Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN WAHAM

OLEH :
KELOMPOK 3 B15-B

1.DEWA AYU PUTRI JAYANTI (223221299)

2. NI WAYAN BUDIARI (223221318)

3. KADEK AYU MIRA PURWITA SARI (223221352)


4. ANAK AGUNG MIRAH TRISNAWATI (223221360)
5. DEWA AYU RIKHA PRADNYA DEWI (223221366)

PROGRAM ALIH JENJANG STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. PENGERTIAN
Menurut Keliat (1999), waham adalah suatu keyakinan seseorang
yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak
konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi atau informasi secara akurat. Menurut Depkes RI
(2000), waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis
oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah
kehilangan kontrol (Ade Surya Direja, 2011).
Waham adalah bagian dari gangguan orientasi realita pada isi
pikiran. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan
psikotik lain. Mereka menggunakan waham untuk memenuhi
kebutuhan psikologisnya sehingga muncul ketidakmampuan menilai
dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan
dan kenyataan sehingga timbul perilaku yang sukar untuk dimengerti
dan perilaku menakutkan. Contohnya harga diri, rasa aman, hukuman
yang terkait dengan perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak
dapat mengoreksi dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).

B. PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI
Penyebab/faktor predisposisi menurut Ade Surya Direja (2011), yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan
ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi
tidak efektif.
2. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
3. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4. Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
5. Faktor genetic
C. POHON MASALAH

RPK (D.0146) Effect

Waham (D.0105) Core Problem

Biologis, lingkungan, ekonomi Causa

(Ade Surya Direja, 2011)


Dalam buku Ajar Keperawatan Jiwa oleh H. Iyus Yosep (2014), proses
terjadinya waham dibagi menjadi enam, yaitu:
1. Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat
terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat
terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan
kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat
tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang
sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn
diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat
pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi
juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span
history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat
lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki
kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari
aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system
semuanya sangat rendah.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan
tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien
adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui,
kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi
prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi
sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak
benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya
toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi
pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan
alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan
klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu
kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya
kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (Super Ego) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering
menyendiri dan menghindar interaksi sosial (Isolasi sosial).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham
yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham
bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
D. KLASIFIKASI
Menurut Ade Surya Direja (2011), waham dibagi menjadi lima jenis,
yaitu:
1. Waham Kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya ini adalah pemimpin yang paling kuat di Bali!”
“Saya punya tanah yang luas dan rumah yang besar!”

2. Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya adalah titisan Dewa dari langit yang bisa menghentikan
letusan Gunung Agung!”

3. Waham Curiga
Keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Semua orang iri terhadap kepintaran saya, sehingga mereka
menjauhi saya selama ini”.

4. Waham Somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu
atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya menderita kanker” (Padahal pada hasil pemeriksaan lab
tidak ada sel kanker pada tubuhnya).

5. Waham Nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya dan kalian sedang berada di alam kubur, kita semua sudah
mati”.

E. GEJALA KLINIS
Menurut Ade Surya Direja (2011), tanda dan gejala pada klien dengan
perubahan proses pikir: waham adalah sebagai berikut.
a. Menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan
kenyataan
g. Menghindar dari orang lain
h. Mendominasi pembicaraan
i. Berbicara kasar
j. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :


1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan
halusinasi.
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme,
stereotipik gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak
dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian.
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Psikofarmakologi
2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
3. Penarikan diri high potensial
4. ECT tipe katatonik
5. Psikoterapi
6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

(Riyadi dan Purwanto, 2009)


II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identifikasi klien

Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak


dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat,
tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.

2. Keluhan utama / alasan masuk

Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan


keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga
untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.

3. Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami


gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal. Dapat dilakukan pengkajian
pada keluarga dan faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya
gangguan, yaitu:

a) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon psikologis dari klien.
b) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP,
pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
neonatus dan anak-anak.
c) Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress
yang menumpuk.
4. Aspek fisik/biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: tekanan darah,
nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau
perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
5. Aspek psikososial
a) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi
yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga,
masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh.
b) Konsep diri
c) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai.
d) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki/perempuan.
e) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga/kelompok dan
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.
f) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas,
lingkungan dan penyakitnya.
g) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud
harga diri rendah.
h) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam
kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
i) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
j) Status mental
k) Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan
klien, aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut,
khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi
klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat
konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik
diri.
l) Kebutuhan persiapan pulang
m) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
n) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan
membersihkan WC serta membersihkan dan merapikan
pakaian.
o) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan
tubuh klien.
p) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
q) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan
setelah minum obat.
r) Masalah psikososial dan lingkungan dari data keluarga atau
klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
s) Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian
tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

6. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti
terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi
spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai
suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat
melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai


panduan untuk mengkaji pasien dengan waham, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang


diungkapkan dan menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?

3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya


aneh dan tidak nyata?

4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?

5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang


lain?

6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol


oleh orang lain atau kekuatan dari luar?

7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia meimliki kekuatan fisik atau


kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya?

Selama pengkajian dengarkan dan perhatikan semua informasi yang


diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal,
menolak, atau menerima keyakinan pasien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan Proses Berpikir: Waham
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul:
a) Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan
b) Gangguan Proses Pikir: Waham
c) Isolasi Sosial
C. RENCANA KEPERAWATAN

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1.Perubahan TUM: 1.1 Setelah ..X … menit, 1.1 Bina hubungan
Proses Pikir:Klien dapat interaksi klien: saling percaya
waham mengontrol a. Mau menerima dengan klien
wahamnya kehadiran perawat a. Beri salam
TUK 1: disampingnya b. Perkenalkan diri,
Klien dapat b. Mengatakan mau Tanyakan nama, serta
membina menerima bantuan nama panggilan yang
hubungan saling perawat disukai
percaya dengan c. Tidak menunjukkan c. Jelaskan tujuan interaksi
perawat tanda-tanda curiga d. Yakinkan klien dalam
d. Mengijinkan duduk keadaan aman dan
disamping perawat siap
menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap terbuka
dan jujur
g. Perhatikan kebutuhan
dasar dan bantu pasien
memenuhinya
TUK 2: 1.2 Setelah ... X … 1.2 Bantu klien untuk
Klien dapat menit, interaksi mengungkapkan perasaan
mengidentifikasi klien: dan pikirannya
perasaan yang a. Klien menceritakan a. Diskusikan dengan klien
muncul secara ide-ide dan pengalaman yang
berulang dalam perasaan yang dialami selama ini
pikiran klien muncul secara termasuk hubungan
berulang dalam dengan orang yang
pikirannya berarti, lingkungan
kerja, sekolah, dsb
b. Dengarkan pernyataan
klien dengan empati
tanpa mendukung atau
menentang pernyataan
wahamnya
c. Katakan perawat dapat
memahami apa yang
diceritakan klien
TUK 3: 1.3 Setelah ... X … menit, 1.3 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien: mengidentifikasi
mengidentifikasi a. Dapat menyebutkan kebutuhan yang tidak
stresor atau kejadian sesuai terpenuhi serta
pencetus dengan urutan kejadian yang menjadi
wahamnya waktu serta harapan faktor pencetus
atau kebutuhan wahamnya
dasar yang tidak a. Diskusikan dengan
terpenuhi seperti klien tentang kejadian-
harga diri, rasa kejadian traumatik yang
aman, dsb menimbulkan rasa takut,
b. Dapat menyebutkan ansietas maupun
hubungan antara perasaan tidak dihargai
kejadian traumatik b. Diskusikan kebutuhan
kebutuhan tidak atau harapan yang
terpenuhi dengan belum terpenuhi
wahamnya c. Diskusikan cara-cara
mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan
kejadian traumatik
d. Diskusikan dengan klien
antara kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya
TUK 4 1.4 Setelah ... X … menit, 1.4 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifikasi keyakinan
mengidentifikasi menyebutkan yang salam tentan situasi
wahamnya perbedaan pengalaman yang nyata (bila klien
nyata dengan sudah siap)
pengalaman a. Diskusikan dengan
wahamnya klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada klien
akan keraguan
perawat tehadap
pernyataan klien
c. Diskusikan dengan
klien respon perasaan
terhadap wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi, intensitas
dan durasi terjadinya
waham
e. Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien
TUK 5 1.5 Setelah ... X …, 1.5 Diskusikan tentang
Klien dapat interaksi klien pengalaman-pengalaman
mengidentifikasi menjelaskan gangguan yang tidak
konsekuensi dari fungsi hidup sehari-hari menguntungkan sebagai
wahamnya yang diakibatkan ide- akibat dari wahamnya
ide atau pikirannya seperti: Hambatan dalam
yang tidak sesuai berinteraksi dengan
dengan kenyataan keluarga, hambatan
seperti: dalam interaksi dengan
a. Hubungan dengan orang lain dalam
keluarga melakukan aktivitas
b. Hubungan dengan sehari-hari
orang lain 1.6 Ajak klien melihat
c. Aktivitas sehari- bahwa waham
hari tersebut adalah
d. Pekerjaan masalah yang
e. Sekolah membutuhkan bantuan
f. Prestasi, dsb dari orang lain
1.7 Diskusikan dengan
klien tentang orang atau
tempat ia dapat meminta
bantuan apabila
wahamnya timbul atau
sulit di kendalikan
TUK 6 1.6 Setelah ... X … menit, 1.8 Diskusikan hobi
Klien dapat interaksi klien atau aktivitas yang
melakukan melakukan aktivitas disukainya
teknik distraksi yang konstruktif sesuai 1.9 Anjurkan klien memilih
sebagai cara dengan minatnya yang dan melakukan
menghentikan dapat menglihkan aktivitas yang
pikiran yang fokus klien dari membutuhkan perhatian
terpusat pada wahamnya dan keterampilan
wahamnya 1.10 Ikut sertakan klien dalam
aktivitas fisik yang
membutuhkan perhatian
sebagai pengisi waktu
luang
1.11 Libatkan klien pada
topik-topik yang nyata
1.12 Anjurkan klien untuk
bertanggung jawab
secara personal dalam
mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan
dan pemulihannya
1.13 Beri penghargaan bagi
setiap upaya klien
yang
positif
TUK 7 1.7 Setelah ... X 1.14 Diskusikan
Klien mendapat interaksi keluarga pentingnya peran
dukungan dapat menjelaskan keluarga sebagai
keluarga tentang cara pendukung untuk
mempraktekkan mengatasi waham
cara merawat klien 1.15 Diskusikan potensi
waham keluarga untuk
membantu klien
mengatasi waham
1.16 Jelaskan pada
keluarga tentang
a. Pengertian waham
b. Tanda gejala
waham
c. Penyebap dan
akibat waham
d. Cara merawat
klien waham
1.17 Latih keluarga
cara merawat
waham
1.18 Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatih
1.19 Beri pujian pada
keluarga atas
keterlibatannya merawat
klien di rumah
TUK 8 1.8 Setelah ... X … menit, 1.20 Diskusikan dengan
Klien dapat interaksi dengan klien tentang manfaat
memanfaatkan klien, dapat dan kerugian tidak
obat dengan mendemonstrasikan minum obat
baik penggunaan obat 1.21 Pantau klien saat
dengan baik penggunaan obat, beri
1.9 Setelah ... X … pujian jika klien
menit, interaksi menggunakan obat
klien menyebutkan dengan benar
akibat berhenti 1.22 Diskusikan akibat klien
minum obat tanpa berhenti minum obat
konsultasi dengan tanpa konsultasi
dokter. dengan dokter
1.23 Anjurakan klien untuk
konsultasi kepada
perawat atau dokter jika
terjadi hal-hal yang
tidak
diinginkan.
D. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan intervensi.

E. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap
klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan).
2. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan
analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu).
(Poer, 2012)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN NY. “K”
DENGAN WAHAM AGAMA DI RUANG GRAHA NISHADA
RSJ PROVINSI BALI
TANGGAL 19 PEBRUARI - 21 PEBRUARI 2018

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. K
Umur : 60 Tahun
Alamat : Dusun Bayung Gede, Kintamani, Bangli
Pendidikan : Tidak tamat SD
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Perempuan
No.RM : 009894
Tanggal Dirawat (MRS) : 24 Januari 2018
Tanggal Pengkajian : 19 Pebuari 2018 pukul 10.00
WITA Ruang Rawat : Ruang Sahadewa RSJP Bali

II. ALASAN MASUK


Pasien mengatakan alasannya masuk RSJ karena diajak oleh anaknya ke RSJ untuk
melukat. Pasien juga mengatakan Tuhan menyuruhnya untuk melukat dan mengajak
orang-orang. Dan setiap ada karya atau purnama pasien mengatakan dirinya banyak
bicara sehingga dibilang gila oleh anaknya.

III. KELUHAN UTAMA


Ny.K mengatakan dirinya adalah mangku dan juga balian. Ny.K ingin mengajak
orang - orang untuk melukat. Dan setiap ada karya atau purnama pasien mengatakan
dirinya banyak bicara sehingga dibilang gila oleh anaknya.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
(√ ) ya ( ) tidak
Jika Ya, jelaskan : Pasien mengatakan pernah masuk RSJ 10 kali karena dianggap
gila oleh orang disekitarnya padahal pasien hanya mengajak orang-orang untuk
memohon keselamatan kepada Tuhan karena merasa dirinya adalah pemangku.
Pasien lupa kapan pertama kali diajak ke RSJ. Pasien mengatakan di RSJ sudah
16 hari.

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan –


2. Berduka antisipasi –
3. Berduka disfungsional –
4. Respon paska trauma –
5. Sindroma trauma perkosaan –
6. Resiko tinggi kekerasan –
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik –
8. Lain – lain –

2. Pengobatan sebelumnya?
( - ) berhasil (√ ) kurang berhasil ( - ) tidak berhasil
Jelaskan : Pengobatan px dibilang kurang berhasil karena perubahan dari
wahamnya belum terlihat sehingga pasien kembali di bawa ke RSJP Bali. Pasien
mengatakan rutin minum obat dan tidak pernah membuang-buang obat.
3. Riwayat Trauma

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia


Aniaya fisik – – – – – –
Aniaya seksual – – - – – - – –
Penolakan – – – – – –
Kekerasan dalam keluarga – – – – – –
Tindakan kriminal – – – – – –

Jelaskan: Pasien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual,


penolakan, kekerasan dalam keluarga, ataupun tindakan kriminal.
Masalah/ Diagnosa Keperawatan : -
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa ? ( - ) ya ( √ ) tidak
Riwayat Pengobatan /
Hubungan Keluarga Gejala
Perawatan
- - -
Masalah Keperawatan : –
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak ada pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
baginya (seperti kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian, maupun trauma
selama tumbuh kembang). Karena pasien menjalani segala sesuatu dengan hati
tenang
Masalah Keperawatan : –

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Ukuran vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5 ºC
R: : 22 x/menit
2. Ukuran : BB : 45 kg TB : 147 cm
Turun ( - ) Naik ( - )
Jelaskan : Pasien mengatakan berat badannya tetap, tidak naik dan tidak juga
menurun.
3. Keluhan fisik
( ) Ya (√ ) Tidak
Jelaskan : -.
Masalah / Diagnosa Keperawatan
( - ) Risiko tinggi perubahan suhu tubuh
( - ) Defisit volume cairan
( - ) Kelebihan volume cairan
( - ) Risiko tinggi terhadap infeksi
( - ) Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi
( - ) Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
( - ) Perubahan nutrisi: Lebih dari kebutuhan
tubuh ( - ) Kerusakan menelan
( - ) Perubahan eliminasi
feses ( - ) Perubahan
eliminasi urin ( - ) Kerusakan
integritas kulit ( √ ) Lain –
lain, jelaskan :

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


1. Genogram :

60

Keterangan :
= Laki-laki = Orang terdekat

= Perempuan = Tinggal satu rumah

60
= Meninggal = Umur dalam

tahun = Pasien

Jelaskan :
Pasien mengatakan merupakan anak keempat dari tigabelas bersaudara. Pasien
mengatakan anaknya yang pertama sudah meninggal sebelum lahir, dan lima
adikknya juga meninggal saat masih dalam kandungan. Pasien mengatakan sudah
menikah dan memiliki seorang anak perempuan yang sudah menikah. Suami
pasien sudah lama meninggal dan sudah menjadi Dewa Hyang. Pasien
mengatakan sudah memiliki lima cucu dari anak perempuannya. Pasien tinggal
sendiri dan sudah jarang berkomunikasi dengan anaknya sejak menikah.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan puas dengan bentuk fisik yang ada
b. Identitas
Pasien mengatakan sebelum dirawat dia adalah seorang petani yang biasa
menanam sayur-sayuran. Pasien juga mengatakan puas dengan segala yang
dijalaninya sekarang baik di RSJ atau dirumah karena semua itu dianggap
sebagai bentuk pengabdian pasien kepada Tuhan.
c. Peran
Pasien mengatakan saat dirumahnya biasanya pasien ngayah di pura. Pasien
juga mengatakan bahwa dia adalah seorang balian dan mangku karna sudah
mewinten dan dari Tuhan sudah mengutus dia untuk menjadi balian. Kadang
pasien juga memberi petuah-petuah kepada orang disekitarnya untuk
sembahyang dan memohon keselamatan kepada Tuhan.
d. Ideal diri
Pasien tidak memiliki keinginan khusus
e. Harga diri
Pasien memiliki percaya diri tinggi

Masalah / Diagnosa Keperawatan :


( ) Pengabaian unilateral ( ) Harga diri rendah kronis
( ) Gangguan citra tubuh ( ) Harga diri rendah
situsional ( ) Gangguan identitas pribadi ( ) Lain-lain, jelaskan………..

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Suami, anak-anak, serta cucu pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien mengatakan ikut serta dalam kegiatan seperti mengayah di Pura
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
( ) Kerusakan komunikasi ( ) Isolasi sosial
( ) Kerusakan komunikasi verbal ( ) Lain-lain,
( ) Kerusakan interaksi sosiall
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan percaya dengan adanya Tuhan, dan sudah mewinten
sehingga dirinya menjadi mangku dan juga balian
b. Kegiatan Ibadah

Sebelum dan setelah berada di RSJ pasien mengatakan bahwa dia adalah orang
yang rajin sembahyang.

Masalah/Diagnosa Keperawatan:

( - ) Distress spiritual

( - ) Lain-lain

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan

( - ) Tidak rapi

( - ) Penggunaan pakaian tidak sesuai

( - ) Cara berpakaian tidak seperti

biasanya Masalah/Diagnosa Keperawatan:

( - ) Sindrom deficit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting, instrumentasi)


( - ) Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

2. Pembicaraan
(√ ) Cepat
(√ ) Keras
(-)
Gagap
( - ) Apatis
( - ) Lambat
(-)
Membisu
( - ) Tidak mampu memulai
pembicaraan ( - ) Lain-lain

Jelaskan: pasien berbicara dengan cepat dan

ngelantur Masalah/Diagnosa Keperawatan:

( - ) Kerusakan komunikasi
( - ) Kerusakan komunikasi verbal
( - ) Lain-lain,

3. Aktifitas Motorik/Psikomotor
Kelambatan:
( - ) Hipokinesia, hipoaktifitas
( - ) Katalepsi
( - ) Sub stupor
katatonik ( - )
Fleksibilitas serea
Jelaskan: Pasien merupakan orang yang rajin. Saat jam makan siang pasien mau untuk
mengambil makanan dan saat selesai makan pasien mau untuk membantu perawat
menyapu dan mencuci piring. Pasien tampak aktif mencari teman untuk diajak bicara.
Peningkatan:

( - ) Hiperkinesia, hiperaktifitas
( - ) Gagap
( - ) Stereotipi
( - ) Gaduh gelisah
( - ) Katatonik
( - )
Mannarism
( - ) Katapleksi
( - ) Tik
( - ) Ekhopraxia
( - ) Command automatism
( - ) Grimace
( - ) Otomatisma
( - ) Negativisme
( - ) Reaksi konversi
( - ) Tremor
( - ) Verbigerasi
( - ) Berjalan kaku/rigid
( - ) Kompulsif

Masalah/Diagnosa Keperawatan:
( - ) Risiko tinggi cidera
( - ) Kerusakan mobilitas
fisik ( - ) Perilaku kekerasan
( - ) Defisit aktivitas deversional/hiburan
( - ) Intoleransi aktivitas
( - ) Resiko tinggi kekerasan
( - ) Lain-lain,

4. Alam
Perasaan ( - )
Sedih
( - ) Gembira berlebihan
( - ) Putus asa
( - ) Khawatir
( - ) Ketakutan

Jelaskan : Pasien mengatakan perasaannya biasa saja, saat tidak dihiraukan oleh
temannya saat bicara pasien juga mengatakan biasa saja, tidak kesal dan marah.
Masalah Keperawatan : -

5. Afek
( - ) Datar
( - ) Tumpul
(√ ) Labil
( - ) Tidak sesuai
Jelaskan : pasien memiliki emosi yang cepat
berubah Masalah Keperawatan : -
6. Interaksi selama
wawancara ( - )
Bermusuhan
( - ) Kontak mata
kurang ( - ) Tidak
kooperatif
( - ) Defensif
( - ) Mudah tersinggung
( - ) Curiga
Jelaskan : pasien mampu berkomunikasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -

7. Persepsi Halusinasi
( - ) Pendengaran
(-)
Penglihatan ( - )
Perabaan
( - ) Pengecapan
( - ) Penghidu

8. Proses pikir
(√ )
Sirkumstansial ( -
) Tangensial
( - ) Kehilangan asosiasi
( - ) Flight of ideas
( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/ perseverasi

Jelaskan : Pasien menjawab pertanyaan dengan berbelit-belit tapi sampai pada


jawabannya
9. Isi Pikir
( - ) Obsesi
(-)
Depersonalisasi ( -
) Fobia
( - ) Idea yang
terkait ( - )
Hipokondria
( - ) Pikiran magic
Waham
(√ ) Agama
(-)
Nihilistik ( -
) Somatik
( - ) Sisip pikir
(-)
Kebesaran
( - ) Siar piker
( - ) Curiga
( - ) Kontrol pikir

Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya adalah salah satu tokoh agama walaupun dalam
kenyataanya tidak. Keyakinan pasien terhadap agama dan Tuhan berlebihan. Jika
ditanyai tentang namanya pasien mengatakan namanya adalah Ni Ketut Ardiani
padahal namanya adalah Ni Wayan Karni. Pasien mengatakan nama Ni Ketut Ardiani
adalah nama pemberian dari Tuhan. Dan orang tuanya salah memberikan nama Ni
Wayan Karni. Segala yang dijalaninya merupakan bentuk baktinya kepada Tuhan.
Masalah Keperawatan : Waham Keagamaan

10. Tingkat Kesadaran


( - ) Bingung
( - ) Sedasi
( - ) Stupor
( - ) Disorientasi
( - ) Waktu
( - ) Tempat
( - ) Orang

Jelaskan : Pasien sadar dengan baik


11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka
panjang (√ ) Gangguan daya ingat saat
ini
( - ) Gangguan daya ingat jangkal
pendek ( - ) Konfabulasi

Jelaskan : pasien mengatakan cepat lupa apalagi dalam hal mengingat nama orang
yang baru di kenal.

12. Tingkat konsentrasi dan


berhitung ( - ) Mudah beralih
( - ) Tidak mampu berkonsentrasi
( - ) Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Pasien mampu berhitung dengan

baik

13. Kemampuan penilaian


( √ ) Gangguan ringan
( - ) Gangguan bermakna

Jelaskan : Pasien mampu mengabil keputusan jika diberikan sedikit arahan

14. Daya tilik diri


( - ) Mengingkari penyaki yang diderita
( - ) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : pasien tidak mengingkari ataupun menyalahkan orang lain atas penyakit
yang di derita pasien percaya penyakit yg dideritanya merupakan kehendak Tuhan

VIII. KEBUTUHAN PASIEN PULANG


1. Makan
( √ ) Bantuan minimal
( ) Bantuan total

2. Defekasi/berkemih
( √ ) Bantuan minimal
( ) Bantuan total

3. Mandi
( √ ) Bantuan minimal
( ) Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
( √ ) Bantuan minimal
( ) Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


( ) Tidur siang lama :…………………..s.d………………
( ) Tidur malam lama :…………………..s.d………………
( ) Aktivitas sebelum/setelah tidur :…………………..s.d………………
6. Penggunaan Obat
( ) Bantuan
minimal ( )
Bantuan Total

7. Pemliharaan kesehatan

Ya Tidak
Perawatan lanjutan

Sistem Pendukung

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapian rumah
Mencuci Pakaian
Mengatur Keuangan
9. Aktivitas diluar rumah
Ya Tidak

Belanja
Transportasi
Lain-lain

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

IX. MEKANISME KOPING


ADAPTIF
( - ) Bicara dengan orang lain
( - ) Mamu menyelesaikan masalah
( - ) Teknik relokasi
( - ) Aktivitas konstruktif
( - ) Olah raga
( - ) Lainnya

MALADAPTIF

( - ) Minum alkohol
( - ) Reaksi lambat
( - ) Reaksi
berlebih
( - ) Bekerja berlebihan
( - ) Menghindar
( - ) Mencederai diri
( - ) Lainnya

Jelaskan : Pasien mengatakan tidak pernah menganggap masalahnya dengan marah tapi
dengan tenang dan tidak terlalu mengkhawatirkannya

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Uraikan : pasien mengatakan hanya Tuhan yang mendukungnya
b. Masalah berhubungan dengan
lingkungan Uraikan : -
c. Masalah dengan
pekerjaan Uraikan : -
d. Masalah dengan
perumahan Uraikan : -
e. Masalah dengan ekonomi
Uraikan : pasien mengatakan tidak bekerja untuk uang tapi tulus kepada Tuhan

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

( √ ) Penyakit jiwa
( √ ) Factor
presipitasi ( √ )
Koping
( √ ) System pendukung
( - ) Penyakit
fisik ( - ) Obat-
obatan ( - )
Lainnya :

XII. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medik
Skizofrenia
Paranoid
2. Terapi medik
a. Amlodipine 5mg 1×1 pagi
b. Depacote 250 mg 1×1 pagi
c. Stelosi 5 mg 2× 1
d. Clozapine 25 mg 1×1 malam

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Waham

XIV. POHON MASALAH

RPK (D.0146) Effect

Waham (D.0105) Core Problem

Biologis, lingkungan, ekonomi Causa

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Waham
XVI. INTERVENSI KEPERAWATAN

WAKTU DIAGNOSA TUJUAN KRETERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
19-11-22 Waham Agama TUM :
10.00
Pasien dapat
WITA
berhubungan
dengan orang lain
secara optimal dan
menunjukan
peningkatan harga
diri.
TUK 1 : Setelah diberikan asuhan Bina hubungan
Pasien dapat keperawatan selama 1 x saling percaya
membina hubungan 15 menit dalam 1 x dengan
saling percaya pertemuan diharapkan mengungkapkan
pasien menunjukkan prinsip komunikasi
tanda-tanda percaya therapeutik :
dengan perawat dengan 1. Beri salam 1. Agar memberi
kriteria hasil : pasien dengan kesan yang
1. Mau membalas salam ramah dan baik baik sehingga
2. Mau berjabat tangan pasien dapat
3. Ada kontak mata menerima
4. Mau menyebut nama, 2. Lakukan jabat 2. Agar terjadi
mau menjawab salam tangan agar kontak secara
5. Mau duduk pasien merasa non verbal
berhadapan dengan lebih nyaman sehingga
perawat pasien merasa
6. Mau mengutarakan lebih nyaman
masalah yang 3. Perkenalkan diri 3. Agar pasien
dihadapi. dengan sopan. dapat dengan
mudah dalam
melakukan
komunikasi
4. Tanyakan nama 4. Agar lebih
lengkap pasien mudah dalam
dan nama berkomunikasi
panggilan yang serta lebih
disukai pasien. cepat mengenal
dan dapat
saling percaya
5. Jelaskan tujuan 5. Agar pasien
pertemuan. mengetahui
tujuan
dilakukannya
tindakan
6. Jujur dan 6. Agar dapat
menepati janji. membina
hubungan
saling percaya
7. Tunjukkan sikap 7. Agar hubungan
empati dan saling dapat
menerima pasien terjalin dengan
apa adanya. komunikasi
yang baik
8. Beri perhatian 8. Agar hubungan
pada pasien dan saling percaya
perhatikan dapat terjalin
kebutuhan dasar dengan baik
pasien dan pasien
merasa nyaman
dengan
hubungan yang
dilakukan
TUK 2 : Setelah diberikan asuhan 1. Beri pujian pada 1. Reinforcement
Pasien dapat keperawatan selama 1 x penampilan positif dapat
mengidentifikasikan 15 menit dalam 1 x dan kemampuan meningkatkan
kemampuan yang pertemuan diharapkan klien yang kemampuan
dimilikinya pasien dapat mengetahui realistis yang
kemampuan yang dimiliki oleh
dimilikinya kriteria hasil klien dan harga
: diri klien.

1. Klien dapat 2. Diskusikan 2. Klien terdorong


mempertahankan dengan klien untuk memilih
aktivitas sehari-hari kemampuan aktivitas seperti
2. Klien dapat yang dimiliki sebelumnya
mengontrol pada waktu lalu tentang
wahamnya. dan saat ini. aktivitas yang
pernah dimiliki
oleh klien.

3. Tanyakan apa 3. Untuk menilai


yang bisa dan
dilakukan mengembangka
(kaitkan dengan n kegiatan
aktivitas sehari- positif yang
hari dan dimilki pasien
perawatan diri)
kemudian
anjurkan untuk
melakukan saat
ini.

4. Jika klien selalu 4. Dengan


bicara tentang mendengarkan
wahamnya klien akan
dengarkan merasa lebih
sampai diperhatikan
kebutuhan sehingga klien
waham tidak akan
ada. Perawat mengungkapka
perlu n perasaannya.
memperhatikan
bahwa klien
sangat penting.

TUK 3 : Setelah diberikan asuhan 1. Observasi 1. Observasi dapat


Pasien dapat keperawatan selama 1 x kebutuhan klien mengetahui
mengidentifikasi
15 menit dalam 1 x sehari-hari kebutuhan
stressor / pencetus
wahamnya pertemuan diharapkan klien.
melakukan aktivitas agar 2. Diskusikan
pasien tidak mengingat kebutuhan yang 2. Dengan
wahamnya dengan tidak terpenuhi mengetahui
kriteria hasil : selama dirumah kebutuhan yang
1. Kebutuhan klien maupun di RS. tidak terpenuhi
terpenuhi maka dapat
2. Klien dapat diketahui
melakukan aktivitas kebutuhan yang
secara terarah. akan
3. Klien tidak 3. Hubungkan diperlukan.
menggunakan kebutuhan tidak
/membicarakan terpenuhi 3. Mengetahui
wahamnya. dengan apakah
timbulnya kebutuhan
waham tersebut mampu
untuk
4. Tingkatkan mempengaruhi
aktivitas yang waham pasien
dapat memenuhi 4. Dengan
kebutuhan klien melakukan
dan aktivitas klien
memerlukan tidak akan lagi
waktu dan menggunakan
tenaga. isi wahamnya.

5. Atur situasi
agar klien 5. Dengan situasi
tidak tertentu klien
mempunyai akan dapat
waktu untuk mengontrol
menggunakan wahamnya.
wahamnya.

TUK 4 : Setelah diberikan asuhan 1. Berbicara 1. agar dapat


Pasien dapat keperawatan selama 1 x dengan klien berkomunikas
mengidentifikasi 15 menit dalam 3 x dalam konteks i dengan
wahamnya pertemuan diharapkan realitas efektif
pasien mampu berfikir 2. Sertakan klien
secara realita dengan dalam terapi 2. Untuk melatih
kriteria hasil : aktivitas klien guna
1. Klien dapat berbicara kelompok : meminimalisir
dengan realitas orientasi realitas waham
2. Klien mengikuti terapi 3. Berika pujian
aktivitas kelompok tiap kegiatan 3. Agar klien
positif yang merasa lebih
dilakukan oleh percya diri
klien akan hal- hal
positif

TUK 5 : Setelah diberikan asuhan 1. Merikan 1. Untuk


Klien dapat keperawatan selama 1 x pendidikan mengetahui
menggunakan obat obat dan efek
15 menit dalam 1 x (kesehatan)
sesuai program
yang telah pertemuan diharapkan mengenai saja yang di
ditetapkan pasien dapat pengobatan pada timbulkan
menggunakan obat pasien dan setelah
dengan benar dan sesuai keluarga pemakaian
dengan program dengan obat
kriteria hasil : 2. Monitor efek
samping obat 2. Agar dapat
1. Klien dapat yang dinginkan mengetahui
menyebutkan
manfaat, efek perasaan klien
samping
dan dosis obat. setelah minum
3. Berikan obat obat
2. Klien dapat
mendemonstrasikan antipsikotik dan 3. Agar
penggunaan obat obat anticemas pemberian
dengan benar.
secara rutin dan obat ke klien
3. Klien dapat sesuai kebutuhan tersebut benar
memahami akibat
berhentinya
mengkonsumsi obat
tanpa konsultasi.

4. Klien dapat
menyebutkan prinsip
lima benar
dalam penggunaan
obat.
XVII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
WAKTU IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON PASIEN PARAF
KEPERAWATAN
19/11/22 Waham SP 1
10.30-10.45 Membina hubungan saling percaya dengan
WITA pasien
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, buk. Perkenalkan, “Selamat pagi.” (sambil mengangguk)
“Nama saya Wayan Karmi, panggil saja Dong
nama saya cok is. Saya mahasiswa
Karmi.” (mengangguk lagi)
perawat dari Poltekkes Denpasar.
Nama lengkap Ibu siapa ? Suka
dipanggil siapa ? Ibu, mulai hari ini
hingga 5 hari kedepan saya akan
merawat Ibu di ruangan ini.”

b. Evaluasi/ Validasi
“Baik.” (mengangguk) “Sudah.”
“Bagaimana kabarnya hari ini, buk?
Tadi pagi sudah sarapan?”
c. Kontrak
1) Topik: “Ya gek, saya suka mengobrol”. (sambil
“Hari ini saya akan mengobrol tersenyum)
dengan Ibu sambil berkenalan ya,
buk.”
2) Waktu:
“Saya minta waktunya 15 menit ya, “Ya, boleh.” (sambil mengangguk)
buk. Dari jam 12 sampai jam 12
lewat 15 menit. Apa Ibu bersedia?”
3) Tempat:
“Kita mengobrol disini saja ya, “Ya.”
buk.” (duduk di kursi di depan
nurse station).
2. FASE KERJA “Baik. Bisa-bisa.”
“Bagaimana kabar Ibu hari ini? Abukah
“Ya.”
Ibu bersedia saya ajak berbincang-bincang
hari ini?”
“Ibu, tidak usah khawatir dengan saya dan
perawat-perawat yang ada disini. Jika Ibu
memiliki masalah, Ibu bisa menceritakannya
kepada kami. Ibu sekarang berada di tempat
“Saya dari Kintamani, saya tinggal sendirian,
aman dan terlindungi.” . Suami saya sudah meninggal.”
“Ibu, kalau boleh saya tahu Ibu asalnya
darimana? Ibu tinggal dimana? Ibu tinggal “Saya kadang-kadang bertani saya juga jadi
dengan siapa? balian dan jero mangku. Gusnya darimana?”
“Sudah pernah ke kintamani?”
“Pekerjaan Ibu apa?”
“Kintamani bagus , ya.”
“Saya dari Buleleng, buk.”
“Sudah dong, buk.”
“Ya bagus, buk.” “Saya adalah mangku dan juga balian di
“Kalau boleh tahu kenapa ibu dibawa de rumah saya karena saya dan juga suami sudah
RSJ?” mewinten dan ngiring. Saya ingin mengajak
orang - orang untuk melukad tetapi anak saya
mengajak saya ke RSJ. Setiap ada karya atau
purnama saya dikatakan banyak bicara
sehingga dibilang gila oleh anak saya. Saya
hanya sedang perpikirtentang karya kan perlu
banyak persiapan karena saya mangku dan
balian masak karena itu saya dibilang gila.
Kalau orang tidak gila dibilang gila kan
berarti dia yang gila”

“Nggih gus sama-sama”


“hmmmm begitu ya bu, terima kasih
sudah mau mengungkapkan
perasaannya kepada saya.”

3. FASE TERMINASI “Senang. Lupa namanya gus siapa.” (sambil


a. Evaluasi tersenyum menatap lawan bicara)
Subyektif: “Bagaimana perasaan Ibu
setelah kita berbincang-bincang? “Oh, cok is. Ya ya.”
Masih ingat dengan nama saya?”
“Nama saya cok is, buk. Diingat ya.”
Obyektif: Pasien mau menjawab
setiap pertanyaan yang diberikan
perawat serta mampu bercerita
dengan nyaman dengan sesekali
melihat ke arah perawat. Selain itu,
pasien sesekali bertanya kepada
perawat.

“nggih gus.”
4. RENCANA TINDAK LANJUT (sambil tersenyum)
“Saya sangat senang bisa berkenalan
dengan Ibu dan Ibu sudah bisa
mengungkapkan perasaan dengan baik
dan mau berkenalan dan berteman
dengan saya.” “Ya.”

”Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini


kita akan berbincang-bincang selama 15
menit dan ternyata waktunya sudah
habis. Jika ada yang ingin Ibu bicarakan,
Ibu bisa mencari saya.”

“Boleh.”
5. KONTRAK
1) Topik:
“Bagaimana jika besok berbincang-
bincang lagi? Nanti kita akan
membahas tentang membicarakan
kemampuan yang Ibu miliki.”

2) Tempat: “Nggih, saya setuju. Terimakasih.”


“Mau dimana kita bincang-bincang?
Bagaimana kalau tetap disini?”
3) Waktu:
“Bagaimana jika waktunya pagi jam
10? Saya minta waktunya 15 menit
saja. Setuju, buk? Kalau begitu, Saya
pamit dulu. Terima kasih, buk.
Sampai jumpa lagi.”
20/11/22 Waham SP 2
10.00 - 10.15 Mengidentifikasi Kemampuan yang Dimiliki
WITA Klien
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, buk. Bagaimana kabar “Selamat pagi, kabar saya hari ini baik”.
Ibu hari ini?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Kemarin kita sudah berkenalan. Ibu ”cok is.” (sambil tersenyum)
masih ingat dengan nama saya?”
c. Kontrak
1) Topik:
“Nggih.”
“Melanjutkan pertemuan kita
kemarin dan sesuai dengan
kesepatan kita, hari ini kita akan
membicarakan tentang kemampuan
yang Ibu miliki”.

2) Waktu:
“Kita akan berbincang-bincang “Ya, saya setuju.”
selama 15 menit hari ini, Bagaimana
buk? Apa Buk Dong Karmi setuju?
Jadi, kita akan ngobrol dari jam 10
sampai jam 10 lewat 15 menit nanti
ya, buk?”
3) Tempat:
“Ya.”
“Kemarin kita sudah melakukan
kesepakatan akan berbincang-
bincang di kursi (sambil menujuk
kearah kursi depan nurse station).
Ibu masih ingat?”

2. FASE KERJA “Sudah, jam 4 pagi saya sudah mandi.”


“Ibu Dong Karmi sudah mandi
tadi?”
“Ya” (sambil tersenyum)
“Penampilan Ibu hari ini bagus,
rapi dan bersih. Bagus sekali. Hal seperti
ini harus dipertahankan ya, buk”. “Saya bisa menyapu, mencuci, memasak,saya
juga bisa membaca mantra saya balian .”
“Ibu sekarang kita akan membicarakan
kemampuan yang dimiliki oleh Ibu. Saya
ingin tahu kemampuan atau keterampilan “Mandi, jalan-jalan, mengambil nasi dari
dapur ke ruangan, makan, menonton TV,
yang dimiliki oleh Ibu apa saja?” minum kopi.”

“Biasanya apa saja yang biasa Ibu


lakukan disini?” “Kalau di rumah saya juga jadi jero
mangku.balian juga”

“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari


apa yang Ibu kerjakan?”
“Senang, saya senang ngobrol” (sambil
tersenyum dan mengangguk)
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi “Tadi kita mengobrol tentang kemampuan dan
Subyektif: “Bagaimana perasaan Ibu keterampilan saya. Saya melakukan apa saja
setelah kita berbincang-bincang ?” disini.”

“Apakah Ibu masih bisa mengingat (pasien tertawa)


apa yang kita bicarakan tadi?” .

“Wah, bagus sekali buk.”

Obyektif: Pasien mau menjawab


setiap pertanyaan yang diberikan
perawat. Pasien terlihat tenang, setiap
diajak mengobrol pasien mau menatap
“nggih. suksma” (sambil tersenyum sembari
lawan bicara. tepuk tangan)
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sementara cukup di sini dulu ya buk
pembicaraan kita. Saya senang Ibu
mau mengobrol dengan saya. Tadi
Ibu sudah mengungkapkan
kemampuan apa yang dimiliki dengan
baik, tepuk tangan buk.” (perawat
mengajak pasien tepuk tangan)
“Setuju setuju.”

c. Kontrak
1) Topik: “Disini boleh.”
“Nanti kita akan bertemu lagi,
berbincang lagi tentang apa yang
Ibu pikirkan/rasakan. Setuju?”
2) Tempat:
“Saya setuju.”
“Mau dimana kita bincang-
bincang? Bagaimana kalau tetap
disini?
3) Waktu:
“Bagaimana jika nanti kita
mengobrol jam 3 sore? Ibu
setuju?”
21/11/22 Waham SP 3
15.00 - 15.15 Klien Dapat Mengidentifikasi Stressor /
WITA Pencetus Wahamnya
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
“Selamat sore, Buk Dong Karmi.” “Selamat cok is.”
“Sudah, jam 12 tadi saya sudah mandi. Tadi 2
“Ibu sudah mandi? Sudah makan?” kali”
b. Evaluasi:
“Apa yang Ibu rasakan sekarang?” “Baik-baik saja saya segar.” (sambil
tersenyum)
c. Kontrak
1) Topik:
“Ya, setuju.”
“Seperti janji saya kemarin, sekarang
kita akan mengobrol tentang
kebutuhan. Setuju, buk?”
2) Waktu:
“Ya seperti janji kita kemarin kita
bicara 15 menit dari jam 3 sore
“nggih.”
sampai jam 3 sore lewat 15 menit.”
3) Tempat:
“Bagaimana kalau kita ngobrolnya
ditempat kemarin saja?” “Ya, boleh.”

2. FASE KERJA “Tidak ada saya selalu menerima apa yang


“Kebutuhan apa yang Ibu rasa kurang di ada saya tidak ada merasa kekurangan”
sini?”
“Ya saya kan balian saya harus mebanten
“Lalu kegiatan apa yang ibu rasa ingin
ibu lakukan tetapi agak susah untuk setiap hari tapi saya tidak dapat membeli
dilakukan?” canang karena saya ngiring“

“ Saya sembahyang membantu membersihkan


“Aktifitas apa lagi yang di lakukan ibu ruangan membantu membantu hal-hal
saat ini?” lainnya”

“Ya, sama-sama.”
“Nggih buk bagus sekali kegiatan yang ibu
lakukan lanjutkan terus kegiatan positif
yang ibu lakukan”

3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi
Subjektif: “Setelah ngobrol tadi, apa “Tadi kita mengobrol tentang kebutuhan
yang Ibu rasakan setelah kita saya.”
berbincang-bincang? Ibu masih ingat
apa yang kita bicarakan tadi?”
Objektif: Pasien mau menjawab
setiap pertanyaan yang diberikan.
Dan pasien mengarahkan aktifitasnya
dengan baik

b. Tindak lanjut “Ya setuju, saya mau nanti mau tidur.”


“Ibu sudah 15 menit kita ngobrolnya,
besok pagi kita ngobrol lagi tentang
hal-hal yang ibu pikirkan. Setuju
buk?.”
c. Kontak yang akan datang
1) Topik:
”Bagaimana kalau kita “Boleh.”
berbincang-bincang lagi besok
pagi?”
“Ya, boleh.”
2) Waktu:
”Bagaimana jika besok kita
mengobrol jam 3 sore sampai jam
3 sore lewat 15 menit?” “Ya, terimakasih.” (sambil tersenyum)
3) Tempat:
”Kita bertemu disini saja ya?
Kalau begitu sampai bertemu nanti
ya, buk. Terima kasih. Sampai
jumpa, buk.”
XVII. EVALUASI KEPERAWATAN

WAKTU DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN
19-11-22 Waham TUK 1 : S : Pasien mengatakan mau
10.45 Pasien dapat diajak berbincang-bincang
WITA membina dengan perawat.
hubungan O: Pasien Mau membalas salam,
saling percaya pasien Mau berjabat tangan,
kontak mata pasien bagus,
pasien mau menyebut
nama, dan menceritakan
tentang masalah yang
dihadapi
A : Pasien dapat membina
hubungan saling percaya
TUK 1 tercapai
P : Pertahankan HSP dengan
pasien, lanjut intervensi
TUK 2
20-11-22 Waham TUK 2 : S : Pasien mengatakan senang
10.15 Mengidentifika mengobrol tentang
WITA si kemampuan
kemampuan dan
yang dimiliki
klien keterampilannya. Pasien
mengatakan selalu
sembahyang dan membantu
teman-teman seruangan
dengannya
O: Pasien mau menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan
perawat. Pasien terlihat
tenang, setiap diajak
mengobrol pasien mau
menatap lawan bicara.

A: Pasien mampu
mengidentifikasi
kemampuan yang
dimilikinya TUK 2 tercapai
P : Pertahankan HSP dengan
pasien dan lanjutkan
intervensi TUK 3
21-11-22 Waham TUK 3 : S : Pasien mengatakan selalu
10.15 Klien dapat menerima apa yang ada
WITA mengidentifika saya tidak ada merasa
si stressor /
pencetus kekurangan. Pasien
wahamnya mengatakan dirinya balian
sehingga harus mebanten
setiap hari tapi pasien
tidak dapat membeli
canang.Pasien mengatakan
melakukan kegiatan
sembahyang membantu
membersihkan ruangan
membantu membantu hal-
hal lainnya.

O: Pasien mau melakukan


kegiatan terarah dan terlihat
aktif dalamsetiap kegiatan
di ruangan
A: Pasien dapat mengidentifikan
kebutuhan yang belum
terpenuhi TUK 3 tercapai
P : Pertahankan HSP dan
lanjutkan intervensi TUK 4
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Sujono. Purwanto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


EGC.

Kusumawati, HY. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Surbakti. 2010. Gangguan Kebahagiaan Anda dan Solusinya. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Direja, AHS. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi Evaluasi”.


(Online). https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-
evaluasi-keperawatan. Diunduh pada tanggal 5 Februari 2018.

Yosep. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya

Masalah : Waham

Pertemuan : Ke 1 (satu)

Hari/tanggal : Senin, 19 Februari

2018 Waktu : 10.30-10.45 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham
3. Tujuan khusus
Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan salam terapeutik
b. Menyapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
c. Memperkenalkan diri dengan sopan
d. Menanyakan nama lengkap dan nama yang disukai pasien
e. Menjelaskan tujuan pertemuan
f. Jujur dan menepati janji
g. Menunjukkan rasa empati dan menerima pasien dengan apa adanya
h. Mengatakan perawat menerima keyakinan pasien
i. Mengatakan perawat tidak mendukung keyakinan pasien
j. Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman dan terlindungi
k. Mengobservasi abukah wahamnya mengganggu aktivitas sehari-hari
dan perawatan diri pasien
B. Strategi Pelaksanaan 1

Orientasi (Perkenalan):

“Selamat pagi, buk.” (memperlihatkan wajah yang ramah dan tenang)

“Perkenalkan, nama saya cok is. Saya mahasiswa perawat dari Poltekkes
Denpasar.”

“Nama lengkap Ibu siapa ? Suka dipanggil siapa ?”

“Baik, buk. Tujuan saya disini adalah untuk mendampingi ibu jika ibu memiliki
masalah dan memerlukan bantuan. Saya akan merawat Ibu selama 6 hari
kedepan.”

”Apa boleh saya minta waktunya 15 menit saja untuk mengobrol dengan Ibu?
Baik, buk.”

Kerja:

“Bagaimana kabar Ibu hari ini? Abukah Ibu bersedia saya ajak berbincang-
bincang hari ini?”
“Ibu, tidak usah khawatir dengan saya dan perawat-perawat yang ada disini.
Jika Ibu memiliki masalah, Ibu bisa menceritakannya kepada kami. Ibu sekarang
berada di tempat aman dan terlindungi.”
“Ibu, kalau boleh saya tahu Ibu asalnya darimana? Ibu tinggal dimana? Ibu
tinggal dengan siapa? Baik, buk. Jadi Ibu asalnya dari (….), tinggal di (….)
bersama (….). Benar begitu, buk?”
“Pekerjaan Ibu apa? Wah, bagus ya pekerjaan Ibu.”
“Baik, buk. Terimakasih Ibu mau berkenalan dengan saya dan bisa
menjawab setiap pertanyaan yang saya berikan. Sekarang giliran saya yang akan
bercerita kepada Ibu.”
“Nah, sekarang kita sudah saling mengenal ya, buk. Jadi Ibu tidak usah
sungkan mengobrol dengan saya.”

Terminasi:
”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang?”

“Coba diulang, buk. Tadi saya bertanya tentang apa kepada Ibu? Lalu, saya
mengatakan apa saja kepada Ibu? Wah, bagus buk. Ibu bisa mengingat apa yang
kita obrolkan tadi.”

“Ibu, sudah 15 menit kita berbincang-bincang ya. Sekarang obrolan kita cukupkan
dulu. “Bagaimana jika besok pagi kita berbincang-bincang lagi? Baiklah, buk.
Nanti kita akan membahas tentang membicarakan kemampuan yang Ibu miliki.”
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini? Baiklah. Lalu,
bagaimana jika kita besok mengobrol jam 10 pagi sampai jam 10 pagi lewat 15
menit? Jadi, besok kita akan berbincang-bincang disini lagi jam 10 pagi ya, buk.”
“Jika Ibu perlu bantuan, Ibu bisa cari saya atau perawat-perawat yang lainnya di
ruang perawat. Saya pamit dulu. Sampai jumpa lagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Mengidentifikasi Kemampuan yang Dimiliki Pasien

Masalah : Waham

Pertemuan : Ke 2 (dua)

Hari/tanggal : Selasa, 20 Februari 2018

Waktu : 10.00 – 10.15 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberi pujian pada penampilan dan kemampuan pasien yang
realistis
b. Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
c. Menanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktivitas diri
dan perawatan diri)
d. Mendengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada jika pasien selalu
bicara tentang wahamnya
B. Strategi Pelaksanaan 2

ORIENTASI :

“Selamat sore, buk.”

”Bagaimana kabar Ibu hari ini? Apa Ibu masih ingat dengan nama saya? Wah,
rupanya Ibu masih ingat dengan nama saya. Terimakasih ya, buk”

”Ibu ingat perjanjian yang kita buat kemarin? Baik, buk. Hari ini kita akan
berbincang-bincang mengenai kemampuan yang Ibu miliki. Kita akan mengobrol
di tempat ini dan dimulai dari jam 10 pagi sampai jam 10 pagi lewat 15 menit.
Apa Ibu bersedia? Karena Ibu bersedia, kita mulai ya perbincangannya ya, buk.”

KERJA :

“Ibu sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh Ibu. Saya
ingin tahu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh Ibu apa saja?
Biasanya apa saja yang Ibu lakukan disini? Selain itu apa lagi? Wah, bagus buk.”

“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang ibu kerjakan? Oh ya, disini Ibu
bisa juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri jadi harus
dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Lalu, ibu bisa juga menonton TV,
melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat diri seperti mandi, gosok
gigi, keramas, dan lain-lain.”

TERMINASI:

“Jadi, bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dengan saya? “

“Abukah ibu masih bisa mengingat apa yang kita bicarakan tadi? Bagus Ibu masih
mengingat perbincangan kita tadi.”

“Baiklah, buk. Sementara cukup disini dulu pembicaraan kita. Saya senang Ibu
mau mengobrol dengan saya. Tadi Ibu sudah bagus menceritakan kemampuan dan
keterampilan Ibu, serta aktivitas yang Ibu bisa lakukan disini.”

“Besok kita akan bertemu lagi, mengobrol tentang apa yang ibu pikirkan/
rasakan., Ibu setuju? Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap
disini?”

“Besok jam 3 sore ya. Kita akan ngobrol kira-kira 15 menit. Ibu bersedia? Baik,
jadi besok kita bertemu di tempat ini lagi jam 3 sore, menceritakan tentang apa
yang ibu pikirkan/ rasakan. Ibu setuju? Baik, buk. Saya pamit dulu. Sekarang Ibu
bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya. Terimakasih buk atas waktunya. Sampai
jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Pasien dapat Mengidentifikasi Stressor/ Pencetus Waham

Masalah : Waham

Pertemuan : Ke 3

(tiga)

Hari/tanggal : Rabu, 21 Februari 2018

Waktu : 15.00 – 15.15 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham
3. Tujuan khusus
Pasien mampu mengidentifikasi stressor dan pencetus wahamnya
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengobservasi kebutuhan pasien sehari-hari
b. Mendiskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi selama di
rumah maupun di RS
c. Menghubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya
waham
d. Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
memerlukan waktu dan tenaga
e. Mengatur situasi agar pasien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya
B. Strategi Pelaksanaan 3

ORIENTASI:

“Selamat pagi, buk. Bagaimana kabar Ibu hari ini?”

”Abukah Ibu sudah makan? Ibu tadi makan apa saja? Enak? Wah, enak ya.”

”Ibu sudah mandi? Jam berapa Ibu mandi? Pantas saja Ibu sudah terlihat harum
dan rapi.”

”Oh ya, buk. Seperti janji kita kemarin, hari ini kita akan mengobrol tentang apa
yang Ibu pikirkan/ rasakan. Saya minta waktunya 15 menit saja di tempat ini ya,
buk. Ibu bersedia? Baiklah karena Ibu bersedia, kita bisa mulai sekarang ya.”

KERJA:

“Apa yang pikirkan saat ini? Ibu bisa ceritakan kepada saya tentang
pikiran/perasaan Ibu yang muncul secara berulang-ulang itu? Baik, buk.”

“Apa Ibu bisa ceritakan kepada saya tentang pikiran-pikiran Ibu tersebut? Apa
yang menyebabkan Ibu memiliki perasaan/pikiran seperti itu? Baiklah, buk.”

“Apa yang ibu rasakan ketika Ibu mempercayai pikiran-pikiran itu? Wah menarik
sekali, terima kasih sudah mau mengungkapkan perasaannya kepada saya.”

TERMINASI:

“Setelah ngobrol tadi, apa yang ibu rasakan setelah kita berbincang-bincang? Ibu
masih ingat apa yang kita bicarakan tadi?”

”Bagaimana kalau besok siang kita berbincang-bincang tentang pengalaman-


pengalaman yang Ibu alami? Abukah Ibu bersedia?”

”Bagaimana jika kita bertemu disini saja? Besok kita bertemu lagi jam 2 siang,
Ibu setuju? Baiklah Ibu sudah setuju. Jadi besok siang kita bertemu disini lagi
jam 2 siang, kita akan mengobrol tentang pengalaman-pengalaman yang Ibu
alami. Kalau begitu sampai bertemu nanti ya, buk. Terima kasih. Sampai ketemu
lagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Pasien dapat Mengidentifikasi Wahamnya

Masalah : Waham

Pertemuan : Ke 4 (empat)

Hari/tanggal : Kamis, 22 Februari 2018

Waktu : 14.00– 14.15 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mengidentifikasi waham yang dialaminya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membicarakan dengan pasien mengenai konteks realitas (realitas diri,
realitas orang lain, waktu, dan tempat)
b. Menyertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas
c. Memberikan pujian tiap kegiatan positif yang dilakukan pasien
B. Strategi Pelaksanaan 4

ORIENTASI :

“Selamat siang, buk.”

“Bagaimana kabar Ibu hari ini? Ibu sudah makan? Enak makanannya? Wah, enak
ya. Abukah Ibu sudah mandi tadi pagi? Pantas saja Ibu sudah harum dan rapi.”

“Ibu masih ingat janji kita kemarin akan menceritakan tentang pengalaman-
pengalaman yang Ibu alami? Terimakasih karena Ibu masih ingat janji kita
kemarin.”

KERJA :

”Ibu bisa ceritakan pengalaman-pengalaman yang pernah Ibu alami? Bagaimana


perasaan Ibu saat menghadapi pengalaman itu? Jadi begitu ya, buk.”

“Pengalaman apa saja yang paling sering Ibu alami? Oh begitu, buk.”

“Abukah Ibu memiliki pengalaman bersama teman-teman Ibu disini? Wah, begitu
ya buk.”

TERMINASI:

“Buk, setelah ngobrol-ngobrol tadi bagaimana perasaan Ibu

sekarang?” “Apa Ibu masih ingat apa yang kita obrolkan tadi?”

“Sepertinya pertemuan kita kali ini sudah cukup, sekarang Ibu bisa beristirahat,
namun Ibu tidak usah khawatir kalau ada yang kurang jelas Ibu bisa tanya ulang
dan saya pasti membantu”

“Besok kita berbincang-bincang lagi ya, buk. Kita besok mengobrol tentang
pentingnya mengonsumsi obat-obat sesuai program dokter. Apa Ibu bersedia?”
“Besok kita bertemu dimana? Bagaimana jika bertemu di tempat ini lagi? Lalu,
untuk waktunya bagaimana jika kita bertemu besok pagi jam 10 hingga jam 10
lewat 15 menit? Ibu setuju? Baiklah Ibu setuju.”
“Jadi kita akan bertemu besok pagi jam 10, kita akan mengobrol tentang
pentingnya mengonsumsi obat-obat sesuai program dokter sampai jam 10 lewat
15 menit, ya.”
“Terimakasih untuk waktunya ya, buk. Saya pamit dulu. Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Pasien dapat Menggunakan Obat Sesuai Program yang Telah Ditetapkan

Masalah : Waham

Pertemuan : Ke 5

(lima)

Hari/tanggal : Jumat, 23 Februari 2018

Waktu : 10.00– 10.15 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Pasien tenang, kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham
3. Tujuan khusus
Pasien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan dengan pasien tentang obat, dosis, dan efek samping
obat dan akibat penghentian
b. Mendiskusikan perasaan klien setelah minum obat
c. Memberikan obat dengan prinsip lima benar dan observasi setelah
minum obat
B. Strategi Pelaksanaan 5

ORIENTASI :

“Selamat siang, buk.”

“Bagaimana kabar Ibu hari ini? Ibu sudah makan siang? Abukah makanannya
enak? Wah, enak ya.”

“Abukah Ibu sudah minum obat siang ini? Bagus, buk. Ibu sudah minum obat
dengan teratur.”

“Oh ya, abukah Ibu masih ingat dengan janji kita kemarin? Bagus Ibu masih ingat
dengan janji kita kemarin tentang hari ini kita akan mengobrol tentang pentingnya
mengonsumsi obat-obat sesuai program dokter.”

KERJA :

“Abukah Ibu tahu obat apa saja yang Ibu konsumsi? Baiklah, tidak apa-apa jika
Ibu tidak tahu. Jadi, obat yang Ibu konsumsi itu adalah …….”

“Adakah seseorang yang menemani atau mengingatkan Ibu minum obat? Ibu bisa
jelaskan kapan saja Ibu minum obat? (jika mampu menjawab dengan benar)
Bagus sekali, Ibu masih ingat. (jika tidak mampu menjawab dengan benar) Begini
buk, jadi Ibu minum obat itu saat ….. dan ….. Abukah Ibu sekarang sudah paham
atau masih bingung? Bagus sekali, buk.”

TERMINASI:

“Setelah kita ngobrol tadi selama 15 menit, abukah Ibu sudah mengerti?”

“Abukah Ibu masih ingat apa yang baru saja kita bicarakan?”

“Bagaimana perasaan Ibu setelah mengetahui dosis obat yang Ibu minum?”

“Ibu sekarang sudah pukul 10.15 WITA sesuai dengan janji kita latihan hanya 15
menit. Kalau nanti ada yang mau ditanyakan kepada saya, lebih baik Ibu
sampaikan sekarang karena saya segera selesai praktek di ruangan ini.
Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan selama ini kepada saya dalam
merawat Ibu.”

Anda mungkin juga menyukai