaman dan minum untuk

pasien mengatakan mudah kompres hangat

nyeri berkurang, (penggunaan merupakan hal

dengan kriteria hasil botol minum). yang mudah

sebagai berikut : dilakukan klien.

1. Pasien mengatakan
3. Jelaskan
nyeri berkurang 3. Prosedur ini untuk
prosedur
setelah dilakukan mengurangi nyeri
penggunaan
tindakan non dengan metode
kompres air
farmakologi. kompres hangat.
hangat.
2. Pasien mengatakan
4. Berikan tekhnik 4. Respons
terasa nyaman
non vasokontriksi akan
setelah nyeri farmakologis  menyebabkan

berkurang. dengan penurunan reaksi

3. TTV dalam rentang pemberian air inflamasi edema

normal : hangat dan lokal sehingga

TD : (120/80 pemberian balse menurunkan

mmHg – 130/80 m, minyak kayu kompresi saraf.

mmHg) putih atau hot in

N : 60-100 x/ menit cream dan

RR : 16-20 x/ menit tekhnik pereda

nyeri.
5. Perawat dapat
5. Monitor
mengidentifikasi
penyebab dan
nyeri.
pereda nyeri.

6. Observasi
6. Dapat mengetahui
tanda-tanda vital
perkembangan
setelah
klien.
dilakukan

tindakan

mengurangi

nyeri.
7. Analgesik
7. Kolaborasi
memblok lintasan
pemberian :
nyeri sehingga
Piroxicam 20
nyeri akan
mg (3x1/hari) berkurang.
Nyeri kronis 1) Identifikasi 1) Nyeri merupakan
2
berhubungan dengan lokasi, respons subjektif

kondisi karakteristik, yang dapat dikaji

muskuloskeletal frekuensi, durasi, dengan

kronis berhubungan kualitas dan menggunakan

dengan kerusakan intensitas nyeri respon klien untuk

sistem saraf karena serta skala nyeri . mengetahui lokasi

adanya inflamasi di nyeri serta skala

persendian. Setelah berapa yang

dilakukan asuhan 2) Pilih metode dirasakan klien.

keperawatan selama kompres yang 2) Penggunaan botol

2x24 jam diharapkan nyaman dan minum untuk

pasien mengatakan mudah kompres hangat

nyeri berkurang, (penggunaan merupakan hal yang

dengan kriteria hasil botol minum). mudah dilakukan

sebagai berikut : klien.


3) Jelaskan prosedur
1. Pasien 3) Prosedur ini untuk
penggunaan
mengatakan mengurangi nyeri
kompres air
nyeri berkurang dengan metode
hangat.
setelah kompres hangat.
4) Berikan tekhnik
dilakukan 4) Respons
non
tindakan non vasokontriksi akan
farmakologis 
farmakologi. menyebabkan
2. Pasien dengan penurunan reaksi

mengatakan pemberian air inflamasi edema

terasa nyaman hangat dan lokal sehingga

setelah nyeri pemberian balse menurunkan

berkurang. m, minyak kayu kompresi saraf.

3. TTV dalam putih atau hot in

rentang normal : cream dan

TD : (110/80 tekhnik pereda

mmHg – 130/80 nyeri.

mmHg) 5) Perawat dapat


5) Monitor
N : 60-100 x/ mengidentifikasi
penyebab dan
menit nyeri.
pereda nyeri.
RR : 16-20 x/

menit 6) Observasi tanda- 6) Dapat mengetahui

tanda vital perkembangan

setelah dilakukan klien.

tindakan

mengurangi

nyeri. 7) Analgesik

memblok lintasan
7) Kolaborasi
nyeri sehingga
pemberian :
nyeri akan
Piroxicam 20 mg
berkurang.
(3x1/hari)
4.1.6 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Klien / DX Tgl/Waktu Tindakan TTD
1. Nyeri kronis 12/04/2021 1. Melakukan pengkajian secara P.P.P

berhubungan 09.10 komprehensif,

dengan kondisi Hasil :

muskuloskeletal P : Persendian terjadi inflamasi

kronis sehingga menimbulkan nyeri.

berhubungan Q : Nyeri seperti di pukul dan

dengan terasa panas.

kerusakan R : Nyeri pada kedua lutut dan

sistem saraf pergelangan kaki sebelah kanan

karena adanya menyebar hingga ke punggung

inflamasi di kaki.

persendian. S : Skala nyeri 5

T : Nyeri terasa hilang timbul,

terasa kaku, nyeri bertambah

pada saat berjalan dan berdiri

lama, berlangsung selama 1

jam.

2. Menganjurkan metode kompres

09.15 air hangat yang nyaman dan P.P.P

mudah dengan menggunakan

botol minum.
Hasil : Pasien kooperatif dan

menganggukkan kepala.

3. Menjelaskan prosedur

09.20 penggunaan kompres air P.P.P

hangat.

Hasil : Pasien kooperatif dan

menganggukkan kepala

4. Melakukan tekhnik non-

09.25 farmakologi untuk mengurangi P.P.P

nyeri dengan pemberian

kompres air hangat seperti

mengompres sendi yang sakit

dan mengalihkan perhatian

pasien dengan memberikan

edukasi pasien yaitu jalan-jalan

pagi, berjemur, dan

mengoleskan balsem/minyak

kayu putih atau hot in cream di

bagian yang sakit.

Hasil : Pasien mengatakan

terasa nyaman dan nyeri sedikit

berkurang dengan kompres air

hangat.
5. Menanyakan ke klien penyebab

nyeri dan pereda nyeri. P.P.P

09.35 Hasil : Pasien mengatakan

penyebab nyeri terjadi karena

terlalu lama berjalan dan

berdiri lama, pereda nyeri

pasien mengatakan jika

beristirahat, duduk santai serta

membaca istighfar.

6. Melakukan cek TTV setelah

09.40 dilakukan tindakan mengurangi P.P.P

nyeri.

Hasil :

TD : 140/80 mmHg

N : 98x/menit

RR : 19x/menit

7. Kolaborasi dengan pemberian

09.45 piroxicam 20 mg (3x1/hari) P.P.P

Hasil : Pasien mengatakan

setelah meminum piroxicam

20 mg nyeri klien berkurang.


1 Nyeri kronis 14/04/21 1. Melakukan pengkajian nyeri P.P.P

berhubungan 08.00 secara komprehensif

dengan kondisi Hasil :


muskuloskeletal P : Persendian terjadi inflamasi

kronis sehingga menimbulkan nyeri.

berhubungan Q : Nyeri seperti di pukul dan

dengan terasa panas.

kerusakan R : Nyeri pada kedua lutut dan

sistem saraf pembengkakan pergelangan

karena adanya kaki sebelah kanan menyebar

inflamasi di hingga ke punggung kaki.

persendian. S : Skala nyeri 4

T : Nyeri terasa hilang timbul,

terasa kaku, nyeri bertambah

pada saat berjalan dan berdiri

lama, berlangsung selama 1

jam.

2. Melakukan tekhnik non-

farmakologi untuk mengurangi P.P.P

nyeri dengan pemberian

kompres air hangat seperti

mengompres sendi yang sakit

dan mengalihkan perhatian

pasien dengan memberikan

edukasi pasien yaitu jalan-jalan

pagi, berjemur, dan


mengoleskan balsem/minyak

kayu putih atau hot in cream di

bagian yang sakit.

Hasil : Pasien mengatakan

terasa nyaman dan nyeri

sedikit berkurang dengan

kompres air hangat, klien juga

mengatakan sudah

mengoleskan hot in cream

pada sendi yang sakit sebelum

tidur serta beraktivitas sedikit

supaya kakinya tidak kaku.

3. Melakukan cek TTV setelah P.P.P

dilakukan tindakan

mengurangi nyeri.

Hasil :

TD : 140/80 mmHg

N : 98x/menit

RR : 19x/menit

4. Kolaborasi dengan pemberian P.P.P

piroxicam 20 mg (3x1/hari)

Hasil : Pasien mengatakan

setelah meminum piroxicam


20 mg nyeri klien berkurang.
2 Nyeri kronis 17/04/21 1. Mel P.P.P

berhubungan 08.50 akukan pengkajian secara

dengan kondisi komprehensif,

muskuloskeletal Hasil :

kronis P : Persendian terjadi inflamasi

berhubungan sehingga menimbulkan nyeri.

dengan Q : Nyeri seperti di pukul.

kerusakan R : Nyeri pada kedua lutut

sistem saraf yang sering sakit lutut sebelah

karena adanya kanan dan pergelangan kaki

inflamasi di sebelah kanan menyebar hingga

persendian. ke ruas jari terasa kaku pada

pagi hari.

S : Skala nyeri 3

T : Nyeri terasa hilang timbul,

terasa kaku, nyeri bertambah

pada saat duduk terlalu lama,

berlangsung selama 1 jam.

08.55 2. Menganjurkan metode

kompres air hangat yang P.P.P

nyaman dan mudah dengan

menggunakan botol minum.

Hasil : Pasien kooperatif dan


menganggukkan kepala.

3. Menjelaskan prosedur

09.00 penggunaan kompres air P.P.P

hangat.

Hasil : Pasien kooperatif dan

menganggukkan kepala

4. Melakukan tekhnik non-

09.05 farmakologi untuk mengurangi P.P.P

nyeri dengan pemberian

kompres air hangat seperti

mengompres sendi yang sakit

dan mengalihkan perhatian

pasien dengan memberikan

edukasi pasien yaitu jalan-

jalan pagi, berjemur, dan

mengoleskan balsem/minyak

kayu putih atau hot in cream di

bagian yang sakit.

Hasil : Pasien mengatakan

terasa nyaman dan nyeri sedikit

berkurang dengan kompres air

hangat.

5. Menanyakan penyebab nyeri


09.15 dan pereda nyeri. P.P.P

Hasil : Pasien mengatakan

penyebab nyeri terjadi karena

terlalu lama duduk, pereda

nyeri pasien mengatakan jika

beristirahat, duduk santai..

6. Melakukan cek TTV setelah P.P.P

09.20 dilakukan tindakan

mengurangi nyeri.

Hasil :

TD : 120/80 mmHg

N : 98x/menit

RR : 20x/menit

7. Kolaborasi dengan pemberian P.P.P

09.25 piroxicam 20 mg (3x1/hari)

Hasil : Pasien mengatakan

setelah meminum piroxicam

20 mg nyeri klien berkurang.


2 Nyeri kronis 19/04/21 1. Mel P.P.P

berhubungan 16.00 akukan pengkajian secara

dengan kondisi komprehensif,

muskuloskeletal Hasil :

kronis P : Persendian terjadi inflamasi

berhubungan sehingga menimbulkan nyeri.


dengan Q : Nyeri seperti di pukul.

kerusakan R : Nyeri berkurang pada

sistem saraf kedua lutut yang sering sakit

karena adanya lutut sebelah kanan dan

inflamasi di pergelangan kaki sebelah kanan

persendian. menyebar hingga ke ruas jari

terasa kaku pada pagi hari.

S : Skala nyeri 2

T : Nyeri terasa hilang timbul,

terasa kaku, nyeri bertambah

pada saat duduk terlalu lama,

berlangsung selama 1 jam.

16.05 2. Melakukan tekhnik non-

farmakologi untuk mengurangi P.P.P

nyeri dengan pemberian

kompres air hangat seperti

mengompres sendi yang sakit

dan mengalihkan perhatian

pasien dengan memberikan

edukasi pasien yaitu jalan-

jalan pagi, berjemur, dan

mengoleskan balsem/minyak

kayu putih atau hot in cream di


bagian yang sakit.

Hasil : Pasien mengatakan

terasa nyaman dan nyeri sedikit

berkurang dengan kompres air

hangat, klien juga mengatakan

sudah melakukan jalan-jalan

pagi dan berjemur.

3. Melakukan cek TTV setelah

16.15 dilakukan tindakan P.P.P

mengurangi nyeri.

Hasil :

TD : 110/80 mmHg

N : 98x/menit

RR : 20x/menit

4. Kolaborasi dengan pemberian

16.20 piroxicam 20 mg (3x1/hari) P.P.P

Hasil : Pasien mengatakan

setelah meminum piroxicam

20 mg nyeri klien berkurang.


4.1.7 EVALUASI KEPERAWATAN

Klien/DX Tanggal Evaluasi


1 Nyeri kronis 12/04/2021 S : Pasien mengatakan nyeri pada

berhubungan kedua lutut dan kekakuan di pagi

dengan kondisi hari sedikit berkurang.

muskuloskeletal O:

kronis 1. Pasien tampak

berhubungan gelisah, bersikap waspada,

dengan Memegangi sendi yang

kerusakan sakit

sistem saraf 2. TD : 140/80

karena adanya mmHg

inflamasi di 3. N : 98x/menit

persendian. 4. RR : 19x/menit

5. Nyeri pada saat

berjalan dan berdiri lama.

6. Skala nyeri 5.

A : Tujuan tercapai sebagian (2,3

dan 5)

P : Intervensi dilanjutkan nomor

(1,4,6 dan 7)
1 Nyeri kronis 14-04-2021 S:

berhubungan Pasien mengatakan nyeri sedikit

dengan kondisi berkurang pada kedua lutut,


muskuloskeletal bengkak pada pergelangan kaki

kronis sebelah kanan dan kekakuan di

berhubungan pagi hari.

dengan O:

kerusakan 1. Bersikap waspada,

sistem saraf Memegangi sendi yang

karena adanya sakit

inflamasi di 2. TD : 140/80

persendian. mmHg

3. N : 99x/menit

4. RR : 20x/menit

5. Nyeri pada saat

berjalan dan berdiri lama.

6. Skala nyeri 4.

A : Tujuan tercapai sebagian (2,3

dan 5)

P : Intervensi dilanjutkan nomor

(1,4,6 dan 7)
2 Nyeri kronis 17-04-2021 S : Pasien mengatakan nyeri pada

berhubungan lutut yang kanan selalu sakit

dengan kondisi selama 2 tahun,pergelangan kaki

muskuloskeletal hingga ke ruas-ruas jari terasa

kronis kaku di pagi hari.

berhubungan O:
dengan 1. Pasien tampak

kerusakan gelisah, bersikap waspada,

sistem saraf Memegangi sendi yang

karena adanya sakit

inflamasi di 2. TD : 110/80

persendian. mmHg

3. N : 98x/menit

4. RR : 20x/menit

5. Nyeri pada saat

duduk terlalu lama.

6. Skala nyeri 3.

A : Tujuan tercapai sebagian (2,3

dan 5)

P : Intervensi dilanjutkan nomor

(1,4,6 dan 7)
2 Nyeri kronis 19-04-2021 S:

berhubungan Pasien mengatakan nyeri pada

dengan kondisi lutut yang kanan sedikit

muskuloskeletal berkurang dan terasa nyaman

kronis ,nyeri pergelangan kaki hingga ke

berhubungan ruas-ruas jari terasa kaku di pagi

dengan hari.

kerusakan O:

sistem saraf 1. Pasien tampak


karena adanya sedikit tenang dan rileks.

inflamasi di 2. TD : 110/80

persendian. mmHg

3. N : 97x/menit

4. RR : 19x/menit

5. Nyeri pada saat

duduk terlalu lama.

6. Skala nyeri 2.

A : Tujuan tercapai sebagian (2,3

dan 5)

P : Intervensi dilanjutkan nomor

(1,4,6 dan 7)
IV.2 Pembahasan
Penelitian Studi Kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Sumobito Kabupaten

Jombang. Support lingkungan yang berhubungan dengan nyeri adalah ventilasi

udara yang keluar masuk cukup baik dengan ukuran jendela yang bagus dan dapat

dilengkapi dengan kelambu yang bisa dibuka tutup serta pencahayaan matahari

sangat baik, sehingga lingkungan yang nyaman memberikan ketenangan kepada

pasien sehingga dapat mengurangi nyeri. Penelitian dilakukan pada partisipan 1

dimulai pada tanggal 09 April 2021 dan pada partisipan 2 dimulai pada tanggal 16

April 2021.

4.2.1 Pengkajian

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian klien Rheumatoid

Arthritis (RA) dengan nyeri kronis, di dapatkan klien 1 berusia 55 tahun

mengatakan nyeri pada kedua lutut selama 6 tahun menyebar ke punggung kaki,

ruas jari-jari kaki dan pergelangan kaki, skala nyeri 5, nyeri seperti di pukul dan

terasa panas. Nyeri berlangsung sekitar 1 jam, nyeri bertambah berat pada saat

berjalan dan berdiri lama, nyeri bersifat hilang timbul, pada klien 1 jika nyeri

timbul akan meminum obat piroxicam 20 mg maka nyeri akan berkurang, setelah

dilakukan pemeriksaan diperoleh data sebagai berikut TD : 160/80 mmHg, N :

108x/menit, Suhu : 36,50C, RR : 22X/menit, BB turun 69 menjadi 60 pasien

tampak gelisah, skala nyeri 5, bersikap waspada, memegangi sendi yang sakit,

nyeri tekan pada sendi yang sakit. Nyeri saat bergerak dan pembengkakan sesuai

dengan manifestasi klinis berdasarkan [ CITATION Bru15 \l 1057 ] yaitu nyeri,

pembengkakan, sensasi hangat, eritema, dan kurangnya fungsi pada sendi adalah
gejala klasik. Sedangkan pada batasan karakteristik menurut [ CITATION THe18 \l

1057 ] ekspresi wajah nyeri, perubahan aktivitas, keluhan tentang intensitas

menggunakan standar skala nyeri. Pada klien 1 terdapat tanda dan gejala

kekakuan sendi pada pagi hari, nyeri tekan, bengkak pada bagian pergelangan

kaki, dapat disimpulkan bahwa klien 1 mengalami Rheumatoid Arthritis (RA) bila

terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama empat minggu

menurut [ CITATION Zai16 \l 1057 ] dan menurut [ CITATION Bru15 \l 1057 ] terjadi

penurunan BB yaitu dari 69kg menjadi 60kg. Pengkajian pada klien 1 dapat

ditemukan tidak ada kesenjangan antara teori dan realita.

Pada klien 2 di dapatkan berusia 45 tahun mengatakan nyeri pada kedua lutut

tetapi yang sering sakit lutut sebelah kanan selama 2 tahun menyebar ke

pergelangan kaki sebelah kanan dan ruas jari-jari, skala nyeri 3, nyeri seperti di

pukul. Nyeri berlangsung sekitar 1 jam, nyeri bertambah berat pada saat duduk

terlalu lama dan berdiri, nyeri bersifat hilang timbul, pada klien 2 jika terasa nyeri

kakinya di rendam air hangat maka nyeri akan berkurang, setelah dilakukan

pemeriksaan diperoleh data sebagai berikut TD : 130/80 mmHg, N : 105x/menit,

Suhu : 36,50C, RR : 21X/menit, pasien tampak gelisah, skala nyeri 3, bersikap

waspada , memegangi sendi yang sakit, nyeri tekan pada sendi yang sakit. Nyeri

saat bergerak dan pembengkakan sesuai dengan manifestasi klinis berdasarkan

[ CITATION Bru15 \l 1057 ] yaitu nyeri, pembengkakan, sensasi hangat, eritema, dan

kurangnya fungsi pada sendi adalah gejala klasik. Sedangkan pada batasan

karakteristik menurut [ CITATION THe18 \l 1057 ] ekspresi wajah nyeri, perubahan

aktivitas, keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri. Pada klien
2 terdapat tanda dan gejala kekakuan sendi pada pagi hari, nyeri tekan, bengkak

pada bagian lutut sebelah kanan teraba lembek, dapat disimpulkan bahwa klien 2

mengalami Rheumatoid Arthritis (RA) bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung

sekurang-kurangnya selama empat minggu menurut [ CITATION Zai16 \l 1057 ] dan

menurut [ CITATION Bru15 \l 1057 ] terjadi penurunan BB, tetapi pada klien 2 tidak

ditemukan data penurunan BB karena riwayat penyakit yang masih 2 tahun dan

klien tidak mengeluh pada pola makan. Pengkajian pada klien 2 dapat ditemukan

ada kesenjangan antara teori dan realita.

4.2.2 Diagosis Keperawatan

Klien 1 mengatakan nyeri di kedua lutut pada pagi hari, menyebar ke

punggung kaki,ruas jari-jari kaki dan pergelangan kaki. Pada klien 2 mengatakan

nyeri pada kedua lutut tetapi yang sering sakit lutut sebelah kanan pada pagi hari,

menyebar ke pergelangan kaki sebelah kanan dan ruas jari-jari kaki. Tanda dan

gejala pada klien 1 dan 2 hal ini sesuai dengan teori menurut [ CITATION Zai16 \l

1057 ] nyeri pada pergerakan sendi disertai kekakuan sendi pada pagi hari.

Perubahaan antibodi berikatan dengan antigen di dalam darah dan membran

sinovial membentuk kompleks imun yang dapat memicu respon inflamasi

sehingga membran sinovial (cairan sendi ) bengkak dan menebal, akibatnya

terjadi peradangan sendi yang menyebabkan timbulnya nyeri.

Faktor yang berhubungan menurut [ CITATION PPN16 \l 1057 ] nyeri

berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis berhubungan dengan

kerusakan sistem saraf karena adanya inflamasi di persendian.


Hasil pengkajian berdasarkan data subyektif dan obyektif digunakan untuk

menentukan diagnosa, klien akan merasakan nyeri sesuai dengan teori yang ada.

Sehingga diagnosa untuk klien 1 dan 2 sama yaitu nyeri kronis berhubungan

dengan kondisi muskuloskeletal kronis berhubungan dengan kerusakan sistem

saraf karena adanya inflamasi di persendian.

4.2.3 Rencana Asuhan

Rencana asuhan yang akan diberikan klien 1 dan klien 2 dengan nyeri kronis

secara mandiri dalam pemberikan terapi yaitu terapi non farmakologi serta

kolaborasi pemberian analgesik. Penulis melakukan rencana asuhan pada klien 1

dan klien 2 yaitu pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi identifikasi lokasi,

karakteristik, frekuensi, durasi, kualitas dan intensitas nyeri skala nyeri serta

faktor penyebab timbulnya nyeri sehingga dapat mengetahui skala nyeri dan

faktor penyebab timbulnya nyeri, dalam hal ini berguna untuk intervensi

selanjutnya, baik intervensi non farmakologi maupun farmakologi. Pengkajian

nyeri dilakukan sebelum dilakukan implementasi ke klien. Pilih metode kompres

yang nyaman dan mudah (penggunaan botol minum) dari metode ini klien lebih

mudah menggunakan botol minum untuk kompres hangat. Jelaskan prosedur

penggunaan kompres air hangat, prosedur ini untuk mengurangi nyeri dengan

metode kompres hangat. Berikan tekhnik non farmakologis  dengan pemberian air

hangat dan pemberian balsem, minyak kayu putih atau hot in cream dan tekhnik

pereda nyeri. Kompres air hangat untuk merespons vasokontriksi akan

menyebabkan penurunan reaksi inflamasi edema lokal sehingga menurunkan

kompresi saraf, dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik
dengan pemberian tablet piroxicam 20 mg. Dalam mengatasi nyeri, piroxicam

bekerja dengan menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu

senyawa yang dilepas tubuh dan menyebabkan peradangan. Selain meredakan

peradangan sendi, obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri otot.

Piroxicam tidak dapat menyembuhkan Rheumatoid Athritisnya tetapi hanya

mengurangi gejala.

Tujuan intervensi keperawatan adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama 2x24 jam diharapkan pasien mengatakan nyeri berkurang, dengan kriteria

hasil sebagai berikut, pasien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan

tindakan non farmakologi, pasien mengatakan terasa nyaman setelah nyeri

berkurang, TTV dalam rentang normal : TD (110/80 mmHg – 130/80 mmHg),N :

60-100 x/ menit, RR : 16-20 x/ menit. Rencana asuhan yang diberikan sesuai

dengan teori (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia) yang pertama

manajemen nyeri, (Standart Intervensi Keperawatan Indonesia) yang kedua yaitu

kompres panas. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori

dan realita.

4.2.4 Implementasi

Pada implementasi klien 1 dan 2 penulis tidak ada hambatan karena klien yang

sangat kooperatif terhadap tindakan yang diberikan perawat sehingga

implementasi berjalan dengan baik dan lancar. Implementasi yang dilakukan oleh

perawat pada klien 1 dan klien 2 di hari pertama sampai hari kedua sebagai

berikut :

1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.


Klien 1 : P : Persendian terjadi inflamasi sehingga menimbulkan nyeri,

Q : Nyeri seperti dipukul dan terasa panas, R : Nyeri pada kedua

lutut menyebar ke pergelangan kaki sebelah kanan dan ruas jari-

jari kaki, S : skala nyeri 4, T : terasa kaku, nyeri bertambah pada

saat berjalan dan berdiri lama.

Klien 2 : P : Persendian terjadi inflamasi sehingga menimbulkan nyeri,

Q : Nyeri seperti dipukul, R : Nyeri berkurang pada kedua lutut

yang sering sakit lutut sebelah kanan dan pergelangan kaki

sebelah kanan serta ruas jari-jari kaki, S : skala nyeri 2, T : terasa

kaku, nyeri bertambah pada saat bangkit dari duduk setelah

ditekuk lama.

2) Menganjurkan metode kompres air hangat yang nyaman dan mudah

dengan menggunakan botol minum.

Klien 1 : klien kooperatif dan menganggukan kepala

Klien 2 : klien kooperatif dan menganggukan kepala

3) Menjelaskan prosedur penggunaan kompres air hangat.

Klien 1 : klien kooperatif dan menganggukan kepala

Klien 2 : klien kooperatif dan menganggukan kepala

4) Melakukan tekhnik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri dengan

pemberian kompres air hangat seperti mengompres sendi yang sakit dan

mengalihkan perhatian pasien dengan memberikan edukasi pasien yaitu

jalan-jalan pagi, berjemur, dan mengoleskan balsem/minyak kayu putih

atau hot in cream di bagian yang sakit.


Klien 1 : klien mengatakan terasa nyaman sedikit dan nyeri berkurang

dengan kompres air hangat, klien juga mengatakan sudah

mengoleskan hot in cream pada sendi yang sakit sebelum tidur

serta beraktivitas sedikit supaya kakinya tidak kaku, skala nyeri 4.

Klien 2 : klien mengatakan terasa nyaman dan nyeri berkurang dengan

kompres air hangat, klien juga mengatakan sudah melakukan

jalan-jalan pagi dan berjemur.

5) Menanyakan penyebab nyeri dan pereda nyeri.

Klien 1 : klien mengatakan penyebab nyeri terjadi karena terlalu lama

berjalan dan berdiri lama, pereda nyeri klien mengatakan jika

beristirahat,duduk santai serta membaca istighfar.

Klien 2 : klien mengatakan penyebab nyeri terjadi karena terlalu lama

duduk, pereda nyeri klien mengatakan jika beristirahat dan duduk

santai.

6) Melakukan cek TTV setelah dilakukan tindakan mengurangi nyeri

Klien 1 : TD : 140/80 mmHg

N : 98x/menit

RR : 19x/menit

Klien 2 : TD : 110/80 mmHg

N : 98x/menit

RR : 20x/menit
7) Kolaborasi dengan pemberian piroxicam 20mg

Klien 1 : klien mengatakan setelah minum piroxicam 20mg nyeri

berkurang.

Klien 2 : klien mengatakan setelah minum piroxicam 20mg nyeri

berkurang.

Pada implementasi yang sudah diberikan sesuai teori menurut (Standart

Intervensi Keperawatan Indonesia) yang pertama manajemen nyeri, (Standart

Intervensi Keperawatan Indonesia) yang kedua yaitu kompres panas. Sehingga

dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan realita.

4.2.5 Evaluasi

Berdasarkan implementasi yang dilakukan selama 2 hari maka didapatkan

hasil dari evaluasi klien masalah dapat teratasi sebagian yaitu nyeri sudah

berkurang pada implementasi hari ke 2.

Menurut Potter&Perry langkah evaluasi dari proses keperawatan yaitu dengan

mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke

arah pencapaian tujuan. Data dikumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk

mengukur perubahan dalam fungsi, dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam

ketersediaan atau penggunaan sumber eksternal.

Menurut peneliti evaluasi pada proses asuhan keperawatan harus dilakukan,

karena bertujuan untuk lebih mengoptimalkan dari proses implementasi

keperawatan, dan juga pembuatan intervensi keperawatan yang baru jika

mungkin muncul masalah baru pada proses keperawatan. Pada hari pertama klien

1 pasien masih mengeluh nyeri pada kedua lutut dan pergelangan kaki masih
bengkak, skala nyeri 5 sehingga intervensi masih tetap di lanjutkan. Pada hari

kedua klien melaporkan nyeri sedikit berkurang skala nyeri 4 setelah dilakukan

implementasi yang diberikan perawat tetapi masih bengkak pada pergelangan

kaki kanan hasil TTV TD ; 140/80mmHg, N : 99x/menit, RR : 20x/menit. Pada

hari pertama klien 2 masih mengeluh nyeri di lutut bagian kanan dan pergelangan

kaki sebelah kanan, kaku pada pagi hari, skala nyeri 3 sehingga intervensi masih

tetap dilajutkan. Pada hari kedua klien 2 melaporkan nyeri sedikit berkurang dan

terasa nyaman, masih kaku pada pagi hari skala nyeri 2 setelah dilakukan

implementasi yang diberikan perawat tetapi setelah di palpasi terdapat jaringan

lunak pada lutut sebelah kanan hasil TTV TD : 110/80 mmHg, N : 97x/menit, RR

: 19x/menit.

Sesuai dengan kriteria hasil pada tahap intervensi yaitu Pasien mengatakan

nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan non farmakologi, pasien mengatakan

terasa nyaman setelah nyeri berkurang, TTV dalam rentang normal : TD : (110/80

mmHg – 130/80 mmHg), N : 60-100 x/ menit, RR : 16-20 x/ menit dan dari

kriteria hasil yang dicapai pada kedua klien adalah nyeri sedikit berkurang, pada

klien 1 terdapat penurunan tekanan darah dari 160/80 mmHg menjadi 140/80

mmHg pada hari kedua, skala nyeri berkurang dari 5 menjadi 4. Pada klien 2

tekanan darah normal yaitu 110/80 mmHg dan skala nyeri menurun dari skala 3

menjadi skala 2. Kriteria hasil pada klien 1 dan klien 2 tujuan tercapai, sehingga

dapat disimpulkan skala nyeri pada klien 2 lebih rendah dibandingkan pada klien

1. Evaluasi keperawatan klien 1 dan klien 2 tidak ada kesenjangan antara teori dan

fakta.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Pada BAB ini akan membahas kesimpulan dan saran yang telah di

laksanakan tindakan keperawatan pada klien 1 dan klien 2 di Puskesmas

Sumobito Jombang, sebagai berikut :

5.1 Simpulan

1) Pengkajian pada klien 1 dan klien 2 pada pasien Rheumatoid Arthritis

(RA) dengan Nyeri Kronis. Pada klien 1 dilakukan pengkajian pada

tanggal 09 April 2021 dan klien 2 pengkajian pada tanggal 16 April 2021.

2) Diagnosa keperawatan yang ada di teori dapat ditemukan pada kasus nyata

yaitu nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis

berhubungan dengan kerusakan sistem saraf karena adanya inflamasi di

persendian.

3) Intervensi keperawatan yang ada pada teori dapat dilaksanakan semua

pada klien1 dan klien 2. Intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan

masalah nyeri kronis yaitu :

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, durasi, kualitas dan

intensitas nyeri serta skala nyeri .

2. Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah (penggunaan botol

minum).

3. Jelaskan prosedur penggunaan kompres air hangat.


4. Berikan tekhnik non farmakologis  dengan pemberian air hangat dan

pemberian balsem, minyak kayu putih atau hot in cream dan tekhnik

pereda nyeri.

5. Monitor penyebab dan pereda nyeri.

6. Observasi tanda-tanda vital setelah dilakukan tindakan mengurangi

nyeri.

7. Kolaborasi pemberian : Piroxicam 20 mg (3x1/hari)

4) Implementasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dengan nyeri kronis.

Pada klien 1 sudah dilakukan implementasi pada tanggal 12 April 2021

dan 14 April 2021. Klien 2 dilakukan implementasi pada tanggal 17 April

2021 dan 19 April 2021.

5) Evaluasi keperawatan tersebut di dapatkan hasil sebagai berikut klien 1

dan klien 2 mengatakan nyeri berkurang pada implementasi kedua dan

skala nyeri berkurang. Klien 1 dari skala nyeri 5 menjadi 4. Klien 2

mengatakan nyeri berkurang, sedikit tenang dan rileks skala nyeri 3

menjadi 2. Kedua klien masalah nyeri teratasi sebagian.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi peneliti

Peneliti diharapkan lebih meningkatkan motivasi dalam menjalankan tugas

keperawatan dan bertanggung jawab. Tidak hanya pelayanan asuhan keperawatan

saja melainkan juga pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan demi

terjaganya mutu pelayanan keperawatan.


5.2.2 Bagi institusi pendidikan

Dapat melakukan evaluasi kepada mahasiswa setelah memberikan asuhan

keperawatan sehingga dapat memperbaiki metode asuhan keperawatan agar dapat

terlaksana secara optimal.

5.2.3 Bagi Klien

Untuk klien jika nyeri timbul kembali sebaiknya bisa melakukan tindakan

yang sudah diajarkan oleh perawat, seperti kompres air hangat, beraktivitas sedikit

supaya tidak kaku, jalan-jalan pada pagi hari serta berjemur, dan juga bisa

melakukan pengobatan kepada petugas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai