C. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya kekerasan sebagai berikut (Direja, 2011):
a. Faktor Preedisposisi
1) Faktor psikologi
a.Terjadi asumsi, seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan
akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan.
b.Berdasarkan pengunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan dan frustasi.
cAdanya kekerasan rumah tangga, keluarga, dan lingkungan.
2) Faktor Biologis
Berdasarkan teori biologi, ada beberapa yang mempengaruhi perilaku
kekerasan:
a.Beragam komponen sistem neurologis mempunyai implikasi dalam
menfasilitasi dan menghambat impuls agresif.
b.Peningkatan hormon adrogen dan norefineprin serta penurunan serotin pada
cairan serebro spinal merupakan faktor predisposisi penting menyebabkan
timbulnya perilaku agresif seseorang.
c.Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitannya
dengan genetic termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki
oleh penghuni penjara atau tindak criminal.
d.Gangguan otak, sindrom otak genetik berhubungan dengan berbagai gangguan
serebral, tumor otak (khususnya pada limbic dan lobus temporal), kerusakan
organ otak, retardasi terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan
perilaku kekerasan.
3) Faktor Sosial Budaya
Norma merupakan kontrol masyarakat pada kekerasan. Hal ini mendefinisikan
ekspresi perilaku kekerasan yang diterima atau tidak diterima akan menimbulkan
sanksi. Budaya dimasyarakat dapat mempengaruhi perilaku kekerasan.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa injuri
secara fisik, psikis atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor perilaku kekerasan
sebagai berikut:
1. Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak berdayaan, kehidupan yang penuh
agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti merasa terancam
baik internal maupun eksternal.
3. Lingkungan : panas, padat, dan bising.
F. Sumber-sumber koping
Menurut Widi Astuti (2017) mengungkapkan bahwa sumber koping dibagi menjadi 4,
yaitu:
1) Kemampuan personal Meliputi kemampuan untuk mencari informasi terkait
masalah, kemampuan mengidentifikasi masalah, pertimbangan alternative,
kemampuan untuk mengungkapkan masalah, tidak semangat menyelesaikan
masalah, kemampuan mempertahankan hubungan interpersonal, dan identitas ego
tidak adekuat.
2) Dukungan sosial
Meliputi dukungan dari keluarga dan masyarakat, keterlibatan atau perkumpulan
dimasyarakat dan pertentangan nilai budaya.
3) Aset meteri
Meliputi penghasilan yang layak, tidak mempunyai tabungan untuk
mengantisipasi hidup, tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan.
4) kinan positif
Adanya motivasi dan penilaian terhadap pelayanan kesehatan.
G. Mekanisme koping
1) Konstruktif
Mekanisme konstruktif terjadi ketika kecemasan diperlakukan sebagai sinyal
peringatan dan individu menerima sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah,
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang
lain akan memberikan kelegaan pada individu.
2) Destruksif
Mekanisme koping destruksif menghindari kecemasan tanpa menyelesaikan konflik.
Pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan, apabila perasaan marah diekspresikan
dengan perilaku agresif dan menentang, biasanya dilakukan karena ia merasa kuat.
Cara ini menimbulkan masalah yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah
laku yang destruktif dan amuk.
H. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Core problem
2. Diagnosis Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pasien yang muncul pasien dengan gangguan
risiko perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
a. Risiko perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah kronik
c. Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
Masalah keperawatan
d. Risiko Perilaku Kekerasan, (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
e. Perilaku kekerasan.
f. Harga diri rendah kronikResiko perilaku kekerasan berhubungan dengan
mencederai diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sutejo. (2016). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika,
Yogyakarta.
Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawayan Jiwa. Trans Info
Media, Jakarta.
Fitria, Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial.
Salemba Medika, Jakarta
Keliat, Budu Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC, Jakarta.
Damayanti, M & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Rafika
Aditama.
Dermawan, D & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa; Konsep Dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Direja, A. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.