TAHUN 2021
DISUSUN OLEH
ii
Daftar Isi
Kata pengantar.........................................................................................ii
Daftar isi..................................................................................................iii
Bab 1 PENDAHULUAN...............................................................................6
Latar belakang.....................................................................................6
Tujuan PKN..........................................................................................8
Manfaat PKN........................................................................................9
Gambaran Demografi..............................................................................20
3) Keluarga berencana.................................................................28
4) Imunisasi................................................................................28
5) Lansia.....................................................................................29
iii
6) Remaja putri...........................................................................29
7) Balita......................................................................................30
Data Sanitasi......................................................................................39
1) Perumahan..............................................................................39
Identifikasi Masalah............................................................................38
iv
3) Tujuan kegiatan...........................................................................57
4) Tahap-tahap pelaksanaan...........................................................58
Kolaborasi Interprofesi............................................................................59
Partisipasi Masyarakat.........................................................................75
Rekomendasi......................................................................................81
v
Daftar Diagram
Daftar Gambar
1) peta wilayah
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
IPEC dapat terjadi apabila 2 atau lebih profesi saling bekerja sama dalam
memecahkan suatu masalah kesehatan.
Kegiatan PKN Terpadu merupakan suatu penerapan ilmu dan teknologi
oleh mahasiswa dalam bidang kesehatan khususnya Keperawatan, Kebidanan,
Sanitasi, Keperawatan Gigi, Teknologi Laboratorium Medik dan Farmasi dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan status kesehatan.
Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan mampu mengenal masalah,
menentukan kualitas masalah, merumuskan alternatif terbaik dalam pemecahan
masalah. Kemudian menyusun rencana kegiatan sesuai dengan keahlian yang
dimiliki, dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada di masyarakat.
Praktik Kerja Nyata (PKN) bagi mahasiswa merupakan proses dalam
memberikan kesempatan pengalaman hidup di tengah masyarakat untuk
memahami dan menghayati kompleksitas permasalahan hidup, belajar
merumuskan pilihan pemecahannya dan belajar mendampingi upaya
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat
sebagai wilayah dan sasaran pengabdian masyarakat Perguruan Tinggi, KKN
diharapkan memberikan pencerahan dan pemberdayaan agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri untuk peningkatan kulitas kehidupannya.
Penyelenggaraan KKN diharapkan dapat menjadi akselerasi peningkatan
sinergitas dan harmonisasi hubungan institusional antara Perguruan dan
masyarakat untuk peningkatan performa pembangunan.
Pandemi covid-19 yang terjadi menyebabkan adanya pembatasan sosial,
yang memungkinkan adanya larangan untuk menginap di lokasi PKN. Hal ini
mendasari perubahan sistem pelaksanaan PKN yang dilaksanakan pada tahun
2021 ini. Berbeda dengan sebelum terjadinya pandemik, pelaksanaan PKN
pada saat pandemik menetapkan pola “pulang kampung” yaitu, mahasiswa
melakukan kegiatan pengabdian di daerah asal dan di lakukan secara individu,
namun tetap dengan pendekatan IPEC, dimana pada tahun akademik
2020/2021 ini kegiatan PKN diikuti oleh 6 Jurusan di lingkungan Poltekkes
Kemenkes Jambi yaitu jurusan Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan
Lingkungan, Keperawatan Gigi, Analis Kesehatan dan Farmasi. Kegiatan
penyelenggaraannya dilaksanakan secara mandiri.
7
Dalam kesempatan kali ini penulis melakukan kegiatan PKN Terpadu
Poltekkes Kemenkes Jambi di Kecamatan Jelutung, Kota Jambi Tahun 2021,
tersebar menjadi 6 kelurahan yaitu Kelurahan Jelutung, Kelurahan Kebun
Handil, Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan Lebak Bandung, Kelurahan Payo
Lebar, dan Kelurahan Handil Jaya dan tersebar lagi menjadi 31 RT yang diikuti
oleh 39 mahasiswa yang berasal dari 6 jurusan yaitu jurusan Keperawatan,
Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Keperawatan Gigi, Analis Kesehatan dan
Farmasi. Mahasiswa melakukan intervensi berdasarkan masalah yang
ditemukan di keluarga binaan masing-masing dengan melakukan penyuluhan
kolaborasi antar jurusan.
B. Tujuan PKN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah dan intervensi
kesehatan masyarakat (bidang Keperawatan, Kebidanan, Sanitasi,
Keperawatan Gigi, Teknologi Laboratorium Medik dan Farmasi) dengan
pendekatan IPEC.
2. Tujuan Khusus
Dalam kegiatan PKN ini, diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga binaan.
b. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
c. Menentukan prioritas masalah yang sedang di hadapi keluarga binaan.
d. Melakukan perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan
masyarakat bersama-sama profesi lainnya yang berorientasi pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
e. Melakukan evaluasi program kesehatan masyarakat yang telah
dilaksanakan.
8
C. Manfaat PKN
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dibangku kuliah secara
nyata di Wilayah PKN.
b. Membekali mahasiswa kemampuan praktik kolaborasi interprofesi dalam
pendekatan masyarakat dan membentuk sikap serta perilaku untuk
senantiasa peka terhadap persoalan kesehatan yang dihadapi
masyarakat.
c. Memberi pengalaman mahasiswa menyiapkan diri dalam menjalankan
profesinya bekerjasama dengan profesi lain dalam pemberdayaan
kehidupan bermasyarakat.
d. Mahasiswa dapat pengalaman yang berharga terutama dalam
penyelenggaraan tahap-tahap manajemen selama PKN serta
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menanggulangi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
e. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam setiap permasalahan
kesehatan serta pemecahannya di masyarakat secara pragmatis ilmiah.
f. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan
program pengembangan bidang kesehatan.
g. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai
kader dan terbentuknya sikap, rasa cinta serta tanggung jawab
terhadap kemajuan masyarakat pedesaan, sehingga setelah selesai
pendidikan sanggup ditempatkan dimana saja.
h. Membina mahasiswa agar dapat menjadi innovator, motivator dan
problem solver.
i. Mengetahui kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam bidang
kesehatan.
2. Bagi Pemerintah
Adanya PKN diharapkan hasil temuan di lokasi PKN dapat menjadi
masukan bagi pemerintah untuk merencanakan program kesehatan dimasa
yang akan datang.
9
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
dan termotivasi untuk bertindak sesuai dengan perilaku hidup sehat.
b. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan serta
melaksanakan pembangunan bidang kesehatan.
c. Memperoleh pembaharuan-pembaharuan di bidang kesehatan
d. Terbentuknya kader-kader pembangunan bidang kesehatan di dalam
masyarakat
1. Kompetensi Umum
a. Nilai dan etik kolaborasi interprofesional
b. Peran dan tanggung jawab interprofesional
c. Komunikasi interprofesional
d. Bekerja dalam tim
10
Kompetensi Capaian Pembelajaran
Nilai dan Etik Kolaborasi 1. Menempatkan kebutuhan klien dan
Interprofesional populasi sebagai pusat dari kolaborasi
antar profesi untuk memberikan
pelayanan kesehatan.
2. Menghargai martabat dan privasi klien
dengan tetap mempertahankan
kerahasiaan dalam memberikan
pelayanan kesehatan berbasis tim.
3. Tetap memperhatikan perbedaan
budaya dan perbedaan individu yang
dimiliki oleh klien, populasi dan tim
antar profesi.
4. Menghargai keunikan budaya, nilai,
peran dan tanggung jawab, serta
keahlian anggota tim antar profesi.
5. Bekerja bersama-sama dengan klien,
anggota tim dan semua yang
berkontribusi dalam pelayanan
kesehatan dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan.
6. Menciptakan hubungan saling percaya
dengan klien, keluarga klien, dan tim
antar profesi.
7. Mendemonstrasikan sikap etik dan
kualitas pelayanan yang tinggi.
8. Berperilaku jujur dan menjaga integritas
dalam berinteraksi dengan klien,
keluarga klien dan anggota tim antar
profesi.
9. Menjadi kompetensi profesinya masing-
11
masing sesuai dengan lingkup
prakteknya.
Peran dan Tanggung Jawab 1. Mengkomunikasikan peran profesi
sendiri dan peran profesi lain secara
jelas kepada klien, keluarga, dan tim
profesi kesehatan lain.
2. Mengenali keterbatasan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan profesi
dalam tim.
3. Melibatkan semua profesi yang terkait
dalam pelayanan atau pemenuhan
kebutuhan klien.
4. Menjelaskan peran dan tanggung jawab
profesi lain dan bagaimana antar profesi
bekerja sama untuk memberikan
pelayanan kepada klien.
5. Menggunakan semua pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang
tersedia di dalam tim antar profesi untuk
dapat memberikan pelayanan yang
aman, tepat waktu, efektif, efisien dan
adil.
6. Berkomunikasi dengan anggota tim
untuk mengklarifikasi peran masing-
masing anggota dalam pelayanan
kesehatan kepada klien dan masyarakat.
7. Menciptakan hubungan saling
bergantung dengan profesi lain untuk
meningkatkan pelayanan dan saling
belajar.
8. Terlibat dalam pengembangan profesi
dan pengembangan antar profesi untuk
meningkatkan performa tim.
12
9. Menggunakan kemampuan yang unik
dan tambahan dari masing-masing
profesi untuk mengoptimalkan
pelayanan yang diberikan oleh tim.
13
konflik antar profesi.
7. Mengenal keunikan profesi masing-
masing termasuk spesialisasi, budaya,
pengaruhdan hirearki agar tercipta
komunikasi yang efektif.
8. Berkomunikasi secara konsisten tentang
pentingnya kerja tim dalam pelayanan
berpusat pada klien.
14
meningkatkan performa kelompok.
9. Menggunakan teknik atau strategi
perbaikan kelompok untuk
meningkatkan efektivitas kerja antar
profesi.
10. Menggunakan bukti-bukti yang tersedia
untuk melakukan praktek kerja tim.
11. Melakukan kerja tim sesuai peran dan
fungsinya di dalam tim di dalam situasi
yang berbeda.
15
b) Menganalisa masalah kebidanan
c) Membuat diagnosa kebidanan
d) Memprioritaskan masalah kebidanan keluarga
e) Membuat perencanaan penyuluhan
f) Mengevaluasi
g) Mendokumentasikan
2) Melakukan penyuluhan masalah kesehatan di keluarga
16
e. Kompetensi Khusus Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
Kompetensi yang harus dicapai mahasiswa Teknologi Laboratorium
Medikadalah:
1) Mahasiswa mampu menyampaikan informasi pelayanan laboratorium
medik melalui penerapan komunikasi, nilai-nilai budaya dan sistem
kebijakan kesehatan secara efektif baik interpersonal maupun
professional kepada pasien, teman sejawat, klinisi dan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
2) Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan atau seminar tentang isu-isu
kesehatan dibidang laboratorium kepada masyarakat.
17
BAB II
Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi
atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain.
Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis, dan social
budaya. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia
dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai
arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
18
Gambar 2.1. Peta Kecamatan Jelutung
19
2.3. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana
20
KELURAHAN HANDIL JAYA
NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 MUHAJIRIN M. PURWANTO
2 AL-MABRUR MAHFUS RT. 30
3 HIDAYATUL KARIM AHMAD BASHAR RT. 04
4 ATTAQWA ISMET
5 DARUSSALAM
6 DARUSSABIQIN MASHUDI
KELURAHAN JELUTUNG
NO NAMA MASJID NAMA PENGURUS LOKASI/ALAMAT
1 MIFTAHURRAHMA DARWANTO, S.Ag RT.11
2 AR-RAUDHO H. PAMUJI, S.Ag RT.44
3 AL-HAKIM A. HAMID HASAN RT.46
4 AL-MUSTAQIM H. SARMIN RT.49
5 AL-MUNAWWARAH H.M. RAMLI RT.15
6 AL-AZHAR H. FAZLU RAHMAN SH RT.20
21
7 MIFTAHUL HUDA SAMSUDIN SE RT.22
8 AL-BAROKAH H.M. YASIR RT.60
9 NURUL HIKMAH H. SARING SUWIR RT.55
10 DARUSSALAM DR. MAHLUDDIN RUSLAN RT.02
11 AL-AMIN H. ALFIAN RT.35
12 MAQOMUL HIDAYAH MISGIANTO SE RT.38
Sumber daya alam dikelompokkan menjadi dua yaitu sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui (non-renewable resources) dan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui (renewable resources). Untuk kelompok pertama terdapat dalam
berbagai jenis bahan mineral, minyak bumi dan gas. Keberadaan potensi ini di masa
yang akan datang semakin penting. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui merupakan sumber daya alam yang bersifat stok, dimana eksploitasi
saat ini berarti mengurangi stok yang ada untuk masa yang akan datang.
Sedangkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti sumber daya
kehutanan, lahan, perikanan, dan biota lainnya. Dalam hal sumberdaya alam dan
lingkungan kota Jambi tidak kaya akan sumberdaya alam. Penekanan analisis lebih
pada permasalahan lingkungan.
Sebagai ibukota Provinsi Jambi, kota Jambi telah mengalami berbagai kemajuan
pembangunan ekonomi menjadikan kawasan ini berkembang baik dengan
dorongan/penguatan akibat arahan formal maupun perkembangan alamiah.
22
Sumberdaya lahan bagi Kota Jambi sangat berarti untuk mendukung kelangsungan
pembangunan kota Jambi, yakni pembangunan yang tidak diharapkan bagi satu dua
generasi melainkan semua generasi mendatang, baik atas dasar potensi sosial
ekonomi, fisik, kimia dan biologi. Dengan kata lain, lahan disamping sebagai salah
satu input faktorproduksi indutsri barang maupu jasa maupun untuk keperluan
pembangunan berbagai infrastruktur. Sebagai salah satu sumberdaya alam,
lahan/tanah mempunyai sifat kelangkaan (scarcity). Disamping itu, lahan ini juga
mempunyai nilai oppurtinnity cost. Nilai lahan untuk sesuatu kegunaan dan
kesempatan yang hilang untuk berbagai penggunaan yang lain itulah yang
dimaksud dengan oppurtinity cost. Lahan perkotaan ini, disamping dipengaruhi
kekuatan tarik menarik antara pemilik dan pihak yang meminta sebagaimana
terdapat dalam mekanisme hukum permintaan dan penawaran, campur tangan
pemerintah diperlukan untuk lebih mengefisienkan mekanisme pasar tersebut-walau
diakui apabila campur tangan ini terlalu dalam terkadang menjadikan alokasi lahan
menjadi tidak efisien. Namun demikian, bentuk campur tangan ini bertujuan agar
penggunaan lahan/tanah lebih bermanfaat dan tepat guna, yang dapat
mengakomodasikan azas keadilan masyarakat.
Walaupun kota Jambi dengan posisinya telah menempatkan diri sebagai pusat
industri/perdagangan dan jasa-jasa terutama bagi kawasan hinterland yang mana
mengandung muatan bahwa lahan lebih banyak dibutuhkan secara proporsional
ditambah untuk itu dan juga permukiman/perumahan kota, akan tetapi lahan ini
dalam ukuran tertentu harus dapat dimanfaatkan guna kebutuhan berbagai
pembangunan fasilitas sosial (public services) yang masuk ke dalam social overhead
capital. Infrastruktur ini penting dan besar peranannya untuk menunjang dan
mendorong pertumbuhan ekonomi kota yang lebih terarah dan cepat secara
simultan yang akhirnya diharapkan secara bersamaan diusahakan dapat
menimbulkan manfaat bersamaan antara ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Terjadinya kegagalan pasar lahan kota, dalam kenyataannya bisa antara lain
dikarenakan adanya kekakuan struktur/birokrasi (structure regidities) pada satu sisi,
dengan tidak seimbangnya respon masyarakat akan isyarat-isyarat harga yang
terjadi.
23
Untuk itu pihak pemerintah harus mengambil peran inisiatif dan pemimpin
dalam berbagai alokasi investasi strategis atas tanah terutama yang telah dan bakal
dimanfaatkan sebagai salah satu masukan faktor produksi. Seandainya alokasi lahan
kota untuk berbagai penggunaan dibiarkan terjadi pada mekanisme pasar, pihak
non pemerintah (swasta dan masyarakat lainnya) akan mengoptimunkan nilai guna
pada tingkat yang lebih menguntungkan mereka dan mungkin lebih menuju pada
profit oriented. Kondisi ini akan menjadi menceng bila dihadapkan pada upaya lebih
menekankan manfaat sosial (social benefit) seperti dikehendaki pihak pemerintah
dalam menegakkan regulasi, alokasi dan bahkan juga distribusi dan stabilisasi.
24
BAB III
*Diagram ibu hamil, terdapat 95% ibu hamil dari pasangan usia subur.
*Diagram Ibu hamil yang melakukan ANC , terdapat 30% ibu hamil yang tidak
melakukan ANC
*Diagram alasan tidak melakukan ANC, yaitu karena faktor sosial ekonomi.
25
2. Gizi makanan.
3. Keluarga Berencana
26
*Jumlah akseptor kb 75 orang tidak ber kb, dan 84 orang ber kb dengan
persentase seperti diagram diatas.
27
4. Imunisasi
*Dari daigram diatas dapat kita ketahui bahwa masih banyak anak yang belum
melakukan imunisasi dasar secara lengkap.
5. Lansia
28
*Riwayat penyakit yang terjadi pada lansia di kecamatan jelutung.
6. Remaja Putri
29
*Diagram riwayat penyakit pada remaja putri dengan prioritas masalah
utama yaitu keputihan dengan persentase 32,1%
7. Balita
30
*Diagram status perkembangan Balita
31
*Pada Lansia
*Pada balita
32
*Pada Remaja Putri
33
3. Memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali
34
*Lantai rumah permanen/kedap air sekitar 94,4%
35
2. Sumber air bersih
36
*Memenuhi syarat fisik
37
5. pembuangan limbah, jamban.
38
Remaja putri muncul masalah yaitu tidak pernah mengikuti oenyuluhan
kesehatan
Remaja putri memiliki permasalahan utama yaitu keputihan.
Permaslahan utama pada bayi dan balita yaitu masih terdapat beberpa
yang tidak melakukan imunisasi dasar.
pada sanitasi lingkungan ditemukan masalah utama yaitu pengolahan
sampah masih dibakar yang menyebabkan polusi udara.
Pada Kesehatan gigi ditemukan pola kebiasaan buruk yaitu tidak
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan dan tidak
membersihkan karang gigi.
39
BAB IV
PELAKSANAAN PKN
1. Hipertensi
40
Hipertensi pada lansia Memperhatikan
Menjelaskan tanda dan Memperhatikan
2. Pelaksanaan : gejala Hipertensi pada
30 menit lansia
Menjelaskan pengobatan
untuk penyakit Hipertensi
pada lansia
Menjelaskan bahaya yang
terjadi akibat penyakit
Hipertensi pada lansia
Menyampaikan Mendengarkan
kesimpulan Menjawab salam
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih
10 menit Mengucapkan salam
penutup
41
2. Imunisasi
42
Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan
Menyampaikan Mendengarkan
Terminasi : kesimpulan Menjawab salam
4. 10 menit Mengucapkan terimakasih
Mengucapkan salam
penutup
3.Reumatik
43
penyuluhan
Membagikan leaflet
Menjelaskan pengertian Memperhatikan
Rematik Memperhatikan
Menjelaskan penyebab Memperhatikan
Rematik Memperhatikan
Menjelaskan tanda dan Memperhatikan
2. Pelaksanaan : gejala Rematik
30 menit Menjelaskan pengobatan
untuk penyakit Rematik
Menjelaskan bahaya yang
terjadi akibat penyakit
Rematik
Menyampaikan Mendengarkan
kesimpulan Menjawab salam
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih
10 menit Mengucapkan salam
44
penutup
45
Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan
peserta tentang materi
3. Evaluasi : yang disampaikan, dan
10 menit memberi reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan
Terminasi : Menyampaikan
10 menit kesimpulan Mendengarkan
Mengucapkan terimakasih Menjawab salam
4. Mengucapkan salam
penutup
46
Menjelaskan pentingnya Memperhatikan
menjaga kesehatan gigi Memperhatikan
dan mulut Memperhatikan
2. Pelaksanaan : Menjelaskan bahaya yang
30 menit terjadi akibat tidak
menjaga kesehatan mulut
Menyampaikan Mendengarkan
kesimpulan Menjawab salam
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih
10 menit Mengucapkan salam
penutup
47
Memberi salam pembuka Menjawab salam
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Mengucapkan terimakasih Menjawab Bersama-sama
1. Pembukaan : telah diizinkan oleh ibu Memperhatikan
10 menit untuk melakukan Memperhatikan
penyuluhan.
Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan
Membagikan leaflet
Menyampaikan Mendengarkan
kesimpulan Menjawab salam
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih
48
10 menit Mengucapkan salam
penutup
Domisili yang diambil yaitu di kecamatan jelutung, yang terdiri dari 6 Kelurahan
dan 31 RT dari data yang telah diperoleh terdapat 6 permasalahan kesehatan
yaitu tentang, Kesehatan Gigi, Kebidanan, Keperawatan, Analis Kesehatan,
Kesehatan Lingkungan, dan Farmasi, serta ada beberapa masalah yang terdapat
pada 6 Jurusan Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jambi lokasi PKN Kecamatan
Jelutung yaitu sebagai berikut :
49
C.Tujuan kegiatan
1.Tujuan umum
2.Tujuan khusus
50
Februari. Oleh karena PKN merupakan tempat atau wahana bagi mahasiswa untuk
belajar hidup di masyarakat dengan adanya PKN ini diharapkan mahasiswa dapat
berperan dan berpatisipasi secara aktif dalam masyarakat.
E. Resaurces/ Partisipasi
51
F. Hasiil Kegiatan Tindakan Terpilih
52
binaan mengatakan memahami dari penjelasan tersebut. Untuk
memastikannya mahasiswa kembali menanyakan beberapa pertanyaan dari
penjelasan mengenai hipertensi tersebut.
53
mengatakan memahami dari penjelasan tersebut. Untuk memastikannya
mahasiswa kembali menanyakan beberapa pertanyaan dari penjelasan
mengenai kesehatan reproduksi dan perlaku seksual. Dari penyuluhan
tersebut tampak remaja sangat antusias karena mendapatkan
pengetahuan dan wawasan baru.
5. Masalah sanitasi yang ada di Kecamatan Jelutung yaitu masih banyak warga
yang melakukan pengolahan sampah denngan cara di bakar di sekitar
rumah dan menyebabkan polusi udara.
54
wawasan dan pengetahuan KK binaan agar dapat mengajak tetangga
yang lain untuk tidak terus membakar sampah melainkan di buang ke
tempat sampah yang telah di sediakan oleh pemerintah setempat degan
jam yang telah di sesuaikan. Dari penyuluhan yang di berikan KK binaan
mengatakan memahami materi yang di berikan oleh mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Jambi.
6. Masalah kesehatan gigi dan mulut, yaitu banyaknya kebiasaan buruk tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi mulut tiap 6 bulan sekali dan tiidak
membersihkan karang gigi.
55
BAB V
56
masyarakat setempat, kegiatan yang telah kami lakukan ini tidak akan
berjalan lancar dan tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan
partisipasi dari pihak masyarakat.
2. Keadaan Lingkungan
57
b. Memotivasi, yaitu penyuluh sudah mampu memberikan
dorongan dan mempengaruhi semangat dan kemaunan sasaran
sehingga mau melaksanakan apa yang disampaikan.
c. Penyajian Materi, yaitu kemampuan penyuluh untuk
menyampaikan dan mengemas materi penyuluhan sudah tepat
sehingga meteri yang disampaikan dapat dipahami oleh
sasaran.
d. Pemilihan dan Penggunaan Alat Bantu, penggunaan alat bantu
dalam kegiatan penyuluhan sudah efektif, seperti misalnya
pada sasaran anak usia dini dimana salah satu
permasalahannya cara menyikat gigi yang kurang benar. Maka
dari itu pilih media phantom gigi dan sikat gigi sebagai alat
bantu penyuluhan. Contoh lainnya pada sasaran lansia yang
penglihatannya kurang jelas. Maka dari itu dipilih media poster
sebagai alat bantu penyuluhan.
e. Focus. Penyuluh sudah dapat memusatkan materi penyuluhan
dengan adanya alat bantu dan penyajian yang menarik.
4. Kepercayaan Masyarakat
B. Faktor Penghambat
58
1. Terdapat beberapa penyampaian dan metode yang kurang tepat
dalam penyuluhan
2. Pada kegiatan-kegiatan tertentu, waktu pelaksaan kurang tepat
karena sasaran memiliki kegiatan lain.
3. Faktor penurunan daya ingatpun cukup menjadi penghambat, pada
sasaran lansia diberikan penyuluhan berulang agar dapat lebih
memahami secara lebih mendalam tentang materi penyuluhan.
4. Faktor penurunan kondisi fisik seperti pendengaran dan
penglihatan Terdapat beberapa sasaran yang memilki penurunan
dan penglihatan sehingga pemilihan alat peraga dapat
memaksimalkan penyampaian materi penyuluhan.
5. Tingkat pendidikan sasaran yang terlalu rendah sehingga sulit
menerima pesan yang disampaikan,
6. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan–pesan yang disampaikan, karena lebih
memikirkan kebutuhan–kebutuhan lain yang lebih mendesak,
kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga
sulit untuk mengubah misalnya, makan ikan dapat menimbulkan
cacingan, makan telur dapat menimbulkan cacingan,
5.4. Rekomendasi
59
berjalan dengan lancar dengan mengikuti protocol kesehatan dan telah
dilaksanakan secara maksimal, namun untuk kegiatan PKN (Praktik Kerja
Nyata) selanjutnya diharapkan dapat dilakukan sebagaimana mestinya
dan berlokasi di suatu wilayah yang mempunyai masalah kesehatan
sehingga perlu dilakukan pembinaan, seperti wilayah-wilayah yang jauh
dari fasilitas kesehatan dan mempunyai faktor penghambat dari segi
sarana dan prasarana yang tentu nya wilayah tersebut jarang
mendapatkan pembinaan terkait kesehatan keluarga.
60
BAB VI
5.1 KESIMPULAN
PKN atau Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu bentuk pengabdian
dari mahasiswa untuk masyarakat. KKN POLTEKKES KEMENKES
JAMBitersebar atau terbagi dalam beberapa wilayah yang telah disiapkan
oleh panitia PKN. Khususnya, untuk kecamatan jelutung yang diterjunkan
pada hari senin, 1 februari 2021 di kecamtan jelutung kota jambi.
Pada bab 1 dan 5 dapat disimpulkan bahwa hampir rata rata dari
masyarakat kecamatan jelutung memiliki permasalahan kesehatan yang
sama yaitu hipertensi, rematik dan lain lain. selain itu juga masyarkat
kecamatan jelutung masih banyak yang belum terpapara mengenai
pendidikan kesehatan oelh karena itu tim PKN kecamatan jelutung melakukn
identifikasi masalah serta mencari jalan untuk mencoba membantu
menyelesaikan persoalan kesehatan diwilayah tersebut.
Dari laporan diatas dapat kita ketahui bahwa tindakan terpilih untuk
dilakukan intervensi kepada masyarakat guna untuk menindak masalah
kesehatan yaitu dengan memberikan penyuluhan engenai persoalan
tersebut. Hal ini dilakukan efektif untuk di aplikasikan mengingat pandemi
covid-19 yang menyebabkan kita harus menjaga kesehatan diri sendiri dan
orang lain. oeh karena itu dilakukan lah tindakan tersebut.
61
memahami mengenai informasi infoemasi penting mengenai kesehatan yang
mereka alami.
5.2 SARAN
1. Bagi masyarakat diwilayah kecamatan jelutung diharapkan
mampu menajaga kesehatan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat
serta melakukan aktivitas aktivitas fisik yang bermanfaat bagi kesehatan.
2. Masyarakat juga diharapkan untuk tetap menjaga
kebersihan lingkungan karena kebersihan lingkungan juga dapat
mempengaruhi kesehatan diri sendiri dan orang lain dengan kata lain
lingkungan sangat berdampak bada diri kita.
3. Teruntuk pemerintah ataupun lembaga harus lebih giat
lagi dalam melakukan pendidikan kesehatan dan memeberikan informasi
informasi terkini mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sehingga
diharapakan angka kesehatan tinggi dan msayarakat lebih produktif.
62