HALUSINASI (SESI 2)
Disusun Oleh:
Ahmad Alfan 21102062 RA. Resita Putri R 21102103
Ananda Putri Amalia 21102064 Rizdya Lady Hartono 21102107
Cantika Aurelia M.H 21102067 Rizki Dwi Kharisma 21102108
Elvira Agustin 21102075 Rosilawati 21102110
Febri Yuliantika 21102078 Yuni Wardana 21102119
Handita Emilia Rossa 21102082 Nur Laili 21102098
Isnaini Januarita 21102086 Muhammad Fakhur Afif 21102093
Dosen Pengampu:
A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok (TAK) upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi. Merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghidu. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan terapi aktivitas
kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasinya dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang berkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah. Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi 1: Klien mengenal halusinasi
2. Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Sesi 4: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
B. Tujuan
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
C. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK. Meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan
main dalam kelompok.
D. Kriteria hasil
1. Evaluasi struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup dan
memmungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh keluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi hasil
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan:
1) 80% klien mendapatkan pasangan yang tepat
2) 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
3) 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
4) 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan
mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
5) 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan
yang diajukan
6) 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
7) 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
8) 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi
aktifitas kelompok yang dilakukan
E. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah di pilih.
b. Katakana pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin di ikuti oleh klien
klien tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini.
F. Pengorganisasian
1. Topik
Sesi 1: Mengenal Halusinasi dan menghardik
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 1 diharapkan klien dapat mengenal halusinasinya.
b. Tujuan khusus
- Klien dapat mengenal halusinasi
- Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
- Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
- Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
3. Landasan teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternative penyelesaian masalah.
4. Klien
a. Karakteristik/kriteria klien
- Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
- Klien yang mengalami perubahan persepsi.
b. Proses seleksi
- Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
- Mengidentifikasi yang masuk kriteria.
- Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Jumlah klien
5. Pengorganisasian
Waktu :
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :
Tim terapis :
Pemimpin :
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi kelompok
c. Memimpin diskusi
Rekan pemimpin :
a. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
d. Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
a. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
d. Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
Pengamat :
a. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara.
b. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
Setting tempat :
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Tempat tenang dan nyaman.
Metode dan media :
A. Media
- Spidol
- Papan tulis/white board/flipchart
B. Metode
- Diskusi dan Tanya jawab
- Bermain peran atau simulasi
6. Proses pelaksanaan
a. Persiapan
- Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
- persepsi: halusinasi
- Membuat kontrak dengan klien
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1. Salam terapeutik
- Salam dari tetarpis kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis(pakai papan nama)
2. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut.
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada
terapis.
2) Lama kegiatan 45menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
A. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suaru-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya dan perasaan klien pada saat terjadi.
B. Terapis meminta klien mencertikan isi halusinasinya,kapan terjadinya,
situasi
C. Yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai
dari klien dari sebelah kanan, secara berurutan sampai semua kliean.
Hasilnya tulis di whiteboard.
D. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
E. Simpulkan isi, waktu terjadinya, dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar.
d. Tahap terminasi
A. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
B. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya tidak terjadi halusinasi.
C. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara mengontrol halusinasi
Menyepakati waktu dan tempat
D. Format evaluasi
No Nama klien Menyebut Menyebut Menyebut Menyebut
isi waktu situasi perasaan
halusinasi terjadi terjadi saat
halusinasi halusinasi halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi 1. Klien mampu mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh
memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi(jika sedang sendiri), perasaan(kesal
dan geram) anjurkan klien mengeluarkan klien mengidentifikasi halusinasi
yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
Tak Stimulus Persepsi: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
Setting
1. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipchart.
2. Jadwal kegiatan klien.
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
✓ Salam dari terapis kepada klien.
✓ Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
✓ Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
✓ Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan
c. Kontrak
✓ Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan satu cara mengontrol
halusinasi: menghardik.
✓ Menjelaskan aturan main, yaitu:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua
klien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAk stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah mengatasi dengan menghardik, formulir evalusai sebagai
berikut.
Sesi 2: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menye- butkan: cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara
menghardik halu- sinasi, dan memperagakannya. Beri tanda (v) jika klien
mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
1. KONDISI PASIEN
a. Data Subjektif : - Klien tetap mengatakan dirinya dapat mendengar suara-
suara yang mengganggu
b. Data Objektif : - Klien tampak menyendiri, melamun, konsentrasi buruk
dan sering berbicara sendiri
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori (D0085) b/d gangguan pendengaran d/d
mendengar suara bisikan
3. TUJUAN KEPERAWATAN
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan obat
4. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
a. Orientasi
1. Salam Terapeutik
Perawat : “jika tidak ada yang ingin ditanyakan, apakah mbak sudah
paham? jika iya, bisa mbak sebutkan apa saja obatnya, yang
warna apa dan diminum kapan saja?”
2. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : “Nanti saya akan datang kesini lagi pada pukul 1, untuk
melihat kondisi mbak dan apakah mbak sudah meminum
obatnya.”
3. Kontrak Yang Akan Datang (Topik, Waktu, Tempat)