Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

HALUSINASI DI RUANG TRANSIT PRIA RUMAH SAKIT


JIWA SAMBANG LIHUM BANJARMASIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan


Jiwa Periode Praktik 04 Maret – 16 Maret 2024

Disusun oleh:
KELOMPOK VI

1. Erina Gayatri (PO.62.20.1.22.012)


2. Kaltsum Khanza (PO.62.20.1.22.018)
3. Muhammad Nafis (PO.62.20.1.22.022)
4. Mursidah (PO.62.20.1.22.030)
5. Olgha Febiola (PO.62.20.1.22.037)
6. Sepriano Try Putra (PO.62.20.1.22.044)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KELAS REGULER XXV A
TAHUN 2024
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
Stimulasi Persepsi Sensori Mengontrol Halusinasi

A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok (TAK) upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi. Merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghidu. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri.
Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan terapi aktivitas kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasinya dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang berkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah. Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi 1: Klien mengenal halusinasi
2. Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi 4: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
B. Tujuan
- Klien dapat mengenal halusinasi.
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
- Klien dapat Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
C. Klien
1. Kriteria klien
a) Klien gangguan persepsi sensori yang mulai terkontrol.
b) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK. Meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main.
D. Peserta TAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
E. Kriteria Hasil
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi hasil
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai rencana:
1. 80% klien mendapatkan pasangan yang tepat
2. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
3. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
4. 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan
mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
5. 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan
yang diajukan
6. 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
7. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
8. 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi
aktifitas kelompok yang dilakukan
F. Antisipasi Masalah
a) Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan klien menjawab sapaan perawat atau klien lain.
b) Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
c) Bila klien lain ingin ikut
o Berikan penjelasan bahwa kegiatan ditujukan pada klien yang telah di pilih.
o Katakana pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin di ikuti oleh
klien klien tersebut.
o Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini.
G. Pengorganisasian
1. Landasan teori Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas
mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
2. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
- Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
- Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
- Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
- Mengidentifikasi yang masuk kriteria.
- Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Jumlah klien
3. Pengorganisasian
Waktu Tanggal
Hari : Rabu, 13-03-2024
Jam : 12.00 WITA
Rata-rata lama kegiatan :30-45 Menit
Tim terapis
- Leader: Erina Gayatri
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok kepada peserta
terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi
f. Kontrak waktu
g. Menyimpulkan kegiatan
h. Menutup acara
- Co-leader: Kaltsum Khanza
a. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mendampingi leader jika terjadi blocking
c. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
d. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
e. Menggantikan leader jika terhalang tugas
f. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
- Fasilitator: (Sepriano Try Putra, Olgha Febiola dan Mursidah)
a. Memotivasi peserata dalam aktivitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d. Membimbing kelompok selama permaian diskusi
e. Membantu leader dalam melkasanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
- Observer: (Muhammad Nafis)
a. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok
c. Mengobservasi perilaku pasien
- Setting tempat:
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Tempat tenang dan nyaman

Leader

Pasien Pasien

Fasilitator
Fasilitator

Pasien

Pasien
Fasilitator

Fasilitator Pasien
- Metode dan media
a. Media
1) Bola
2) Speaker
3) Music/lagu
b. Metode
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Bermain peran atau simulasi
4. Tata Tertib
a. Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok sosialisasi
b. Peserta wajib hadir 8 menit sebelum kegiatan dimulai
c. Peserta berpakaian rapi
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi berlangsung
e. Jika ingin bertanya dan menjawab pertanyaan, peserta wajib mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan
f. Peserta yang terlibat mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dan
tidak diperbolehkan mengikuti kembali kegiatan
g. Apabila waktu terapi aktivitas kelompok sosialisasi telah habis, maka
pemimping dapat meminta persetujuan anggota untuk meminta waktu
perpanjangan apabila kegiatan belum terselesaikan.
5. Antisipasi
a. Penanganan klien yang tidak aktif dalam kegiatan kelompok:
- Memanggil klien
- Memberikan kesempatan klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan kegiatan/permainan tanpa pamit:
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan kegiatan/permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien agar dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien
diperbolehkan bergabung dalam kegiatan kembali
c. Bila ada klien lain yang ingin bergabung dalam kegiatan:
- Berikan penjelasan bahwa kegiatan ditujukan untuk klien terpilih
- Katakan bahwa terdapat permainan lain yang mungkin dapat diikuti
- Jika klien memaksa, maka berikan kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberikan peran pada permainan/kegiatan tersebut
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI I: MENGENAL HALUSINASI
A. Tujuan
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1. Kelompok berada di ruang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
Sound system, Bola, Kertas dan Pulpen
D. Metode
Diskusi, Tanya jawab
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih Klien sesuai indikasi, Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: Terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi: Terapis menanyakan perasaan Peserta hari ini
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Masing-masing Klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan
b) Jika ada Klien yang meninggalkan kelompok, harus izin Terapis
c) Lama kegiatan 45 menit
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta
klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, serah jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing
klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan: Isi halusinasi, Waktu terjadinya, Frekuensi halusinasi,
Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
c. Meminta klien menceritakan halusinasi secara berurutan dimulai dari klien
yang ada di sebelah kiri Terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam.
d. Saat klien menceritakan pengalaman halusinasi, setelah cerita selesai
Terapis mempersilakan klien lain bertanya sebanyak 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. Setiap kali klien menceritakan halusinasinya, Terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya
yaitu belajar mengontrol halusinasi
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya
F. Evaluasi dan Dokumentasi
Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK
No
1 Menyebutkan isi halusinasi
2 Menyebutkan waktu halusinasi
3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan bila
5 Halusinasi Timbul

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI II: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok di tempat yang tenang
C. Alat
Sound system*
D. Metode
Diskusi, Tanya jawab, Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Lama kegiatan 45 menit
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir
c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin
3. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing klien secara berurutan searah dengan
jarum jam menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi
dan apakah itu bisa mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan
pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menhardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan menghardik
halusinasi dimulai dari peserta di sebelah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah
dipelajari jika halusinasi muncul.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu
belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan cara yang selama


ini digunakan mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan mengahardik
4 Memperagakan menghardik
halusinasi

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0

TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI


SESI III: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami
halusinasi
B. Setting
1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyaman
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
Spidol, White board
D. Metode
Diskusi kelompok, Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi;
a. Salam: Terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah, dan minum obat secara teratur)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan waktu kegiatan adalah 60 menit
3) Terapis menjelaskan aturan main:
 Klien mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan
 Bila klien ingin ke luar dari kelompok, harus meminta izin pada
terapis
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain
untuk mengatasi halusinasi
b. Terapis meminta kepada klien situasi yang sering dialami sehingga
mengalami halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari
sebelah kiri terapis searah jarum jam sampai semua klien mendapatkan
giliran.
c. Terapis memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-
tanda halusinasi muncul.
d. Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai
dari klien yang duduk di sebelah kiri terapis, searah jarum jam, sampai
semua mendapatkan giliran.
e. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan.

4. Terminasi
a. Evaluasi;
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap
dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lain
yang mulai mengalami halusinasi.
c. Kontrak yang akan Datang:
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK berikutnya

F. Evaluasi dan Dokumentasi


No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul
2 Menyebutkan cara bercakap-
cakap
3 Memperagakan saat mulai
percakapan

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV: MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
Kertas HVS sejumlah peserta, Pensil, Spidol white board, White board
D. Metode
Diskusi, Latihan
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan:
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi:
a. Salam terapeutik: Terapis mengucapkan salam.
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan permainan:
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis
c) Waktu TAK adalah 60 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil
untuk masing-masing klien.
c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah
terjadinya halusinasi.
d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal dengan
menggambarkannya di papan tulis.
e. Terapis meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari
bangun pagi sampai dengan tidur malam.
f. Terapis membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun
jadwal
g. Terapis memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil
menyusun jadwal
4. Terminasi:
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun jadwal
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut: terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas
tersebut.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

F. Evaluasi dan Dokumentasi


No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
aktivitas dalam mencegah
halusinasi
2 Membuat jadwal kegiatan harian

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI V: CARA MINUM OBAT YANG BENAR
A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada di ruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat-obatan
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik: Terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL
TAK sebelumnya).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
 Klien mengikuti dari awal sampai akhir
 Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada
terapis
 Lama waktu TAK 45 menit
3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada
masing-masing klien.
b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran.
c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat,
secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis.
d. Terapis menjelaskan akibat jika tidak minum obat secara teratur.
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak
minum obat secar teratur
f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat,
benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat
sesuai contoh obat yang ada pada klien.
h. Terapis meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat,
cara menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan
efek samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien masing-
masing. Secara berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri
terapis.
i. Terapis memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali
klien menyebutkan dengan benar.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat
menghubungi perawat yang saat itu bertugas
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Menyebutkan pentingnya
minum obat secara teratur
2 Menyebutkan akibat jika tidak
minum obat secara teratur
3 Menyebutkan jenis obat
4 Menyebutkan dosis obat
5 Menyebutkan waktu minum
obat
6 Menyebutkan cara minum obat
yang tepat
7 Menyebutkan efek terapi obat
8 Menyebutkan efek samping obat

Petunjuk: Dilakukan = 1 Tidak dilakukan =0

Anda mungkin juga menyukai