Disusun Oleh:
1. Ulliana P1337425319001
2. Mita Tiana P1337425319004
3. Risda Alvia Mukhlisa P1337425319007
4. Ainun Ayu Yuniar P1337425319015
5. Andi Mutia Ramadani Suardi P1337425319018
6. Nia Afdila P1337425319021
7. Julia Dance Setyowati P1337425319024
8. Nur Awalia Putri Zainal P1337425319028
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para
sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran
semoga kita termasuk umat nya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut
ilmu.
pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan
study kasus apa yang telah didapat di Puskesmas Pakis Aji Jepara.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat yang harus
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan menyusun laporan hasil kegiatan yang
baik atas kerjasama dari berbagai pihak, terutama kepada pejabat Puskesmas Pakis
Aji.
ii
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya saran dan
diharapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
B. Rumusan Masalah...........................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................3
1. Tujuan Umum...........................................................................3
2. Tujuan Khusus..........................................................................3
D. Ruang Lingkup...............................................................................3
E. Manfaat...........................................................................................4
........................................................................................................17
iv
4. Flipchart HAGIMUL sebagai edukasi kesehatan gigi dan mulut
A. Kesimpulan...........................................................................................32
B. Saran.....................................................................................................33
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan perawatan gigi dan mulut
secara keseluruhan diawali dari kebersihan gigi dan mulut pada setiap individu
merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan,
baik dokter maupun perawat gigi, hal ini masih terlihat bahwa penyakit gigi
adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi, sumber dari kedua
terjadilah akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat di
57,6% orang Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut, diantaranya anak-
yang benar, hasil Riskesdas 2018 menyebut bahwa hanya 2,8% penduduk
Indonesia yang sudah menyikat gigi dua kali sehari, yakni pagi dan malam
secara benar, ini menunjukkan bahwa edukasi seputar menyikat gigi sangat
penting
1
Berdasarkan permenkes nomor 75 tahun 2014 Puskesmas adalah fasilitas
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik sekolah binaan
Sekolah.
penduduk kecamatan Pakis Aji tahun 2019 adalah sebesar 60.128 jiwa, terdiri
dari 32.128 laki-laki dan 26.000 perempuan dengan luas wilayah sekitar
gigi dan mulut yaitu (1) mampu mengelola riset dan pengembangan yang
pengetahuan, teknologi dan atau seni didalam bidang keilmuan terapis gigi
dan mulut dan/atau praktik professional terapis gigi dan mulut melalui
2
kesehatan gigi diberbagai tatanan layanan kesehatan dengan memanfaatkan
IPTEKS serta memperhatikan potensi, sosial budaya dan sumber daya lokal
B. Rumusan Masalah
Pakis Aji?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
3
praktisi kesehatan gigi memiliki peranan penting terhadap upaya promosi
E. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
mulut
4
BAB II
PELAKSANAAN
sebagai berikut:
6. Belum ada program kesehatan gigi dan mulut khusus untuk pasien dengan
tenaga kesehatan
5
B. Penentuan Prioritas Masalah
demikian juga terhadap masalah yang ada pada lahan praktik pengukuran
suatu metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah bila data
keterangan CARL:
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4 : Penting
5 : Sangat penting
6
Tabel 2.1 Penentuan Prioritas Masalah
sterilisasi autoclaf dan handpice belum diterapkan merupakan prioritas masalah yang
7
Rancangan produk dalam penyelesaian permasalahan diatas yaitu sebagai berikut:
dan handpiece.
Silang. Sasaran dari perancangan ini Terapis gigi dan mulut. karya seni atau
desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas
atau permukaan datar, tujuan dengan sifat mencari perhatian mata sekuat
mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan
8
9
10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pengertian Sterilisasi adalah upaya membunuh mikroba patogen sampai ke bentuk spora.
autoklaf adalah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi uap dengan tekanan
tinggi (Suhu 121 OC tekanan berada pada 106 kPa, selama 20 menit untuk alat tidak
terbungkus dan 30 menit untuk alat terbungkus).
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Mencegah penyebaran miroorganisme yang pathogen
2. Mempertahankan tingat efisiensi kerja instrumen dan perlengkapan sehingga
dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama
3. Menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari alat atau instrument yang
disterilisasi
4. Menghasilkan alat atau instrumen yang siap pakai dalam keadaan steril,
aman dan nyaman.
5. sebagai pedoman oleh pihak Manajemen dalam meningkatkan pelayanan
sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan Pelaksanaan
2. Layanan Sterilisasi Di Instalasi Sterilisasi Sentral Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Tahun 2018.
3. Pedoman Laboratorium Terpadu Kedokteran Gigi Klinik Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Brawijaya.
Prosedur 1. Petugas memisahkan alat sesuai dengan kasus tindakan.
2. Petugas merendam alat di dalam larutan disinfektan sesuai kasus (perendaman
larutan klorin selama 15 menit)
3. Petugas mencuci alat dengan sabun dan disikat yang sudah direndam dengan air
mengalir
4. Petugas mengeringkan alat yang sudah dicuci hingga kering
5. Petugas menyimpan alat yang tidak perluh disterikan pada tempatnya masing
masing (alat yang tidak terpapar)
6. Petugas mengecek volume air (sesuai batas isi volume air) dalam autoklaf
11
7. Petugas membuka autoklaf
8. Petugas menyusun wadah ke dalam “chamber” autoklaf mulai dari chamber
terbawah
9. Petugas memasang tutup chamber dan menutup autoklaf dengan rapat serta
mengencangkan pengunci tutup autoklaf
10. Petugas mengatur waktu autoklaf yang diperlukan untuk 20-30 menit
11. Petugas mengatur knop temperatur ke arah yang sudah ditentukan (berlawanan
dengan arah jarum jam)
12. Petugas membuka air pressure value (katup tekanan udara) dan menutup safety
valve (katup pengamanan)
13. Petugas menghidupkan autoklaf dengan mengubah posisi saklar ke posisi “on”
14. Petugas menutup air pressure valve (katup tekanan udara) bila sudah keluar uap
air dari katup tersebut.
15. Petugas menunggu suhu dan tekanan tercapai ditandai dengan lampu indikator
sterilisasi
16. Petugas menurunkan knop temperatur sampai tanda yang sudah ditentukan
17. Petugas menunggu sampai proses sterilisasi selesai, ditandai dengan matinya
indikator dan berbunyi.
18. Petugas mematikan autoklaf dengan mengubah tombol power ke posisi “off”
19. Petugas menunggu indicator suhu ke posisi 0 ℃
20. Petugas membuka katup tekanan udara sampai uap air berkurang diikuti dengan
membuka katup pengaman
21. Petugas membuka chamber, mengambil pouch dan memantau indikator wadah
22. Petugas petugas menyusun peralatan yang telah disterilkan
23. Petugas menyimpan alat dalam lemari yang sudah disipkan
12
Alur Petugas merendam Petugas mencuci
Petugas alat di dalam larutan alat dengan sabun
memisahkan alat disinfektan sesuai dan disikat yang
sesuai dengan kasus (perendaman sudah direndam
kasus tindakan larutan klorin selama dengan air mengalir
perawatan
Petugas menyimpan
Petugas mengecek alat yang tidak perlu Petugas
volume air (sesuai disterikan pada mengeringkan alat
batas isi volume air) tempatnya masing yang sudah dicuci
dalam autoklaf masing (alat yang hingga kering
tidak terpapar)
13
Petugas mematikan Petugas menunggu Petugas menurunkan
autoklaf dengan sampai proses knop temperature
mengubah tombol sterilisasi selesai, sampai tanda yang
power ke posisi “off” ditandai dengan sudah ditentukan
matinya indikator dan
Petugas membuka
Petugas menunggu Petugas membuka katup
chamber, mengambil
indicator suhu ke tekanan udara sampai uap air
pouch dan memantau
posisi 0 ℃ berkurang diikuti dengan
indikator pouch
membuka katup pengaman
Petugas
Petugas menyusun
menyimpan
peralatan yang telah
alat dalam
disterilkan
lemari yang
sudah
disipkan
14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STERILISASI HANDPIECE (CONTRA ANGLE ATAU STRAIGHT
ANGLE)
Pengertia Suatu kegiatan menjaga dan merawat peralatan medis dengan cara membersihkan,
n mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam menerapkan langkah-langkah pemeliharaan alat, agar
peralatan dalam keadaan terpelihara, tidak cepat rusak, memperpanjang masa
pemakaian alat, serta
peralatan alat medis dalam keadaan siap pakai
Referensi 1. Universitas gadjah mada fakultas kedokteran gigi, laboratorium terpadu
prostodonsia.
Prosedur 1. Petugas membersihkan permukaan luar alat (Handpiece) dengan kapas beralkohol
70%.
2. Petugas memutar handpiece selama 20-30 detik untuk membersihkan saluran airnya
4. Petugas menyikat bagian luar dengan sikat dan sabun khusus untuk membersihkan
5. Petugas mencuci dan membilas handpiece dan keringkan (jangan direndam kecuali
7. Petugas maenyimpan kedalam kemasan atau tempat yang tertutup untuk kemudian
15
Alur Petugas memutar ce selama
Petugas
Petugas 20-30 detik untuk
melepaskan bor
memberersihkan membersihkan saluran
dan handpiece
permukaan luar airnya dengan
alat (Handpiece) mengarahkan handpiece ke
dengan kapas dalam wadah.
beralkohol 70%.
Petugas maenyimpan
kedalam kemasan atau Petugas
tempat yang tertutup menyimpan alat
untuk kemudian dalam lemari
disterilkan dengan yang sudah
autoklaf. disipkan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
autoklaf dan handpiece sebagai upaya dalam mencegah terjadinya infeksi silang.
B. Saran
17