Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“Waham”

Dosen Pembimbing:
Mohd. Syukri, Ners, Sp.Kep.Jiwa

Disusun Oleh :

Mohammad Yoza
PO71202210077

PRODI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya


perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu yang
lain. Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis
yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman , tidak tentram dan rasa nyeri), distabilitas (tidak
memapu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan risiko kematian,
kesahatan dan distabilitas.

Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham
atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh,
kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan intelegensia dan latar
belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah
dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.

B. Pengertian Waham

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2011 : hal.
165).Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal.
(Stuart dan Sunden, 1998).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol. Waham adalah suatu
keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut
mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia )atau
bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti saya) dan tetap
dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya .Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada skizophrenia.Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
disorganisasi dan waham tidak sistematis .

Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau


dibuktikan dengan realitas. Haber keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan
tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin dan tidak dapat digoyahkan
atau diubah dengan alasan yang logis  (Cook and Fontain )serta keyakinan tersebut
diucapkan berulang -ulang.

C. Jenis-jenis Waham

Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :

1. Waham Kebesaran Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan


khusus, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya
ini adalah salah satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho. “ atau.”saya
pernah menjabat sebagai presiden Amerika Serikat sebelum Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuh saya karena iri dengan
keberhasilan saya.”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Kalau saya mau masuk
surga saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap hari.”
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Saya terkena
penyakit Kanker.” Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-
tanda kanker namun pasien tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini kan alam kubur ya,
semua yang ada disini adalah roh-roh.”
D. Penyebab Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan
konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah  :
1.      Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2.      Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3.      Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4.      Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5.      Kegagalan yang sering dialami
6.      Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7.      Seringmenggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat,
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan mejadi
kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan  yang
menyakitkan.  Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang
tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas
telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan
suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang
terluka
E. Tanda dan gejala Waham
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b.  Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
F. Proses terjadinya Waham
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang –
orang dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat
miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara social dan ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal
sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai
seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan
dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa
ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat
tumbuh kembang (life span history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
self ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya,
menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta
memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi
lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan
klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah
3. Fase control internal – eksternal
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa – apa yang
ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan klien itu tidak benar, tetapi
hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan, lingkungan hanya menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan
orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang –
ulang. Dari siniah mulai terjadilah kerusakan control diri dan tidak berfungsinya
norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri
dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari
interaksi social (isolasi social).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan – kebuthan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk
mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya
keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar
serta ada konsekuensi social.
Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam pohon
masalah sebagai berikut :

Kerusakan komunikasi verbalrisiko tinggi mencederai

diri sendiri, orang lan, lingkungan

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN WAHAM

A. Pengkajian
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak atau
menerima keyakinan pasien. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :
1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orag lain
atau ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

B. Diagnosa keperawatan Jiwa

Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu :

1. Gangguan proses pikir : Waham


2. Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji antara lain :
3. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
4. Kerusakan komunikasi verbal
5. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Rencana tindakan

N PERENCANAAN
DIAGNOSA
O TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan proses pikir TUM : Setelah ... X interaksi klien : 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
: waham Klien dapat mengontrol a. Mau menerima kehadiran perawat 2. Beri salam
wahamnya disampingnya 3. Perkenalkan diri, Tanyakan nama, serta nama
TUK : b. Mengatakan mau menerima bantuan panggilan yang disukai
1. Klien dapat membina perawat 4. Jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling c. Tidak menunjukkan tanda-tanda curiga 5. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan
1
percaya dengan d. Mengijinkan duduk disamping perawat siap menolong dan mendampinginya
perawat 6. Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap
terjaga
7. Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
8. Perhatikan kebutuhan dasar dan bantu pasien
memenuhinya
TUK : Setelah ... X interaksi Klien : 1. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan
Klien dapat mengidentifikasi a. Klien menceritakan ide-ide dan dan pikirannya
perasaan yang muncul secara perasaan yang muncul secara berulang 2. Diskusikan dengan klien pengalaman yang
berulang dalam pikiran klien dalam pikirannya dialami selama ini termasuk hubungan dengan
orang yang berarti, lingkungan kerja, sekolah,
dsb
3. Dengarkan pernyataan klien dengan empati
tanpa mendukung atau menentang pernyataan
wahamnya
4. Katakan perawat dapat memahami apa yang
diceritakan klien
TUK : Setelah ... X interaksi klien 1. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang
Klien dapat mengidentifikasi a. Dapat menyebutkan kejadian sesuai tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi
stresor atau pencetus dengan urutan waktu serta harapan faktor pencetus wahamnya
wahamnya atau kebutuhan dasar yang tidak 2. Diskusikan dengan klien tentang kejadian-
terpenuhi seperti harga diri, rasa aman, kejadian traumatik yang menimbulkan rasa
dsb takut, ansietas maupun perasaan tidak dihargai
b. Dapat menyebutkan hubungan antara 3. Diskusikan kebutuhan atau harapan yang
kejadian traumatik kebutuhan tidak belum terpenuhi
terpenuhi dengan wahamnya 4. Diskusikan cara-cara mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan kejadian traumatik
5. Diskusikan dengan klien antara kejadian-
kejadian tersebut dengan wahamnya
TUK 1.1 Setelah ... X interaksi klien 1. Bantu klien mengidentifikasi keyakinan yang
Klien dapat mengidentifikasi menyebutkan perbedaan pengalaman salam tentan situasi yang nyata (bila klien
wahamnya nyata dengan pengalaman wahamnya sudah siap)
2. Diskusikan dengan klien pengalaman
wahamnya tanpa berargumentasi
3. Katakan kepada klien akan keraguan perawat
tehadap pernyataan klien
4. Diskusikan dengan klien respon perasaan
terhadap wahamnya
5. Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi
terjadinya waham
6. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan
situasi yang dipersepsikan salah oleh klien
TUK Setelah ... X interaksi klien menjelaskan 1. Diskusikan tentang pengalaman-pengalaman
Klien dapat mengidentifikasi gangguan fungsi hidup sehari-hari yang yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari
konsekuensi dari wahamnya diakibatkan ide-ide atau pikirannya yang tidak wahamnya seperti :Hambatan dalam
sesuai dengan kenyataan seperti : berinteraksi dengan keluarga, Hambatan dalam
a. Hubungan dengan keluarga interaksi dengan orang lain dalam melakukan
b. Hubungan dengan orang lain aktivitas sehari-hari
c. Aktivitas sehari-hari 2. Ajak klien melihat bahwa waham tersebut
d. Pekerjaan adalah masalah yang membutuhkan bantuan
e. Sekolah dari orang lain
f. Prestasi, dsb 3. Diskusikan dengan klien tentang orang atau
tempat ia dapat meminta bantuan apabila
wahamnya timbul atau sulit di kendalikan
TUK Setelah ...X interaksi klien melakukan 1. Diskusikan hobi atau aktivitas yang disukainya
Klien dapat melakukan teknik aktivitas yang konstruktif sesuai dengan 2. Anjurkan klien memilih dan melakukan
distraksi sebagai cara minatnya yang dapat menglihkan fokus klien aktivitas yang membutuhkan perhatian dan
menghentikan pikiran yang dari wahamnya keterampilan
terpusat pada wahamnya 3. Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang
membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu
luang
4. Libatkan klien pada topik-topik yang nyata
5. Anjurkan klien untuk bertanggung jawab
secara personal dalam mempertahankan atau
meningkatkan kesehatan dan pemulihannya
6. Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang
positif
TUK Setelah ... X interaksi keluarga dapat 1. Diskusikan pentingnya peran keluarga sebagai
Klien mendapat dukungan menjelaskan tentang cara mempraktekkan cara pendukung untuk mengatasi waham
keluarga merawat klien waham 2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu
klien mengatasi waham
3. Jelaskan pada keluarga tentang Pengertian
waham
a. Tanda gejala waham
b. Penyebap dan akibat waham
c. Cara merawat klien waham
4. Latih keluarga cara merawat waham
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba
cara yang dilatih
6. Beri pujian pada keluarga atas keterlibatannya
merawat klien di rumah
TUK Setelah ... X interaksi dengan klien, dapat 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan
Klien dapat memanfaatkan mendemonstrasikan penggunaan obat dengan kerugian tidak minum obat
obat dengan baik baik 2. Pantau klien saat penggunaan obat, beri pujian
jika klien menggunakan obat dengan benar
3. Diskusikan akibat klien berhenti minum obat
tanpa konsultasi dengan dokter
4. Anjurakan klien untuk konsultasi kepada
perawat atau dokter jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
STRATEGI PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAM


SP 1 PASIEN
1. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
2. Bicarakan konteks realita
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1)
2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
3. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

SP 3 PASIEN
1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2)
2. Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGA


SP 1 KELUARGA
1. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
2. Jelaskan proses terjadinya waham
3. Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
4. Latih (simulasi) cara merawat
5. RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien
SP 2 KELUARGA
1. Evaluasi kemampuan Sp 1
2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
3. Susun RTL keluarga

SP 3 KELUARGA
1. Evaluasi kemampuan keluarga
2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga : follow up dan rujukan
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana keperawatan
dan strategi pelaksanaan yang telah disusun.

E. Evaluasi

Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar evaluasi sebagai


berikut :

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN


KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM
NAMA PASIEN :
RUANGAN :
NAMA PERAWAT :
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A Pasien
Berkomunikasi sesuai dengan
1
kemampuan
Menyebutkan cara memenuhi
2
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Mempraktikkan cara memenuhi
3
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Menyebutkan kemampuan
4
positif yang dimilik
Mempraktikkan kemampuan
5
positif yang dimiliki
Menyebutkan jenis jadwal dan
6
waktu minum obat
Melakukan jadwal aktivitas dan
7
minum obat sehari-hari
B Keluarga
Menyebutkan pengertian waham
1
dan proses terjadinya waham
Menyebutkan cara merawat
2
pasien waham
Mempraktikkan cara merawat
3
pasien waham
Membuat jadwal aktivitas dan
4
minum obat untuk klien

Anda mungkin juga menyukai