klien dengan masalah gangguan persepsi sensori : halusinasi salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa. Halusinasi adalah
salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi.
Merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghidu.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang
diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asik
dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan terapi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi yaitu :
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
5.2 Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
5.3 Klien
1. Kriteria klien
2. Proses seleksi
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut tak. Meliputi: menjelaskan tujuan
tak pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.
5.4 Kriteria hasil
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
antisipasi masalah.
3. Evaluasi hasil
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegataan sesuai dengan yang direncanakan :
e) 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang
diajukan
g) 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
h) 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditunjukkan kepada klien yang telah dipilih.
b. Katakana kepada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh klien-
klien tersebut.
c. Jika klien memaksa, beri kesenpatan untun masuk dengan tidak memberi pesan pada
kegiatan ini.
5.6 Pengorganisasian
1. Topic
2. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
3. Landasan teori
Terapi Aktiavitas Kelompok (TAK) stimulasi presepsi adalah terapi yang menggunakan
masalah.
4. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
b. Proses seleksi
c. Jumlah klien
5. Pengorganisasian
Waktu :
Tangal :
Hari :
Jam :
Tim terapis :
Leader:
Co-leader:
Observer:
a. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu tempat dan
jalannya acara.
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan
evaluasi kelompok.
c. Setting tempat:
Leader
Pasien Pasien
Pasien Pasien
Fasilitator Fasilitator
pasien pasien
Metode dan media
a. Media
- Spidol
b. Metode
6. Proses pelaksanaan
a. Persiapan
- Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu dengan perubahan sensori persepsi:
halusinasi.
b. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/validasi
3. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-
i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada
terapis.
c. Tahap kerja
A. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang
didenga (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya dan perasaan
B. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasinya, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien dari
sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien. Hasilnya ditulis di Whiteboard
D. Simpulkan isi, waktu terjadinya, dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar
d. Tahap terminasi
A. Evaluasi
B. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya tidak
terjadi halusinasi
D. Format evaluasi
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1. Sound sistem
2. Spidol
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
c. Kontrak:
panggilan
3. Kerja
berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, serah
jarum jam.
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri Terapis, seterusnya bergiliran
banyaknya 3 pertanyaan.
pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
TAK berikutnya
F. Evaluasi dan Dokumentasi
halusinasi
3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan bila
halusinasi timbul
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
B. Setting
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
2. Orientasi
c. Kontrak
izin
3. Kerja
4. Terminasi
a. Evaluasi
halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1. Contoh obat-obatan
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
b. Evaluasi/validasi:
TAK sebelumnya).
c. Kontrak
kepada terapis
3. Kerja
masing-masing klien.
anjuran.
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada di
terapi dan efek samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan
4. Terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
obat
6 Menyebutkan cara minum obat
yang tepat
7 Menyebutkan efek terapi obat
8 Menyebutkan efek samping obat
A. Tujuan
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
C. Alat
2. Pensil
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan:
2. Orientasi:
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
menghardik halusinasi
c. Kontrak:
3. Kerja
terjadinya halusinasi.
jadwal
menyusun jadwal
4. Terminasi:
a. Evaluasi:
jadwal
aktivitas tersebut.
halusinasi
2 Membuat jadwal kegiatan harian
Petunjuk: Mampu = 1 Tidak Mampu= 0
A. Tujuan
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami halusinasi
B. Setting
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi;
b. Evaluasi/validasi:
c. Kontrak
Bila klien ingin ke luar dari kelompok, harus meminta izin pada terapis
3. Kerja
mengatasi halusinasi
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga mengalami
halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis
halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari klien
yang duduk di sebelah kiri terapis, searah jarum jam, sampai semua mendapatkan
giliran.
4. Terminasi
a. Evaluasi;
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
b. Tindak lanjut
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain yang
bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul
2 Menyebutkan cara bercakap-
cakap
3 Memperagakan saat mulai
percakapan
Petunjuk: Mampu = 1 Tidak Mampu = 0
membantu bapak ibu untuk mengenali dan mengontrol halusinasi yang dimiliki.
Disini kita akan belajar bermain dengan perawat-perawat yang ada disini ya.
Peraturannya nanti bapak ibu harus memperhatikan apa yang dikatakan dan diperagakan oleh