DOSEN PENGAMPU :
Ns. Zidni NY,M.Kep
Kelompok :4
Aufelia Meiza M.F. (21102065)
Fiqriah Azizah (21102080)
Nailatil Hidayah SF. (21102095)
Shintya Nur Chandra D. (21102112)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tentang
dari penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
KATA
PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….5
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
PENDAHULUAN
Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah tentang
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan
Inti dari gangguan isi pikiran adalah keyakinan dan bentuk pendirian yang
abnormal. Perkembangan dari ketidaknormalan mengenai keyakinan dan pendirian
harus mempertimbangkan kultur seseorang. Keyakinan mungkin kelihatan tidak normal
pada satu kultur atau subkultur mungkin secara umum dapat diterima oleh kultur yang
lain.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang
salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat. Waham merupakan
gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau terdistorsi dan
tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata.
Pikiran normal mengacu kepada komponen ide dari aktifitas mental, proses
untuk membayangkan, menilai, mengevaluasi, meramalkan, merencanakan,
menciptakan dan kemauan.1 Pikiran dibagi menjadi proses (bentuk) dan isi, proses
dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan gagaan dan asosiasi yaitu
bentuk dimana seseorang berpikir. Sementara isi pikiran dimaksudkan pada apa yang
sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang, gagasan, keyakinan, preokupasi, dan obsesi.
Jadi Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah
tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural,
yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.Defenisi ini untuk memisahkan waham-
waham yang merupakan indikator dari penyakit jiwa dari jenis-jenis lain keyakinan
yang dipegang kuat yang ditemukan diantara orang-orang yang sehat.Jadi pikiran
waham hanya dapat dimengerti atau dievaluasi dengan sedikitnya beberapa pengetahuan
dari hubungan interpersonal pasien; seperti keterlibatan mereka terhadap agama atau
kelompok politik.
Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak kemungkinan
penyebab waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat,
penyakit pembuluh darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan endokrin,
defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
1. Saat seorang pasien pertama kali mengalami sebuah waham, ia juga memiliki
sebuah respon emosional dan mengartikan lingkungannya dengan cara yang baru.
Kadang-kadang kejadiannya terbalik. Pengalaman pertama merupakan sebuah
perubahan mood, seringkali sebuah perasaan cemas dengan prasangka bahwa
beberapa kejadian menakutkan akan terjadi dan kemudian waham terjadi.
2. Seorang pasien mungkin secara tiba-tiba dan penuh keyakinan bahwa dia sedang
mengalami perubahan kelamin, tanpa pernah memikirkan hal itu sebelumnya dan
tanpa ada ide atau kejadian sebelumnya yang dapat dimengerti atas kesimpulan
tersebut. Keyakinan datang di dalam pikiran secara tiba-tiba dibentuk penuh dan
dalam bentuk keyakinan sempurna.
4. Menurut Herman (2011 dalam Prakasa, 2020) bahwa tanda dan gejala gangguan
proses pikir waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu, menolak makan, perawatan diri,
emosi, gerakan tidak terkontrol, pembicaraan tidak sesuai, menghindar,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar.
1. Waham Kebesaran
2. Waham Curiga
3. Waham Agama
4. Waham Somatik
5. Waham Nihilistik
1) SP 1 Pasien :
Tujuan :
Tindakan :
2) SP 2 Pasien :
Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi kemampuan positif yang klien miliki
- Klien dapat mempraktikkan kemampuan positif yang klien miliki
Tindakan :
3) SP 3 Pasien :
Tujuan :
- Klien mampu minum obat dengan benar
Tindakan :
4) SP 4 Pasien :
Tujuan :
- Klien mampu melatih kemampuan yang dimiliki.
Tindakan :
- Pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang telah dilatih dan minum
obat, berikan pujian.
- Diskusikan kemampuan lain dan cara memenuhi.
- Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan melatih yang akan dilatih.
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih
dan obat.
5) SP 5 Pasien
Tujuan :
- Klien mampu memenuhi kebutuhan, melatih kegiatan dengan mandiri
dan minum obat dengan benar.
Tindakan :
- Pemenuhan kebutuhan pasien kegiatan yang dilatih dan minum obat,
berikan pujian.
- Nilai kemampuan yang telah mandiri.
- Nilai apakah waham terkontrol.
Pertemuan Ke 1
Pertemuan :I
NamaKlien :
Ruangan : Cempaka
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara
berlebihan, klien merasa sebagai orang hebat, klien merasa memiliki
kekuatan.
DO:Banyak berkata-kata, inkoheren, klien tampak curiga.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam
pikiran klien.
c. Klien dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus waham.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu orientasi realita pasien
c. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
e. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Fase Kerja
Ibu sudah berapa lama disini?apa yang ibu rasakan hari ini? Waktu dibawa
kesini ada kejadian apa dirumah? Oow ibu merasa diri ibu adalahYesus.Saya
mengerti dengan yang ibu rasakan.Memang ibu lahir tahun berapa?Ow Yesus
kan lahir sudah lama sekali dan sekarang sudah wafat, sedangkan ibu masih
hidup, iakan? Jadi sebenarnya apa yang sedang ibu butuhkan untuk kehidupan
sehari-hari ibu? Ooh ibu ingin mempunyai kegiatan. Coba sekarang ibu tulis
kegiatan apa saja yang ingin ibu lakukan. Wah bagus sekali kegiatan yang ibu
inginkan.Sekarang ibu pilih 2 kegiatan yang paling ibu ingin lakukan. Ooh ibu
ingin bersih-bersih dan mengobrol. Kalau begitu kita masukkan kedalam jadwal
harian ya bu.Kalau ibu mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu
suster beri tanda B, kalau tidak dikerjakan beri tanda T.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya dan
menyusun kegiatan harian ibu?
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa saja yang ibu ingin lakukan.
3.1 KESIMPULAN
⚫ Waham adalah keyakinan yang salah, didasarkan kepada kesimpulan yang salah
tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar
belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
⚫ Berbagai kondisi medis non psikiatrik dan zat dapat menyebabkan waham, juga
keadaan-keadaan yang mempengaruhi sistim limbik dan ganglia basalis.
Yusuf, A., dkk. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : Salemba.
Victoryna, F., Wardani, I. Y., & Fauziah, F. (2020). Penerapan Standar Asuhan
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5352/pd
Dr. VITA CAMELLIA, SpKJ Waham Secara Klinik Departemen Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ RSUP.H. Adam Malik Medan