Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ PREVENTIVE DENTISTRY “

CALCULUS DAN DEBRIS

Dosen Pengampu : Nia Afdillah,S.Tr.Kes.,M.Tr.TG

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Kelas 2A

1. Andi Baso Makkawaru


(NIM.KG.21003)
2. Angel Faradillah Andi Sutra
(NIM.KG.21005)
3. Cici Nurafizah (NIM.KG.21009)
4. Ervina Pratiwi (NIM.KG.21018)
5. Fera Saputri
(NIM.KG.21019)
6. Komang Melisa
(NIM.KG.21030)
7. Marsela
(NIM.KG.21037)
8. Jemi Yakub
(NIM.KG.21027)
9. Magfirah Salsabilah
(NIM.KG.21035)
PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

2022

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala.  atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul, “KALKULUS DAN DEBRIS” dapat kami selesaikan dengan baik.
Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang esehatan gigi dan mulut. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada
kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam
pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pengampuh Ibu Nia
Afdillah, S.Tr.Kes.,M.Tr.TGM., dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran
seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.

Kendari, 14 April 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
C. TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut........................................................................6
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebersihan gigi dan mulut..................................6
C. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)............................................................................9
D. Kebersihan Gigi dan Mulut...........................................................................................10
BAB III...................................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan gigi dan mulut / Verbal cleanliness (Goodness) merupakan suatu
tindakan perawatan yang diperlukan untuk menjaga mulut dalam kondisi yang
baik, nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi(Eastham et al.
2013). Kebersihan gigi dan mulut ialah salah satu kriteria dari mulut yang sehat
disamping juga teratur, bersih tidak ada celah diantara gigi, gingiva terlihat
merah dan kencang serta tidak sakit. Kebersihan mulut ini diindikasikan dengan
adanya beberapa bakteri mulut yang dijumpai dalam saliva, pada lidah,
permukaan gigi dan leher gingiva.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara
keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kesehatan gigi dan mulut
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secaraumum dan sangat
mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan
rasa percaya diri. Kesehatan gigi dan mulut yang baik merupakan hal yang
penting bagi siapa saja, tak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus (Supriyani
& Anggraini, 2017). Hasil Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS), tahun 2007
oleh Departemen Kesehatan RI menunjukkan prevalensi anak yang mengalami

Masalah kesehatan gigi dan mulut berdasarkan karakteristik umur adalah


5-9 tahun sebesar 21,6%, umur 10-14 tahun sebesar 20,6%. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, menunjukkan angka peningkatan
pada anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut berdasarkan
karakteristik umur adalah 5-9tahun sebesar 28,9%, umur 10-14 tahun sebesar
25,2% .Hal ini menunjukan prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut
mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun (Sherlyta et al., 2017)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian kebersihan gigi dan mulut
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut
3. Cara mengukur Oral Hygiene Index Simplifed (OHI-S)?
4. Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut?

C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kebersihan gigi dan mulut.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebersihan
gigi dan mulut.
3. Untuk mengetahui cara mengukur oral hygiene index simplifed (OHI-S).
4. Untuk mengetahui cara menjaga kebersihan gigi dan mulut.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa
didalam mulut seseorang bebas dari kotoran seperti debris,plak,dan karang
gigi.Plak akan selalu terbentuk pada gigi geligi dan meluas keseluruh
permukaan gigi apabila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut
(Rusmawati,2010)

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebersihan gigi dan mulut


a. Plak
Plak merupakan lapisan tipis, tidak berwarna dan tidak dapat dilihat oleh
mata, mengandung bakteri, melekat pada permukaan gigi dan selalu
terbentuk di dalam mulut. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plak
sama dengan faktorfaktor yang mempengaruhi kuman. Kuman
membutuhkan tempat yang aman, waktu untuk berkembang biak dan
makanan untuk hidup ( Putri, Herijulianti, Nurjannah, 2010). Pertumbuhan
plak juga dipengaruhi oleh :
1) Tempat yang aman Tempat yang aman bagi kuman-kuman di dalam mulut
antara lain :
a. Tempat yang sukar dicapai oleh sikat gigi, misalnya daerah interdental
atau saku gigi.
b. Gigi-geligi yang tidak beraturan.
c. Gigi yang mempunyai bentuk anatominya kurang sempurna atau struktur
email kurang baik.
2) Waktu yang cukup untuk perkembangan plak didapatkan bila seseorang
mengabaikan tindakan kebersihan gigi dan mulut. Bertambah sering kita
menyikat 6 gigi bertambah tipislah plak, sebaiknya bertambah lama kita
abaikan menyikat gigi bertambah teballah plak tersebut.
3) Makanan Makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan plak, hal ini
tergantung :
a) Macam makanan (manis/asin) Makanan manis seperti karbohidrat,
khususnya sukrosa dapat menyebabkan coccus berkembang biak dengan
subur.
b) Konsistensi (lunak/keras) Makanan yang lunak lebih menguntungkan
kuman untuk berkembang biak daripada makanan yang keras.
c) Daya lekat makanan (melekat/cair) Makanan yang melekat lebih
menguntungkan kuman untuk berkembang biak dari pada makanan yang
hanya melewati gigi sepintas seperti minuman.
d) Frekuensi makanan (sering/tidaknya)
Semakin sering kita makan, semakin tebal plak yang tertimbun. b. Debris
Menurut Manson dan Eley 1993 ( dalam Putri, Herijulianti, Nurjannah, 2010),
debris adalah deposit lunak yang berwarna putih, terdapat disekitar leher gigi
yang terdiri dari bakteri, partikel-partikel sisa makanan, jaringan-jaringan mati
epithel yang lepas dan leukosit. Debris akan segera mengalami liquifikasi oleh
enzim bakteri dan bersih dalam waktu 5-30 menit setelah makan, akan tetapi
ada kemungkinan sebagian masih tertinggal pada permukaan gigi membrane
mukosa. Debris juga mengandung bakteri, berbeda dari plak dan material alba,
debris ini lebih mudah dibersihkan.
b. Calculus 7
Calculus atau karang gigi adalah plak yang terklasifikasi terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi, calculus mempunyai permukaan kasar
dapat mempererat perlekatan plak dan kuman selain itu calculus yang kasar
dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan dan luka pada gusi sehingga
mengakibatkan pendarahan bila gusi tergesek pada calculus, pendarahan
ini mudah dilihat pada gerakan atau gesekan tertentu seperti menyikat gigi,
makan, dan berbicara (Pico, 2012).
1) Proses terbentuknya plak
Bila gigi jarang dibersihkan, lama-kelamaan, sisa makanan bersama-sama
bahan-bahan yang asam di dalam ludah akan bersatu menjadi keras dan
melekat pada permukaan gigi biasanya mulai dari leher gigi, hingga
menyelimuti permukaan mahkota gigi. Warnanya kekuning-kuningan, bila
sampai di bawah gusi warnanya jadi cokelat sampai kehitaman. Karang
gigi ini juga dapat terbentuk apabila sederet gigi tidak berfungsi atau
digunakan. Maka gigi-gigi yang tidak digunakan itu, lama-kelamaan
dipenuhi karang gigi (Riana, 2012).
2) Hal-hal yang memudahkan terbentuknya calculus
Faktor yang mempermudah terjadinya calculus adalah keadaan ludah yang
kental, permukaan gigi yang kasar atau licin, keadaan gigi yang tidak
teratur.
3) Macam-macam calculus
a) Supra gingiva calculus
Supra gingiva calculus adalah yang melekat pada permukaan gigi mulai
dari gingiva margin dan dapat dilihat. Calculus ini pada umumnya berwarna
putih 8 kekuning-kuningan, mudah dilepas dari permukaan gigi dengan
scaler (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah, 2010).
b) Sub gingival calculus
Sub gingival calculus adalah calculus di bawah batas gingival margin,
biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu
pemeriksaan. Sub gingival calculus biasanya padat dan keras. Calculus ini
pada umumnya berwarna cokelat kehitam-hitaman (Putri, Herijulianti, dan
Nurjannah, 2010).
c. debris
Debris merupakan sisa makanan di dalam mulut yang dapat dibersihkan
dengan aliran saliva dan pergerakan otot-otot rongga mulut, atau dengan
berkumur dan menyikat gigi. Debris yang terselip diantara gigi atau masuk
ke dalam poket periodontal tidak dapat dihilangkan dengan cara-cara
tersebut (Fedi et al., 2000).
Debris atau sisa makanan dalam 5 – 30 menit setelah makan akan
mengalami liquifikasi oleh enzim bakteri, namun sebagian akan tetap
tertinggal pada permukaan gigi dan membran mukosa. Debris memiliki
kandungan bakteri yang berbeda dengan plak dan materia alba. Debris
lebih mudah dibersihkan. Kecepatan dalam membersihkan debris dari
rongga mulut berbeda menurut jenis makanan dan inidividunya. Bahan
makanan padat akan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama
daripada bahan makanan cair, dan makanan yang panas akan lebih lama
dibersihkan daripada makanan yang dingin (Putri & Nurjannah, 2013).
3. Akibat tidak memelihara kebrsihan gigi dan mulut
a. Bau mulut
Bau mulut (halitosis) adalah keadaan yang tidak mengenakan, apabila pada
saat berbicara dengan orang lain yang merupakan salah satu penyebab dari
sisa- sisa makanan yang membusuk di mulut karena lupa menyikat gigi
(Tarigan, 2010).
b. Karang gigi
Karang gigi merupakan suatu masa yang mengalami klasifikasi yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi dan objek solid lainnya di
dalam mulut, misalnya restorasi gigi geligi dan gigi tiruan. Calculus adalah
plak terklasifikasi (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah, 2010).
c. Gusi berdarah
Penyebab dari gusi berdarah karena kebersihan gigi yang kurang baik,
sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan gusi. Kuman-kuman pada
plak menghasilkan racun yang dapat merangsang gusi sehingga terjadi
radang gusi menjadi mudah berdarah (Tarigan, 2013)
d. Gigi Berlubang
Gigi berlubang merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik di dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd dan Bechal, 1992).

C. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)


1. Pengertian OHI-S
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk
menentukkan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang pada umumnya
untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu index. Index
adalah suatu angka yang berdasarkan penelitian objek yang menunjukkan
keadaan klinis yang diperoleh pada waktu dilakukan pemeriksaan dengan
cara mengukur luas permukaan gigi yang ditutupi oleh plak dan calculus
(Putri, Herijulianti dan Nurjannah, 2010). Tingkat kebersihan gigi dan mulut
itu sendiri, dipengaruhi oleh tingkat Debris Index (DI), dan Calculus Index
(CI) seseorang. Setelah dilakukan pemeriksaan baik DI dan CI, maka tingkat
kebersihan rongga mulut dapat diketahui dengan cara menjumlahkan Debris
Index dan Calculus Index (OHI-S = DI+CI) (Herijulianti, Indriani dan Artini,
2010).
2. Gigi Index OHI-S
Menurut Green dan Vermilion (dalam Putri, Herijulianti dan Nurjannah,
2010), untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang, Green dan
Vermilion memilih enam permukaan gigi index tertentu yang cukup dapat
mewakili tiap segmen depan maupun belakang dari seluruh pemeriksaan gigi
yang 10 ada dalam rongga mulut. Gigi-geligi yang dipilih sebagai index
beserta permukaan index yang dianggap mewakili tiap segmen adalah gigi
16 pada permukaan buccal, gigi 11 pada permukaan labial, gigi 26 pada
permukaan buccal, gigi 36 pada permukaan lingual, gigi 31 pada permukaan
labial, gigi 46 pada permukaan lingual. Apabila gigi index pada suatu
segmen tidak ada, lakukan pergantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Apabila gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada
gigi molar kedua, jika molar pertama dan kedua tidak ada penilaian
dilakukan pada molar ketiga akan tetapi jika gigi molar pertama,
kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen
tersebut.
b. Apabila gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti
oleh gigi insisi kiri dan apabila insisif kiri bawah tidak ada, dapat
diganti dengan gigi insisif pertama kanan bawah, akan tetapi insisif
pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk
segmen tersebut.
c. Gigi index dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti : gigi
hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang
merupakan mahkota jaket, baik terbuat dari akrilik maupun logam,
bahkan gigi sudah hilang atau rusak 1 2 bagiannya pada permukaan
index akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum
mencapai 1 2 tinggi mahkota klinis.
d. Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi index yang
dapat diperiksa.
5. Cara melakukan penilaian debris dan calculus
Melakukan penilaian debris dan calculus, dapat membagi permukaan gigi yang
akan dinilai. Menurut Green Vermillion, kriteria penilaian debris dan calculus
sama, yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Baik, apabila nilainya berada diantara 0,0-0,6
b. Sedang, apabila nilainya berada diantara 0,7-1,8
c. Buruk, apabila nilainya berada diantara 1,9-3,0 OHI-S mempunyai kriteria
tersendiri, yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Baik : jika nilainya diantara 0 - 1,2
b. Sedang : jika nilainya diantara 1,3 - 3,0
c. Buruk : jika nilainya diantara 3,1- 6,0

D. Kebersihan Gigi dan Mulut


1. Pengertian Menurut Be (1987),
kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukan bahwa di
dalam mulut seseorang bebas dari kotoran, seperti plak dan calculus. Plak pada
gigi geligi akan terbentuk dan meluas keseluruh permukaan gigi apabila
kebersihan gigi dan mulut terabaikan. Kondisi mulut yang selalu basah, gelap,
dan lembab sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri
yang membentuk plak. Kebersihan mulut yang baik akan membuat gigi dan
jaringan sekitarnya sehat, seperti bagian tubuh lainnya gigi dan jaringan
penyangga tidak mudah terkena penyakit. Pemeliharaan dan perawatan yang
baik akan menjaga gigi dan jaringan penyangga dari penyakit (Boedihardjo,
1985).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut Menurut
Suwelo (1992), kebersihan gigi dan mulut dipengaruhi oleh menyikat gigi dan
jenis makanan.
a. Menyikat gigi Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem pembersihan
sendiri yaitu air ludah, tetapi dengan makanan modern seperti sekarang,
pembersih alami ini tidak 11 lagi dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu
dapat menggunakan sikat gigi sebagai alat bantu untuk membersihkan gigi dan
mulut. Tujuan menggosok gigi adalah membersihkan semua sisa-sisa makanan
dari permukaan gigi serta memijat gusi (Tarigan, 1989). Menurut Herijulianti,
Indriani, dan Artini (2001), cara yang paling mudah dilakukan unuk
menghindari masalah kesehatan gigi dan mulut dengan menjaga kebersihan
gigi dan mulut yang lazim dilakukan adalah dengan menyikat gigi. Menurut
Machfoed (2006), perilaku menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan
secara tekun, teliti, dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan
sungguh-sungguh, teliti artinya menyikat semua permukaan gigi sampai bersih
dan teratur artinya menyikat gigi minimal dua kali sehari. Waktu yang tepat
untuk menyikat gigi yaitu setiap pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur. b. Jenis makanan Menurut Tarigan (2013), fungsi mekanis dari makanan
yang dimakan berpengaruh dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
diantaranya:
1) Makanan yang bersifat membersihkan gigi, yaitu makanan yang berserat
dan berair seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
2) Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang manis
dan mudah melekat pada gigi seperti: coklat, permen, biskuit, dan lain-lain.
3. Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut.
a. Kontrol plak
Kontrol plak dengan menyikat gigi sangatlah penting. Menjaga kebersihan
gigi dan mulut harus dimulai pada pagi hari setelah sarapan dan dilanjutkan 12
dengan menjaga kebersihan rongga mulut yang dilakukan pada malam hari
sebelum tidur (Tarigan, 2013). Menurut Srigupta (2004), cara mengontrol plak
ada dua yaitu:
1) Cara mekanis
Cara mengontrol plak secara mekanis meliputi menyikat gigi dan
membersihkan gigi bagian dalam dengan menggunakan bantuan dental
floss, tusuk gigi, mencuci mulut, dan prophylaxis (pencegahan penyakit)
dari dokter gigi.
2) Cara kimiawi
3) Bermacam-macam bahan kimia, alat-alat generasi pertama adalah
antibiotik, antiseptik, seperti fenil dan alat-alat generasi kedua yang
digunakan adalah klorheksidin atau alexsidin.
a. Scaling
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2012), scaling adalah suatu
proses membuang plak dan calculus dari permukaan gigi, baik supra
gingival calculus maupun sub gingival calculus. Tujuan dari scaling adalah
untuk mengembalikan kesehatan gusi dengan cara membuang semua
elemen yang menyebabkan radang gusi dari permukaan gigi

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukkan
bahwa didalam mulut seseorang bebas dari kotoran seperti debris,plak,dan
karang gigi.Plak akan selalu terbentuk pada gigi geligi dan meluas
keseluruh permukaan gigi apabila seseorang mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut (Rusmawati,2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kebersihan gigi dan mulut
a. Plak
Plak merupakan lapisan tipis, tidak berwarna dan tidak dapat dilihat oleh
mata, mengandung bakteri, melekat pada permukaan gigi dan selalu
terbentuk di dalam mulut.

b. Calculus 7
Calculus atau karang gigi adalah plak yang terklasifikasi terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi, calculus mempunyai permukaan kasar
dapat mempererat perlekatan plak dan kuman selain itu calculus yang kasar
dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan dan luka pada gusi sehingga
mengakibatkan pendarahan bila gusi tergesek pada calculus, pendarahan
ini mudah dilihat pada gerakan atau gesekan tertentu seperti menyikat gigi,
makan, dan berbicara (Pico, 2012).
b. Debris
Debris merupakan sisa makanan di dalam mulut yang dapat dibersihkan
dengan aliran saliva dan pergerakan otot-otot rongga mulut, atau dengan
berkumur dan menyikat gigi. Debris yang terselip diantara gigi atau masuk
ke dalam poket periodontal tidak dapat dihilangkan dengan cara-cara
tersebut

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/564/2/BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/521/5/3%20BAB%20II.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15519/f.%20Bab%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai