Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kesehatan Gigi dan
Mulut yang berjudul Karies Gigi ,sholawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman yang hampa ilmu pengetahuan
ke alam yang berlimpah ilmu pengetahuan. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Kami ucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah memberi dorongan moril dan
materil kepada kami ,dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami dan
teman-teman yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempura,kami mohon saran dan kritikan dari
pembaca agar makalah ini lebih sempurna.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................3
1.3. TUJUAN PEMBELAJARAN................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1. PENGERTIAN KARIES GIGI...................................................................................................4
2.2. FAKTOR PENYEBAB KARIES GIGI......................................................................................4
A. FAKTOR DIDALAM MULUT.............................................................................................4
B. FAKTOR DILUAR MULUT................................................................................................6
2.3. PENGUKURAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI.....................................................7
2.4. PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN KARIES GIGI..........................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................10
3.2 SARAN.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2) Faktor Mikroorganisme
Adanya flora bakterial mulut dalam bentuk plak merupakan penyebab
utama bagi terbentuknya karies. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa jenis bakteri
mulut tertentu secara invitro dapat menghasilkan lesi karies pada email dan dentin.
Jenis bakteri yang dapat menimbulkan karies yaitu Streptococcus mutans,
beberapa jenis Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis, Streptococcus miller,
dan banyak Lactobacillus serta beberapa spesies Actinomyces (Schuurs,2007).
4) Faktor Waktu
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama
berlangsung proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terjadi atas
periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva
ada di dalam lengkungan gigi maka karies tidak menghancurkan dalam hitungan
hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahunan (Kidd, 2002).
5
penyangganya mudah terkena penyakit, mereka harus mendapatkan perhatian dan
perawatan yang baik. (Budiardjo, 2005).
1) Keturunan
Seseorang yang mempunyai susunan gigi berjejal (maloklusi) ada
kemungkinan bawaan dari orang tuanya. Seseorang dengan susunan gigi berjejal
lebih banyak menderita karies dari pada yang mempunyai susunan gigi baik.
Selain itu, kebersihan gigi dan mulut yang buruk akan mengakibatkan persentase
karies lebih tinggi.
Faktor keturunan/genetik merupakan faktor yang mempunyai pengaruh
terkecil dari faktor penyebab karies gigi(Suwelo, 1992).
2) Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang paling penting pengaruhnya terhadap
terjadinya karies antara lain air yang diminum, kultur sosial ekonomi penduduk.
Penghasilan dan pendidikan penduduk yang tinggi akan mempengaruhi diet
kebiasaan merawat gigi sehingga prevalensi karies gigi rendah.
Pada daerah dengan kandungan fluor yang cukup dalam air minum (0,7
ppm sampai 1 ppm) prevalensi karies rendah. Bila fluor diberikan sejak dini
dengan kombinasi berbagai cara (dalam air minum dan makanan), maka email
akan banyak menyerap fluor sehingga akan memberikan efek besar terhadap
pencegahan karies (Suwelo, 1992).
3) Perilaku
Perilaku pemeliharaan kesehatan positif, misalnya kebiasaan menggosok
gigi, sebaliknya perilaku pemeliharaan kesehatan gigi negatif, misalnya
menggosok gigi secara tidak teratur sehingga menyebabkan kesehatan gigi dan
mulut menurun dengan dampak antara lain gigi mudah berlubang (Warni, 2009).
Kebiasaan seseorang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan resiko
terjadinya karies adalah mengonsumsi makanan dan minuman manis. Terjadinya
karies bukan bergantung pada jenis makanan dan minuman manis yang
dikonsumsi tetapi bergantung pada frekuensi komsumsi makanan dan minuman
manis tersebut (Cobisco, 1995).
6
4) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas yang harus ditingkatkan mutunya dengan melaksanakan
pelayanan yang sesuai dengan standard yang ada. Diharapkan Puskesmas
memberikan pelayanan terhadap kesehatan gigi dan mulut tidak menimbulkan
kesan menyakitakan atau sakit dengan menerapken teknologi terkini dan harga
terjangkau oleh masyarakat.
Oleh karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat bidang
kesehatan gigi dan mulut menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka
peranan pemerintah mempunyai porsi yang besar. Namun demikian karena
keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau
diikutsertakan dalam pelayanan kesehatan gigi (Depkes RI, 2000).
7
2.3. PENGUKURAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI
Untuk melihat kedalaman atau tingkat keparahan karies gigi kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut :
C0 = belum terjadi karies
C1 = karies hanya mengenai email saja
C2 = karies telah mencapai dentin
C3 = karies telah mencapai pulpa
C4 = karies telah mengenai akar gigi.
8
Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau
sikat gigi.
2. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan
yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi
(permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi
makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).
3. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel
dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah,
penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet,
tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila
anak melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan
kariogenik.
2.5. PENGOBATAN KARIES GIGI
Pengobatan untuk karies gigi tergantung pada seberapa parah kondisi dan
situasi tertentu. Berikut beberapa pengobatan yang sering dilakukan dokter untuk
mengatasi gigi berlubang.
1. Perawatan fluoride
Dalam tahap awal, dokter akan melakukan perawatan fluoride. Fluoride
adalah mineral yang membantu melindungi dan menjaga kekuatan enamel gigi.
Biasanya fluoride banyak ditambahkan dalam produk obat kumur maupun pasta
gigi.
2. Penambalan Gigi
Tambal gigi sering kali jadi pilihan utama apabila kerusakan akibat
pembusukan gigi sudah mulai melewati tahap erosi enamel. Agar lubang tidak
bertambah dalam, dokter akan mengisi gigi yang berlubang dengan bahan khusus.
Ada banyak pilihan bahan untuk menambal gigi yang berlubang. Namun,
tambal gigi berbahan resin komposit lebih banyak diminati ketimbang jenis
9
lainnya. Resin komposit biasanya akan mengeras dengan cara disinar. Jenis
tambalan ini juga disebut dengan tambal laser atau tambal sinar.
3. Crown
Pemasangan crown alias mahkota gigi tiruan juga dapat menjadi solusi
untuk mengatasi gigi yang berlubang. Dokter akan memasang selubung gigi di atas
gigi yang rusak. Dengan begitu, mahkota gigi tiruan ini akan memasang semua
bagian gigi yang muncul di atas tepi gusi.
4. Root canal
Apabila kerusakan telah mencapai bagian dalam gigi (pulp), Anda mungkin
memerlukan root canal. Root canal atau perawatan saluran akar gigi biasanya
dilakukan dokter untuk memperbaiki gigi yang terlanjur terinfeksi atau rusak
parah.
5. Pencabutan gigi
Dalam kasus yang sangat parah, dokter dapat mencabut gigi yang
bermasalah. Proses pencabutan gigi tidak memakan waktu lama.
Sebelum dicabut, dokter akan lebih dulu memberikan obat bius di area gusi
yang bermasalah. Dengan begitu Anda tidak akan merasakan sakit ketika dokter
mencabut gigi Anda.
2.6. JENIS KARIES GIGI
Ada beberapa jenis karies gigi. Menurut Widya (2008), jenis karies gigi berdasarkan
tempat terjadinya:
1. Karies Insipiens
10
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan
terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat
pada email.
2. Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang
terasa sakit.
3. Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian
pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila
terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
4. Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga
terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan
apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk
perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan
oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum).
Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap
dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya gigi, infeksi, bahkan
kematian (Sandira, 2009).
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies gigi (Ramadhan, 2010) antara
lain adalah
Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor
Menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dengan benar
Fissure sealant atau menutup celah gigi.
3.2 SARAN
Mengingat kemampuan penulis terbatas dalam penulisan makalah ini,maka penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap
12
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih lanjut. Akhirnya, semoga penulisan
makalah ini bermanfaat bagi pendidikan khususnya dan bagi masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Harun. (2010). Karies dan Perawatan Pulpa Pada anak Secara Komprehensif.
Makassar: Bimer.
Erwana Ferry Agam. (2013). Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Rapha
Publishing.
Arisman, MB. (2009). Buku ajar ilmu gizi Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
13