Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA X

Simulasi Proposal Skripsi

Untuk Memenuhi Persyaratan


Tugas Penyusunan Proposal Skripsi Mata Kuliah Metode Penelitian dan
Pengembangan Proposal

YAYUK FATHONAH
NIM. P1337425216054

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang usianya 60 tahun atau lebih. Lansia
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan keadaan lingkungan
(Efendi & Makhfudli, 2009). Kualitas hidup yang baik ditandai dengan kondisi
fungsional lansia yang optimal, sehingga mereka bisa menikmati masa tuanya
dengan penuh makna, membahagiakan dan berguna (Sutikno, 2011). Menurut
WHO (2004) kualitas hidup terdiri dari empat dimensi yaitu kesehatan fisik,
kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan.
Dalam Mira Afnesta, Febriana dkk, 2015.
Jumlah penduduk lansia di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang signifikan. Dalam Muhammad Rusmin disebutkan dari hasil
sensus penduduk tahun 2010 bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia
menduduki posisi 5 jumlah lansia terbanyak di dunia mencapai 18,1 juta jiwa pada
2010 atau 9,6 persen dari jumlah penduduk. Dari seluruh provinsi di Indonesia, ada
lima provinsi yang penduduk lansianya sudah lebih dari 7 persen, yaitu daerah
istimewa Yogyakarta (14,04%), Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,14%),
Bali (11,02%), Sulawesi Selatan(9,05%) (BPS,2015). Selanjutnya dari Profil
kesehatan provinsi Jawa Tenah 2013, Populasi lansia di Indonesia meningkat 414
% dari tahun 1990 s.d. 2025. Peningkatan angka harapan hidup dan bertambahnya
jumlah usia lanjut disisi lain merupakan salah satu keberhasilan dalam
pembangunan sosial dan ekonomi, namun keberhasilan ini juga mempunyai
tanggung jawab yang besar bagi pemerintah maupun masyarakat untuk
memberikan perhatian khusus dan serius kepada para lansia, karena dengan
bertambahnya usia mereka mempunyai kondisi fisik yang menurun. (KomNas
Lansia, 2010).
Bersamaan dengan bertambahnya usia pada lansia, terjadi banyak perubahan
penurunan fungsi organ tubuh dan perubahan fisiknya. Penurunan ini terjadi pada

1
2

semua tingkat seluler, organ, dan sistem. Hal ini mengakibatkan terjadinya
peningkatan kejadian penyakit pada lansia, baik akut maupun kronik.
Meningkatnya gangguan penyakit pada lansia dipengaruhi oleh salah satu faktor
yaitu status kesehatan pada mulutnya yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya.
Studi di negara maju menunjukkan bahwa gangguan mulut merupakan kelainan
bersifat kronik yang sering dijumpai pada lansia seperti karies gigi, kehilangan gigi
dan penyakit periodontal. Gejala dari penyakit mulut dapat berupa rasa sakit,
infeksi dan terganggunya fungsi mengunyah, sehingga dapat menurunkan kualitas
hidup lansia tersebut. Kelainan kronik pada mulut lansia dapat terjadi akibat
rendahnya kunjungan pemeriksaan ke pusat kesehatan gigi atau tenaga profesi
kedokteran gigi lainnya (Wangsarahardja dkk, 2007).
Berdasarkan Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa usia 55-64 tahun sejumlah
61,9% mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dan hanya 9,8% yang
menerima perawatan dari masalah kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki. Namun
dari usia tersebut sebesar 95,4% tidak mengunjungi pelayanan kesehatan gigi dan
mulut. Padahal seperti yang kita ketahui melalui upaya yang sudah dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui pendekatan dari
tenaga kesehatan gigi dan mulut maupun kader-kader kesehatan gigi dan mulut
yang berperan dalam pemantauan kesehatan gigi lansia dalam kegiatan posyandu
lansia.
Hasil survei pendahuluan di Posyandu Lansia X, menunjukkan bahwa dalam
12 bulan terakhir 95,4% lansia tidak mengunjungi layanan kesehatan gigi dan
mulut di Posyandu Lansia X. Dari uraian diatas, disini saya tertarik untuk
melakukan penelitian tentang faktor apakah yang memengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada lanisa di Posyandu Lansia X.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, timbul suatu pertanyaan “Faktor-faktor apa
yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada lansia
di Posyandu Lansia X?”
3

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada lansia di Posyandu Lansia X.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa pengaruh pengetahuan, pendidikan serta sikap terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lansia di Posyandu Lansia
X.
b. Menunjukkan pengaruh dukungan keluarga dan kader kesehatan gigi dan
mulut terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lansia di
Posyandu Lansia X.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam ilmu
pengetahuan kesehatan khususnya dibidang kesehatan gigi dan mulut berkaitan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada lansia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas ilmu pengetahuan
ilmiah tentang faktor pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada
lansia di Posyandu Lansia.
b. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah bahan pustaka dan
informs dalam pengembangan ilmu khususnya dibidang kesehatan gigi dan
mulut.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
masukan bagi masyarakt terutama lansia untuk meningkatkan pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini mempunyai kaitan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Nama Peneliti,
No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun

1. Ni Nyoman Dewi Faktor-faktor yang berhubungan Jenis penelitian Explanatory Hasil penelitian tersebut
Supariani, 2013 dengan pemanfaatan pelayanan Reasearch dengan menunjukkan jika variable
kesehatan gigi dan mulut di pendekatan Cross Sectional. yang tidak berhubungan
poliklinik gigi RSUD dengan pemanfaatan
Kabupaten Badung pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di Rumah Sakit yaitu
variable umur, jenis kelamin,
pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, sedangkan variable
yang berhubungan adalah
pekerjaan dengan p value =
0,00; image rumah sakit
dengan p value = 0,00; image
tenaga kesehatan dengan p
value = 0,00; artinya ada
hubungan yang bermakna
dengan pemanfaatan

4
Nama Peneliti,
No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun

pelayanan kesehata gigi dan


mulut.

2. Hendri Purwadi, Faktor yang memengaruhi Jenis penelitian ini adalah Hasil uji chi square
Hamam Hadi, M.Nur pemanfaatan posyandu lansia di penelitian deskriptif analitik menujukkan variabel jenis
Hasan. Imogiri Kabupaten Bantul. dengan rancangan Cross kelamin (0,000), status
Sectional. perkawinan (p=0,018),
2013 persepsi sehat sakit
(p=0,000), persepsi kualitas
pelayanan (p=0,000) ada
pengaruh terhadap
pemanfaatan posyandu lansia.
Sedangkan variabel umur
(0,774), pendidikan
(p=0,059), pekerjaan (p=1),

5
Nama Peneliti,
No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun

dukungan refrence group


(0,865) tidak ada pengaruh
terhadap pemanfaatan
posyandu lansia. Hasil uji
Regresi logistik menunjukkan
bahwa variabel yang paling
dominan (p=0,025)
berpengaruh terhadap
pemanfaatan posyandu lansia
adalah persepsi kualitas
pelayanan posyandu.

3. Yayuk Fathonah Faktor-faktor yang Jenis penelitian ini adalah


mempengaruhi pemanfaatan survey analitik dengan
pelayanan kesehatan gigi dan rancangan cross sectional
mulut pada lansia di Posyandu
Lansia X

6
7

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada terletak pada
1. Judul : Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut lansia pada
Posyandu Lansia X.

2. Peneliti : Yayuk Fathonah

3. Subjek : Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di posyandu


Penelitian Lansia X usia 55-64 tahun.

4. Variabel : Pekerjaan, usia, tingkat pendidikan, pengetahuan,


Pengaruh peranan keluarga serta kader gigi dan mulut di Posyandu
Lansia X.

5. Variabel : Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut oleh


Terpengaruh lansia di Posyandu Lansia X

6. Jenis Penelitian : Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan


rancangan cross sectional

7. Analisis Data :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Lansia
 Pengertian / Definisi Lansia
 Klasifikasi Lansia
2. Posyandu Lansia
 Pengertian / Definisi Posyandu Lansia
 Penyelenggaraan posyandu
 Lokasi posyandu
 Tujuan posyandu lansia
 Mekanisme pelayanan posyandu lansia
 Bentuk pelayanan posyandu lansia
3. Sikap
 Pengertian
 Komponen sikap
 Tingkat sikap
 Faktor yang mempengaruhi sikap
4. Dukungan Sosial
 Pengertian
 Aspek dukungan sosial
 Fungsi dukungan sosial
 Sumber dukungan sosial
 Manfaat dukungan social
5. Kader Posyandu
 Definisi kader posyandu
 Peran kader posyandu
 Motivasi kader posyandu
6. Perilaku Kesehatan/ Perilaku Hidup Sehat

8
9

B. Kerangka Teori

LANSIA
Kebiasaan dalam
menjaga kesehatan gigi
dan mulut:

1. Waktu dan teknik


Faktor yang mempengaruhi Masalah Kesgilut pada Lansia menggosok gigi
sikap tentang fungsi dan 2. Jenis makanan dan
manfaat posyandu lansia: minuman yang di
1. Faktor Demografi konsumsi
 Usia
Upaya Mengatasi Masalah
 Jenis Kelamin
 Status Perkawinan Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Faktor Internal
 Persepsi Sehat-sakit
Pemanfaatan Pelayanan
 Peresepsi kualitas
Kesehatan Gigi dan
pelayanan
Mulut di Posyandu
3. Faktor Eksternal
Lansia
 Pendidikan
 Pekerjaan

Dukungan Sosial Peran Kader dalam


Pelayanan Kesehatan
 Keluarga
 Lingkungan

Gambar 2.1 Kerangka Teori


C. Hipotesis
Ha : Ada faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di Posyandu Lansia X Desa N.
Ho : Tidak ada faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayana kesehatan
gigi dan mulut di Posyandu Lansia X Desa N.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

1. Sikap tentang fungsi dan


manfaat posyandu lansia Pemanfaatan Pelayanan
2. Dukungan sosial Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Peran Kader Posyandu Lansia

Lansia di lingkungan 1. Status Perkawinan


Posyandu Lansia X Desa N 2. Tingkat Pendidikan
usia 55-64 tahun. 3. Pekerjaan
4. Lokasi Posyandu

Variabel Terkendali Variabel Tak Terkendali

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan
rancangan cross sectional. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik
cross sectional karena penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach) (Notoatmodjo, 2012)

10
11

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia di
lingkungan kerja Posyandu Lansia X di Desa N baik yang memanfaatkan
pelayanan di posyandu lansia ataupun tidak
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil di seluruh objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel menggunakan
teknik sampling random sederhana (Simple Random Sampling). Sampel
acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa
sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
(Notoatmodjo,2012)
a. Besar sampel dan teknik sampling
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat signifikasi = 10% (0,1)
Jadi misal jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 120
lansia, maka jumlah sampelnya adalah
60
𝑛=
1+60(0,1)2

n = 37,5
≈ 38 responden
b. Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
12

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penilaian


yang layak untuk dilakukan penilaian. Kriteria inklusi dalam
penilaian ini meliputi:
 Umur 55-64 tahun
 Terdaftar sebagai anggota posyandu lansia X Desa N
 Bersedia menjadi responden
 Responden kooperatif, bisa membaca, mendengar dan
berbicara.
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:
 Responden yang mengalami sakit di rumah maupun rumah
sakit
 Responden yang sedang tidak berada di tempat penelitian
pada saat penelitian dilakukan
 Responden yang mengalami pikun.

D. Identifkasi Variabel Penelitian


1. Variabel Pengaruh
Variabel pengaruh dalam penelitian ini terdiri dari:
 Sikap tentang fungsi dan manfaat posyandu lansia yang meliputi
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, persepsi sehat sakit dan
persepsi tentang kualitas pelayanan.
 Dukungan Sosial yang meliputi dukungan keluarga dan lingkungan.
 Peran kader dalam pelayanan kesehatan.
2. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di posyandu lansia.
13

3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah lansia di ligkungan
posyandu Lansia X Desa N usia 55-64 tahun.
4. Variabel Tidak Terkendali
Variabel tidak terkendali dalam penelitian ini adalah status perkawinan,
tingkat pendidikan, pekerjaan dan lokasi posyandu.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Cara Hasil


Variabel Skala
Operasional Mengukur Ukur
Variabel Pengaruh
Sikap Persepsi lansia tentang Kuisioner dengan Ordinal
tentang fungsi dan manfaat pertanyaan
fungsi keberadaan posyandu
dan lansia.
manfaat
posyandu
Dukunga Dukungan dari keluarga Kuisioner dengan Nominal
n sosial untuk mendorong lansia pertanyaan
selalu aktif dalam
memanfaatkan pelayanan
di posyandu lansia dan
lingkungan sekitar yang
saling memotifasi untuk
memanfaatkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut
di Posyandu Lansia X
Desa N
Peran Persepsi lansia terhadap Kuisioner dengan Nominal
kader pelayanan kesehatan gigi pertanyaan
dan mulut yang dilakukan
oleh kader di Posyandu X
Desa N
Variabel Terpengaruh
Pemanfaatan Jumlah kehadiran Aktif jika Ordinal
pelayanan lansia dalam satu tahun minimal 75%
kesehatan terakhir di Posyandu hadir dari 11 kali
gigi dan Lansia X Desa N. kegiatan. Tidak
mulut di aktif jika kurang
14

Posyandu dari 75%


Lansia kehadiran dari 11
kali pertemuan.

F. Instrument Pengukuran
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Daftar pertanyaan
dalam kuesioner menggunakan teknik wawancara dan bersifat tertutup yaitu
responden menjawab pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti dan
responden menjawab pilihan alternatif jawaban yang tersedia.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian Metode Penelitian Instrumen Penelitian

Variabel pengaruh

Sikap tentang fungsi dan Angket Kuisioner


manfaat posyandu
Dukungan sosial Angket Kuisioner

Peran Kader Angket Kuisioner

Variabel terpengaruh

Faktor Pemanfaatan Observasi Daftar Hadir


Posyandu

Berikut adalah contoh jawaban alternatif kuisioner yang di ajukan:


1. Dalam pembuatan kuesioner, peneliti membuat bentuk pertanyaan sendiri
dengan dasar landasan teori sikap dan peran kader. Jawaban dibuat dengan
model skala Likert yang sudah dimodifikasi menjadi 4 alternatif jawaban,
yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak
Setuju (STS).
2. Kuisioner dukungan sosial untuk mengetahuai apakah anggota keluarga
memberikan perhatian terhadap kesehatan lansia terhadap pelayanan
posyandu. Pertanyaan dengan skala Guttman, dengan memberikan nilai 2
pada jawaban benar serta 1 untuk jawaban salah.
15

Pada kuisioner yang akan digunakan untuk mengukur variabel terpengaruh,


akan diuji validitas dan reabilitas terlebih dahulu pada 10 lansia di Posyandu
Lansia A yang memiliki karakteristik hampir sama dengan responden.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indek yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2012).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, serta sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten (ajeg) bila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan
alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).
G. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam pengumpulan data penelitian sebagai berikut:
1. Tahap perizinan
a. Peneliti mengajukan formulit surat permohonan izin ke Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang dengan tujuan surat
kepada Posyandu Lansia X.
b. Peneliti memberikan surat izin penelitian tersebut kepada Posyandu
Lansia X.
2. Tahap persiapan
a. Peneliti membuat form daftar hadir untuk lansia, kuisioner penelitian
dan informed consent.
b. Peneliti mengajukan ethical clearance kepada Jurusan Keperawatan
Gigi.
c. Peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuisioner penelitian.
3. Tahap pelaksanaan
a. Peneliti bersiap di Posyandu Lansia X
b. Peneliti menyiapkan informed consent, kuisioner penelitian, from daftar
hadir lansia.
16

c. Peneliti melihat daftar hadir lansia, lalu mencatatnya di form daftar


hadir.
d. Peneliti memastikan kesediaan sampel untuk menjadi responden
dengan cara menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, lalu responden
diminta mengisi informed consent.
e. Peneliti menanyakan satu pesatu pertanyaan kuisioner kepada
responden lalu menuliskan jawaban dari lansia di lembar kuisioner.
f. Pengambilan data dilakukan ± 4 minggu atau sampai jumlah responden
terpenuhi.
H. Analisis Data
1. Pengolahan Data (Notoatmodjo, 2010a)
a. Editing
Peneliti memeriksa dan memperbaiki isian lembar observasi dan
kuesioner penelitian.
b. Coding
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau
bilangan yang mengandung arti.
c. Memasukkan Data (Data Entry)
Memasukkan hasil jawaban dari masing-masing responden yang
berbentuk kode-kode dari hasil kuisioner dalam program aplikasi
statistik komputer SPSS.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Melakukan pemeriksaan kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
penelitian pembetulan atau koreksi.
e. Processing
Menguji data yang telah dientry.
f. Analisis data
Data diintrepertasikan supaya menjadi suatu data yang teratur, tersusun,
dan lebih berarti.
17

g. Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk tabel.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Hasil data penelitian berupa skor nilai dari variabel motivasi yang
dikonversi menjadi data kategorik akan diolah dengan menggunakan
program aplikasi statistik komputer SPSS. Kemudian dilakukan analisis
univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian dengan distribusi frekuensi yang ditampilkan dalam
bentuk tabel. Variabel terdiri dari sikap tentang fungsi dan manfaat
posyandu, dukungan social dan peran kader serta pemanfaatan
posyandu lansia.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
posyandu lansia. Karena dalam penelitian ini hendak mengetahui
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan kesehatan gig dan mulut di posyandu lansia.
I. Jadwal Penelitian
Adapun rencana pelaksanaan penelitian yang tertuang dalam jadwal
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada lansia di posyandu lansia X.

Anda mungkin juga menyukai