Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN YANG MENGALAMI WAHAM

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Zidni NY,M.Kep

Kelompok :4
Aufelia Meiza M.F. (21102065)
Fiqriah Azizah (21102080)
Nailatil Hidayah SF. (21102095)
Shintya Nur Chandra D. (21102112)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan

Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tentang

“ Asuhan Keperawatan Pasien yang Mengalami Waham”.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik

dari penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena

itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat

dan juga inspirasi untuk pembaca.


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….5

2.1 Pengertian Waham..........................................................................................5

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waham...................................................6

2.3 Ciri Seseorang Dengan Waham......................................................................7

2.4 Mekanisme Koping Pada Pasien waham………………………….......…….8

2.5 Pohon Masalah………………………………………...…………………….9

2.6 Strategi Pelaksanaan Asuhan keperawatan pada Pasien Waha………..…….9

2.7 SPTK Waham.................................................................................................12

BAB III PENUTUP………………………………………………………..………14

3.1 Kesimpulan......................................................................................................14

3.2 Daftar pustaka..................................................................................................14


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah tentang
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan

Waham merupakan gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang


berkurang atau terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata
(Victoryna, 2020).

Inti dari gangguan isi pikiran adalah keyakinan dan bentuk pendirian yang
abnormal. Perkembangan dari ketidaknormalan mengenai keyakinan dan pendirian
harus mempertimbangkan kultur seseorang. Keyakinan mungkin kelihatan tidak normal
pada satu kultur atau subkultur mungkin secara umum dapat diterima oleh kultur yang
lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian waham ?
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi waham ?
3. Ciri seseorang dengan waham ?
4. Mekanisme koping waham ?
5. Strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pasien waham ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud waham

2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang terkait didalamnya

3. Dan untuk mengetahui seseorang tersebut merupakan pasien waham


4. Mengetahui bagaimana mekanisme koping pada pasien waham

5. Mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien


waham.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Waham

Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang
salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat. Waham merupakan
gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau terdistorsi dan
tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata.

Pikiran normal mengacu kepada komponen ide dari aktifitas mental, proses
untuk membayangkan, menilai, mengevaluasi, meramalkan, merencanakan,
menciptakan dan kemauan.1 Pikiran dibagi menjadi proses (bentuk) dan isi, proses
dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan gagaan dan asosiasi yaitu
bentuk dimana seseorang berpikir. Sementara isi pikiran dimaksudkan pada apa yang
sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang, gagasan, keyakinan, preokupasi, dan obsesi.

Jadi Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah
tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural,
yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.Defenisi ini untuk memisahkan waham-
waham yang merupakan indikator dari penyakit jiwa dari jenis-jenis lain keyakinan
yang dipegang kuat yang ditemukan diantara orang-orang yang sehat.Jadi pikiran
waham hanya dapat dimengerti atau dievaluasi dengan sedikitnya beberapa pengetahuan
dari hubungan interpersonal pasien; seperti keterlibatan mereka terhadap agama atau
kelompok politik.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Spiritualitas

Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak kemungkinan
penyebab waham, termasuk gangguan neurodegeneratif, gangguan sistem saraf pusat,
penyakit pembuluh darah, penyakit menular, penyakit metabolisme, gangguan endokrin,
defisiensi vitamin, pengaruh obat-obatan, racun, dan zat psikoaktif.
1. Faktor Predisposisi

a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf


yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.

b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks


limbic.

c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan


glutamat.

d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

2. Faktor Presipitasi

a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan

b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.

c. Adanya gejala pemicu

Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering


menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa
terdapat pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan
dengan kesehatan. Lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja,
2011)

2.3. Ciri Seorang Pasien Dengan Waham

1. Saat seorang pasien pertama kali mengalami sebuah waham, ia juga memiliki
sebuah respon emosional dan mengartikan lingkungannya dengan cara yang baru.
Kadang-kadang kejadiannya terbalik. Pengalaman pertama merupakan sebuah
perubahan mood, seringkali sebuah perasaan cemas dengan prasangka bahwa
beberapa kejadian menakutkan akan terjadi dan kemudian waham terjadi.
2. Seorang pasien mungkin secara tiba-tiba dan penuh keyakinan bahwa dia sedang
mengalami perubahan kelamin, tanpa pernah memikirkan hal itu sebelumnya dan
tanpa ada ide atau kejadian sebelumnya yang dapat dimengerti atas kesimpulan
tersebut. Keyakinan datang di dalam pikiran secara tiba-tiba dibentuk penuh dan
dalam bentuk keyakinan sempurna.

3. Seorang akan mengalami halusinasi,delusi dan existing.

4. Menurut Herman (2011 dalam Prakasa, 2020) bahwa tanda dan gejala gangguan
proses pikir waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu, menolak makan, perawatan diri,
emosi, gerakan tidak terkontrol, pembicaraan tidak sesuai, menghindar,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar.

1. Waham Kebesaran

a. DS : Pasien mengatakan bahwa ia adalah presiden, Nabi, Wali, artis


dan lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan dirinya.

b. DO : Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya, inkoheren


(gagasan satu dengan yang lain tidak logis), tidak berhubungan, secara
keseluruhan tidak dapat dimengertim pasien mudah marah dan pasien
mudah tersinggung.

2. Waham Curiga

a. DS : Pasien curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu,Pasien


mengatakan merasa diintai dan akan membahayakan dirinya.

b. DO : Pasien tampak waspada,Pasien tampak menarik diri,Perilaku


pasien tampak seperti isi wahamnya ,Inkoheren (gagasan satu dengan yang
lain tidak logis, tidak berhubungan, secara keseluruhan tidak dapat
dimengerti )

3. Waham Agama

a. DS : Pasien yakin terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan


berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. DO : Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya ,Pasien tampak
bingung karena harus melakukan isi wahamnya,Inkoheren (gagasan
satu dengan

yang lain tidak logis, tidak berhubungan, secara keseluruhan tidak


dapat dimengerti)

4. Waham Somatik

a. DS : Pasien mengatakan merasa yakin menderita penyakit


fisik ,Pasien mengatakan merasa khawatir sampai panicb.

b. DO : Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya ,Inkoheren.

( gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,


secara

keseluruhan tidak dapat dimengerti )Pasien tampak bingung ,Pasien

mengalami perubahan pola tidur , Pasien kehilangan selera makan

5. Waham Nihilistik

a. DS : Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah meninggal dunia,


diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

b. DO : Perilaku pasien tampak seperti isi wahamnya ,Inkoheren

(gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,


secara keseluruhan tidak dapat dimengerti ) , Pasien tampak bingung,
Pasien mengalami perubahan pola tidur , Pasien kehilangan selera
makan.

2.4 Mekanisme Koping Pada Pasien waham

Mekanisme koping yang sering digunakan pada pasien dengan waham


yaitu mekanisme koping maladaptif seperti reaksi berlebih, menghindar dan
mencederai diri sendiri/orang lain. Klien kooperatif dengan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh petugas kesehatan atau keluarga, cara bicara yang keras dan
dalam menghadapi masalah dan selalu menanyakan apapun, klien cenderung
marah marah, tetapi klien juga mampu berbicara dengan orang lain secara baik,
klien juga mampu berolahraga, berdandan dengan baik dan berpakaian rapi,
tetapi mugkin terlihat eksentrik dan aneh. Tidak jarang bersikap curiga atau
bermusuhan terhadap orang lain. Pasien biasa cerdik ketika dilakukan
pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu perasaan hatinya
konsisten dengan isi waham.

2.5 Pohon Masalah

Kerusakan Komunikasi Verbal


v

Perubahan Proses piker : Waham

Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah (hdr)

Koping Individu Inefektif

2.6 Strategi Pelaksanaan Asuhan keperawatan pada Pasien Waham

1) SP 1 Pasien :

Tujuan :

- Klien dapat membina hubungan saling percaya


- Klien dapat berorientasi pada realita secara bertahap
- Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Klien dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Klien dapat mempraktikkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tindakan :

- Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi therapeutik dan


membantu orientasi realita
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu orientasi realitas: panggil nama, orientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
- Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan

2) SP 2 Pasien :

Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi kemampuan positif yang klien miliki
- Klien dapat mempraktikkan kemampuan positif yang klien miliki

Tindakan :

- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien


- Identifikasi kemampuan positif yang klien miliki dan dapat
mempraktikkannya
- Diskusikan tentang kemampuan yang dimiliki klien
- Latih kemampuan yang dimiliki klien
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah
dilatih.

3) SP 3 Pasien :

Tujuan :
- Klien mampu minum obat dengan benar
Tindakan :

- Pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan


berikan pujian.
- Jelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih
dan obat.

4) SP 4 Pasien :

Tujuan :
- Klien mampu melatih kemampuan yang dimiliki.

Tindakan :
- Pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang telah dilatih dan minum
obat, berikan pujian.
- Diskusikan kemampuan lain dan cara memenuhi.
- Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan melatih yang akan dilatih.
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih
dan obat.

5) SP 5 Pasien
Tujuan :
- Klien mampu memenuhi kebutuhan, melatih kegiatan dengan mandiri
dan minum obat dengan benar.
Tindakan :
- Pemenuhan kebutuhan pasien kegiatan yang dilatih dan minum obat,
berikan pujian.
- Nilai kemampuan yang telah mandiri.
- Nilai apakah waham terkontrol.

2.6 SPTK Waham

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 1 P Gangguan Proses Pikir : Waham

Pertemuan Ke 1

Pertemuan :I

Tanggal : 08 Juni 2015

NamaKlien :

Ruangan : Cempaka

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara
berlebihan, klien merasa sebagai orang hebat, klien merasa memiliki
kekuatan.
DO:Banyak berkata-kata, inkoheren, klien tampak curiga.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam
pikiran klien.
c. Klien dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus waham.
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu orientasi realita pasien
c. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
e. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik : Selamat Sore ibu perkenalkan nama saya Intan Sri
Novelin. Saya senang dipanggil Intan. Saya mahasiswa STIKes Pertamedika
yang akan merawat ibu, saya praktek disini selama satu minggu,mulai
tanggal 20 oktober sampai 7 november 2014.Nama ibu siapa? Senangnya
dipanggil siapa?
b. Evaluasi / validasi : Bagaimana perasaan ibu hari ini?Bagaimana tidurnya
semalam?
c. Kontrak
Topik : Ibu saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang ibu
miliki.
Waktu : Ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa? Dan berapa lama?
Bagaimana jika jam 16.00 sampai 16.10?
Tempat : Dimana kita akan berbincang – bincang, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang disini?
Tujuan : Kita berbincang – bincang agar kita saling mengenal.

2. Fase Kerja
Ibu sudah berapa lama disini?apa yang ibu rasakan hari ini? Waktu dibawa
kesini ada kejadian apa dirumah? Oow ibu merasa diri ibu adalahYesus.Saya
mengerti dengan yang ibu rasakan.Memang ibu lahir tahun berapa?Ow Yesus
kan lahir sudah lama sekali dan sekarang sudah wafat, sedangkan ibu masih
hidup, iakan? Jadi sebenarnya apa yang sedang ibu butuhkan untuk kehidupan
sehari-hari ibu? Ooh ibu ingin mempunyai kegiatan. Coba sekarang ibu tulis
kegiatan apa saja yang ingin ibu lakukan. Wah bagus sekali kegiatan yang ibu
inginkan.Sekarang ibu pilih 2 kegiatan yang paling ibu ingin lakukan. Ooh ibu
ingin bersih-bersih dan mengobrol. Kalau begitu kita masukkan kedalam jadwal
harian ya bu.Kalau ibu mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu
suster beri tanda B, kalau tidak dikerjakan beri tanda T.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya dan
menyusun kegiatan harian ibu?

b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa saja yang ibu ingin lakukan.

c. Rencana Tindak Lanjut


Saya harap ibu melakukan kegiatan-kegiatan tadi ya dan memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian ya bu.

d. Kontrak yang akan datang


Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang –
bincang lagi.
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang- bincang kembali besok jam
16.00 WIB selama 15 menit, apakah ibu setuju?
Tempat : Mau dimana besok kita berbincang – bincang, bagaimana
kalau di tempat ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi.
Selamat sore ibu .
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

⚫ Waham adalah keyakinan yang salah, didasarkan kepada kesimpulan yang salah
tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar
belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.

⚫ Gambaran waham berdasarkan konsep dasar (sistematis dan bizarre), fiksasinya


(parsial dan komplit), onsetnya (primer dan sekunder), pengalaman waham (mood
waham, persesi waham, memori waham), ternyata (kejar, referensi, kebesaran, rasa
bersalah dan ketidakberdayaan, nihilistik, omatik, agama, cemburu, erotomania,
waham pengendalian penarikan pikiran- penanganan pikiran-penyiaran pikiran-
pengendalian pikiran, waham terbagi kesesuaian antara waham dengan mood.

⚫ Berbagai kondisi medis non psikiatrik dan zat dapat menyebabkan waham, juga
keadaan-keadaan yang mempengaruhi sistim limbik dan ganglia basalis.

⚫ Teori psikodinamika spesifiktentang penyebab waham dan evolusi gejala waham


adalah anggapan tentang orang yang hiperensitif dan mekanisme ego spesifik
formasi reaksim proyeksi dan penyangkalan.

⚫ Waham merupakan simtom positif yang dihubungkan dengan psikosis, idiopatik,


kondisi neurologis dan tosis metabolik.
3.2 DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, A., dkk. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : Salemba.

Victoryna, F., Wardani, I. Y., & Fauziah, F. (2020). Penerapan Standar Asuhan

Keperawatan Jiwa Ners untuk Menurunkan Intensitas Waham Pasien


Skizofrenia.

Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(1), 45-52.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5352/pd

J Alex C Tumanggor Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn ,Y Dengan Masalah

Gangguan Proses Pikir: Waham Kebesaran

Dr. VITA CAMELLIA, SpKJ Waham Secara Klinik Departemen Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ RSUP.H. Adam Malik Medan

Anda mungkin juga menyukai