Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN HASIL PKN KECAMATAN JELUTUNG

TAHUN 2021

DISUSUN OLEH

KELOMPOK MAHASISWA KECAMATAN JELUTUNG

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
pelaksanaan kegiatan KKN ini. KKN Poltekkes Kemenkes Jambi yang telah
dilaksanakan sejak tanggal 1 hingga 21 Febuari ini telah selesai. Oleh karena itu,
penyusun sampaikan program-program yang telah dilaksanakan pada kegiatan KKN
ini guna pertanggungjawaban kegiatan.
Dalam terselesaikannya penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarmya kepada:

1. Allah subhanallahu wa ta’ala yang telah memberikan nikmat sehat dan


perlindungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini;
2. Rusmimpong, S.Pd.M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Jambi
3. Drs. Desyanti selaku Kepala Kecamatan jelutung.
4. Netty herawati, S.Si,T., M.Pd, Imelda, S.SiT, M.Bmd., dan H.Asio, S, Si.T, M.
Kes., selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membimbing kami
dalam penyusunan laporan dan perencanaan program KKN ini;
5. Teman-teman KKN Tahun 2021 Kecamatan Jelutung Kota Jambi yang
saling membantu dalam melaksanakan survey KKN. Semoga KKN yang kita
laksanakan dapat berjalan dengan lancar hingga akhir;
6. Dan segenap pihak-pihak yang telah membantu yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
pelaksanaan kegiatan ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf serta kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.

ii
Daftar Isi

Kata pengantar.........................................................................................ii

Daftar isi..................................................................................................iii

Bab 1 PENDAHULUAN...............................................................................6

 Latar belakang.....................................................................................6

 Tujuan PKN..........................................................................................8

 Manfaat PKN........................................................................................9

 Ruang lingkup PKN...............................................................................9

BAB II GAMBARAN LOKASI PKN............................................................19

 Gambaran Geografi (Letak, batas wilayah).............................................19

 Gambaran Demografi..............................................................................20

 Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum.................................21

 Gambaran Sumber Daya ...................................................................23

BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA.....................................................26

 Data Kesehatan (Cakupan Pelayanan Kes)...........................................26

1) Kesehatan ibu dan anak...........................................................26

2) Kesehatan gizi masyarakat.......................................................27

3) Keluarga berencana.................................................................28

4) Imunisasi................................................................................28

5) Lansia.....................................................................................29

iii
6) Remaja putri...........................................................................29

7) Balita......................................................................................30

8) Penyakit yang terbanyak diderita masyarakat............................33

9) Penyakit Tidak Menular............................................................35

 Pola Kebiasaan Keluarga.....................................................................36

 Data Sanitasi......................................................................................39

1) Perumahan..............................................................................39

2) Sumber air bersih........................................................................

3) Tempat pembuangan sampah......................................................

4) Kepemilikan hewan ternak...........................................................

5) pembuangan limbah, jamban.......................................................

 Identifikasi Masalah............................................................................38

 Analisis Penyebab Masalah..................................................................38

 Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah............................................39

 Pemilihan Tindakan Pemecahan Masalah..............................................39

 Kegiatan Tindakan Terpilih..................................................................40

 Plan of Action (POA)...........................................................................41

BAB IV PELAKSANAAN PKN....................................................................47

 Kegiatan Terpilih ....................................................................................47

1) Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan tindakan terpilih...........47

2) Latar belakang dilaksanakan kegiatan ini (Daftar Masalah)........56

iv
3) Tujuan kegiatan...........................................................................57

4) Tahap-tahap pelaksanaan...........................................................58

5) Resouces/partisipasi (Biaya/dana, tenaga, waktu & material,


dukungan politis, dukungan moral)...............................................58

6) Hasil Kegiatan tindakan terpilih ..................................................59

 Kolaborasi Interprofesi............................................................................59

BAB V EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PKN..................................65

 Kesesuaian Kegiatan dengan Rencana................................................65

 Partisipasi Masyarakat.........................................................................75

 Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat ..........................................75

 Rekomendasi......................................................................................81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................86

v
Daftar Diagram

1) Kesehatan ibu dan anak


2) Kesehatan gizi masyarakat
3) Keluarga berencana
4) Imunisasi
5) Lansia
6) Remaja putri
7) Balita
8) Penyakit yang terbanyak diderita masyarakat
9) Penyakit Tidak Menular
a. Pola Kebiasaan Keluarga
b. Data Sanitasi
1)Perumahan
2)Sumber air bersih
3)Tempat pembuangan sampah
4)Kepemilikan hewan ternak
5)pembuangan limbah, jamban

Daftar Gambar
1) peta wilayah

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kompleksitas suatu penyakit seringkali melibatkan beberapa profesi dalam


penanganan seorang pasien. Sehingga tuntutan terhadap luaran kesehatan
yang baik semakin gencar dan menjadi perhatian masyarakat luas. Agar
tercapai luaran yang baik maka diperlukan suatu kerja tim (Interprofessional
Practice) yang baik pula. Selain itu ada beberapa argumen dan penelitian yang
menunjukkan bahwa perbaikan Interprofessional Practice berkaitan dengan
moral kerja dan kepuasan yang lebih tinggi pada profesi kesehatan (Barr et al,
2005, Day et al 2006, DeLoach 2003, Reeves et al 2008). Kegagalan kerjasama
interprofesi disebabkan oleh kakunya batas profesi, kurang memahami peran
profesi lain, komunikasi yang kurang baik dan koordinasi kerja tim yang masih
lemah (Pethybridge 2004, Reeves 2004, Skjorshammer 2001). Pada awal tahun
1988, World Health Organization menekankan bahwa apabila profesi kesehatan
belajar bersama dan belajar berkolaborasi sebagai mahasiswa, maka mereka
cenderung bekerjasama lebih efektif dalam tim klinik atau tugas tertentu.
Menurut WHO Interprofessional Education (IPE) “occurs when two or more
professions learn about, from and with each other to enable effective
collaboration and improve health outcomes” (WHO, 2010). Inter Professional
Education (IPE) merupakan salah satu bentuk pembelajaran bagi mahasiswa
untuk berkoordinasi diantara berbagai profesi untuk menangani suatu masalah.
Di dalam IPE (Interprofessional Education) pasien/klien/komunitas menjadi
“center” dari penerapan IPE. Pengalaman ini sangat penting diberikan kepada
mahasiswa sehingga nantinya akan terbentuk Interprofessional Practice yang
lebih baik dan dapat menjawab tantangan di dunia kerja dalam menangani
berbagai permasalahan kesehatan.
Salah Satu upaya untuk menghasilkan tenaga kesehatan profesional adalah
dengan melakukan praktik belajar lapangan yaitu Praktik Kerja Nyata (PKN)
dengan pusat yang dilaksanakan di masing- masing tempat tinggal domisili
mahasiswa dengan pendekatan Interprofesional Education Collaboration (IPEC).

6
IPEC dapat terjadi apabila 2 atau lebih profesi saling bekerja sama dalam
memecahkan suatu masalah kesehatan.
Kegiatan PKN Terpadu merupakan suatu penerapan ilmu dan teknologi
oleh mahasiswa dalam bidang kesehatan khususnya Keperawatan, Kebidanan,
Sanitasi, Keperawatan Gigi, Teknologi Laboratorium Medik dan Farmasi dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status kesehatan.
Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan mampu mengenal masalah,
menentukan kualitas masalah, merumuskan alternatif terbaik dalam pemecahan
masalah. Kemudian menyusun rencana kegiatan sesuai dengan keahlian yang
dimiliki, dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada di masyarakat.
Praktik Kerja Nyata (PKN) bagi mahasiswa merupakan proses dalam
memberikan kesempatan pengalaman hidup di tengah masyarakat untuk
memahami dan menghayati kompleksitas permasalahan hidup, belajar
merumuskan pilihan pemecahannya dan belajar mendampingi upaya
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat
sebagai wilayah dan sasaran pengabdian masyarakat Perguruan Tinggi, KKN
diharapkan memberikan pencerahan dan pemberdayaan agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri untuk peningkatan kulitas kehidupannya.
Penyelenggaraan KKN diharapkan dapat menjadi akselerasi peningkatan
sinergitas dan harmonisasi hubungan institusional antara Perguruan dan
masyarakat untuk peningkatan performa pembangunan.
Pandemi covid-19 yang terjadi menyebabkan adanya pembatasan sosial,
yang memungkinkan adanya larangan untuk menginap di lokasi PKN. Hal ini
mendasari perubahan sistem pelaksanaan PKN yang dilaksanakan pada tahun
2021 ini. Berbeda dengan sebelum terjadinya pandemik, pelaksanaan PKN
pada saat pandemik menetapkan pola “pulang kampung” yaitu, mahasiswa
melakukan kegiatan pengabdian di daerah asal dan di lakukan secara individu,
namun tetap dengan pendekatan IPEC, dimana pada tahun akademik
2020/2021 ini kegiatan PKN diikuti oleh 6 Jurusan di lingkungan Poltekkes
Kemenkes Jambi yaitu jurusan Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan
Lingkungan, Keperawatan Gigi, Analis Kesehatan dan Farmasi. Kegiatan
penyelenggaraannya dilaksanakan secara mandiri.

7
Dalam kesempatan kali ini penulis melakukan kegiatan PKN Terpadu
Poltekkes Kemenkes Jambi di Kecamatan Jelutung, Kota Jambi Tahun 2021,
tersebar menjadi 6 kelurahan yaitu Kelurahan Jelutung, Kelurahan Kebun
Handil, Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan Lebak Bandung, Kelurahan Payo
Lebar, dan Kelurahan Handil Jaya dan tersebar lagi menjadi 31 RT yang diikuti
oleh 39 mahasiswa yang berasal dari 6 jurusan yaitu jurusan Keperawatan,
Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Keperawatan Gigi, Analis Kesehatan dan
Farmasi. Mahasiswa melakukan intervensi berdasarkan masalah yang
ditemukan di keluarga binaan masing-masing dengan melakukan penyuluhan
kolaborasi antar jurusan.

B. Tujuan PKN

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah dan intervensi
kesehatan masyarakat (bidang Keperawatan, Kebidanan, Sanitasi,
Keperawatan Gigi, Teknologi Laboratorium Medik dan Farmasi) dengan
pendekatan IPEC.

2. Tujuan Khusus
Dalam kegiatan PKN ini, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga binaan.
b. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
c. Menentukan prioritas masalah yang sedang di hadapi keluarga binaan.
d. Melakukan perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan
masyarakat bersama-sama profesi lainnya yang berorientasi pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
e. Melakukan evaluasi program kesehatan masyarakat yang telah
dilaksanakan.

8
C. Manfaat PKN

1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dibangku kuliah secara
nyata di Wilayah PKN.
b. Membekali mahasiswa kemampuan praktik kolaborasi interprofesi dalam
pendekatan masyarakat dan membentuk sikap serta perilaku untuk
senantiasa peka terhadap persoalan kesehatan yang dihadapi
masyarakat.
c. Memberi pengalaman mahasiswa menyiapkan diri dalam menjalankan
profesinya bekerjasama dengan profesi lain dalam pemberdayaan
kehidupan bermasyarakat.
d. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam
penyelenggaraan tahap-tahap manajemen selama PKN serta
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menanggulangi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
e. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam setiap permasalahan
kesehatan serta pemecahannya di masyarakat secara pragmatis ilmiah.
f. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan
program pengembangan bidang kesehatan.
g. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai
kader dan terbentuknya sikap, rasa cinta serta tanggung jawab
terhadap kemajuan masyarakat pedesaan, sehingga setelah selesai
pendidikan sanggup ditempatkan dimana saja.
h. Membina mahasiswa agar dapat menjadi innovator, motivator dan
problem solver.
i. Mengetahui kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam bidang
kesehatan.

2. Bagi Pemerintah
Adanya PKN diharapkan hasil temuan di lokasi PKN dapat menjadi
masukan bagi pemerintah untuk merencanakan program kesehatan dimasa
yang akan datang.

9
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
dan termotivasi untuk bertindak sesuai dengan perilaku hidup sehat.
b. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan serta
melaksanakan pembangunan bidang kesehatan.
c. Memperoleh pembaharuan-pembaharuan di bidang kesehatan
d. Terbentuknya kader-kader pembangunan bidang kesehatan di dalam
masyarakat

4. Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi


a. Kegiatan PKN diharapkan keberadaan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jambi tampak nyata dalam masyarakat khususnya dalam penerapan Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
b. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi akan lebih mantap dalam
melaksanakan proses pembelajaran kepada mahasiswa.
c. Tenaga pengajar (pembimbing) memperoleh berbagai kasus yang dapat
digunakan sebagai contoh dalam proses pendidikan.
d. Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi
sebagai pusat ilmu dan teknologi dengan instansi pemerintah.
e. Ilmu yang dikembangkan di perguruan tinggi akan lebih berfaedah
dalam pengarahan berbagai masalah pembangunan.

D. Ruang Lingkup PKN

1. Kompetensi Umum
a. Nilai dan etik kolaborasi interprofesional
b. Peran dan tanggung jawab interprofesional
c. Komunikasi interprofesional
d. Bekerja dalam tim

10
Kompetensi Capaian Pembelajaran
Nilai dan Etik Kolaborasi 1. Menempatkan kebutuhan klien dan
Interprofesional populasi sebagai pusat dari kolaborasi
antar profesi untuk memberikan
pelayanan kesehatan.
2. Menghargai martabat dan privasi klien
dengan tetap mempertahankan
kerahasiaan dalam memberikan
pelayanan kesehatan berbasis tim.
3. Tetap memperhatikan perbedaan
budaya dan perbedaan individu yang
dimiliki oleh klien, populasi dan tim
antar profesi.
4. Menghargai keunikan budaya, nilai,
peran dan tanggung jawab, serta
keahlian anggota tim antar profesi.
5. Bekerja bersama-sama dengan klien,
anggota tim dan semua yang
berkontribusi dalam pelayanan
kesehatan dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan.
6. Menciptakan hubungan saling percaya
dengan klien, keluarga klien, dan tim
antar profesi.
7. Mendemonstrasikan sikap etik dan
kualitas pelayanan yang tinggi.
8. Berperilaku jujur dan menjaga integritas
dalam berinteraksi dengan klien,
keluarga klien dan anggota tim antar
profesi.
9. Menjadi kompetensi profesinya masing-

11
masing sesuai dengan lingkup
prakteknya.
Peran dan Tanggung Jawab 1. Mengkomunikasikan peran profesi
sendiri dan peran profesi lain secara
jelas kepada klien, keluarga, dan tim
profesi kesehatan lain.
2. Mengenali keterbatasan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan profesi
dalam tim.
3. Melibatkan semua profesi yang terkait
dalam pelayanan atau pemenuhan
kebutuhan klien.
4. Menjelaskan peran dan tanggung jawab
profesi lain dan bagaimana antar profesi
bekerja sama untuk memberikan
pelayanan kepada klien.
5. Menggunakan semua pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang
tersedia di dalam tim antar profesi untuk
dapat memberikan pelayanan yang
aman, tepat waktu, efektif, efisien dan
adil.
6. Berkomunikasi dengan anggota tim
untuk mengklarifikasi peran masing-
masing anggota dalam pelayanan
kesehatan kepada klien dan masyarakat.
7. Menciptakan hubungan saling
bergantung dengan profesi lain untuk
meningkatkan pelayanan dan saling
belajar.
8. Terlibat dalam pengembangan profesi
dan pengembangan antar profesi untuk
meningkatkan performa tim.

12
9. Menggunakan kemampuan yang unik
dan tambahan dari masing-masing
profesi untuk mengoptimalkan
pelayanan yang diberikan oleh tim.

Komunikasi Antar Profesi 1. Memilih alat dan teknik komunikasi yang


efektif, termasuk teknologi dan sistem
informasi untuk memfasilitasi diskusi
dan interaksi antar profesi yang dapat
meningkatkan fungsi tim.
2. Mengorganisasikan dan
mengkomunikasikan informasi kepada
klien dan anggota tim antar profesi
dengan cara yang dapat dimengerti dan
mengindari terminology yang hanya
dimengerti oleh profesi sendiri.
3. Mengemukakan pengetahuan yang
dimiliki tentang klien dan perawatan
klien secara jelas, percaya diri dan sikap
menghargai.
4. Mendengarkan secara aktif dan
mendorong anggota lain untuk
mengemukakan ide dan pendapatnya
tentang klien dan perawatannya.
5. Memberikan umpan balik yang tepat
waktu, sensitif dan konstruktif kepada
anggota tim antar profesi lain dan
menerima umpan balik dengan
menghargai pendapat dan penialaian
profesi lain terhadap hasil kerja.
6. Menggunakan bahasa yang sesuai dan
sopan ketika menghadapi situasi yang
sulit, percakapan yang sensitif dan

13
konflik antar profesi.
7. Mengenal keunikan profesi masing-
masing termasuk spesialisasi, budaya,
pengaruhdan hirearki agar tercipta
komunikasi yang efektif.
8. Berkomunikasi secara konsisten tentang
pentingnya kerja tim dalam pelayanan
berpusat pada klien.

Bekerja dalam tim 1. Mendeskripsikan proses pengembangan


tim dan berlatih tentang tim yang
efektif.
2. Membangun consensus tentang prinsip-
prinsip etik untuk memandu semua
aspek pelayanan kepada klien dan kerja
tim.
3. Melibatkan profesi kesehatan lain yang
sesuai apabila diperlukan untuk situasi
tertentu.
4. Mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan profesi lain yang sesuai
untuk situasi tertentu.
5. Mengaplikasikan prinsip-prinsip
kepemimpinan yang mendukung praktek
kolaborasi dan efektivitas tim.
6. Motivasi diri sendiri dan anggota tim
lainnya untuk dapat mengelola
ketidaksetujuan secara konstruktif.
7. Berbagi akuntabilitas dengan profesi
lain, pasien dan komunitas un tuk
mencapai tujuan promosi kesehatan.
8. Memperlihatkan pemcapaian performa
yang tingi secara individu untuk

14
meningkatkan performa kelompok.
9. Menggunakan teknik atau strategi
perbaikan kelompok untuk
meningkatkan efektivitas kerja antar
profesi.
10. Menggunakan bukti-bukti yang tersedia
untuk melakukan praktek kerja tim.
11. Melakukan kerja tim sesuai peran dan
fungsinya di dalam tim di dalam situasi
yang berbeda.

2. Kompetensi Khusus Masing-Masing Profesi/Jurusan

a. Kompetensi Khusus Jurusan Keperawatan


Kompetensi yang dapat dilakukan mahasiswa dalam kegiatan PKN
sesuai dengan wewenang atau program studi keperawatan:
1) Membina keluarga sesuai dengan dengan masalah kesehatan:
a) Pengkajian anggota keluarga
b) Menganalisa masalah keperawatan
c) Membuat diagnosa keperawatan
d) Memprioritaskan masalah keperawatan keluarga
e) Membuat perencanaan penyuluhan
f) Mengevaluasi
g) Mendokumentasikan
2) Melakukan penyuluhan masalah kesehatan di keluarga
3) Membuat catatan aktivitas harian keperawatan

b. Kompetensi Khusus Jurusan Kebidanan


Kompetensi yang dapat dilakukan mahasiswa dalam kegiatan PKN
sesuai dengan wewenang atau program studi kebidanan:
1) Membina keluarga sesuai dengan dengan masalah kesehatan:
a) Pengkajian anggota keluarga

15
b) Menganalisa masalah kebidanan
c) Membuat diagnosa kebidanan
d) Memprioritaskan masalah kebidanan keluarga
e) Membuat perencanaan penyuluhan
f) Mengevaluasi
g) Mendokumentasikan
2) Melakukan penyuluhan masalah kesehatan di keluarga

c. Kompetensi Khusus Jurusan Sanitasi


Kompetensi yang dapat dilakukan mahasiswa dalam kegiatan PKN
sesuai dengan wewenang atau program studi Sanitasi:
1) Melakukan infeksi sanitasi terhadap berbagai jenis sarana sanitasi
(sarana air bersih, jamban keluarga, sarana pembuangan air limbah,
pengolahan sampah).
2) Menentukan tingkat resiko pencemaran dari sarana sanitasi, dan
mengidentifikasi faktor-faktor resiko untuk ditindaklanjuti.
3) Melakukan penilaian kondisi fisik rumah masyarakat (pencahayaan,
ventilasi, luas lantai, jumlah penghuni).
4) Melakukan pengendalian terhadap serangga dan tikus yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat.

d. Kompetensi Khusus Jurusan Keperawatan Gigi


Kompetensi yang dapat dilakukan mahasiswa dalam kegiatan PKN
sesuai dengan wewenang atau program studi keperawatan gigi:
1) Melaksanakan identifikasi kesehatan gigi dan mulut
2) Melaksanakan pelayanan asuhan tindakan pencegahan kerusakan gigi
3) Mampu menyuluh dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
4) Mampu melaksanakan promotif dan preventif kepada keluarga/
masyarakat.

16
e. Kompetensi Khusus Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Kompetensi yang harus dicapai mahasiswa Teknologi Laboratorium
Medikadalah:
1) Mahasiswa mampu menyampaikan informasi pelayanan laboratorium
medik melalui penerapan komunikasi, nilai-nilai budaya dan sistem
kebijakan kesehatan secara efektif baik interpersonal maupun
professional kepada pasien, teman sejawat, klinisi dan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
2) Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan atau seminar tentang isu-isu
kesehatan dibidang laboratorium kepada masyarakat.

f. Kompetensi Khusus Jurusan Farmasi


Kompetensi mahasiswa Farmasi adalah:
1) Mampu membantu melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan
menyusun laporan kasus dan atau laporan kerja sesuai dengan ruang
lingkup penelitian kefarmasian.
2) Mampu menyampaikan informasi terkait pelayanan kefarmasian melalui
komunikasi yang efektif baik interpersonal maupun profesional kepada
keluarga sesuai dengan kewenangan yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Mampu memberikan penyuluhan bidang kefarmasian.

17
BAB II

GAMBARAN LOKASI PKN

2.1. Gambaran Geografi (Letak, Batas Wilayah)

Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi
atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain.
Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis, dan social
budaya. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia
dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai
arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.

Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi, sedangkan Provinsi Jambi


sendiri terletak di pesisir timur bagian tengah Pulau Sumatera. Meskipun demikian,
Kota Jambi tidak memiliki wilayah pesisir atau pantai. Bagian utara, timur, selatan
dan barat Kota Jambi berbatasan langsung dengan Kabupaten Muaro Jambi, atau
dengan kata lain, wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh Kabupaten Muaro Jambi. Letak
astronomis Kota Jambi adalah 01° 30’ 2,98” – 01° 40’ 1,07” Lintang Selatan dan
103° 40’ 1,67” – 103° 40’ 0,22” Bujur Timur, serta berada pada ketinggian ratarata
10 sampai 60 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata bulanan di Kota Jambi
pada tahun 2019 berkisar antara 27,1˚C sampai 28,2˚C, dengan suhu maksimum
˚C yang terjadi pada bulan Agustus serta suhu minimum ˚C yang terjadi pada bulan
September. Curah hujan di Kota Jambi selama tahun 2019 beragam antara 2,8 mm
(bulan Agustus) sampai 386,3 mm (bulan April), dengan jumlah hari hujan paling
sedikit pada bulan Agustus (1 hari hujan) dan paling banyak pada bulan Desember,
yaitu 27,9 hari hujan. Kecepatan angin di tiap bulan berkisar antara 13 knots (pada
bulan Januari, Juli, Desember) hingga 30 knots (pada bulan Mei). Sedangkan
ratarata kelembaban udara berkisar antara 74 persen sampai 87 persen.

18
Gambar 2.1. Peta Kecamatan Jelutung

2.2. Gambaran Demografi

Kecamatan jelutung merupakan kecamatan yang memilki kepadatan


penduduk tertinggi dikota jambi dengan rata-rata penduduk sebesar 8.108
jiwa/km2. keluruhan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dikecamatan
jelutung adalah keluruhan jelutung (10.436 jiwa/km 2). Sedangkan kelurahan yang
memiliki kepadatan penduduk terendah adalah keluruhan lebak bandung (5.427
jiwa/km2). Komposisi penduduk kecamatan jelutung didominasi oleh penduduk usia
20 sampai 24 tahun (Badan pusat statistic kecamatan jelutung, 2020).

19
2.3. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Jelutung diantaranya


yaitu beberapa rumah ibadah seperti musholla dan masjid serta panti asuhan.

1. Daftar masjid yang ada di Kecamatan Jelutung Kota Jambi :

KELURAHAN KEBUN HANDIL


NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 JAUHARUL IMAN H. RAHMAT MAULANI RT. 14
2 NURUL IMAN H. RD. M. NASIR RT.20
3 BAITUL MUKHLISHIN DRS.H.SURIHANSYAH,MM RT.22
4 INSANUTTAQWA H. SUMARJO, SH RT.08
5 AL-GHUFRON ROSIDI RT.27
6 SABILUL HUDA BAMBANG RT. 15
7 NURUL HIDAYAH ADNAN/BADANI RT.16
8 AL-HUDA BASUKI HARNONO, S.Pd RT. 04

KELURAHAN PAYO LEBAR


NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 NURUL ISLAM ISHAK RT.18
2 BAITUL KHAIR Drs. ABDUL KHOLIQ RT.25
MUHABASYA, M.Pd
3 NURUL IKHSAN SUGITO RT.22
4 MUHKHLASIN H. MARDISAL RT.19
5 AZIZI H.M NAZMI RT.10
6 AL-JIHAD -
7 MUNAWWARAH H. ISMED SE,MM RT.02

20
KELURAHAN HANDIL JAYA
NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 MUHAJIRIN M. PURWANTO
2 AL-MABRUR MAHFUS RT. 30
3 HIDAYATUL KARIM AHMAD BASHAR RT. 04
4 ATTAQWA ISMET
5 DARUSSALAM
6 DARUSSABIQIN MASHUDI

KELURAHAN LEBAK BANDUNG


NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 SILATURRAHIM H. NURUL ILMI RT.17
2 AINUL YAQIN AZRARUL FAJRIYAH RT.25
3 AMANAH HASANUDDIN RT. 01
4 AL-MAGHFIRAH IWAN RT.34
5 AL-HIKMAH ZUKRI RT.18
6 AL-IKHLAS H. SYAFRI RT.10
7 BAITURRAHMAN H. LAPASO RT.27
8 RAUDHATUL JANNAH ABDULLAH RT.34
9 DARUL IJTIHAD ANSHORI, S.Ag RT.35

KELURAHAN TALANG JAUH


NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 AL-ASADIYAH H. ISHAK DJAMALUDDIN, SH RT. 06
2 BAITURRAHMAN ALIMUDIN S.Ag RT.10

KELURAHAN CEMPAKA PUTIH


NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 BAITURRAHIM PUAD H. HUSIN RT.04
2 AS-SAADATEIN M.AMAN.S,AG RT.11

KELURAHAN JELUTUNG
NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 MIFTAHURRAHMA DARWANTO, S.Ag RT.11
2 AR-RAUDHO H. PAMUJI, S.Ag RT.44
3 AL-HAKIM A. HAMID HASAN RT.46
4 AL-MUSTAQIM H. SARMIN RT.49
5 AL-MUNAWWARAH H.M. RAMLI RT.15
6 AL-AZHAR H. FAZLU RAHMAN SH RT.20

21
7 MIFTAHUL HUDA SAMSUDIN SE RT.22
8 AL-BAROKAH H.M. YASIR RT.60
9 NURUL HIKMAH H. SARING SUWIR RT.55
10 DARUSSALAM DR. MAHLUDDIN RUSLAN RT.02
11 AL-AMIN H. ALFIAN RT.35
12 MAQOMUL HIDAYAH MISGIANTO SE RT.38

2. Daftar Panti Asuhan di Kecamatan Jelutung

No. Nama Panti Nama No. Hp Jumlah Alamat


Asuhan Pengurus Pengurus Murid
1 Ainul Yaqin Jumaiah Hb, 81366121394 150 Org Jl. Batam Rt
Ba 25 kel. Lebak
bandung
2 Al Mahri Edi Hartono 85383840588 30 Org Jl. A Roni sani
Rt 01 handil
jaya

2.4. Gambaran Sumber Daya

Sumber daya alam dikelompokkan menjadi dua yaitu sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui (non-renewable resources) dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable resources). Untuk kelompok pertama terdapat dalam
berbagai jenis bahan mineral, minyak bumi dan gas. Keberadaan potensi ini di masa
yang akan datang semakin penting. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui merupakan sumber daya alam yang bersifat stok, dimana eksploitasi
saat ini berarti mengurangi stok yang ada untuk masa yang akan datang.
Sedangkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti sumber daya
kehutanan, lahan, perikanan, dan biota lainnya. Dalam hal sumberdaya alam dan
lingkungan kota Jambi tidak kaya akan sumberdaya alam. Penekanan analisis lebih
pada permasalahan lingkungan.

Sebagai ibukota Provinsi Jambi, kota Jambi telah mengalami berbagai kemajuan
pembangunan ekonomi menjadikan kawasan ini berkembang baik dengan
dorongan/penguatan akibat arahan formal maupun perkembangan alamiah.

22
Sumberdaya lahan bagi Kota Jambi sangat berarti untuk mendukung kelangsungan
pembangunan kota Jambi, yakni pembangunan yang tidak diharapkan bagi satu dua
generasi melainkan semua generasi mendatang, baik atas dasar potensi sosial
ekonomi, fisik, kimia dan biologi. Dengan kata lain, lahan disamping sebagai salah
satu input faktorproduksi indutsri barang maupu jasa maupun untuk keperluan
pembangunan berbagai infrastruktur. Sebagai salah satu sumberdaya alam,
lahan/tanah mempunyai sifat kelangkaan (scarcity). Disamping itu, lahan ini juga
mempunyai nilai oppurtinnity cost. Nilai lahan untuk sesuatu kegunaan dan
kesempatan yang hilang untuk berbagai penggunaan yang lain itulah yang
dimaksud dengan oppurtinity cost. Lahan perkotaan ini, disamping dipengaruhi
kekuatan tarik menarik antara pemilik dan pihak yang meminta sebagaimana
terdapat dalam mekanisme hukum permintaan dan penawaran, campur tangan
pemerintah diperlukan untuk lebih mengefisienkan mekanisme pasar tersebut-walau
diakui apabila campur tangan ini terlalu dalam terkadang menjadikan alokasi lahan
menjadi tidak efisien. Namun demikian, bentuk campur tangan ini bertujuan agar
penggunaan lahan/tanah lebih bermanfaat dan tepat guna, yang dapat
mengakomodasikan azas keadilan masyarakat.

Walaupun kota Jambi dengan posisinya telah menempatkan diri sebagai pusat
industri/perdagangan dan jasa-jasa terutama bagi kawasan hinterland yang mana
mengandung muatan bahwa lahan lebih banyak dibutuhkan secara proporsional
ditambah untuk itu dan juga permukiman/perumahan kota, akan tetapi lahan ini
dalam ukuran tertentu harus dapat dimanfaatkan guna kebutuhan berbagai
pembangunan fasilitas sosial (public services) yang masuk ke dalam social overhead
capital. Infrastruktur ini penting dan besar peranannya untuk menunjang dan
mendorong pertumbuhan ekonomi kota yang lebih terarah dan cepat secara
simultan yang akhirnya diharapkan secara bersamaan diusahakan dapat
menimbulkan manfaat bersamaan antara ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Terjadinya kegagalan pasar lahan kota, dalam kenyataannya bisa antara lain
dikarenakan adanya kekakuan struktur/birokrasi (structure regidities) pada satu sisi,
dengan tidak seimbangnya respon masyarakat akan isyarat-isyarat harga yang
terjadi.

23
Untuk itu pihak pemerintah harus mengambil peran inisiatif dan pemimpin
dalam berbagai alokasi investasi strategis atas tanah terutama yang telah dan bakal
dimanfaatkan sebagai salah satu masukan faktor produksi. Seandainya alokasi lahan
kota untuk berbagai penggunaan dibiarkan terjadi pada mekanisme pasar, pihak
non pemerintah (swasta dan masyarakat lainnya) akan mengoptimunkan nilai guna
pada tingkat yang lebih menguntungkan mereka dan mungkin lebih menuju pada
profit oriented. Kondisi ini akan menjadi menceng bila dihadapkan pada upaya lebih
menekankan manfaat sosial (social benefit) seperti dikehendaki pihak pemerintah
dalam menegakkan regulasi, alokasi dan bahkan juga distribusi dan stabilisasi.

24
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA

3.1. Hasil Pendataan.

A. Data Kesehatan (Cakupan pelayanan kesehatan)


1. Kesehatan Ibu dan Anak

*Diagram ibu hamil, terdapat 95% ibu hamil dari pasangan usia subur.

*Diagram Ibu hamil yang melakukan ANC , terdapat 30% ibu hamil yang tidak
melakukan ANC

*Diagram alasan tidak melakukan ANC, yaitu karena faktor sosial ekonomi.

25
2. Gizi makanan.

*catatan poin 1= 1x sehari, 2 =2x sehari, 3 = 3x sehari, 4= 4x sehari

*tabel makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga 67% masyarakat


mengkonsumsi 3 jenis makanan setiap harinya.

3. Keluarga Berencana

26
*Jumlah akseptor kb 75 orang tidak ber kb, dan 84 orang ber kb dengan
persentase seperti diagram diatas.

Jenis Kb yang digunakan

27
4. Imunisasi

*Dari daigram diatas dapat kita ketahui bahwa masih banyak anak yang belum
melakukan imunisasi dasar secara lengkap.
5. Lansia

*Diagram persentase lansia yang masih bekerja dan tidak bekerja

28
*Riwayat penyakit yang terjadi pada lansia di kecamatan jelutung.

6. Remaja Putri

*Riwayat pemeriksaan kesehatan remaja putri.

29
*Diagram riwayat penyakit pada remaja putri dengan prioritas masalah
utama yaitu keputihan dengan persentase 32,1%
7. Balita

*Data kelengkapan Buku Kms

*Diagram Status Gizi Balita

30
*Diagram status perkembangan Balita

*Diagram Riwayat Penyakit pada balita dengan permaslaah utama Diare


sekitar 44,4%

*status imunisasi balita masih terdapat beberapa yang tidak melakukan


imunisasi secara lengkap.
8. penyakit yang terbanyak diderita di masyarakat

31
*Pada Lansia

*Pada balita

32
*Pada Remaja Putri

9. penyakit tidak menular.


 Hipertensi
 Rematik
 keputihan
 Diare
B. Pola kebiasaan keluarga.
1. mencongkel gigi pakai tusuk gigi

2. tidak berkumur setelah minum susu

33
3. Memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali

4. Pembersihan Karang gigi

C. Data sanitasi keluarga.


1. Perumahan

*Dari hasil pendataan didapatkan hasil sekitar 92,4% dinding rumah


dikecamatan jelutung permanen

34
*Lantai rumah permanen/kedap air sekitar 94,4%

*Memiliki jendela dengan luas >20% dari lantai rumah

*Tidak ditemukan jentik nyamuk

35
2. Sumber air bersih

*Dari 200 kartu keluarga dikecamatan jelutung hampir rata rata


menggunakan sumur sebagai sumber air bersih dalam kehidupan
sehari hari.

36
*Memenuhi syarat fisik

*Jarak sumur dan sepsitank >10 meter dengan persentase 88%

3. tempat pembuangan sampah

*Dari 200 Kartu keluarga didapatkan data tempat pembuagan samapah


atau pengolahan sampah ssekitar 76% dibakar dan sisanya
dikomposkan.

4. kepemilikan hewan ternak

37
5. pembuangan limbah, jamban.

*Dari 200 Kartu keluarga di kecamatan jelutung sekitar 95,1% memiliki


jamban sendiri.

3.2 Identifikasi Masalah.

Dari hasil pendataan yang dilakukan di kecamatan Jelutung maka dapat


ditampilkan identifikasi masalah sebagai berikut :

 Tingginya prevalensi penyakit Hipertensi pada lansia dengan persentase


38,2 %
 tingginya prevalensi penyakit rematik pada lansia dengan persentase
36,4 %

38
 Remaja putri muncul masalah yaitu tidak pernah mengikuti oenyuluhan
kesehatan
 Remaja putri memiliki permasalahan utama yaitu keputihan.
 Permaslahan utama pada bayi dan balita yaitu masih terdapat beberpa
yang tidak melakukan imunisasi dasar.
 pada sanitasi lingkungan ditemukan masalah utama yaitu pengolahan
sampah masih dibakar yang menyebabkan polusi udara.
 Pada Kesehatan gigi ditemukan pola kebiasaan buruk yaitu tidak
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan dan tidak
membersihkan karang gigi.

3.3 Alternatif Pemecahan masalah.

Setelah dilakukan identifikasi masalah yang telah di dapatkan maka adapun


strategi pemecahan masalah yaitu dengan menyusun perencanaan dan prioritas
masalah yang ada. Permasalahan yang ada dilakukan dengan cara penyuluhan,
terhadap setiap anggota keluarga yang telah dibina oleh masing masing individu
dengan strategi kolaborasi dan mandiri.

3.4 kegiatan Tindakan Terpilih

Setelah dilakukan analisa dan pencarian alternatif pemecahan masalah maka


didapatkan lah kegiatan tindakan terpilih dengan pertimbangan situasi dan kondisi.
Mengingat saat ini masih pandemi Covid-19 Mahasiswa membatasi intervensi yang
bergubungan secara langsung dengan msayarakat atau dengan kata lain
meminimalisirkan intervensi yang dapat beresiko. Oleh karena itu diambillah suatu
Kegiatan yaitu melakukan penyuluhan terhadap setiap keluarga.

39
BAB IV

PELAKSANAAN PKN

A.Langkah Langkah Pelaksanaan Kegiatan tindakan terpilih

Dalam pelaksanaan kegiatan PKN di kecamatan jelutung dilakukan selama


21 hari dengan masing masing kegiatan meliputi pendataan, intervensi, evaluasi,
dan pelaporan hasil dari kegiatan. Dari hasil pendataan yang telah dilakukan selama
1 minggu didapatkan 200 kepala keluarga sebagai hasil pendataan dengan berbagai
permasalahan kesehatan. Setelah didapatkan prioritas masalah kesehatan ang ada
di kecamatan jelutung maka tim PKN kecamatan jelutung melakukan penyusunan
langkah langkah dalam dase intervensi pelaksaan kegiatan tindakan terpilih sesuai
dengan permasalahan yang ada sebagai berikut.

1. Hipertensi

N Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


o

 Memberi salam pembuka  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Bersama-sama
telah diizinkan oleh  Memperhatikan
1. Pembukaan : bapak/ibu untuk  Memperhatikan
10 menit melakukan penyuluhan.
 Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan
 Membagikan leaflet
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
Hipertensi  Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab  Memperhatikan

40
Hipertensi pada lansia  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda dan  Memperhatikan
2. Pelaksanaan : gejala Hipertensi pada
30 menit lansia
 Menjelaskan pengobatan
untuk penyakit Hipertensi
pada lansia
 Menjelaskan bahaya yang
terjadi akibat penyakit
Hipertensi pada lansia

 Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan


peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan

 Menyampaikan  Mendengarkan
kesimpulan  Menjawab salam
4. Terminasi :  Mengucapkan terimakasih
10 menit  Mengucapkan salam
penutup

41
2. Imunisasi

N Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


o

 Memberi salam pembuka  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Bersama-sama
1. Pembukaan : telah diizinkan oleh  Memperhatikan
10 menit bapak/ibu untuk  Memperhatikan
melakukan penyuluhan.
 Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan
 Membagikan leaflet
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
Imunisasi  Memperhatikan
 Menjelaskan jika tidak  Memperhatikan
melakukan imunisasi  Memperhatikan
dasar  Memperhatikan
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan kegunakan
30 menit melakukan imunisasi
dasar
 Menjelaskan bahaya yang
terjadi jika tidak
melakukan imunisasi
dasar

42
 Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan
peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan

 Menyampaikan  Mendengarkan
Terminasi : kesimpulan  Menjawab salam
4. 10 menit  Mengucapkan terimakasih
 Mengucapkan salam
penutup

3.Reumatik

N Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


o

 Memberi salam pembuka  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Bersama-sama
1. Pembukaan : telah diizinkan oleh  Memperhatikan
10 menit bapak/ibu untuk  Memperhatikan
melakukan penyuluhan.
 Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan

43
penyuluhan
 Membagikan leaflet
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
Rematik  Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab  Memperhatikan
Rematik  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda dan  Memperhatikan
2. Pelaksanaan : gejala Rematik
30 menit  Menjelaskan pengobatan
untuk penyakit Rematik
 Menjelaskan bahaya yang
terjadi akibat penyakit
Rematik

 Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan


peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan

 Menyampaikan  Mendengarkan
kesimpulan  Menjawab salam
4. Terminasi :  Mengucapkan terimakasih
10 menit  Mengucapkan salam

44
penutup

4. Kesehatan Remaja putri

N Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


o

 Memberi salam pembuka  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Bersama-sama
1. Pembukaan : telah diizinkan oleh  Memperhatikan
10 menit bapak/ibu untuk  Memperhatikan
melakukan penyuluhan.
 Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan
 Membagikan leaflet
 Menjelaskan kepada  Memperhatikan
remaja putri pentingnya  Memperhatikan
kesehatan  Memperhatikan
 Menjelaskan cara  Memperhatikan
menjaga kesehatan  Memperhatikan
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan bahaya yang
30 menit terjadi akibat tidak
menjaga kesehatan

45
 Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan
peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan
Terminasi :  Menyampaikan
10 menit kesimpulan  Mendengarkan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab salam
4.  Mengucapkan salam
penutup

5. Kesehatan Gigi dan Mulut

N Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


o

 Memberi salam pembuka  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Bersama-sama
1. Pembukaan : telah diizinkan oleh  Memperhatikan
10 menit bapak/ibu untuk  Memperhatikan
melakukan penyuluhan.
 Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan
 Membagikan leaflet
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut  Memperhatikan

46
 Menjelaskan pentingnya  Memperhatikan
menjaga kesehatan gigi  Memperhatikan
dan mulut  Memperhatikan
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan bahaya yang
30 menit terjadi akibat tidak
menjaga kesehatan mulut

 Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan


peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan

 Menyampaikan  Mendengarkan
kesimpulan  Menjawab salam
4. Terminasi :  Mengucapkan terimakasih
10 menit  Mengucapkan salam
penutup

6.Kesehatan Sanitasi Lingkungan

N Tahap / waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


o

47
 Memberi salam pembuka  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Mengucapkan terimakasih  Menjawab Bersama-sama
1. Pembukaan : telah diizinkan oleh ibu  Memperhatikan
10 menit untuk melakukan  Memperhatikan
penyuluhan.
 Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan
 Membagikan leaflet

 Menjelaskan tentang  Memperhatikan


kesehatan sanitasi  Memperhatikan
lingkungan  Memperhatikan
 Menjelaskan pentingnya  Memperhatikan
menjaga lingkungan  Memperhatikan
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan bahaya yang
30 meinit terjadi jika tidak menjaga
lingkungan

 Menanyakan kepada  Menjawab pertanyaan


peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan

 Menyampaikan  Mendengarkan
kesimpulan  Menjawab salam
4. Terminasi :  Mengucapkan terimakasih

48
10 menit  Mengucapkan salam
penutup

B. Latar belakang dilaksanakan kegiatantindakan terpilih

salah satu untuk menghasilkan tenaga kesehatan profesional adalah dengan


melakukan Praktik belajar lapangan yaitu Praktik Kerja Nyata (PKN) yang
dilaksanakan di daerah masing- masing tempat tinggal domisili mahasiswa dengan
pendekatan Interprofesional Education Collaboration (IPEC). IPEC dapat terjadi
apabila 2 atau lebih profesi saling bekerja sama dalam memecahkan suatu
masalah kesehatan.

Domisili yang diambil yaitu di kecamatan jelutung, yang terdiri dari 6 Kelurahan
dan 31 RT dari data yang telah diperoleh terdapat 6 permasalahan kesehatan
yaitu tentang, Kesehatan Gigi, Kebidanan, Keperawatan, Analis Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, dan Farmasi, serta ada beberapa masalah yang terdapat
pada 6 Jurusan Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jambi lokasi PKN Kecamatan
Jelutung yaitu sebagai berikut :

1. Tingginya prevalensi penyakit hipertensi pada lansia dengan persentase 38,2%


2. Tingginya prevalensi penyakit reumatik pada lansia dengan persentase 36,4%
3. Remaja putri muncul masalah yaitu tidak pernah mengikuti penyuluhan
kesehatan
4. Remaja putri memiliki permasalahan utama yaitu keputihan
5. Permasalahan utama pada bayi dan balita yaitu masih terdapat beberapa yang
tidak melakukan imunisasi dasar
6. Pada santasi ligkungan ditemukan masalah utama yaitu pengolahan sampah
masih dibakar yang menyebabkan polusi udara
7. Pada kesehatan gigi ditemukan pola kebiasaan buruk yaitu tidak melakukan
pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali dan tidak membersihkan
karang gigi.
8. Kurangnya pengetahuan tentang cara penggunaan obat, penggolongan obat
dan cara penyimpanan obat

49
C.Tujuan kegiatan

1.Tujuan umum

Mampu mengindentifikasi prioritas masalah kesehatan yang ada dan


melakukan upaya pemecahan masalah ,untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
binaan serta memperbaki tingkat kesehatan.

2.Tujuan khusus

Untuk meperoleh kesempatan belajar yang berharga untuk mengembangkan


serta mempraktekan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan melalui
keterlibatan masyarakat secara langsung menemukan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan serta melakukan penyuluhan di kecamatan Jelutung
sebagai berikut :

 Memberikan pemahaman pencegahan hipertensi dengan membatasi


konsumsi garam,selalu melakukan olahraga agar tubuh selalu bergerak
sehingga tidak terjadi peningkatan berat bandan.
 Memberikan pemahaman pencegahan Reumatik dengan memperhatikan
asupan gizi ,kurangi berat badan dan istirahat yang cukup
 Meningkatkan pengetahuan keluarga binaan mengenai imunisasi yang benar
untuk memperbaiki tingkat kesehatan anak
 Memberikan pemahaman kepada remaja wanita tentang pentingnya
menjaga kebersihan kewanitaan
 Meningatkan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan
gigi,mulut,karang gigi setiap 6 bulan sekali.
 Memberikan pemahaman tentang pengolahan sampah yang baik

D. Tahap Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan program PKN (Praktek Kerja Nyata) di Kecamatan Jelutung


berlangsung selama kurang dari 1bulan, yaitu dari tanggal 1 Februari sampai 21

50
Februari. Oleh karena PKN merupakan tempat atau wahana bagi mahasiswa untuk
belajar hidup di masyarakat dengan adanya PKN ini diharapkan mahasiswa dapat
berperan dan berpatisipasi secara aktif dalam masyarakat.

Dari kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana dapat di buat tahapan


pelaksanaan seperti berikut:

1. Mahasiswa dapat memberikan pemahaman dan pencegahan penyakit


Hipertensi pada lansia.
2. Mahasiswa dapat memahami dan memberikan pemahaman tentang
penyakit Reumatik.
3. Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan kesehatan terhadap
remaja putri yang memiliki permasalahan di daerah kewanitaan.
4. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
Imunisasi.
5. Mahasiswa dapat memberikan pemahaman tentang pengolahan
sampah yang baik yang menyebabkan polusi udara.
6. Mahasiswa juga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
pentingnya pemeriksaan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.

E. Resaurces/ Partisipasi

1. Ketua RT di setiap kelurahan membantu dalam perizinan untuk


pengambilan data dan penyuluhan di 5 kk.
2. Pembimbing meluangkan waktu untuk memberikan arahan kepada
mahasiswa
3. Mahasiswa berpartisipasi menyediakan titik kumpul di rumah saat pertemuan
bersama pembimbing
4. Mahasiswa saling berkolaborasi antar jurusan untuk melaksanakan
penyuluhan
5. Mahasiswa menyediakan media untuk intervensi berupa, leaflet,ppt,poster
6. warga berpartisipasi dalam kelancaran penyuluhan di 1 kk binaan
7. Warga dari 5 kk terpilih meluangkan waktunya untuk intervensi
8. Mahasiswa berpartisipasi dalam membuat laporan Praktek Kerja Nyata (PKN)
di setiap kecamatan.

51
F. Hasiil Kegiatan Tindakan Terpilih

Dari beberapa masalah kesehatan yang ditemukan di Kecamatan Jelutung


Kota Jambi maka mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi mengintervensi masalah
tersebut dengan di lakukannya penyuluhan promosi kesehatan kepada keluarga
yang memiliki masalah kesehatan yang dominan. Adapun masalah-masalah yang
ditemukan tersebut kebanyakan terjadi pada lansia seperti penyakit hipertensi dan
reumatik, pada remaja angka keputihan tinggi dan banyak remaja yanng tidak
pernah atau belum mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi, pada bayi dan
balita masih ada yang belum mendapatkan imunisasi dasar, pada keadaan sanitasi
masih banyak di dapatkan permasalahan pengolahan sampah yang masih dibakar
yang menyebabkn polusi udara, selain itu pada kesehatan gigi dan mulut ditemukan
kebiasaan buruk seperti tidak melakukann pemeriksaan gigi rutin tiap 6 bulan sekali
ddann tiak pernah membersihkan karang gigi.

Penyuluhan promosi kesehatan yang dilakukan mahasiswa Poltekkes


Kemenkes Jambi dari masalah-msalah tersebut disambut baik dan antusias dari KK
binaan yang memiliki masalah kesehatan tersebut. Penyuluhan promosi ksehatan ini
di lakukan dengan cara berkolaborasi beberapa mahasiswa yang berbeda jurusan
yang menyesuaikan permasalahan di bidang profesi masing-masing. Hal ini dapat
memberikan penyuluhan yang lebih efektif karena mahassiswa menguasai materi
permasalahan dari masing-masing jurusan.

Dari penyuluhann yang telah di lakukan dapat di evaluasi, sebagai berikut :

1. Tingginya penyakit hipertensi pada lansia dengan presentase 38,2%


Pada penyuluhan promosi kesehatan yang di lakukan pada lansia
yang memiliki penyakit hipertensi disambut baik dan antusias karena KK
binaan dapat menambah penngetahuan dan wawasan mengenai penyakit
hipertensi yang di alami KK binaan. KK binaan juga memahami penjelasan
dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi mengenai gejala hipertensi,
penyebab hipertensi, dan akibat dari penyakit hipertensi. Beberapa lansia
yang aktif juga menanyakan bagaimana cara mengontrol tekanan darah
agar tetap stabil dan bagaimana cara pengobatan penyakit hipertensi itu
sendiri. Setelah di jelaskan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi KK

52
binaan mengatakan memahami dari penjelasan tersebut. Untuk
memastikannya mahasiswa kembali menanyakan beberapa pertanyaan dari
penjelasan mengenai hipertensi tersebut.

2. Tingginya penyakit reumatik pada lansia dengan presentase 36,4%

Pada penyuluhan promosi kesehatan yang di lakukan pada lansia


yang memiliki penyakit reumatik disambut baik dan antusias karena KK
binaan dapat menambah penngetahuan dan wawasan mengenai penyakit
reumatik yang di alami KK binaan. KK binaan juga memahami penjelasan
dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi mengenai gejala reumatik ,
penyebab reumatik , dan akibat dari penyakit reumatik . Beberapa
lansia yang aktif juga menanyakan bagaimana cara pengobatan penyakit
reumatik itu sendiri. Setelah di jelaskan oleh mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Jambi KK binaan mengatakan memahami dari penjelasan
tersebut. Untuk memastikannya mahasiswa kembali menanyakan
beberapa pertanyaan dari penjelasan mengenai reumatik tersebut.

3. Banyak remaja putri yang tidak pernah atau belum mendapatkan


penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.

Pada promosi kesehatan yang di lakukan pada remaja yang belum


pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi, mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Jambi menjelaskan bahwa pentingnya kesehatan
reproduksi bagi remaja itu sendiri. Karena sebenarnya menjaga
kesehatan repsoduksi dan perilaku seksual itu di lakukan sejak dini agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti, pernikaha dini, aborsi,
pergaulan bebas dan lain-lain. Dari penyuluhan yang di lakukan, banyak
remaja yang aktif untuk menanyakan hal-hal yang terjadi pada organ
reproduksinya seperti, keluhan saat menstruasi dan keputihan. Selain itu,
remaja tersebut juga menanyakan tentang bagaimana caranya menjaga
diri agar terhindar dari perilaku seks bebas. Setelah di jelaskan oleh
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi remaja dari KK binaan

53
mengatakan memahami dari penjelasan tersebut. Untuk memastikannya
mahasiswa kembali menanyakan beberapa pertanyaan dari penjelasan
mengenai kesehatan reproduksi dan perlaku seksual. Dari penyuluhan
tersebut tampak remaja sangat antusias karena mendapatkan
pengetahuan dan wawasan baru.

4. Beberapa remaja di Keccamatan Jelutung Kota Jambi mengalami keputihan

Pada promosi kesehatan yang di lakukan pada remaja putri


mengenai masalah keputihan. Banyak yang mengakui bahwa kuragnya
menjaga kebersihan adalah masalah utama yang menyebabkan
keputihan. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi memberikan penjelasan
mengenai personal hygiene pada remaja putri, seperti mandi 2 kali
sehari, mengganti celana dalam tiap kali basah dan menggantti pembalut
saat penuh. Dari penjelasan tersebut, remaja putri tersebut banyak
mengakui bahwa kebanyakan dari mereka malas mengganti pembalut
saat menstruasi. Selain itu, beberaapa remaja putri menngakui bahwa
banyak menggunakan sabun wangi-wangian untuk membersihkan alat
reproduksi, hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya keputihan.
Mahasiswa Poltekkes Jambi memberikan saran dan tips agar remaja-
remaja putri tersebut tidak mengalami keputihan yang tidak normal.
Respon dari remaja putri pun bagus dan sangat antusias karena merekaa
mendapatkan pengetahuan, wawassan dan pengalaman untuk penyakit
keputihan yang mereka alami.

5. Masalah sanitasi yang ada di Kecamatan Jelutung yaitu masih banyak warga
yang melakukan pengolahan sampah denngan cara di bakar di sekitar
rumah dan menyebabkan polusi udara.

Penyuluhan yang di lakukan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi


tentang pengolahan sampah yang baik dan benar disambut baik dengan
warga. Karena warga merasa hal ini dapat membantu memberikan
kesadaran keluarga untuk melakukan pengolahan sampah yang baik dan
benar. Penyuluhan pengolahan sampah ini juga di anggap menambah

54
wawasan dan pengetahuan KK binaan agar dapat mengajak tetangga
yang lain untuk tidak terus membakar sampah melainkan di buang ke
tempat sampah yang telah di sediakan oleh pemerintah setempat degan
jam yang telah di sesuaikan. Dari penyuluhan yang di berikan KK binaan
mengatakan memahami materi yang di berikan oleh mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Jambi.

6. Masalah kesehatan gigi dan mulut, yaitu banyaknya kebiasaan buruk tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi mulut tiap 6 bulan sekali dan tiidak
membersihkan karang gigi.

Penyuluhan promosi kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut di


sambut baik oleh KK binaan terutama yang memiliki anak-anak, mereka
sangat antusias mendengarkan penyuluhan tersebut. Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Jambi menjelaskan bahwa pentingnya melakukan
pemeriksaan gigi tiap 6 bulan sekali dan pembersihan karang gigi agar
kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga. Karena mulut merupakan tempat
keluar masuknya makanan, di takutkan aka banyak bakteri yang masuk
ke dalam tubuh jika tidak menjaganya. Dari penyuluhan yang di berikan
KK binaan mengatakan memahami materi yang di berikan oleh
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi.

55
BAB V

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PKN

5.1. Kesesuaian Kegiatan dengan Rencana

Selama pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Nyata ( PKN ) yang


dilaksanakan selama tiga minggu di Kecamatan Jelutung, setiap tahapan
kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah disusun sejak
awal mulai dari pengambilan data, intervensi sampai ke pembuatan laporan.
Selama kegiatan berlangsung dilakukan pemantauan oleh dosen
pembimbing lapangan yang bertujuan untuk memantau dan mengkaji setiap
kegiatan yang dilaksanakan agar tetap terstruktur sesuai dengan rencana.

5.2. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan proses di mana seluruh pihak


masyarakat dapat membentuk dan terlibat dalam seluruh inisiatif. Dalam
buku Pemberdayaan Masyarakat (2010) karya Sawa Suryana, partisipasi
masyarakat adalah suatu keterlibatan masyarakat di semua tahapan
proses perkembangan yang ada di dalam suatu kelompok masyarakat.
Pentingnya pastisipasi masyarakat dalam suatu program karena anggota
masyarakat yang mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan mereka.
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Nyata ( PKN ) selama tiga
minggu di Kecamatan Jelutung mendapat tanggapan yang sangat baik
dari seluruh masyarakat Kecamatan Jelutung, masyarakat sangat senang
atas kedatangan mahasiswa/i PKN Poltekkes Kemenkes Jambi 2021.
Masyarakat di Kecamatan Jelutung tidak sungkan untuk membantu
pendataan dan intervensi penyuluhan mengenai masalah kesehatan yang
ada di keluarga mereka. Mereka berterima kasih kepada mahasiswa/i PKN
Poltekkes Kemenkes Jambi 2021 karena telah berbagi ilmu mengenai
kesehatan yang ada di keluarga mereka. Dalam beberapa kegiatan yang
telah kami lakukan ini banyak mendapat bantuan atau kerjasama dari

56
masyarakat setempat, kegiatan yang telah kami lakukan ini tidak akan
berjalan lancar dan tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan
partisipasi dari pihak masyarakat.

5.3. Faktor Pendorong dan Penghambat

Pelaksanaan kegiatan PKN secara garis besar berjalan dengan baik.


Faktor yang sangat membantu dalam kelancaran semua kegiatan PKN
adalah dukungan serta partisipasi warga masyarakat di Kecatamatan
Jelutung yang sangat antusias terhadap program kegiatan PKN. Berikut
beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pelaksaan
kegiatan kegiatan PKN di Kecamatan Jelutung tahun 2021 :
A. Faktor Pendorong

Faktor yang sangat membantu dalam melaksanakan setiap program,


antara lain :
1. Keadaan pribadi klien

Sudah ada motivasi dari dalam diri sasaran untuk mencapai


perubahan atau kemajuan. Terlihat dari adanya semangat
kekeluargaan dan kebersamaan antara penyuluh dan sasaran.

2. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan sudah strategis dan adanya sarana dan


prasarana serta mudahnya akses dalam menjangkau lokasi
diberikannya penyuluhan membuat kegiatan penyuluhan berjalan
lancar. Selain itu adanya dukungan penuh kerjasama dari seperti,
Ketua Kecamatan, Ketua Kelurahan, Ketua RT, Tokoh Masyarakat,
dan Tokoh Agama.
3. Kemampuan penyuluh :
a. Berbicara/berkomunikasi, kemampuan penyuluh berbicara
sudah baik didepan umum dan mampu mengkomunikasikan
materi yang disampaikan menggunakan bahasa sehari-hari
sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami sasaran.

57
b. Memotivasi, yaitu penyuluh sudah mampu memberikan
dorongan dan mempengaruhi semangat dan kemaunan sasaran
sehingga mau melaksanakan apa yang disampaikan.
c. Penyajian Materi, yaitu kemampuan penyuluh untuk
menyampaikan dan mengemas materi penyuluhan sudah tepat
sehingga meteri yang disampaikan dapat dipahami oleh
sasaran.
d. Pemilihan dan Penggunaan Alat Bantu, penggunaan alat bantu
dalam kegiatan penyuluhan sudah efektif, seperti misalnya
pada sasaran anak usia dini dimana salah satu
permasalahannya cara menyikat gigi yang kurang benar. Maka
dari itu pilih media phantom gigi dan sikat gigi sebagai alat
bantu penyuluhan. Contoh lainnya pada sasaran lansia yang
penglihatannya kurang jelas. Maka dari itu dipilih media poster
sebagai alat bantu penyuluhan.
e. Focus. Penyuluh sudah dapat memusatkan materi penyuluhan
dengan adanya alat bantu dan penyajian yang menarik.
4. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan


oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul
kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi. Hal itu
ditunjukkan dengan antusias masyarakat dalam berpartisipasi
terhadap Praktik Kerja Nyata.

B. Faktor Penghambat

Pelaksanaan kegiatan PKN walaupun secara umum lancar tetapi


masih terdapat hambatan-hambtan kecil yang dapat membuat
kegiatan berjalan kurang optimal. Tetapi kendala dan hambatan tidak
menjadi masalah yang berarti untuk tidak terlaksannya program kerja
yang telah disusun. Adapun bebrapa kendala yang sering dijumpai oleh
peserta KKN adalah sebagai berikut :

58
1. Terdapat beberapa penyampaian dan metode yang kurang tepat
dalam penyuluhan
2. Pada kegiatan-kegiatan tertentu, waktu pelaksaan kurang tepat
karena sasaran memiliki kegiatan lain.
3. Faktor penurunan daya ingatpun cukup menjadi penghambat, pada
sasaran lansia diberikan penyuluhan berulang agar dapat lebih
memahami secara lebih mendalam tentang materi penyuluhan.
4. Faktor penurunan kondisi fisik seperti pendengaran dan
penglihatan Terdapat beberapa sasaran yang memilki penurunan
dan penglihatan sehingga pemilihan alat peraga dapat
memaksimalkan penyampaian materi penyuluhan.
5. Tingkat pendidikan sasaran yang terlalu rendah sehingga sulit
menerima pesan yang disampaikan,
6. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan–pesan yang disampaikan, karena lebih
memikirkan kebutuhan–kebutuhan lain yang lebih mendesak,
kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga
sulit untuk mengubah misalnya, makan ikan dapat menimbulkan
cacingan, makan telur dapat menimbulkan cacingan,

5.4. Rekomendasi

Kegiatan Praktik Kerja Nyata di era pandemi saat ini memang


memberikan dampak yang kurang bagus dan terkesan kurang efisien
seperti dalam pengumpulan data yang tidak maksimal, dikarenakan
adanya peraturan untuk selalu menggunakan protokol kesehatan
sehingga membuat kita tidak boleh berlama-lama dalam pengumpulan
data dan tidak boleh ada pemeriksaan kesehatan, dikarenakan
pemeriksaan tersebut dilakukan dengan cara menggunakan kontak
langsung pada keluarga. Area pendataan menjadi sangat luas
dikarenakan kegiatan PKN (Praktik Kerja Nyata) yang dilakukan di
daerah masing-masing atau domisili.
Meskipun begitu kegiatan PKN (Praktik Kerja Nyata) dapat

59
berjalan dengan lancar dengan mengikuti protocol kesehatan dan telah
dilaksanakan secara maksimal, namun untuk kegiatan PKN (Praktik Kerja
Nyata) selanjutnya diharapkan dapat dilakukan sebagaimana mestinya
dan berlokasi di suatu wilayah yang mempunyai masalah kesehatan
sehingga perlu dilakukan pembinaan, seperti wilayah-wilayah yang jauh
dari fasilitas kesehatan dan mempunyai faktor penghambat dari segi
sarana dan prasarana yang tentu nya wilayah tersebut jarang
mendapatkan pembinaan terkait kesehatan keluarga.

60
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
PKN atau Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu bentuk pengabdian
dari mahasiswa untuk masyarakat. KKN POLTEKKES KEMENKES
JAMBitersebar atau terbagi dalam beberapa wilayah yang telah disiapkan
oleh panitia PKN. Khususnya, untuk kecamatan jelutung yang diterjunkan
pada hari senin, 1 februari 2021 di kecamtan jelutung kota jambi.

Dikecamatan jelutung tim Pkn dibagi lagi menjadi beberaoa titik


untuk melakukan pendataan dimana tim PKN kecamatan jelutung terdiri dari
40 orang dengan masing masing mendata sebanyak 5 kepala keluarga dan
total dari keseluruhan anggota mendapatkan sebanyak 200 kepala keluarga.
Keadaan wilayah ini berada di tengah kota dengan rata rata bermata
pencarian sebagai wiraswasta.

Pada bab 1 dan 5 dapat disimpulkan bahwa hampir rata rata dari
masyarakat kecamatan jelutung memiliki permasalahan kesehatan yang
sama yaitu hipertensi, rematik dan lain lain. selain itu juga masyarkat
kecamatan jelutung masih banyak yang belum terpapara mengenai
pendidikan kesehatan oelh karena itu tim PKN kecamatan jelutung melakukn
identifikasi masalah serta mencari jalan untuk mencoba membantu
menyelesaikan persoalan kesehatan diwilayah tersebut.

Dari laporan diatas dapat kita ketahui bahwa tindakan terpilih untuk
dilakukan intervensi kepada masyarakat guna untuk menindak masalah
kesehatan yaitu dengan memberikan penyuluhan engenai persoalan
tersebut. Hal ini dilakukan efektif untuk di aplikasikan mengingat pandemi
covid-19 yang menyebabkan kita harus menjaga kesehatan diri sendiri dan
orang lain. oeh karena itu dilakukan lah tindakan tersebut.

Setelah dilakukan intervensi kepada keluarga yang telah dilakukan


pendataan maka hari selanjutnya tim PKN kecamatan jelutung melakukan
evaluasi terhadap tindakan yang diberikan. setelah dilakukan evaluasi
hampir seluruh masyarakat yang telah dilakukan pendataan dan intervensi

61
memahami mengenai informasi infoemasi penting mengenai kesehatan yang
mereka alami.

5.2 SARAN
1. Bagi masyarakat diwilayah kecamatan jelutung diharapkan
mampu menajaga kesehatan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat
serta melakukan aktivitas aktivitas fisik yang bermanfaat bagi kesehatan.
2. Masyarakat juga diharapkan untuk tetap menjaga
kebersihan lingkungan karena kebersihan lingkungan juga dapat
mempengaruhi kesehatan diri sendiri dan orang lain dengan kata lain
lingkungan sangat berdampak bada diri kita.
3. Teruntuk pemerintah ataupun lembaga harus lebih giat
lagi dalam melakukan pendidikan kesehatan dan memeberikan informasi
informasi terkini mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sehingga
diharapakan angka kesehatan tinggi dan msayarakat lebih produktif.

62

Anda mungkin juga menyukai