Anda di halaman 1dari 20

KEMAMPUAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TERJADINYA

CARIES GIGI SULUNG PADA MURID TK PAMUNGKAS


SARI NABATI KEBUMEN
TAHUN 2018

Karya tulis ilmiah

Diajukan kepada
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi

Oleh :
SOBIRIN SOLICHIN
RPL 5118099

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian terpadu dari

pembangunan nasional (Depkes RI 2004). Tujuan pembangunan kesehatan adalah

meningkatnya kesadaran kemauan dan kemampuan bagi setiap orang dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, dalam mencapai tujuan tersebut

telah ditetapkan visi dan misi Indonesia di masa depan dimana penduduknya

hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat dan mampu menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta derajat kesehatan yang setinggi

tingginya (Depkes RI 2002).

Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih merupakan hal menarik karena

prevalensi karies dan penyakit periodontal mencapai 80% dari jumlah penduduk,

(Ibnoe Effendi dan Mooler, 1973, dalam Suwelo 1992). Sasaran global WHO

dibidang kesehatan gigi dan mulut anak usia 5 tahun adalah 90% anak bebas

karies. Target di Indonesia untuk tahun 2010 adalah 50% anak usia 5 tahun bebas

karies (Depkes RI 2002).

Prevalensi karies gigi sulung anak usia 1 tahun meningkat sebesar 5%, usia 2

tahun 10% dengan def-t 0,3, usia 3 tahun 40% dengan def-t 1, usia 4 tahun 5%

dengan def-t 2,5 dan frekuensi karies gigi usia 5 tahun adalah 75% dengan def-t

4,6 rata-rata tiap anak (Suwelo 1992). Proses karies dan faktor resiko terjadinya

karies gigi tetap dan gigi sulung tidak berbeda. Namun demikian proses kerusakan

gigi sulung lebih cepat menyebar, meluas dan lebih parah dibanding gigi tetap.
Kerusakan gigi sulung menunjukkan corak tertentu yang memperlihatkan urutan

permukaan dan jenis gigi sulung serta keganasan (kedalaman dan perluasan)

karies di setiap gigi (Tarigan, 1990).

Faktor penyebab adanya perbedaan karies gigi sulung dengan gigi tetap

antara lain, struktur enamel gigi sulung kurang kuat dan lebih tipis, sedangkan

enamel gigi permanen lebih tebal dan eras di banding gigi sulung, karies gigi

permanen lebih cendung ke dalam dentin dan pulpa, sedangkan karies gigi sulung

pelebaran karies cenderung melebar ke kiri dan ke kanan dan lebih cepat meluas

serta morfologi gigi sulung lebih memungkinkan retensi makan dibanding gigi

tetap, di samping itu pada umumnya keadaan kebersihan mulut lebih jelek, dan

anak lebih sering makan makanan dan minum-minuman keriogenik dibanding

orang dewasa, anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal

menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak

mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa (Armasastra dan Anton, 1986,

dalam Suwelo, 1992).

Kurangnya perhatian terhadap gigi sulung anak usia prasekolah ini

disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu dirawat

karena akan diganti dengan gigi tetap. Keadaan gigi sulung yang dijumpai diklinik

biasanya sudah parah, sehingga anak menderita sakit gigi dengan segala macam

akibat yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Di TK PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen tersebut sebelumnya

belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang kesehatan gigi dan mulut

karena TK PAMUNGKAS SARI NABATI yang terletak di Jl. Merak 1 No. 1,


Panjer Kebumen belum pernah di lakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan

mulut.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian

tentang“Kemampuan Menyikat GigiTerhadap Terjadinya Karies Gigi Sulung

Pada Murid TK PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen Tahun 2018”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran kesehatan gigi dan mulut pada murid TK

PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen Tahun 2018.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kesehatan gigi dan mulut pada murid

TK PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui prevalensi karies gigi dan mulut pada murid TK

PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen Tahun 2018.

b. Untuk mengetahui kedalaman karies murid TK PAMUNGKAS

SARI NABATI Kebumen Tahun 2018.

c. Untuk mengetahui cara menyikat gigi dengan benar pada murid TK

PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen tahun 2018.

d. Untuk mengetahui gambaran angka def-t pada murid TK

PAMUNGKAS SARI NABATI Kebumen 2018.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas dapat mengetahui gambaran status def-t murid –

muridnya untuk merencanakan upaya promotif, prefentif, kuratif

mengenai kesehatan gigi dan mulut secara berkesinambungan.

2. Bagi pihak sekolah mengetahui angka def-t murid – muridnya dapat

dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan usaha kesehatan gigi

sekolah (UKGS).

3. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai penelitian dan proses.

4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat merupakan tambahan pengetahuan

wawasan terhadap masalah yang terkait dengan caries gigi dan dapat

meneliti lebih lanjut.

Perbedaan Penelitian ini dengan yang pernah di lakukan adalah:

1.Mengetahui gambaran prefalensi karies

2.Mengetahui gambaran kedalaman karies

3.Mengetahui gambaran cara menyiak gigi dengan benar

4.Mengetahui gambaran prefalensi karies

5.Mengetahui gambaran Def-t


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karies Gigi Sulung

Karies merupakan suatu penyakit jaringan kers gigi, yaitu email, dentin

dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu

karbohidrat yang dapat diragikan. Menurut (Kidd dan Bechall, 1991) karies terjadi

akibat interaksi 4 faktor yakni :

1. Plak

Plak terbentuk pada permukaan gigi, jika email yang bersih terpapar

dirongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang

disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri dari glikoprotein yang diendapkan

dari saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat

lengket dan mampu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi.

2. Kerentanan Permukaan Gigi

Plak yang banyak mengandung bakteri merupakan awal bagi

terbentuknya karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan

pelekatan plak sangat mungkin diserang karies. Kawasan-kawasan yang

mudah diserang karies tersebut adalah pit dan fissure pada permukaan oklusal

dan premoral, permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik

kontak, tepi tumpatan yang kurang, permukaan gigi yang berdekatan dengan

gigi tiruan dan jembatan (Kidd dan Bechall).


Urutan permukaan gigi yang sering terkena karies adalah permukaan

oklusal, permukaan proksimal, permukaan fasial dan permukaan lingual

(Schour dan Massier, 1964, cit. Suwelo, 1992) sedangkan keganasan karies

gigi dapat diketahui dari kedalaman dan perluasan karies. Karies disebut

ganas atau progresif bila karies tersebut bertambah dalam dan luas dalam

waktu relatif singkat (Suwelo, 1992).

Gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva, karena kerentanan gigi terhadap

karies banyak bergantung kepada lingkungannya, maka peran saliva sangat

besar sekali. Saliva mempu meremineralisasikan karies yang masih dini

karena banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva

dalam melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion flour, selain

mempengaruhi pH-nya. Karena itu, jika saliva berkurang atau menghilang,

maka karies mungkin akan tidak terkendali (Suwelo, 1992).

3. Peran Karbohidarat Makanan

Tidak semua karbohidrat sama derajat karigeniknya. Karbohidrat yang

komplek misalnya pati relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara

sempurna didalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekulnya

yang rendah seperti sukrosa akan segera meresap ke dalam plak dan

dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri dan karena sukrosa merupakan gula

yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies

yang utama (Kidd dan Bechall, 1991).

4. Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral

selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies


tersebut terdiri dari periode perusakan dan perbaikan silih berganti. Oleh

karena itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak

menghancurkan gigi didalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam

bulan atau tahun.

B. Penjalaran Karies sulung

A.Menurut Pratiwi (2007), struktur gigi yang ada pada manusia terdiri

atas beberapa lapisan :

1. Email

Email berasal dari jaringan ektoderm. Email merupakan lapisan

terluar dari gigi. Kandungannya sarat dengan garam kalsium, sehingga bila

dibandingkan dengan lapisan gigi lain, email merupakan jaringan paling

keras dan kuat, karena memiliki kandungan anorganik 96 persen. Email

merupakan pelindung gigi dari sensitivitas panas atau dingin dan nyeri saat

mengunyah, akan tetapi, email tidak memiliki kemampuan regenerasi

untuk mengganti bagian - bagian yang rusak. Sehingga bila terjadi

kerusakan perlu dirawat dengan cara penambalan.

2. Dentin

Dentin berasal dari jaringan mesoderm yaitu susunan dan asal

yang sama dengan jaringan tulang. Dentin memiliki kemampuan untuk

melakukan regenerasi bila dihubungkan dengan jaringan pendukung gigi.

Dentin lebih keras karena banyak mengandung bahan kimia anorganik 69

persen.

Dentin terletak di bawah email pada mahkota gigi, dan di

bawah sementum pada akar gigi, di dalam dentin terdapat pembuluh-


pembuluh yang sangat halus. Mulai dari batas rongga pulpa sampai ke

batas email dan semen. Pembuluh ini berjalan dan menyebar ke seluruh

permukaan dentin yang disebut tubula dentin.

Pembuluh ini juga mengandung serabut yang merupakan

kelanjutan dari sel odontoblast pada perbatasan rongga pulpa. Sel - sel ini

berfungsi menyalurkan rangsangan dari dentin ke sel – sel saraf. Rangsang

ini mula - mula diterima email, kemudian diteruskan ke dentin. Melalui

tubula dentin dengan serabut- serabutnya, diteruskan ke sel-sel saraf dalam

rongga pulpa, bila terjadi kerusakan dentin, maka akan terbentuk dentin

sekunder. Pembentukan dentin sekunder ini dapat terjadi sepanjang hidup

dengan arah pertumbuhannya menuju rongga pulpa. Karena itu, semakin

tua usia seseorang semakin sempit rongga pulpanya.

3. Pulpa

Pulpa adalah struktur gigi terdalam (di bawah dentin) berupa

rongga yang berisi jaringan pulpa. Jaringan pulpa penuh dengan sel saraf

yang sensitif terhadap rangsang mekanis – termis – kimia, jaringan limfa

(cairan getah bening), jaringan ikat, pembuluh darah arteri dan vena. Pulpa

terdiri atas bagian yaitu : tanduk pulpa (pulp horn), ruang pulpa (pulp

chamber), dan saluran pulpa (pulp canal), Foramen apical, Supplementary

canal, dan orifice.

C. Macam – macam karies gigi

Menurut Machfoedz dan Zein (2005), macam – macam karies gigi

terdiri atas :
1. Karies email

Kerusakan gigi yang mengenai lapisan terluar dari gigi (email). Karies

pada lapisan email ini orang belum merasakan sakit atau ngilu, belum

merasakan apa-apa sebagai akibat lubang ini, meskipun ada juga pada

orang-orang yang peka, kadang-kadang merasa ngilu bila kena dingin.

2. Karies dentin

Merupakan kerusakan gigi yang sudah mengenai lapisan dentin atau

lapisan kedua setelah email. Orang yang menderita karies ini, akan

merasakan ngilu bila lubangnya kemasukan makanan yang agak keras atau

kena rangsangan panas atau rangsangan tersebut ke pembuluh darah.

3. Karies pulpa

Merupakan kerusakan gigi yang sudah mengenai lapisan email, dentin

dan mencapai atap pulpa.

B.Berdasarkan banyak permukaan gigi yang terkena karies:

-Simpel karies

-Komplek karies

C.Berdasarkan lokasi karies menurut G.V Black yaitu:

Kelas I

Karies yang terdapat di oklusal ( pit dan fissure ) dari gigi premolar,

Dan molar9 ( gigi posterior ) dapat juga terdapat di gigi anterior ( gigi

depan ) di foramen caicum.

Kelas II

Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau

Premolaryang umum nya meluas sampai ke bagian oklusal.


Kelas III

Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi deapan ( telah,

belum mencapai 1/3 incisal gigi )

Kelas IV

Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi depan dan sudah

mencapai incisal ( telah mencapai 1/3 incisal gigi )

Kelas V

Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher gigi depan maupun gigi

belakang pada permukaan labial, lingual, palatal, maupun bukal dari gigi.

D. Cara menyikat gigi dengan benar

Sudahkah Anda menyikat gigi dengan benar ? menyikat gigi secara

teratur dan benar penting Anda lakukan untuk menjaga kesehatan gigi.

Kerusakan gigi, seperti gigi berlubang, masalah pada gusi, dan bau mulut,

dapat menghampiri Anda jika Anda tidak rajin menyikat gigi atau jika

Anda tidak menyikat gigi dengan benar.

Dengan menyikat gigi, Anda membersihkan gigi dari plak dan sisa

makanan yang menempel pada gigi Anda. Nah, untuk dapat membersihkan

gigi secara menyeluruh, Anda harus menyikat gigi dengan benar.

Bagaimana caranya ?

E. Tahap – tahap menyikat gigi dengan benar

Sebelum Anda menyikat gigi, siapkan terlebih dahulu sikat gigi

dan pasta gigi. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride dan juga pilih

sikat gigi yang sesuai dengan Anda. Sesuaikan kepala sikat gigi dengan

lebar mulur Anda. Kepala sikat dengan ujung yang kecil akan
memudahkan Anda menjangkau bagian gigi terdalam Anda. Pilih juga

sikat gigi dengan gagang yang nyaman Anda pegang, sehingga Anda dapat

menyikat gigi dengan benar dan tidak melukai gusi Anda.

Perlu Anda ketahui bahwa sebaiknya sikat lidah Anda terlebih

dahulu sebelum Anda mulai menyikat gigi. Membersihkan lidah penting

dilakukan untuk menghilangkan bakteri anaerob yang menyebabkan bau

mulut. Biasanya sikat lidah ada dibawah bulu sikat pada sikat gigi Anda.

Sama seperti menyikat gigi, menyikat lidah juga menggunakan pasta gigi.

Sikat lidah Anda sejauh yang bisa Anda jangkau, karena semakin dalam

lidah Anda, disitulah tempat banyak bakteri bersarang. Sikat lidah Anda

dengan lembut dan jangan sampai melukai lidah Anda.

F. Langkah – langkah menyikat gigi

1. Letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan

posisi membentuk sudut 45 derajat. Anda bisa mulai menyikat gigi pada

gigi geraham atas atau pada gigi belakang di salah satu sisi mulut Anda.

Sikatlah dengan gerakan melingkar dari atas kebawah selama sekitar 20

detik untuk setiap bagian.

2. Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa dipakai untuk

mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah. Pastikan semua

permukaan gigi sudah disikat, sehingga plak atau sisa makanan yang

menempel di gigi bisa hilang.

3. Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan Anda, Anda harus

memegang sikat gigi secara vertikal atau menggunakan ujung kepala sikat
gigi Anda dan sikat dengan gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas

gigi. Lakukan gerakan ini berulang sebanyak 2-3 kali.

4. Ubah pola menyikat gigi Anda yang biasa jika diperlukan. Kadang,

menyikat gigi dengan cara yang itu-itu saja membuat bagian lain yang

tidak biasa dilewati bisa terabaikan.

5. Jika Anda memulainya dari bagian geraham atas, maka Anda akan

menyelesaikan sikatan Anda pada gigi geraham bawah. Anda akan

menghabiskan waktu sekitar 2-3 menit untuk menyikat seluruh bagian gigi

Anda.

6. Bilas mulut dan sikat gigi Anda dengan air sampai bersih.

7. Sebaiknya menyikat gigi sehari 2 x yaitu pagi dan sore hari sebelum tidur

biar gigi Anda bersih dan sehat.

G. Tujuan menyikat gigi

Tujuan menyikat gigi adalah untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan mulut terutama gigi dan jaringan sekitarnya karena dengan

menyikat gigi dapat menimbulkan rasa segar dalam mulut serta mencegah

terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal.

Menyikat gigi juga dapat mencegah tertimbunnya sisa-sisa

makanan pada sela-sela gigi dan permukaan gigi. Menyikat gigi juga dapat

berfungsi untuk memijat gusi guna meningkatkan daya tahan jaringan

gusi.

Menyikat gigi dilakukan 2x sehari sesudah makan dan sebelum

tidur. Pencegahan karies gigi juga dapat dilakukan dengan penggunaan

Dental Flossing.
2). Pemberian Fluoride

3). Perbanyak makanan yang mengandung serat seperti buah dan sayuran

hindari jenis makanan yang manis dan melekat.

4). Menu sesuai dengan 4 sehat 5 sempuma.

5). Kontrol secara teratur ke dokter gigi.

Kontrol kesehatan gigi sebaiknya dilakukan secara teratur minimal 2 kali

setahun.

H. Bagaimana mengetahui gigi sudah bersih setelah disikat ?

Terkadang, mungkin Anda tidak merasa puas setelah menyikat

gigi. Anda merasa gigi Anda belum benar-benar bersih, sehingga Anda

akan menyikat gigi Anda lebih lama. Parahnya lagi, saat Anda menyikat

gigi Anda terlalu lama dengan gerakan yang keras, hal ini menyebabkan

luka pada gigi dan gusi Anda. Hal yang pasti tidak ingin Anda alami

bukan.

Nah, oleh karena itu, Anda harus mengetahui bagaimana gigi yang

bersih setelah disikat. Cara yang paling mudah yang dapat Anda lakukan

adalah dengan merasakan gigi Anda. Loh, bagaimana caranya?

Caranya mudah sekali. Raba gigi dengan lidah Anda, apakah sudah halus

atau belum. Permukaan gigi yang halus artinya gigi anda sudan bersih.

Namun, jika permukaan gigi masih terasa. kasar, itu berarti masih ada sisa

plak yang menempel pada gigi Anda. Untuk itu, pastikan seluruh

permukaan gigi sudah Anda sikat semua.

Jangan menyikat gigi Anda terlalu keras atau terlalu memberi tekanan

pada gigi Anda, ini akan menyakitkan gigi dan gusi Anda. Terlalu keras
menyikat gigi sebenarnya tidak membantu membersihkan gigi Anda lebih

baik juga. Justru, hal ini dapat menyebabkan permukaan luar gigi

(enamel) akan terkikis dan ini adalah asal mula dari gigi sensitif.

Selain itu, menyikat gigi dengan gerakan lurus (bukan melingkar)

bukanlah cara yang efektif dalam membersihkan gigi Anda. Menyikat gigi

dengan gerakan lurus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan

kerusakan permanen pada gusi Anda.

I. Prevalensi karies gigi sulung

Untuk mengetahui keadaan kesehatan masyarakat diperlukan

indikator kesehatan yang berguna untuk pengembangan pelayanan

kesehatan dan mengetahui keberhasilan upaya kesehatan. Dibidang

kesehatan gigi indikator ini berguna untuk penelitian epidemiologis sangat

penting, artinya bagi perencanaan pengembangan ketenagaan, material dan

penganggaran, serta pemantapan usaha pencegahan, kuratif dan

rehabilitatif di bidang kesehatan gigi baik regional maupun nasional.

Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi karies atau frekuensi

karies dan skor dari indek karies. Prevalensi karies adalah angka yang

mencerminkan jumlah penderita karies gigi dalam periode tertentu. Indek

karies gigi sulung disebut d(decay), e(ekstraksi), f(filling) (Muhler, 1954,

cit. Suwelo, 1992) yang dimaksud def-t :

Def-t adalah keadaan gigi susu seseorang yang pernah mengalami

kerusakan, hilang, perbaikan yang disebabkan karena penyakit karies.

Pengukuran pengalaman karies untuk gigi geligi susu yaitu def-t (Depkes

RI, 1995).
Pengertian masing – masing komponen dari def-t (Sriyono, 1995) :

d (decay) = Kerusakan gigi susu karena karies dan masih bisa

ditambal atau dirawat


e (extraction) = Gigi susu yang kariesnya tidak bisa ditambal lagi

atau dengan indikasi pencabutan


f (filling) = Gigi susu yang ditambal dan tambalan masih baik

Hal – hal lain yang perlu diperhatikan yaitu waktu pemeriksa waktu

menilai memakai indeks def-t yaitu (WHO cit., Sriyono, 1005) :

1. Apabila ada gigi yang ditambal sementara, maka gigi tersebut dimasukkan

kriteria d.

2. Apabila sebuah gigi mempunyai satu atau lebih tambalan pada

permukaannya, sedangkan permukaan lain karies, maka gigi tersebut

dimasukkan kriteria d.

3. Apabila ada gigi yang telah ditambal dan timbul karies skunder di

sekelilingnya, maka dimasukkan kriteria d.

4. Apabila ada sisa akar gigi, maka gigi tersebut dimasukkan kriteria e.

5. Apabila ada tambalan preventif misalnya fissure sealent, maka gigi tersebut

tidak dimasukkan kriteria f.

6. Apabila ada tambalan crown karena karies, maka gigi tersebut tidak

dimasukkan kriteria f.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada murid TK PAMUNGKAS SARI NABATI

KEBUMEN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan survey deskriptif,

untuk mendapatkan gambaran kesehatan gigi pada murid TK PAMUNGKAS

SARI NABATI KEBUMEN Tahun 2018.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah murid pada TK PAMUNGKAS

SARI NABATI KEBUMEN yang berjumlah 31 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh murid TK

PAMUNGKAS SARI NABATI KEBUMEN yang berjumlah 31 orang.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah kesehatan gigi dan mulut pada murid TK

PAMUNGKAS SARI NABATI KEBUMEN Tahun 2018.

D. Definisi Operasional

1. Gambaran kesehatan gigi dan mulut adalah gambaran keadaan kesehatan

gigi yang dapat dilihat dari prevalensi karies, angka def-t, dan kedalaman

karies.

2. Prevalensi karies adalah angka yang mencerminkan jumlah penderita

karies dalam periode tertentu disuatu subjek penelitian.

3. Angka def-t adalah jumlah gigi sulung yang mengalami karies pada

subjek, berupa angka yang diperoleh dengan menghitung jumlah gigi


sulung karies pada subjek, baik yang belum atau sudah ditambal dan yang

seharusnya atau sudah dicabut.

4. Decay “d” adalah jumlah gigi sulung terdapat karies dan masih dapat

ditambal.

5. Ekstraksi "e" adalah gigi sulung sudah tidak mungkin di tumpat atau

sudah dicabut karena karies"

6. Filling "f” adalah gigi sulung yang sudah ditambal sempurna

7. Karies adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan dimulai dari permukaan gigi, pit, fissure dan inter proksimal

meluas ke pulpa, dan diperiksa dengan menggunakan sonde

8. Kedalaman karies gigi adalah kedalaman kerusakan yang telah terjadi

mulai dari karies email sampai karies pulpa.

9. Karies email adalah karies yang telah mengenai email (lapisan pertama

gigi).

10. Karies dentin adalah karies yang telah mengenai dentin (lapisan kedua

gigi).

11. Karies pulpa adalah karies yang telah mengenai pulpa (lapisan gigi yang

paling dalam).
E. Alat Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sonde.

2. Ekscavator.

3. Kaca mulut.

4. Pinset

5. Cotton roll

6. Cotton pellet

7. Alkohol

Alat ukur penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur penelitian adalah :

1. Prevalensi karies

Cara mendapatkan prevalensi karies

Jumlah anak yang menderita Karies x 100%

Jumlah anak yang diperiksa

2. Def-t

Jumlah def-t.=d + e + f

3. Kedalaman karies

Karies email, karies dentin, karies pulpa

F. Cara Penelitian

1. Persiapan

a. Memberitahukan atau meminta izin untuk dilakukan penelitian di TK

PAMUNGKAS SARI NABATI KEBUMEN.

b. Persiapan alat dan bahan pemeriksaan.


c. Persiapan murid dengan memberitahukan hari, jam akan dilakukan

penelitian.

2. Pelaksanaan

a. Menertibkan siswa – siswi

b. Murid dipanggil satu persatu, duduk ditempat yang telah ditentukan

c. Pemeriksaan dilakukan didalam kelas

d. Lakukan pencatatan data murid dan hasil pemeriksaan dicatat pada

formulir pemeriksaan

e. Setiap gigi yang diperiksa dicatat d, e, f nya dan sampai dimana

kedalaman kariesnya

f. Mengucapkan terima kasih kepada murid TK PAMUNGKAS SARI

NABATI KEBUMEN

g. Ucapkan salam

G. Analisa Data

Data diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabulasi (tabel).

Anda mungkin juga menyukai