Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN INDIVIDU

TAHUN 2023

Diajukan untuk memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan


Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut

Disusun oleh:
SALSABILA SHAFIYA SUGIHARTO
NIM P2.06.25.2.19.032

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktek Kerja

Lapangan Individu Tahun 2023". Laporan Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi

dan Mulut ini ditulis untuk memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan.

Terwujudnya Laporan Praktek Kerja Lapangan Individu ini tiada lain berkat

arahan dan bimbingan semua pihak maka penulis sampaikan ucapan rasa

terimakasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

membantu, terutama kepada yang terhormat:

1. Hj. Ani Radiati R., S.Pd., M.Kes, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan

Tasikmalaya.

2. Rudi Triyanto, S.Si.T., M.DSc, sebagai Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Tasikmalaya

3. drg. Hadiyat Miko, M.Kes, sebagai Ketua Program Studi D IV Jurusan

Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.

4. Dr. Hj. Eliati, S.Si.T., M.Kes selaku Pembimbing 1 yang tidak henti-hentinya
memberikan bimbingan, dorongan dan arahan dalam penyusunan Laporan
Praktik Kerja Lapangan.
5. Drg. Anie Kristiani, M.Pd selaku Pembimbing II yang berkenan memberi
arahan, bimbingan, kritik dan saran dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.
6. drg. Raden Suharsa, sebagai Kepala UPT Puskesmas Pembangunan Kabupaten

Garut dan penanggung jawab BP Gigi yang telah memberikan izin serta arahan

ii
teknis di lapangan.

7. Tati Sudaryati, AMKG, sebagai penanggung jawab I Praktik Kerja Lapangan

UPT Puskesmas Pembangunan.

8. Romlah Asiah, A.Md.Kes, sebagai penanggung jawab II Praktik Kerja

Lapangan UPT Puskesmas Pembangunan.

9. Petugas UPT Puskesmas Pembangunan yang telah memberikan arahan

maupun ilmu baru dalam proses Praktik Kerja Lapangan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja

Lapangan Individu ini masih ada keterbatasan kemampuan, pengetahuan maupun

sumber yang didapat, sehingga penulis harapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kebaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga

Laporan Praktek Kerja Lapangan Individu ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Garut, Februari 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 3
1.3 Manfaat .............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN KASUS
2.1 Anak Sekolah Dasar........................................................................... 5
2.2 Anak Berkebutuhan Khusus .............................................................. 5
2.3 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus ............................................ 6
2.4 Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pada ABK ............ 6
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Temuan Kasus.................................................................................. 11
3.2 Identifikasi Masalah......................................................................... 14
3.3 Matriks Prioritas Masalah, Penentuan Alternatif Masalah dan
Penentuan Prioritas Masalah ....................................................................... 15
3.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 17
3.5 Asumsi ............................................................................................. 17
3.6 Asuhan Keperawatan Gigi ............................................................... 17
3.7 Perencanaan ..................................................................................... 19
3.8 Implementasi .................................................................................... 28
3.9 Evaluasi ............................................................................................ 30
3.10 Pembahasan ..................................................................................... 32
3.11 Materi Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut ................................. 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulam ..................................................................................... 37
4.2 Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah siswa yang diperiksa…………………………………………… 11


Tabel 2. Hasil survey awal………………………………………………………. 11
Tabel 3. Identifikasi masalah……………………………………………………. 14
Tabel 4. Matriks prioritas masalah………………………………………………. 15
Tabel 5. Pengkajian anak asuh…………………………………………………... 18
Tabel 6. Diagnosa anak asuh…………………………………………………….. 18
Tabel 7. Perencanaan perawatan………………………………………………… 20
Tabel 8. Implementasi…………………………………………………………… 28
Tabel 9. Evaluasi………………………………………………………………… 30
Tabel 10. Hasil survei…………………………………………………… ............32

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat,
baik sehat secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Wahyuni, 2019).
Masyarakat perlu meningkatkan derajat kesehatannya sehingga diperlukan upaya
kesehatan yang dapat mencegah timbulnya penyakit. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat (Kemenkes, 2014).

Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-


tingginyadapat diselenggarakan dengan cara melakukan upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan (Kemenkes, 2014).

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,


dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Mewujudkan derajat kesehatan gigi yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan (Depkes RI, 2000).

Riskesdas pada tahun 2018 menyebutkan bahwa angka Effective Medical


Demand (EMD) atau presentase penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut
sebesar 57,6% dan hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan medis. Berdasarkan

1
data tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut selama 5
tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 31,7% (Riskesdas, 2018).

Anak berkebutuhan khusus dari sudut pandang pendidikan, menurut Hallahan


dan Kauffman (2006) bahwa individu kebutuhan khusus adalah mereka yang
memerlukan pendidikan dan pelayanan terkait, jika mereka menyadari bahwa setiap
manusia memiliki kelebihan sehingga meyakini akan potensi kemanusiaan mereka.
Pendidikan khusus diperlukan karena mereka tampak berbeda dari siswa pada
umumnya pada satu atau lebih hambatan seperti : mereka memiliki hambatan
intelektual (kecerdasannya), ketidak mampuan belajar atau gangguan atensi,
gangguan emosi dan perilaku, hambatan fisik, hambatan komunikasi, penglihatan
atau special gift and talents (Suharsiwi, 2017).

Gigi berlubang dan radang gusi dapat terjadi pada semua anak, namun anak-
anak berkebutuhan khusus lebih sering mengalaminya. Hal ini disebabkan adanya
keterbatasan kemampuan kognitif dan mobilitas, gangguan perilaku dan otot,
refleks muntah dan gerakan tubuh tidak terkontrol. Keadaan ini yang membatasi
anak-anak tersebut untuk dapat melakukan pembersihan gigi yang optimal dan
menempatkan mereka pada posisi berisiko mengalami masalah kesehatan gigi dan
mulut (Achmad.H, dkk, 2016).

Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi


terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting
yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Anak usia sekolah khususnya
anak sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan
mulut karena umumnya anak-anak tersebut masih mempunyai perilaku atau
kebiasaan diri yang kurang menunjang terhadap kesehatan gigi (Fatimatuzzahro,
2016)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada praktik ini akan dilakukan
pengkajian pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada kelompok anak
berkebutuhan khusus di SLBN B Garut dan anak sekolah dasar di SDN Mekargalih

2
1 dan 2 untuk mengetahui kondisi gigi anak-anak tersebut serta menentukan
tindakan yang akan dilakukan.

1.2 Tujuan
Tujuan penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada
kelompok anak berkebutuhan khusus di SLBN B Garut dan SDN Mekargalih 1 dan
2 tahun 2023 adalah:

1.2.1 Tujuan Umum


Meningkatkan mutu, cakupan, efisiensi pelayanan asuhan
keperawatangigi dan mulut pada kelompok anak berkebutuhan khusus dan
anak sekolah dasar dalam rangka tercapainya kemampuan pemeliharaan
diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut ini adalah

1.2.2.1 Menurunkan angka OHI-S pada siswa-siswi SLBN B Garut dan siswa-
siswi SDN Mekargalih 1 dan 2 tahun 2023

1.2.2.2 Menurunkan angka Decay dan meningkatkan angka Filling padasiswa-


siswi SLBN B Garut dan siswa-siswi SDN Mekargalih 1 dan 2 tahun 2023

1.2.2.3 Meningkatkan pengetahuan orang tua dan siswa-siswi SLBN B Garut


dan siswa-siswi SDN Mekargalih 1 dan 2 tentang kesehatan gigi dan mulut
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya yaitu dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan
mahasiswa serta meiningkatkan kemampuan dalam menganalisis dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan di lapangan.

3
1.3.2 Bagi Sekolah
Siswa-siswi SLBN B Garut dan SDN 1 dan 2 MEkargalih
Kabupaten Garut dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahun
tentang kesehatan gigi dan mulut serta dapat dijadikan inovasi baru dalam
program UKS yaitu kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan
mulut.

1.3.3 Bagi Orangtua


Orangtua siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut sehingga dapat membantu memelihara kesehatan gigi
anaknya

1.3.4 Bagi Puskesmas


Kegiatan ini dapat membantu dalam program UKGS.

4
BAB II
KAJIAN KASUS
2.1 Anak Sekolah Dasar
2.1.1 Pengertian AnakSekolah Dasar
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle
childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak
untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak menginginkan untuk
menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah,
bahwa salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak
terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan objektif dan empiris
terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada sikap
intelektualitas sehingga masa ini disebut periode intelektual (Sabani, 2019).

2.2 Anak Berkebutuhan Khusus


2.2.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami
keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental intelektual, sosial, emosional
yang berpengaruh secara signifikan dalam proses
pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak lain seusianya
(Winarsih et al., 2013).

Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa


jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus.
Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan
khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk
peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan
luar biasa dapat diselenggarakan 21 secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi
Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan

5
menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia
(Suharsiwi, 2017).

2.3 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus


2.3.1 Anak Berkebutuhana Khusus Permanen
Menurut PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan
bahwa Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik sebagi berikut
(Suharsiwi, 2017):

a. Tunanetra
b. Tunarungu
c. Tunawicara
d. Tunagrahita
e. Tunadaksa
f. Tunalaras
g. Berkesulitan belajar
h. Lamban belajar
i. Autis
j. Memiliki gangguan motoric
k. Menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat
adiktif lain
l. Memiliki kelainan lain

2.4 Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pada ABK


2.4.1 Pengertian Pelayaan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut merupakan pelayanan
asuhan yang dilaksanakan secara terencana, berkesinambungan dan
sistematis tertentu selama kurun waktu tertentu dalam rangka mencapai
kemandirian pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga meningkatkan
derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Gultom, E dan Ratnasari
2017).

6
2.4.2 Pengertian Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pada ABK
Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut merupakan pelayanan
asuhan yang dilaksanakan secara terencana, berkesinambungan dan
sistematis pada kelompok (berkebutuhan khusus) tertentu selama kurun
waktu tertentu dalam rangka mencapai kemandirian pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut sehingga meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
yang optimal (Gultom, E dan Ratnasari 2017).

2.4.3 Metode dan Strategi


Kesehatan gigi merupakan salah satu hal terpenting bagi
pertumbuhan anak. Namun di Indonesia tidak banyak orang tua yang peduli
akan kesehatan gigi, terlebih pada anak berkebutuhan khusus. Anak
berkebutuhan khusus memiliki resiko yang lebih tinggi akan masalah
kesehatan gigi dan mulut karena memiliki kekurangan dan keterbatasan
mental maupun fisik dalam melakukan pembersihan gigi sendiri secara
optimal (Gultom, E dan Ratnasari 2017).

Metode dan strategi pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut


di pelayanan kesehatan menurut Gultom, E dan Ratnasari (2017) adalah
berupa keyakinan. Keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang perawat gigi
dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah
sebagai berikut :

a. Manusia adalah individu yang memiliki biopsikososio-spiritual yang


unik
b. Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah bantuan bagi
umat manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
yang optimal.
c. Tujuan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut dapat dicapai
melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan dengan
klien/pasien serta keluarganya.

7
d. Dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut,
perawat gigi menggunakan proses pelayanan asuhan keperawatan gigi
dan mulut untuk memenuhi kebutuhan klien/pasien.
e. Perawat gigi bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki
wewenang dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan
mulut secara utuh berdasarkan standar operasional prosedur.
f. Pendidikan keperawatan gigi harus dilaksanakan secara
berkesinambungan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan
tenaga kesehatan gigi dan mulut.

Metode dan strategi pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut


di pelayanan kesehatan merupakan penunjang dalam melakukan beberapa
jenis pelayanan yang harus dilaksanakan dengan baik oleh perawat gigi.
Jenis pelayanannya adalah pelayanan pencegahan untuk mempromosikan
dan menjaga kesehatan mulut yang baik, pelayanan pendidikan untuk
membantu pasien mengembangkan perilaku yang mempromosikan
kesehatan yang lebih baik, pelayanan terapi pengobatan untuk
menghentikan penyakit dan memelihara jaringan sehat di mulut. Salah satu
kelompok yang mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
adalah klien/pasien berkebutuhan khusus (Gultom, E dan Ratnasari 2017).

2.4.4 Proses Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Pada ABK
Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut menunjukkan bahwa
seorang perawat gigi (Dental Therapist, Dental Hygiene) bertanggung
jawab untuk melaksanakan proses pelayanan asuhan keperawatan gigi dan
mulut secara terencana, berkesinambungan dan sistematis sehingga dapat
memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktik pelayanan asuhan
keperawatan gigi dan mulut tersebut berdasarkan kebutuhan klien/pasien.
Berikut adalah tahapan proses pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
pada ABK (Gultom, E dan Ratnasari 2017):

8
2.4.4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan dasar dari proses pelayanan asuhan
keperawatan gigi dan mulut. Pengkajian adalah seni mengumpulkan dan
menganalisis data-data subyektif maupun obyektif dari klien/pasien
kemudian mengarahkan penilaian kepada kebutuhan klien/pasien dan
mencegah kepada hal yang dapat menghalangi pemenuhan kebutuhan
tersebut, terkait dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut. Cara
Pemeriksaan gigi geligi sebelum penentuan diagnosa keperawatan gigi
adalah sebagai berikut :

a. Inspeksi
b. Sondasi
c. Termis
d. Perkusi
e. Tekanan
f. Tes mobilitas
g. Membau
h. Palpasi
i. Tes vitalitas
j. Rogten foto
k. Tes anestesi
l. Tes kavitas

2.4.4.2 Diagnosa Keperawatan Gigi


Diagnosa keperawatan gigi merupakan suatu penentuan jenis
penyakit yang dikeluhkan klien/pasien secara sistematis berdasarkan
pengkajian dan analisa data, meliputi identitas pasien, pemeriksaan
subyektif dan pemeriksaan obyektif sehingga perencanaan perawatan gigi
dapat direncanakan sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan pasien serta
dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Macam- macam diagnosa
dalam keperawatan gigi adalah sebagai berikut :

9
a. Earlydiagnosis atau diagnosa dini adalah kelainan yang belum begitu
tampak akan tetapi sudah dapat untuk memperkirakan atau
menentukan penyakit.
b. Clinicaldiagnosis atau diagnosa klinis adalah diagnosa yang didapat
berdasarkan gejala-gejala klinis.
c. Rontgenologis diagnosis adalah diagnosa yang didapat berdasarkan
pembacaan gambar rontgen.
d. Differentialdiagnosis adalah cara penentuan diagnosa dengan cara
membandingkan gejala-gejala penyakit yang satu dengan yang lain,
yang kebetulan mempunyai gejala atau tanda-tanda yang serupa.
e. Finaldiagnosis atau diagnosa final adalah penentuan akhir jenis
penyakit (Gultom, E dan Ratnasari 2017).

2.4.4.3 Perencanaan
Perencanaan dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
merupakan perencanaan perawatan gigi yang direncanakan sesuai dengan
kompetensi dan kebutuhan pasien serta dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan berdasarkan pengkajian dan analisa data.
2.4.4.4 Implementasi
Implementasi dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
merupakan pelaksanaan perawatan gigi yang direncanakan sesuai dengan
kompetensi dan kebutuhan pasien serta dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan berdasarkan pengkajian dan analisa data.
2.4.4.5 Evaluasi
Evaluasi dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan dari perawatan yang
dilaksanakan kepada klien/pasien sehingga dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan keluhannya.

10
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Temuan Kasus
Kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut yang
dilakukan dari tanggal 25 Januari 2023 sampai 12 Februari 2023 dari total
anak SLB Garut 51 anak dan SDN 1 dan 2 Mekargalih 50 yang diberi
perawatan, didapatkan 10 orang siswa sebagai anak asuh, dengan rincian :

Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah Total
L P
1 SLB 3 2 5
2 SD 2 3 5
Jumlah 5 5 10
Tabel 1. Jumlah Siswa yang Diperiksa

No Nama L/ Umur Kelas d e f Def D MF DM DI CI OHI Kriteria


P -t F-T S
1 Helmi L 15 thn SLB 0 0 0 0 2 0 0 2 0 1 1 Baik
Kelas 9
2 Rangga L 18 thn SLB 0 0 0 0 0 0 0 0 0,6 0 0,6 Baik
Kelas
11
3 Naisha P 12 thn SLB 0 0 0 0 4 2 0 6 0,3 0,3 0,6 Baik
Kelas 5
4 Naufal P 11 thn SLB 0 0 0 0 1 0 0 1 0,3 0,3 0,6 Baik
Kelas 4
5 Salma P 14 thn SLB 0 0 0 0 1 2 0 3 0,3 0 0,3 Baik
Kelas 8
6 Bagas L 12 thn 5 sd 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0,6 0 0,6 Baik
7 Putri P 11 thn 5 sd 1 0 0 0 0 2 1 0 3 0,6 0,6 1,2 Baik

11
8 Habil L 12 thn 5 sd 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0,5 0,3 0,8 Baik
9 Risa P 12 thn 5 sd 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0,5 0 0,5 Baik
10 Zahra P 12 thn 5 sd 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0,6 0 0,6 Baik
Jumlah 0 1 0 1 11 5 0 16 4,3 2,5 6,8
Tabel 2. Hasil Survey Awal

3.1.1 Prevalensi Karies


∑ anak yang terkena karies 7
x100% = x 100% = 70%
∑ anak yang diperiksa 10

Prevalensi Gingivitis

∑ anak yang terkena gingivitis 0


x100% = x 100% = 0%
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.2 OHI-S Rata-rata


∑ OHI − S total 6,8
= = 0,68
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.2.1 Debris Indeks (DI) Rata-rata


∑ DI 4,3
= = 0,43
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.2.2 Calculus Indeks (CI) IRata-rata


∑ CI 2,5
= = 0,25
∑ anak yang diperiksa 10

OHI-S = 0,68 (Baik)

DI = 0,43 (Baik)

CI = 0,25 (Baik)

3.1.3 def-t rata-rata


∑ def − t 1
= = 0,1
∑ anak yang diperiksa 10

12
3.1.3.1 decay (d) rata-rata
∑d 0
= =0
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.3.2 extoliasi (e) rata-rata


∑e 1
= = 0,1
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.3.3 filling (f) rata-rata


∑f 0
= =0
∑ anak yang diperiksa 10

def-t = 0,1

d =0

e = 0,1

f =0

3.1.4 DMF-T rata-rata


∑ DMF − T 16
= = 1,6
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.4.1 Decay (D) rata-rata


∑D 11
= = 1,1
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.4.2 Missing (M) Rata-rata


∑M 5
= = 0,5
∑ anak yang diperiksa 10

3.1.4.3 Filling (F) Rata-rata


∑F 0
= =0
∑ anak yang diperiksa 10

DMF-T = 1,6

D = 1,1

13
M = 0,5

F =0

3.1.5 PTI Rata-rata


∑F 0
= x 100% = 0
DMF − T 18

Bedasarkan data yang telah ada, makaa rumusan masalah dapat


diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Prevalensi Keries : 80%


b. Prevalensi Gingivitis : 0%
c. OHI-S Rata-rata : 0,68
d. def-t Rata-rata : 0,1
e. DMF-T Rata-rata : 1,6
f. PTI : 0%

3.2 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan tabulasi dan pengolahan data, maka ditemukan
beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut sebagai berikut:

Masalah Target Temuan Kesenjanagan Prioritas


Kasus Masalah
Def-t ≤2 0,1 1,9 III
DMF-T ≤2 1,6 0,4 I
OHI-S ≤ 1,2 0,68 0,52 II
PTI ≥ 20% 0% 0 IV
Tabel 3. Identifikasi Masalah

Dari data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi


masalah sebagai berikut :

a. Rata-rata OHI-S = 0,68 dengan kriteria baik, dimana DI = 0,43 dan CI =


0,25 sedangkan menurut target nasional OHI-S ≤ 1,2 berarti keadaan ini

14
sudah memenuhi target nasional dan perlu dilakukan pelayanan asuhan
keperawatan gigi dan mulut berupa preventif.
b. Rata – rata DMF-T = 1,6 dimana D = 11, M = 5, F = 0 sedangkan menurut
target nasional adalah DMF-T ≤ 2 berarti keadaan ini sudah memenuhi
target nasional tetapi perlu dilakukan pelayanan asuhan keperawatan gigi
dan mulut.
c. Rata – rata def-t = 0,1 dimana d = 0, e = 0,1, f = 0 sedangkan menurut target
nasional adalah def-t ≤ 2 berarti keadaan ini sudah memenuhi target nasional
dan masih perlu dilakukan peningkatan dalam pelayanan asuhan
keperawatan gigi dan mulut.
d. Rata – rata PTI = 0 % sedangkan menurut target nasional PTI ≥ 20% berarti
keadaan ini belum memenuhi target nasional dan perlu dilakukan pelayanan
asuhan keperawatan gigi dan mulut

3.3 Matriks Prioritas Masalah, Penentuan Alternatif Masalah dan


Penentuan Prioritas Masalah
Prioritas Prioritas Pemecahan
Rumusan Masalah Penyebab Alternatif Masalah
No
Masalah U S G R Masalah Masalah M V I C MVI/
C
1 Angka 5 5 4 1 Kurangnya -Adanya 4 5 4 4 16
Prevalensi pengetahua pelatihan
karies, def-t n, guru UKS
dan DMF-T kesadaran, tentang
dengan dan kesehatan
pengetahuan kemampuan gigi dan
yang cukup siswa dalam mulut.
(sedang) pemelihar -Memberik 5 5 5 5 25
aandan an
perawatan perlindun
kesehatan gan
gigi dan Khusus
mulut pada gigi
tetap yang
sudah
erupsi
supaya
tidak
terbentuk

15
karies

2 OHI-S Rata- 4 5 3 II -Teknik dan -Melakukan 4 4 5 4 20


rata sedang frekuensi penyuluhan
dengan menyikat tentang
pengetahuan gigi yang kesehatan
yang cukup kurang gigi dan
tepat. - Kurangnya mulut serta
promosi mendemont
kesehatan rasikan
cara
menyikat
gigi yang
baik dan
benar
Tabel 4. Matriks Prioritas Masalah

Keterangan :
U = Urgent (bobot masalah berdasarkan waktu)
S = Seriousness (bobot masalah berdasarkan kesungguhan / keseriusan)G = Growth
(daya ungkit maslah terhadap masalah / pertumbuhan)
M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat diselesaikan)V = Venerability
(Sensitifitas jalan keluar)

I = Importance (pentungnya jalan keluar)C = Cost / Biaya (efisiensi)

R = Rank / Rangking

16
Dengan demikian alternatif pemecahan masalah diatas diprioritaskan dengan
memberikan perlindungan khusus pada gigi tetap yang sudah erupsi supaya tidak
terbentuk karies.

3.4 Rumusan Masalah


Dari hasil penjaringan (screening) dapat disimpulkan bahwa penyebab
masalahnya yaitu :

a. Kurangnya pengetahuan siswa tentang memelihara kesehatan gigi dan


mulut.
b. Kurangnya kemampuan anak memelihara kesehatan gigi dan
mulutkarena keterbatasan yang mereka miliki.
c. Kurangnya motivasi, bimbingan dan pengetahuan dari orang tua.
d. Kurangnya nutrisi yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut.

3.5 Asumsi
3.5.1 Asumsi Positif
a. Adanya kerjasama sekolah, orang tua, dan tenaga kesehatan
b. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap dalam
menunjangprogram Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut.
c. Tersedianya dana yang mencukupi untuk pelaksanaan program yangtelah
disepakati bersama antara orang tua siswa dan dewan sekolah.

3.5.2 Asumsi Negatif


a. Kerjasama yang kurang antara orang tua siswa dengan
tenaga kesehatan gigi.
b. Terdapat beberapa siswa yang tidak melakukan pemeriksaan karena
keadaan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk berangkat ke sekolah
c. Terdapat siswa yang tidak melakukan pemeriksaan dikarenakan sudah
jarang atau tidak aktif ke sekolah.
3.6 Asuhan Keperawatan Gigi
3.6.1 Pengkajian Pasien
Berikut merupakan data pengkajian Pelayanan Asuhab keperawatan gigi

17
dan mulut pada 10 anak asuh yang akan diasuh.
No Nama L/ Kelas d e f Def- D MF DM DI CI OHI
P t F-T S
1 Helmi L SLB 0 0 0 0 2 0 0 2 0 1 1
Kelas 9
2 Rangga L SLB 0 0 0 0 0 0 0 0 0,6 0 0,6
Kelas
11
3 Naisha P SLB 0 0 0 0 4 2 0 6 0,3 0,3 0,6
Kelas 5
4 Naufal P SLB 0 0 0 0 1 0 0 1 0,3 0,3 0,6
Kelas 4
5 Salma P SLB 0 0 0 0 1 2 0 3 0,3 0 0,3
Kelas 8
6 Bagas L 5 sd 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0,6 0 0,6
7 Putri P 5 sd 1 0 0 0 0 2 1 0 3 0,6 0,6 1,2
8 Habil L 5 sd 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0,5 0,3 0,8
9 Risa P 5 sd 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0,5 0 0,5
10 Zahra P 5 sd 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0,6 0 0,6
Tabel 5. Pengkajian Anak Asuh
3.6.2 Diagnosa
No Nama L/P Diagnosa
1 Helmi L 36 kmd
37 kme
Fissure dalam 46 47
2 Rangga L Free karies
3 Naisha P 11, 21, 31, 41 kmd
12, 22 kma
31,41 Kalkulus
4 Naufal L 35 kme
36, 16, 11, 41, 46 kalkulus
5 Salma P 46 kme
6 Bagas L Fissure dalam 37
Free karies
7 Putri P 36 kme

18
45 kmp
25 kma
8 Habil L 31 32 kalkulus
Free karies
9 Risa P 85 kma
Free karies (RA)
10 Zahra P 36 kme
Table 6. DIagnosa Anak Asuh
3.7 Perencanaan
3.7.1 Persiapan
3.7.1.1 Mengadakan perizinan dan pertemuan lintas program dan lintas sektoral
yang terkait untuk mendapatkan dukungan
3.7.1.2 Persiapan penyediaan alat - alat dan bahan serta rencana anggaran
kebutuhan yang diperlukan untuk pelaksanaan program, meliputi sebagai
berikut :
A. Preventif
Jumlah anak yang disaclling : 3 anak
Jumlah anak yang diberi tumpatan fissure sealant : 2 anak
Jumlah anak yang di TAF : 4 anak
a. Alat yang dibutuhkan
- Alat diagnostic : 10 set
- Alat penambalan : 7 set
- Alat scaler set : 3 set
- Baki instrument
- Tempat sampah
- Gelas kumur
b. Bahan yang dibutuhkan
- Bahan tambal fuji IX
- Cotton roll
- Cotton pellet
- Tampon
- Alcohol
- Kapas

19
- Papper pad
- Vaseline
B. Promotif
a. Alat yang diperlukan :
- Media penyuluhan berupa video animasi
- Panthom gigi
- Sikat gigi
- Gelas Kumur
b. Bahan yang diperlukan :
- Air
- Pasta gigi
3.7.2 Survei
3.7.3 Pengolahan Data
3.7.4 Pelaksanaan
3.7.4.1 Promotif
A. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
B. Sikat Gigi Massal

3.7.4.2 Preventif
A. Pemeriksaan OHI-S
B. Pembersihan Karang Gigi
C. Aplikasi Gel Flour
D. Penambalan Pit dan Fissure Dalam

3.7.4.3 Kuratif
A. Penambalan ART : 5 anak
B. Penvabutan gigi goyang derajat 3 atau 4 dengan gel anestesi (rujukan
ke Puskesmas Pembangunan)

No Nama Kegiatan/ Uraian Kegiatan/ Wakt Tujuan


Tindakan Tindakan u
1 Helmi ART, a. ART 1- a. ART
- Bersihkan kavita 2/02/ - Mengembalikan
dari jaringan lunak 2023 bentuk dan

20
Fissure dan sisa makanan fungsi gigi
Sealant, dengan excavator seperti semula
rujukan - Bilas kavita dengan - Mencegah karies
cotton pellet basah lebih lanjut
- Keringkan kavita
dengan cotton pellet b. FS
kering - Mencegah karies
- Isolasi gigi dengan akibat pit dan
cotton roll fissure yang
- Oleskan dentin dalam
conditioner ditetesi
pada cotton pellet
selama 10-15 detik
- Bilas kembali
dengan cotton pellet
basah dan keringkan
- Aduk bahan tambal
powder dan liquid
- Aplikasikan bahan
tambal
- Varnish
- Intruksi setelah
penambalan
b. Fissure sealant
- Bersihkan fissure
dari plak dan debris
dengan sonde atau
cotton pellet
- Bilas fissure
- Keringkan kembali
- Isolasi gigi dengan
cotton roll
- Oleskan dentin
conditioner dengan
cotton pellet selama
10-15 detik lalu
bilas kembali dan
keringkan
- Aduk bahan FS dan
aplikasikan pada
fissure yang dalam
- Aplikasi varnish
- Intruksi setelah
tindakan
c. Rujukan

21
- Menentukan hasil
kajian
- Memastikan pasien
yang dirujuk sesuai
dengan kriteria
pasien yang
perlu/harus dirujuk
- Memberitahu pada
pasien atau
keluarganya alas an
dirujuk
2 Rangga TAF - Bersihkan seluruh 1- a. TAF
permukaan gigi dari 2/02/ - Mencegah
plak dan debris 2023 terjadinya karies
- Keringkan dengan - Mengembalikan
cotton pellet kesehatan gigi
- Isolasi gigi dengan dan mulut
cotton roll - Mencegah
- Aplikasikan gel gingivitis
flour dengan cotton
pellet keseluruh
permukaan gigi dan
tunggu setiap 3
menit
- Intruksi detelah
tindakan
3 Naisha Scalling, a. Scalling 1- a. Scalling
rujukan - Pegang scaler 2/02/ - Mencegah
dengan teknik pena 2023 terjadinya karies
dan tumpukan pada - Mengembalikan
gigi tetangga kesehatan gigi
- Sudut kemiringan dan mulut
45-50 derajat - Mencegah
- Setelah gigi bersih gingivitis
dari kalkulus
- Poles dengan pasta
gigi dan antiseptic
pada permukaan
gigi
- Intruksi setelah
tindakan
b. Rujukan
- Menentukan hasil
kajian
- Memastikan pasien
yang dirujuk sesuai

22
dengan kriteria
pasien yang
perlu/harus dirujuk
- Memberitahu pada
pasien atau
keluarganya alas an
dirujuk
4 Naufal ART, a. ART 1- a. ART
Scalling - Bersihkan kavita 2/02/ - Mengembalikan
dari jaringan lunak 2023 bentuk dan
dan sisa makanan fungsi gigi
dengan excavator seperti semula
- Bilas kavita dengan - Mencegah karies
cotton pellet basah lebih lanjut
- Keringkan kavita
dengan cotton pellet b. Scaling
kering - Mencegah
- Isolasi gigi dengan terjadinya karies
cotton roll - Mengembalikan
- Oleskan dentin kesehatan gigi
conditioner ditetesi dan mulut
pada cotton pellet - Mencegah
selama 10-15 detik gingivitis
- Bilas kembali
dengan cotton pellet
basah dan keringkan
- Aduk bahan tambal
powder dan liquid
- Aplikasikan bahan
tambal
- Varnish
- Intruksi setelah
penambalan
b. Scalling
- Pegang scaler
dengan teknik pena
dan tumpukan pada
gigi tetangga
- Sudut kemiringan
45-50 derajat
- Setelah gigi bersih
dari kalkulus
- Poles dengan pasta
gigi dan antiseptic
pada permukaan
gigi

23
- Intruksi setelah
tindakan
5 Salma ART - Bersihkan kavita 1- - Mengembalikan
dari jaringan lunak 2/02/ bentuk dan
dan sisa makanan 2023 fungsi gigi
dengan excavator seperti semula
- Bilas kavita dengan - Mencegah karies
cotton pellet basah lebih lanjut
- Keringkan kavita
dengan cotton pellet
kering
- Isolasi gigi dengan
cotton roll
- Oleskan dentin
conditioner ditetesi
pada cotton pellet
selama 10-15 detik
- Bilas kembali
dengan cotton pellet
basah dan keringkan
- Aduk bahan tambal
powder dan liquid
- Aplikasikan bahan
tambal
- Varnish
- Intruksi setelah
penambalan
6 Bagas Fissure - Bersihkan fissure 8- a. FS
Sealant dari plak dan debris 9/02/ - Mencegah karies
dengan sonde atau 2023 akibat pit dan
cotton pellet fissure yang
- Bilas fissure dalam
- Keringkan kembali
- Isolasi gigi dengan
cotton roll
- Oleskan dentin
conditioner dengan
cotton pellet selama
10-15 detik lalu
bilas kembali dan
keringkan
- Aduk bahan FS dan
aplikasikan pada
fissure yang dalam
- Aplikasi varnish

24
- Intruksi setelah
tindakan
7 Putri ART, a. ART 8- a. ART
rujukan - Bersihkan kavita 9/02/ - Mengembalikan
dari jaringan lunak 2023 bentuk dan
dan sisa makanan fungsi gigi
dengan excavator seperti semula
- Bilas kavita dengan - Mencegah karies
cotton pellet basah lebih lanjut
- Keringkan kavita
dengan cotton pellet
kering
- Isolasi gigi dengan
cotton roll
- Oleskan dentin
conditioner ditetesi
pada cotton pellet
selama 10-15 detik
- Bilas kembali
dengan cotton pellet
basah dan keringkan
- Aduk bahan tambal
powder dan liquid
- Aplikasikan bahan
tambal
- Varnish
- Intruksi setelah
penambalan
b. Rujukan
- Menentukan hasil
kajian
- Memastikan pasien
yang dirujuk sesuai
dengan kriteria
pasien yang
perlu/harus dirujuk
- Memberitahu pada
pasien atau
keluarganya alas an
dirujuk
8 Habil Scalling, a. Scalling 8- Scalling dan TAF
TAF - Pegang scaler 9/02/ - Mencegah
dengan teknik pena 2023 terjadinya karies
dan tumpukan pada - Mengembalikan
gigi tetangga kesehatan gigi
dan mulut

25
- Sudut kemiringan - Mencegah
45-50 derajat gingivitis
- Setelah gigi bersih
dari kalkulus
- Poles dengan pasta
gigi dan antiseptic
pada permukaan
gigi
- Intruksi setelah
tindakan
b. TAF
- Bersihkan seluruh
permukaan gigi dari
plak dan debris
- Keringkan dengan
cotton pellet
- Isolasi gigi dengan
cotton roll
- Aplikasikan gel
flour dengan cotton
pellet keseluruh
permukaan gigi dan
tunggu setiap 3
menit
- Intruksi detelah
tindakan
9 Risa TAF a. TAF 8- a. TAF
(RA), - Bersihkan seluruh 9/02/ - Mencegah
rujukan permukaan gigi dari 2023 terjadinya karies
plak dan debris - Mengembalikan
- Keringkan dengan kesehatan gigi
cotton pellet dan mulut
- Isolasi gigi dengan - Mencegah
cotton roll gingivitis
- Aplikasikan gel
flour dengan cotton
pellet keseluruh
permukaan gigi dan
tunggu setiap 3
menit
- Intruksi detelah
tindakan
b. Rujukan

26
- Menentukan hasil
kajian
- Memastikan pasien
yang dirujuk sesuai
dengan kriteria
pasien yang
perlu/harus dirujuk
- Memberitahu pada
pasien atau
keluarganya alas an
dirujuk
10 Zahra ART - Bersihkan kavita 8- a. ART
dari jaringan lunak 9/02/ - Mengembalikan
dan sisa makanan 2023 bentuk dan
dengan excavator fungsi gigi
- Bilas kavita dengan seperti semula
cotton pellet basah - Mencegah karies
- Keringkan kavita lebih lanjut
dengan cotton pellet -
kering
- Isolasi gigi dengan
cotton roll
- Oleskan dentin
conditioner ditetesi
pada cotton pellet
selama 10-15 detik
- Bilas kembali
dengan cotton pellet
basah dan keringkan
- Aduk bahan tambal
powder dan liquid
- Aplikasikan bahan
tambal
- Varnish
- Intruksi setelah
penambalan
Table 7. Perencanaan Perawatan

27
3.8 Implementasi
No Nama Waktu Tindakan/Kegiatan Hasil Kegiatan
1 Helmi 1-2/02/2023 ART, Fissure Sealant, a. Jangka pendek telah
Rujukan memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan
penambalan teknik
ART dan fissure sealant
serta telah memberikan
rujukan
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
2 Rangga 1-2/02/2023 TAF a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan pengolesan
flour
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
3 Naisha 1-2/02/2023 Scalling, rujukan a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan
pembersihan karang
gigi dan telah
memberikan rujukan
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
4 Naufal 1-2/02/2023 ART, Scalling a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
tidak melakukan
penambalam ART dan
pembersihan karang
gigi karena pasien
tidak kooperatif
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
5 Salma 1-2/02/2023 ART a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan
penambalam ART

28
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
6 Bagas 8-9/02/2023 Fissure Sealant, TAF a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan
penumpatan fissure
dalam dan pengolesan
flour pada kunjungan
kedua
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
7 Putri 8-9/02/2023 ART, rujukan a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan
penambalan ART dan
telah memberikan
rujukan
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
8 Habil 8-9/02/2023 Scalling, TAF a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan
pembersihan karang
gigi dan pengolesan
flour
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
9 Risa 8-9/02/2023 TAF, rujukan a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil
melakukan pengolesan
flour dan telah
memberikan rujukan
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
10 Zahra 8-9/02/2023 ART a. Jangka pendek telah
memberikan DHE,
telah berhasil

29
melakukan penmbalan
ART
b. Jangka panjang, pasien
disuruh memeriksakan
gigi minimal 2 kali
setahun
Tabel 8. Implementasi
3.9 Evaluasi
Tindakan/
No Nama Kelas Waktu Hasil
Kegiatan
1 Helmi SLB 1-2/02/2023 ART, Fissure - Telah dilakukan
kelas 9 Sealant, penambalan ART
Rujukan pada gigi 37
- Telah dilakukan
FS pada fissure
dalam gigi 46 47
- Telah dilakukan
rujukan ke
puskesmas
pembangunan
untuk dilakukan
penambalan gigi
KMD
2 Rangga SLB 1-2/02/2023 TAF - Telah dilakukan
kelas 11 pengolesan topikal
aplikasi flour pada
seluruh gigi
3 Naisha SLB 1-2/02/2023 Scalling, - Telah dilakukan
kelas 5 rujukan pembersihan
karang gigi
- Telah dilakukan
rujukan ke
puskesmas
pembangunan
untuk dilakukan
penambalan gigi
KMD dan KMA
untuk pencabutan
sisa akar.
4 Naufal SLB 1-2/02/2023 ART, Scalling - Telah dilakukan
kelas 4 penambalan ART
pada gigi 35
- Telah dilakukan
pembersihan
karang gigi

30
5 Salma SLB 1-2/02/2023 ART - Telah dilakukan
kelas 8 penambalan ART
pada gigi 46
6 Bagas Kelas 5 8-9/02/2023 Fissure - Telah dilakukan
SDN 1 Sealant, TAF FS pada fissure
dalam gigi 37
- Telah dilakukan
pengolesan
topikal aplikasi
flour pada seluruh
gigi
7 Putri Kelas 5 8-9/02/2023 ART, rujukan - Telah dilakukan
SDN 1 penambalan ART
pada gigi 36
- Telah dilakukan
rujukan ke
puskesmas
pembangunan
untuk dilakukan
perawatan saluran
akar dan untuk
pencabutan sisa
akar.
8 Habil Kelas 5 8-9/02/2023 Scalling, TAF - Telah dilakukan
SDN 2 pembersihan
karang gigi
- Telah dilakukan
pengolesan
topikal aplikasi
flour pada seluruh
gigi
9 Risa Kelas 5 8-9/02/2023 TAF, rujukan - Telah dilakukan
SDN 2 pengolesan
topikal aplikasi
flour pada seluruh
gigi
- Telah dilakukan
rujukan ke
puskesmas
pembangunan
untuk dilakukan
untuk pencabutan
sisa akar.
10 Zahra Kelas 5 8-9/02/2023 ART - Telah dilakukan
SDN 2 penambalan ART
pada gigi 36
Table 9. Evaluasi

31
3.10 Pembahasan
Berdasarkan Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut yang
telah dilakukan dari tanggal 3 Februari 2023 sampai dengan 09 Februari 2023
didapatkan hasil bahwa siswa – siswi yang telah dilakukan Penambalan ART
sebanyak 8, siswa – siswa yang telah dilakukan penumpatan FS sebanyak 2,
siswa – siswi yang telah dilakukan pembersihan karang gigi sebanyak 3 dan
siswa – siswi yang dirujuk sebanyak 8.

Dari data survei akhir, didapatkan data sebagai berikut :

No Nama L/ Umur Kelas d e f De D M F DMF- DI C OH Kriteria


P f-t T I IS
1 Helmi L 15 thn SLB 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 Baik
Kelas 9
2 Rangga L 18 thn SLB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Baik
Kelas
11
3 Naisha P 12 thn SLB 0 0 0 0 4 2 0 6 0,3 0 0,3 Baik
Kelas 5
4 Naufal P 11 thn SLB 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 Baik
Kelas 4
5 Salma P 14 thn SLB 0 0 0 0 0 2 1 3 0,3 0 0,3 Baik
Kelas 8
6 Bagas L 12 thn 5 sd 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Baik
7 Putri P 11 thn 5 sd 1 0 0 0 0 1 1 1 3 0,3 0 0,3 Baik
8 Habil L 12 thn 5 sd 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Baik
9 Risa P 12 thn 5 sd 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0,1 0 0,1 Baik
10 Zahra P 12 thn 5 sd 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0,3 0 0,3 Baik
Jumlah 0 1 0 1 6 5 5 16 1,3 0 1,3
Tabel 10. Hasil Survei Akhir

32
3.10.1 OHI-S Rata-rata
∑ OHI − S total 1,3
= = 0,13
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.1.1 Debris Indeks (DI) Rata-rata


∑ DI 1,3
= = 0,13
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.1.2 Calculus Indeks (CI) IRata-rata


∑ CI 0
= =0
∑ anak yang diperiksa 10

OHI-S = 0,13 (Baik)

DI = 0,13 (Baik)

CI = 0 (Baik)

3.10.2 def-t rata-rata


∑ def − t 1
= = 0,1
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.2.1 decay (d) rata-rata


∑d 0
= =0
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.2.2 extoliasi (e) rata-rata


∑e 1
= = 0,1
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.2.3 filling (f) rata-rata


∑f 0
= =0
∑ anak yang diperiksa 10

def-t = 0,1

d =0

33
e = 0,1

f =0

3.10.3 DMF-T rata-rata


∑ DMF − T 16
= = 1,6
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.3.1 Decay (D) rata-rata


∑D 6
= = 0,6
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.3.2 Missing (M) Rata-rata


∑M 5
= = 0,5
∑ anak yang diperiksa 10

3.10.3.3 Filling (F) Rata-rata


∑F 5
= = 50%
∑ anak yang diperiksa 10

DMF-T = 1,6

D = 0,6

M = 0,5

F = 50%

3.10.4 PTI Rata-rata


∑F 5
= x 100% = 31,25%
DMF − T 16

Dari data hasil pemeriksaan yang telah di lakukan, dapat diidentifikasi


sebagai berikut :

a. Rata-rata OHIS mengalami penurunan dari 6,8 menjadi 1,3 dengan kriteria
baik, dimana DI=1,3 dan CI=0 berarti keadaan ini belum memenuhi target
yaitu ≤1,2 sedikit lagi mencapai target maka perlu ditingkatkan lagi.

34
b. Rata-rata DMF-T = 1,6 terdapat perpindahan skor, yaitu dari D=11 menjadi
D=6, M=5 tetap 5, dan F=0 menjadi F=5
c. Rata-rata def-t tidak mengalami perubahan karena tidak dilakukan
perawatan pada karies gigi sulung.
d. Rata-rata PTI mengalami peningkatan dari 0% menjadi 31,25% maka angka
ini telah memenuhi target dari ≥20%.

3.11 Materi Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut


Berdasarkan kajian kasus diatas, maka materi pelayanan asuhan yang akan
diberikan kepada orang tua siswa maupun siswa tersendiri yaitu sebagai berikut:

Alat dan
No Topik/Materi Tujuan Metoda Evaluasi
Bahan
1 Cara Menyikat Menjelaskan cara Ceramah Phantom Memberikan
Gigi atau teknik yang Sikat gigi pertanyaankepada
baik bagi orang tua Simulasi orang tua murid
dan murid SLBN dan dijawab
B Garut dan SDN secara garis
Mekargalih 1 dan 2 besarnya saja

Memberi
pemahaman kepada
murid SLBN B
Garut dan SDN
Mekargalih 1 dan 2
tentang cara /
teknik sikat gigi
roll
2 Syarat sikat Menjelaskan syarat Simulasi Model Memberi
gigi yang sikat gigi yang baik, Sikat pertanyaan
efektif yaitu : Ceramah Gigi kepada orang
a. Kepala tua murid dan
sikat gigi harus dijawab hanya
cukup kecil untuk secara garis
dapat digunakan besarnya saja
diseluruhpermukaan
gigi dan mulut
b. Tangkai
sikatgigi mudah
digenggam agar
mudah digerakan

35
3 Makanan yang Menjelaskan Ceramah Video Memberi
dapat macam–macam pertanyaan
menyehatakan makanan yang kepada murid
dan merusak dapat menyehatkan SLBN B Garut
gigi gigi. dan SDN
Mekargalih 1
Menjelaskan dan 2 dijawab
makanan yang hanya secara
dapat merusak gigi. garis besarnya
saja
4 Karies gigi Menjelaskan Ceramah Video Memberi
pengertian karies pertanyaan
Gigi Tanya kepada murid
jawab SLBN B Garut
Menjelaskan faktor dan SDN
penyebabkaries gigi Mekargalih 1 dan
2 dijawab hanya
Menjelaskan cara secara garis
pencegahankaries besarnya saja
gigi
5 Karang gigi Menjelaskan Ceramah Video Memberikan
pengertian karang pertanyaan
Gigi Tanya kepada orang tua
jawab murid SLBN B
Menjelaskan faktor Garut dan SDN
penyebabkarang Mekargalih 1 dan
gigi 2 dijawab hanya
secara garis
Menjelaskan cara besarnya saja
pencegahankarang
gigi

36
4 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulam
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi upaya promotif, preventif dan
kuratif dengan hasil yaitu pada kegiatan promotif, meningkatnya
pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut serta meningkatnya
keterampilan siswa dalam hal menyikat gigi yang baik serta waktu yang tepat
untuk menyikat gigi. Pada kegiatan preventif telah dilakukan pembersihan
karang gigi dan pengolesan topikal aplikasi fluor, pada kegiatan preventif
dapat dievaluasi dengan melihat penuruna dari OHI-S awal 0,68 dengan
kriteria baik dan pada survei akhir didapat penurunan OHI-S menjadi 0,13
dengan kriteria baik, maka terjadi penurunan sebanyak 0,55.

Pada tindakan kuratif telah dilakukan penambalan ART,dalam hal ini


dapat menurunkan angka D dari 11 menjadi 6 dan menambah angka F dari 0
menjadi 5 dalam DMF-T dengan nilai PTI sebesar 31,25% artinya memenuhi
target.

4.2 Saran
Adapun saran dalam kegiatan Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi
dan Mulut ini yaitu:

37
4.2.1 Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut sehingga orang tua dapat mengizinkan anaknya
untuk dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut.
4.2.2 Lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dengan cara
menyikat gigi minimal 2 kali se.hari yaitu pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur

4.2.3 Menganjurkan dan mengatur pola makan anak dengan memperbanyak


makan makanan yang bergizi, berserat dan berair serta mengurangi
makanan yang bersifat kariogenik.
4.2.4 Menganjurkan anak untuk dilakukan pemeriksaan gigi ke Puskesmas atau
dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

38
5 DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Harun. Dkk. 2016. Perawatan rongga mulut anak berkebutuhan khusu,
Jakarta: CV. Sagung Seto.

Fatimatuzzahro. (2016). GAMBARAN PERILAKU KESEHATAN GIGI ANAK


SEKOLAH DASAR DI DESA BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER.
Jurnal IKESMA, 12, 84–90.

Gultom, E dan Ratnasari. (2017). Konsep DasarPelayanan Asuhan Keperawatan


Gigi Dan Mulut. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2014


Tentang Tenaga Kesehatan.

Sabani, F. (2019). Perkembangan Anak - Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6 – 7


Tahun). Didakta: Jurnal Kependidikan, 8(2), 89–100.

Suharsini. (2017). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: CV. Prima


Print.

Wahyuni, W. (2019). Implementasi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014


tentangTenaga Kesehatan dalam Pemberian Pelayanan pada Pasien di
Puskesmas Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Jurnal
Al-Dustur : Journal of Politic and Islamic Law, 2(1), 118–137.

Winarsih, S., Hendra, J., Idris, F. H., & Adnan, E. (2013). Panduan penanganan nak
berkebutuhan khusus bagi pendamping (orang tua, keluarga, dan
masyarakat). Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia, 1–17.

39
LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI

40

Anda mungkin juga menyukai