Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAN KELUARGA PADA PASIEN PENDERITA WAHAM

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Fitri Indah Sari

Kartika Apriliyani

Lutfi Rosida

Ranti Dwi Permatasari

Puspitasari

Ridho Fadila

Debby Triana

Pembimbing :Iwan Andhyantoro, AMF, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modernisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan dalam cara
berfikir dam dalam pola hidup masyarakat luas. Sejalan dengan modernisasi
dan kemajuan teknologi, manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan
yang akan membawa konsekwensi di bidang kesehatan fisik dan jiwa.
Perubahan-perubahan dalam kehidupan seseorang, baik perubahan nilai
budaya, perubahan sistem kemasyarakatan, perkerjaan serta adanya
ketegangan antara idealisme dan realitas, mengakibatkan timbulnya stress.
Bertambahnya stress dalam kehidupan tidak menyebabkan kematian secara
langsung, namun beratnya gangguan tersebut menganggu produktivitas hidup
seseorang dan dapat menghambat pembangunan. Adannya perubahan dalam
kehidupan seseorang, membuat orang tersebut harus mengadakan adaptasi dan
menanggulangi stressor tersebut. Tetapi tidak semua orang mampu untuk
menghadapi dan menanggulangi stressor tersebut hal ini dapat menjadi
sumber tekanan, frustasi dan konflik yang akhirnya dapat menjadi stress baik
fisik maupun mental. Kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut sangat
tergantung pada kemampuan dan ketahanan individu tersebut, sehingga tidak
jarang pada beberapa individu akan timbul stress yang memuncak bahkan
mengarah pada gangguan jiwa.
Salah satu penyakit gangguan jiwa yang menyebabkan klien
mengalami gangguan isi pikir : waham. Penyembuhan klien tidak saja dengan
pemberian obat, tetapi lebih penting adalah bagaimana perawatan yang
diberikan dalam suasana lingkungan yang terapeutik. Untuk itu perawat
dituntut memiliki ketrampilan yang khusus agar dapat memberikan asuhan
keperawatan secara optimal dengan menitik beratkan pada keadaan
psikososial tanpa mengabaikan fisiknya. Peran perawat dalam perawatan klien
dengan gangguan jiwa sangat penting terutama dalam memenuhi dan
berupaya seoptimal mungkin mengorentasikan klien ke dalam realita, dengan
cara menciptakan lingkungan yang terapeutik, melibatkan keluarga,
menjelaskan pola perilaku klien (untuk diskusi membagi pengalaman,
mengatasi masalah klien), menganjurkan kunjungan keluarga secara teratur.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit
diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan
peserta penyuluhan mampu :
a. Menjelaskan pengertian waham
b. Menyebutkan penyebab waham
c. Menyebutkan macam-macam waham
d. Menyebutkan tanda dan gejala waham
e. Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2009).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control
(Depkes RI, 2000).
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 2006).

B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Menurut Direja (2011), faktor predisposisi dari gangguan isi pikir, yaitu:
a) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang
berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
b) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
c) Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d) Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran vertikel
di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
e) Faktor genetik

2. Faktor Presipitasi
Menurut Direja (2011) faktor presipitasi dari gangguan isi pikir: waham,
yaitu :
a) Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau diasingkan dari kelompok.
b) Faktor biokimia
Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
c) Faktor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.

C. Tanda dan Gejala


1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran,kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan)
2. Curiga
3. Bermusuhan
4. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
5. Takut, sangat waspada
6. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
7. Ekspresi wajah tegang
8. Mudah tersinggung

D. Rentang Respon
Respon Adaptif <----------------------------------------------> Respon
Maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan Pikiran


1. Persepsi Kuat 1. Ilusi 1. Sulit Berespon
2. Emosi Konsisten 2. Reaksi Emosi 2. Emosi
Dengan Pengalaman 3. Berlebihan 3. Perilaku kacau
3. Perilaku Sesuai
4. Berhubungan Sesuai

E. Macam- Macam Waham


1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!”
atau, “Saya punya tambang emas.”
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang
kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh
saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya.”
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu
agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus
menggunakan pakaian putih setiap hari.”
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.”
(Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-
tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini
adalah roh-roh”.
6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang
disisipkan kedalam pikirannya.
7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa
yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya
kepada orang tersebut.
8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan di luar dirinya.

F. Peran Keluarga pada Penderita Waham


1. Hindari mendebat pasien dengan wahamnya
2. Hindari mendukung waham
3. Jika waham timbul, kontak dengan pasien singkat tapi sering
4. Membantu aktivitas menjadi mandiri
5. Terapi obat
BAB III
KEGIATAN PENYULUHAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 30 menit
diharapkan peserta penyuluhan mampu memahami tentang waham.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 30 menit diharapkan
peserta penyuluhan mampu :
a. Menjelaskan pengertian waham
b. Menyebutkan penyebab waham
c. Menyebutkan macam-macam waham
d. Menyebutkan tanda dan gejala waham
e. Menjelaskan peran keluarga pada penderita waham
3. Topik
Peran keluarga pada penderita waham
4. Sasaran
Pasien dan keluarga di poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
5. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi
dan tanya jawab
6. Media
Leaflet dan lip chart
7. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat, 18 Oktober 2019
Pukul : 08.00 s/d selesai
Tempat : Poliklinik Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
8. Setting Tempat

9. Organisasi
Moderator : Lutfi Rosida
Penyuluh : Kartika Apriliyani, Puspitasari dan Fitri indah Sari
Fasilitator : Ranti Dwi Permatasari
Observator : Ridho Fadillah dan Debby Triana

B. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens
1. Pembukaan 5 menit Menjawab salam
a. Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan

2. Penyajian materi 20 menit Mendengarkan dan


a. Menjelaskan materi memperhatikan
tentang
- Definisi waham
- Penyebab waham
- Macam-macam
waham
- Tanda dan gejala
waham
- Penanganan dan
perawatan pasien
waham dirumah
- Peran keluarga
pada penderita
waham
b. Memberikan Menanyakan hal-hal
kesempatan kepada yang belum
peserta penyuluhan dimengerti
untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
yang terkait dengan Mendengarkan dan
pertanyaan peserta memperhatikan
penyuluhan

3. Penutup 5 menit
a. Memberikan umpan
balik Merespon
b. Salam
Menjawab salam
Daftar Pustaka

Keliat, B. A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG.

Stuart G.W. and Sundeen (2006). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5
th ed). St. Louis Mosby Year Book.

Departemen Kesehatan RI. (2000) Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan.

Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medikal
Book.

Anda mungkin juga menyukai