Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI WILAYAH

PUSKESMAS PAKIS AJI JEPARA

Laporan Ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Penyelesaian


Praktek Kerja Lapangan

Disusun Oleh:

1. Ulliana P1337425319001
2. Mita Tiana P1337425319004
3. Risda Alvia Mukhlisa P1337425319007
4. Ainun Ayu Yuniar P1337425319015
5. Andi Mutia Ramadani Suardi P1337425319018
6. Nia Afdila P1337425319021
7. Julia Dance Setyowati P1337425319024
8. Nur Awalia Putri Zainal P1337425319028

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN
PRODI TERAPIS GIGI DAN MULUT
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunianya-Nya sehingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini hingga

penyusunan laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dapat diselesaikan dengan

baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam kami

panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para

sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran

penyusun mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini,

semoga kita termasuk umat nya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut

ilmu.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan

Praktek Kerja Lapangan.Laporan Praktek Kerja Lapangan disusun berdasarkan

study kasus apa yang telah didapat di Puskesmas Pakis Aji Jepara.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat yang harus

ditempuh mahasiswa dalam menempuh program pendidikan Magister, yang telah

ditetapkan oleh pihak akademik. Dengan demikian mahasiswa wajib

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan menyusun laporan hasil kegiatan yang

telah dilaksanakan.Kegiatan yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan

baik atas kerjasama dari berbagai pihak, terutama kepada pejabat Puskesmas Pakis

Aji.

ii
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan

baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan

kritikyang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat

diharapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.

Semarang, Januari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................3

C. Tujuan ............................................................................................3

1. Tujuan Umum...........................................................................3

2. Tujuan Khusus..........................................................................3

D. Ruang Lingkup...............................................................................3

E. Manfaat...........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5

A. Permasalahan Yang Ditemukan............................................................5

B. Penentuan Prioritas Masalah.................................................................6

C. Alternatif Pemecahan Masalah.............................................................7

1. Operasional Prosedur (Sop) Strelisasi dengan menggunakan

Autoklaf Dan Hanpiece..................................................................8

2. Modul Pelatihan Kader PHBS Gigi dan Mulut Rumah Tangga

........................................................................................................17

3. Model edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut berbasis

scrapbook pada remaja.......................................................................17

iv
4. Flipchart HAGIMUL sebagai edukasi kesehatan gigi dan mulut

usia remaja (SMP dan SMA) ............................................................19

5. Program asuhan Kesehatan gigi dan mulut pasien dengan

gangguan jiwa ................................................................................22

6. Model pelatihan Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil............24

7. Buku saku Kesehatan gigi dan mulut sebagai media edukasi

pada ibu hamil.................................................................................25

BAB III PENUTUP.........................................................................................32

A. Kesimpulan...........................................................................................32

B. Saran.....................................................................................................33

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan perawatan gigi dan mulut

secara keseluruhan diawali dari kebersihan gigi dan mulut pada setiap individu

(Barmo, 2013).Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih

merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan,

baik dokter maupun perawat gigi, hal ini masih terlihat bahwa penyakit gigi

dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia.

Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia

adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi, sumber dari kedua

penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga

terjadilah akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat di

permukaan gigi serta mengandung kumpulan bakteri.

Data Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 didapati sebanyak

57,6% orang Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut, diantaranya anak-

anak yang mengalami masalah gigi mencapai 93 %. Perilaku menyikat gigi

yang benar, hasil Riskesdas 2018 menyebut bahwa hanya 2,8% penduduk

Indonesia yang sudah menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi dan malam

secara benar, ini menunjukkan bahwa edukasi seputar menyikat gigi sangat

penting

1
Berdasarkan permenkes nomor 75 tahun 2014 Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Bentuk

upaya kesehatan masyarakat yang ditunjukkan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik sekolah binaan

diselenggarakan dibawah binaan Puskesmas adalah Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah.

Kecamatan Pakis Aji adalah salah satu daerah Kabupaten Jepara di

Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Berdasarkan data kabupaten pada tahun

2019 yang diterbitkan oleh Badan Statistik Kabupaten Jepara, jumlah

penduduk kecamatan Pakis Aji tahun 2019 adalah sebesar 60.128 jiwa, terdiri

dari 32.128 laki-laki dan 26.000 perempuan dengan luas wilayah sekitar

6055,280 km.60,5316. Salah satu instalasi pelayanan kesehatan yang terdapat

dikecamatan tersebut yaitu Puskesmas Pakis.

Keterampilan khusus lulusan prodi magister terapan kesehatan terapis

gigi dan mulut yaitu (1) mampu mengelola riset dan pengembangan yang

bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan serta mampu mendapat pengakuan

nasional dan internasional, (2) mampu memecahkan permasalahan ilmu

pengetahuan, teknologi dan atau seni didalam bidang keilmuan terapis gigi

dan mulut dan/atau praktik professional terapis gigi dan mulut melalui

pendekatan inter atau multidisiplin, (3) mampu mengelola layanan asuhan

2
kesehatan gigi diberbagai tatanan layanan kesehatan dengan memanfaatkan

IPTEKS serta memperhatikan potensi, sosial budaya dan sumber daya lokal

maupun nasional yang tersedia, (4) mampu mengembangkan praktik layanan

kesehatan gigi dan mulut dalam berbagai pendekatan sesuai kewenangan

untuk mewujudkan keterampilan tersebut, diperlukan sarana praktik kerja di

dunia nyata pada tataran layanan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang ini, kami melakukan identifikasi masalah yang

berkaitan dengan program kesehatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas

Pakis Aji Jepara.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana upaya program promosi kesehatan gigi dan mulut di wilayah

Pakis Aji?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

“Menghasilkan Program Kesehatan gigi dan Mulut inovatif sebagai upaya

peningkatan kesehatan gigi dan mulut di wilayan Puskesmas Pakis Aji”

2. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal

2) Memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan

3) Membuat program inovasi kesehatan gigi dan mulut

D. Ruang Lingkup

Puskesmas Pakis Aji merupakan pusat pelayanan kesehatan yang

komprehensif dengan mengutamakan promotif dan preventif Peran tenaga

3
praktisi kesehatan gigi memiliki peranan penting terhadap upaya promosi

kesehatan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sehingga dapat

mengendalikan faktor-faktor resiko terjadinya penyakit gigi dan mulut.

Kegiatan praktik kerja lapangan yang berlangsung selama 7 minggu,

mahasiswa mempunyai kewajiban memecahkan masalah dari study kasus yang

diberikan dan menghasilkan suatu model/produk sebagai solusi dari

penyelesaian study kasus yang terdapat di Puskesmas Pakis Aji

E. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

1) Melatih mahasiswa agar terampil dalam memecahkan masalah yang ada

di dalam masyarakat agar dapat memberdayakan masyarakat

2) Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan

2. Bagi Institusi

Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan gigi dan

mulut

3. Bagi Praktisi Kesehatan Gigi

Menjadi tenaga kesehatan professional untuk melakukan promosi

kesehatan yang inovatif.

4
BAB II

PELAKSANAAN

A. Permasalahan yang Ditemukan

Permasalahan di Puskesmas Pakis Aji diambil berdasarkan data sekunder,

sebagai berikut:

1. Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) hanya berjalan di

sekolah dasar secara komprehensif, sedangkan sasaran sekloah SMP dan

SMA hanya sebatas penjaringan yang dilaksanakan 1 tahun sekali.

2. Penerapan penyuluhan dan kegiatan sikat gigi bersama tidak terlaksana

dalam kegiatan program UKGS sasaran siswa SMP dan SMA

3. Media Edukasi dalam penyampaian promosi kesehatan gigi dan mulut

dipoli gigi hanya sebatas poster dan phantom

4. Pelaksanaan program UKGM pada sasaran ibu hamil dilaksanakan hanya

satu sesi setiap kelas ibu hamil di Puskesmas Pakis aji

5. Belum adanya program UKGM dengan sasaran masyarakat karena

kekurangan tenaga kesehatan gigi.

6. Belum ada program kesehatan gigi dan mulut khusus untuk pasien dengan

gangguan jiwa di UPTD Puskesmaa Pakis Aji Jepara

7. Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) sterilisasi dengan

Autoklaf dan handpiece.

8. Belum ada program UKGM dengan sasaran balita dikarenakan terbatasnya

tenaga kesehatan

5
B. Penentuan Prioritas Masalah

Penanganan terhadap permasalahan didasarkan pada prioritas masalah,

demikian juga terhadap masalah yang ada pada lahan praktik pengukuran

prioritas masalah menggunakan metode CARL.Metode CARL merupakan

suatu metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah bila data

yang tersedia dari masalah-masalah tersebut adalah data kualitatif. Berikut

keterangan CARL:

C : ketersediaan sumber daya (dana, sarana, prasarana)

A : kemudahan masalah yang ada (mudah diatasi atau tidak)

R : kesiapan dari tenaga pelaksana

L : seberapa berpengaruh kriteria yang satu dengan yang lain.

Untuk rentan skor yang diberikan 1-5, dengan keterangan:

1 : Sangat kurang penting

2 : Kurang penting

3 : Cukup penting

4 : Penting

5 : Sangat penting

6
Tabel 2.1 Penentuan Prioritas Masalah

No Masalah C A R L Score Prioritas

1 UKGS di SMP dan SMA belum 3 4 5 4 240 IV


optimal

2 Minimnya media edukasi 3 5 2 4 120 V


kesehatan gigi dan mulut

3 Program UKGM pada ibu hamil 4 4 5 5 400 II


belum optimal

4 Tidak adanya Program khusus 3 3 4 3 108 VI


kesehatan gigi pasien gangguan
jiwa

5 SOP sterilisasi autoclaf dan 4 5 5 5 500 I


handpice belum diterapkan

6 Program kesehatan gigi dan 4 5 5 3 300 III


mulut pada balita belum optimal.

C. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan tabel daftar masalah di atas dapat disimpulkan bahwa SOP

sterilisasi autoclaf dan handpice belum diterapkan merupakan prioritas masalah yang

terdapat di Puskesmas Pakis Aji

Tabel 2.2 Alternative Penyelesaian Masalah

No Masalah Alternative Pemecahan Masalah

1 SOP sterilisasi autoklaf dan  Perancangan SOP sterilisasi alat kesehatan


handpice belum diterapkan gigi dan mulut menggunakan autoklaf
 Perancangan SOP sterilisasi handpiece di Poli
Gigi

7
Rancangan produk dalam penyelesaian permasalahan diatas yaitu sebagai berikut:

1. Operasional Prosedur (SOP) Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf

dan handpiece.

Objek dalam perancangan ini adalah poster mengenai tentang Standar

Operasional Prosedur (SOP) Sterilisasi Sebagai Upaya Pencegahan Infeksi

Silang. Sasaran dari perancangan ini Terapis gigi dan mulut. karya seni atau

desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas

berukuran besar atau kecil. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding

atau permukaan datar, tujuan dengan sifat mencari perhatian mata sekuat

mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan

kuat. Untuk melengkapi media utama tersebut, terdapat beberapa media

pendukung lainnya, gambar alat sterilisasi, alur sterilisasi.

8
9
10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STERILISASI MENGGUNAKAN AUTOKLAF

Pengertian Sterilisasi adalah upaya membunuh mikroba patogen sampai ke bentuk spora.
autoklaf adalah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi uap dengan tekanan
tinggi (Suhu 121 OC tekanan berada pada 106 kPa, selama 20 menit untuk alat tidak
terbungkus dan 30 menit untuk alat terbungkus).
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Mencegah penyebaran miroorganisme yang pathogen
2. Mempertahankan tingat efisiensi kerja instrumen dan perlengkapan sehingga
dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama
3. Menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari alat atau instrument yang
disterilisasi
4. Menghasilkan alat atau instrumen yang siap pakai dalam keadaan steril,
aman dan nyaman.
5. sebagai pedoman oleh pihak Manajemen dalam meningkatkan pelayanan
sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan Pelaksanaan
2. Layanan Sterilisasi Di Instalasi Sterilisasi Sentral Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Tahun 2018.
3. Pedoman Laboratorium Terpadu Kedokteran Gigi Klinik Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Brawijaya.
Prosedur 1. Petugas memisahkan alat sesuai dengan kasus tindakan.
2. Petugas merendam alat di dalam larutan disinfektan sesuai kasus (perendaman
larutan klorin selama 15 menit)
3. Petugas mencuci alat dengan sabun dan disikat yang sudah direndam dengan air
mengalir
4. Petugas mengeringkan alat yang sudah dicuci hingga kering
5. Petugas menyimpan alat yang tidak perluh disterikan pada tempatnya masing
masing (alat yang tidak terpapar)
6. Petugas mengecek volume air (sesuai batas isi volume air) dalam autoklaf

11
7. Petugas membuka autoklaf
8. Petugas menyusun wadah ke dalam “chamber” autoklaf mulai dari chamber
terbawah
9. Petugas memasang tutup chamber dan menutup autoklaf dengan rapat serta
mengencangkan pengunci tutup autoklaf
10. Petugas mengatur waktu autoklaf yang diperlukan untuk 20-30 menit
11. Petugas mengatur knop temperatur ke arah yang sudah ditentukan (berlawanan
dengan arah jarum jam)
12. Petugas membuka air pressure value (katup tekanan udara) dan menutup safety
valve (katup pengamanan)
13. Petugas menghidupkan autoklaf dengan mengubah posisi saklar ke posisi “on”
14. Petugas menutup air pressure valve (katup tekanan udara) bila sudah keluar uap
air dari katup tersebut.
15. Petugas menunggu suhu dan tekanan tercapai ditandai dengan lampu indikator
sterilisasi
16. Petugas menurunkan knop temperatur sampai tanda yang sudah ditentukan
17. Petugas menunggu sampai proses sterilisasi selesai, ditandai dengan matinya
indikator dan berbunyi.
18. Petugas mematikan autoklaf dengan mengubah tombol power ke posisi “off”
19. Petugas menunggu indicator suhu ke posisi 0 ℃
20. Petugas membuka katup tekanan udara sampai uap air berkurang diikuti dengan
membuka katup pengaman
21. Petugas membuka chamber, mengambil pouch dan memantau indikator wadah
22. Petugas petugas menyusun peralatan yang telah disterilkan
23. Petugas menyimpan alat dalam lemari yang sudah disipkan

12
Alur Petugas merendam Petugas mencuci
Petugas alat di dalam larutan alat dengan sabun
memisahkan alat disinfektan sesuai dan disikat yang
sesuai dengan kasus (perendaman sudah direndam
kasus tindakan larutan klorin selama dengan air mengalir
perawatan

Petugas menyimpan
Petugas mengecek alat yang tidak perlu Petugas
volume air (sesuai disterikan pada mengeringkan alat
batas isi volume air) tempatnya masing yang sudah dicuci
dalam autoklaf masing (alat yang hingga kering
tidak terpapar)

Petugas menyusun Petugas memasang


Petugas membuka pouch ke dalam tutup chamber dan
autoklaf “chamber” autoklaf menutup autoklaf
mulai dari chamber dengan rapat serta
terbawah mengencangkan
pengunci tutup

Petugas membuka air


pressure value (katup Petugas mengatur knop Petugas mengatur
tekanan udara) dan temperature ke arah waktu autoklaf yang
menutup safety valve yang sudah ditentukan diperlukan untuk
(katup pengamanan) (berlawanan dengan 20-30 menit
arah jarum jam)

Petugas menutup air Petugas menunggu


Petugas
pressure valve (katup suhu dan tekanan
menghidupkan
tekanan udara) bila tercapai ditandai
autoklaf dengan
sudah keluar uap air dengan lampu
mengubah posisi
dari katup tersebut. indikator sterilisasi
saklar ke posisi “on”

13
Petugas mematikan Petugas menunggu Petugas menurunkan
autoklaf dengan sampai proses knop temperature
mengubah tombol sterilisasi selesai, sampai tanda yang
power ke posisi “off” ditandai dengan sudah ditentukan
matinya indikator dan

Petugas membuka
Petugas menunggu Petugas membuka katup
chamber, mengambil
indicator suhu ke tekanan udara sampai uap air
pouch dan memantau
posisi 0 ℃ berkurang diikuti dengan
indikator pouch
membuka katup pengaman

Petugas
Petugas menyusun
menyimpan
peralatan yang telah
alat dalam
disterilkan
lemari yang
sudah
disipkan

14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STERILISASI HANDPIECE (CONTRA ANGLE ATAU STRAIGHT
ANGLE)
Pengertia Suatu kegiatan menjaga dan merawat peralatan medis dengan cara membersihkan,
n mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam menerapkan langkah-langkah pemeliharaan alat, agar
peralatan dalam keadaan terpelihara, tidak cepat rusak, memperpanjang masa
pemakaian alat, serta
peralatan alat medis dalam keadaan siap pakai
Referensi 1. Universitas gadjah mada fakultas kedokteran gigi, laboratorium terpadu
prostodonsia.

2. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Edisi 2017.

Prosedur 1. Petugas membersihkan permukaan luar alat (Handpiece) dengan kapas beralkohol

70%.

2. Petugas memutar handpiece selama 20-30 detik untuk membersihkan saluran airnya

dengan mengarahkan handpiece ke dalam wadah.

3. Petugas melepaskan bor dan handpiece

4. Petugas menyikat bagian luar dengan sikat dan sabun khusus untuk membersihkan

sisa-sisa debris yang menempel.

5. Petugas mencuci dan membilas handpiece dan keringkan (jangan direndam kecuali

yang direkomendasikan oleh pabrik)

6. Petugas memberi pelumas pada handpiece

7. Petugas maenyimpan kedalam kemasan atau tempat yang tertutup untuk kemudian

disterilkan dengan autoklaf.

8. Petugas menyimpan alat dalam lemari yang sudah

15
Alur Petugas memutar ce selama
Petugas
Petugas 20-30 detik untuk
melepaskan bor
memberersihkan membersihkan saluran
dan handpiece
permukaan luar airnya dengan
alat (Handpiece) mengarahkan handpiece ke
dengan kapas dalam wadah.
beralkohol 70%.

Petugas mencuci Petugas menyikat


Petugas memberi dan membilas bagian luar dengan sikat
pelumas pada handpiece handpiece dan dan sabun khusus untuk
keringkan. membersihkan sisa-sisa
debris yang menempel

Petugas maenyimpan
kedalam kemasan atau Petugas
tempat yang tertutup menyimpan alat
untuk kemudian dalam lemari
disterilkan dengan yang sudah
autoklaf. disipkan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil inovasi yang dapat diterapkan di Puskesmas Pakis Aji yaitu

perancangan SOP terkait penggunaan autoklaf dan sterilisasi pada handpiece.

Sterilisasi pada pelayanan kesehatan gigi efektif dilakukan dengan metode

autoklaf dan handpiece sebagai upaya dalam mencegah terjadinya infeksi silang.

metode sterilisasi merupakan salah satu cara untuk membunuh mikroorganisme

hingga ke sporanya. Kelebihan dari sterilisasi menggunakan autoklaf yaitu

ukurannya kecil sehingga dapat diletakkan dipoli gigi

B. Saran

1. Pelaksaanaan SOP sterilisasi Handpiece dan autoklaf diterapkan di

pelayanan poli gigi.

2. Terapis gigi dan mulut menjalankan prosedur sterilisasi sesuai dengan

SOP yang sudah dirancang

17

Anda mungkin juga menyukai