Anda di halaman 1dari 40

10 Kebiasaan Buruk Yang Bisa merusak Gigi Kita

DokterSehat.com – Kita merasa gigi kita cukup sehat, karena tak pernah merasa sakit gigi, atau ngilu
ketika makan makanan yang dingin atau manis. Namun betulkah gigi kita sehat? Belum tentu. Jika
gigi mulai menguning akibat kebiasaan ngopi, atau gusi terlihat menipis, itu tandanya kita juga
tengah mengalami masalah gigi yang serius. Untuk itu, perhatikan kebiasaan-kebiasaan berikut
untuk mengetahui apakah kesehatan gigi sudah cukup terjaga.

1. Menggosok gigi terlalu keras


Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras, ditambah lagi dengan tekanan yang terlalu kuat
saat menggosok gigi, bisa menghilangkan enamel pelindung gigi secara permanen. Hal inilah yang
memicu gigi sensitif dan lubang gigi, sertanya menyebabkan gusi mundur (menipis). Lebih baik,
gunakan sikat gigi dengan bulu halus, lalu gosok gigi dengan gerakan memutar selama 2 menit,
sedikitnya dua kali sehari. Sikat gigi dengan kepala yang ramping dapat bergerak dengan mudah di
dalam mulut yang kecil, sedangkan gagang sikat yang panjang lebih mampu menjangkau geraham
belakang daripada yang pendek.

2. Pasta gigi yang salah


Jangan langsung percaya dengan pasta gigi yang diklaim mengandung berbagai bahan yang
bermanfaat. Beberapa pasta gigi, khususnya yang didesain sebagai “tartar control” bisa
menyebabkan abrasi. Pasta gigi yang mengandung butiran-butiran terasa kasar dapat mengikis
enamel gigi dan menyebabkan gusi menipis. Pasta gigi dengan fluoride sudah cukup untuk Anda.

3. Tidak menggunakan dental floss


Bakteri pada gigi dapat berkembang menjadi plak, penyebab utama lubang dan penyakit gusi, dalam
24 jam. Gunakan benang gigi sekali sehari untuk mengusir plak.

4. Sering minum minuman bersoda


Minuman berkarbonasi, alias minuman bersoda yang mengandung asam fosforik, yang lama-
kelamaan dapat mengikis gigi. Jika kita biasa menikmati minuman ini, gunakan sedotan untuk
meminimalisasi kontak langsung cairan tersebut dengan gigi. Jangan lupa gosok gigi sesudahnya.

5. Makanan yang meninggalkan noda


Enamel gigi itu seperti spons. Makanan atau minuman yang meninggalkan noda di piring atau
cangkir, seperti kopi, teh, minuman berkola, saus marinara, atau kecap, juga akan membuat gigi
berangsur menjadi kuning. Mintalah dokter gigi untuk melakukan perawatan laser whitening,
bleaching, atau Prophy Power, prosedur baru dimana sodium bicarbonate (bahan pemutih yang
lembut) dicampur dengan semburan air yang kuat untuk mengangkat noda tanpa menghilangkan
enamel. Pasta gigi dengan pemutih memang bisa sedikit memutihkan gigi, tetapi cenderung terlalu
tajam untuk enamel.

6. Doyan ngemil yang tidak sehat


Setiap kali kita makan sesuatu, apalagi yang manis atau mengandung tepung, bakteri yang biasa
hidup di dalam mulut akan menciptakan asam untuk memecah makanan tersebut. Namun asam ini
juga bisa menyerang gigi, menyebabkan gigi rusak. Sebagai gantinya, pilih buah-buahan dan sayuran
yang renyah (seperti apel atau wortel) baik sebagai lauk maupun sebagai cemilan. Para ahli
kesehatan gigi bahkan mempertimbangkan jenis makanan seperti ini sebagai sikat gigi alami karena
efeknya pada plak yang bagaikan detergen. Mengunyah permen karet tanpa gula seperti Xylitol juga
membantu mencegah lubang gigi, dengan meningkatkan aliran liur. Liur yang mengalir akan
mengusir bakteri penyebab lubang gigi.

7. Menggunakan gigi sebagai alat bantu


Membuka kantong keripik yang terbuat dari aluminium foil dan melonggarkan simpul menggunakan
gigi ternyata dapat menyebabkan gigi retak dan pecah, serta merusak perawatan gigi yang sedang
dilakukan. Kebiasaan lain yang merusak gigi adalah mengunyah es batu, cokelat yang sudah
membeku, atau permen.

8. Mengabaikan masalah gigi


Gusi berdarah, dan nafas berbau yang sudah kronis, adalah indikasi adanya penyakit gusi. Untuk
mengatasi bau mulut, minumlah cukup air untuk menjaga kelembaban mulut, dan membuang
kelebihan bakteri dengan pengerok lidah (banyak dijual di apotek). Untuk mencegah gusi berdarah,
gosok gigi secara teratur dan gunakan benang gigi. Segera ke dokter bila gejala ini tak juga mereda.

9. Menghindari dokter gigi


Sangat disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dua kali dalam setahun, namun saran ini
tampaknya cenderung diabaikan. Padahal, jika gusi mengalami masalah, setidaknya kita harus
kontrol ke dokter setiap tiga bulan.
Quote:

10. Mengabaikan masalah pada bibir


Tak peduli betapa baiknya kondisi gigi Anda, senyum Anda tak akan terlihat cerah bila bibir dibiarkan
kering dan pecah-pecah. Kulit pada bibir, yang lebih tipis daripada kulit lainnya, cenderung akan
kehilangan kelembabannya dan berubah seiring bertambahnya usia. Menggunakan lip balm dengan
pelembab setiap hari

http://doktersehat.com/10-kebiasaan-buruk-yang-bisa-merusak-gigi-kita/

KEBIASAAN BURUK YANG BERDAMPAK PADA GIGI

Kebiasaan buruk adalah perilaku / tindakan yang sering dilakukan sehari-hari, baik disengaja atau
tidak disengaja sehingga menghasilkan akibat yg tidak baik bagi kita.
Kebiasaan buruk dalam hal ini yaitu kebiasaan buruk yang berdampak tidak baik terhadap
kesehatan, khususnya kesehatan gigi dan mulut.
Pada umumnya sejak dini kita perlu adanya pengetahuan tentang kebiasaan-kebiasaan buruk yang
dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita. Jika semakin dini kita tahu, pertumbuhan dan
perkembangan gigi kita akan menjadi lebih baik.
Macam dan akibat dari kebiasaan buruk:
• Menghisap jari tangan
Kebiasaan menghisap jari tangan akan menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap pertumbuhan
gigi dan mulut kita. Jika kita sering menghisap jari, pertumbuhan gigi akan cenderung ke depan
sehingga gigi menjadi tonggos (gigi maju ke depan).
• Memotong benda keras menggunakan gigi
Kebiasaan kita menggigit-gigit / memotong benda keras, misal menggigit pensil, menggigit pulpen,
memotong benang dapat memnyebabkan gigi kita menjadi rusak.
• Menggunakan tusuk gigi sesudah makan
Kebiasaan menggunakan tusuk gigi setelah makan menyebabkan gigi menjadi renggang. Jika
terdapat makanan yang terselip di antara sela-sela gigi, sebaiknya dibersihkan dengan menggunakan
benang gigi (dental floss) dan bukan menggunakan tusuk gigi. Menggunakan tusuk gigi
mengakibatkan gigi menjadi renggang, selain itu jika pemakaiannya tidak hati-hati dapat melukai
gusi sehingga gusi menjadi berdarah.
• Merokok
Merokok tidak baik untuk kesehatan tubuh, selain itu merokok juga dapat menyebabkan pewarnaan
pada permukaan gigi (stain). Stain adalah bercak-bercak pada gigi yang berwarna coklat kehitam-
hitaman. Stain melekat pada gigi dan tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi.Cara membersihkan
stain dengan pergi ke dokter gigi atau ke puskesmas.
• Menginang
Menginang tidak baik untuk kebersihan gigi dan mulut. Kebiasaan menginang berpengaruh terhadap
pewarnaan gigi serta kebersihan gigi dan mulut.
• Pemakaian narkoba
Ketergantungan seseorang terhadap narkoba berpengaruh tidak baik terhadap kesehatan gigi dan
mulut. Kandungan bahan-bahan kimia yang sangat merugikan bagi tubuh itu juga dapat
menyebabkan gigi menjadi keropos.
• Banyak minum soda
Soda berkarbonasi, baik soda diet maupun biasa, mengandung asam fosfat, yang dapat mengikis gigi
selama periode waktu tertentu. Jika Anda minum soda, gunakan sedotan untuk meminimalkan
kontak dengan gigi dan sikatlah gigi sesudahnya.
• Menyikat gigi terlalu keras
Menyikat gigi terlalu keras bisa menyebabkan kerusakan gigi yaitu hilangnya lapisan enamel dan
resorbsi gingiva (gigi melorot).
• Menghindari dokter gigi
Berkunjung ke dokter gigi / puskesmas dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan gigi dan
mulut kita. Oleh karena itu pergilah ke doktrt gigi / puskesmas secara teratur minimal 6 bulan sekali
untuk mengetahui kelainan-kelainan gigi sejak dini.
• Ngemil di malam hari
Dibandingkan siang hari, produksi air liur berkurang pada malam hari. Karena salah satu fungsi air
liur adalah membersihkan gigi dari sisa makanan, maka ngemil di malam hari bisa menyebabkan gigi
mudah tanggal. Penelitian tentang hal ini pernah dipublikasikan dalam jurnal Eating Behaviour.
• Minum anggur putih
Beberapa orang menghindari anggur merah karena langsung meninggalkan noda di gigi. Namun
menurut presiden American Society of Dental Aesthetics yang juga penggagas SuperSmile, Irwin
Smeigel, anggur putih justru menyebabkan masalah lain yang lebih permanen.“Walau tidak
menyebabkan noda, keasaman anggur putih lebih tinggi dan bisa merusak enamel gigi. Kerusakan itu
berupa bintik-bintik kasar dan alur yang membuat gigi lebih rentan terhadap noda saat
mengkonsumsi makanan atau minuman berwarna yang lain,” ungkap Smeigel.
• Bernapas melalui mulut
Kadang-kadang jika terengah-engah saat berolahraga atau bekerja keras, orang mulai bernapas
melalui mulut. Hal ini menyebabkan air liur di rongga mulut berkurang. Padahal menurut dokter gigi
asal Texas, Anna Dees, fungsi lain dari air liur adalah menjaga lapisan gigi agar tidak membusuk.
• Berlebihan mengunyah permen karet
Mengunyah permen karet sebenarnya mempunyai manfaat, terutama jika permen karet itu
mengandung xylitol. Bahan tersebut dapat membantu menjaga kesehatan
langit-langit mulut.Namun jika berlebihan, maka yang menderita adalah bagian temporomandibular
atau sendi yang menghubungkan rahang dengan tulang tengkorak. Tekanan berlebih di bagian
tersebut dapat menyebabkan sakit kepala, sakit leher, muka dan telinga.
• Mengigit kuku
Tak hanya merusak kuku itu sendiri, kebiasaan buruk yang sering dilakukan anak-anak ini
menyebabkan kerusakan serius di gigi dan gusi. Akar gigi mengalami perubahan bentuk kemudian
memicu gingivitis (radang gusi), sekaligus meningkatkan risiko bruxism atau pergerakan gigi yang
tidak dikehendaki seperti gemeretak saat tidur.
• Minum jus dan soda langsung dari kaleng atau botolnya
Meneguk langsung dari botol atau kemasan memperbesar potensi kontak minuman dengan gigi.
Kandungan gula dan asam yang tinggi dapat membuat gigi cepat membusuk. Risiko ini bisa dikurangi
dengan meminum soda atau jus melalui pipa sedotan yang diposisikan mengarah ke mulut bagian
belakang.
• Menggosok gigi secara horisontal
Kerusakan yang terjadi saat menggosok gigi secara horisontal adalah terkikisnya lapisan enamel.
Akibatnya gigi menjadi rapuh, mudah patah dan terserang infeksi. Kalangan dokter gigi umumnya
menganjurkan cara menyikat gigi secara vertikal, dengan sikat lembut untuk menghindari kerusakan
enamel.

http://mbubmbobmbeb.blogspot.co.id/2011/03/kebiasaan-buruk-yang-berdampak-pada.html

Kebiasaan Buruk Perusak Gigi Diantaranya Adalah:

1. Sering Menggigit Es Batu


Suhu es batu yang dingin dan teksturnya yang keras dapat membuat gigi menjadi rapuh dan mudah
patah sehingga gigi menjadi tajam dan dapat melukai lidah.

2. Membuka Botol Minuman Dengan Gigi


Banyak sekali orang yang menggunakan giginya untuk membuka botol. Nah ini merupakan salah satu
kebiasaan buruk juga.Padahal tutup botol kan keras, begitupun dengan gigi.Akhirnya gigi bisa pecah
karena tutup botol.Gigi menjadi mudah trauma.

3. Membuka Bungkus Makanan Dengan Gigi


Seringkah kita membuka bungkus makanan dengan gigi? Kalau iya segera tinggalkan kebiasaan
buruk ini karena tarikan pada bungkus makanan yang kita gigit akan menarik kuat akar gigi. Gigi
menjadi goyang bahkan bisa copot.

4. Menghisap Lemon Atau Belimbing Wuluh


Belimbing wuluh dan lemon mengandung asam sitrat yang dapat merusak mineral penting yang ada
pada gigi. Sehingga gigi menjadi keropos dan mudah patah.

5. Minum-minuman Berkarbonasi
Minuman berkarbonasi dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh dan keropos, akibat kandungan
asam dan gula yang tinggi sehingga mudah sekali berlubang. Akhirnya menjadi tempat berdiam
kuman.

6. Menggigit kuku
Saat stress biasanya sebagian orang akan menggigit kuku jarinya. Hal ini bisa membuat kuman
mudah masuk ke dalam mulut, akhirnya gigi dimakan kuman
dan keropos.

7. Mengkrikiti Benda Keras Seperti Pinsil


Mengkrikiti pulpen atau pinsil juga merupakan kebiasaan yang sering dilakukan saat kita berpikir,
tertekan atau stress yang dapat berdampak pada patahnya gigi.

8. Menyikat Gigi Dengan Kencang


Menyikat gigi dengan kencang juga dapat merusak gigi dan gusi karena enamel pelindung gigi bisa
rusak.

9. Menghisap Jempol
Menghisap jempol saat kecil akan mempengaruhi posisi gigi depan, sehingga maju kedepan atau
“tonggos”. Tentu ini dapat merusak tatanan gigi depan anak dikemudian hari. Serem kan?

“Nah… kalau Ayu dan Roni ngga mau jadi tonggos atau ompong sebaiknya hentikan kebiasaan buruk
perusak gigi ya..” ucap tante Dhia pada Roni dan Ayu.

http://artikelkesehatanwanita.com/kebiasaan-buruk-perusak-gigi.html

SKENARIO 3
Fluor

            Seorang Ibu, datang ke klinik mengeluhkan bahwa anak laki-lakinya yang berumur 8 tahun,
giginya banyak yang keropos. Sejak umur 3 tahun gigi geligi depannya sudah mengalami gigis.
Sekarang gigi belakang dan beberapa gigi depannya yang baru tumbuh juga sudah mulai nampak
akan berlubang. Si Ibu menginginkan anaknya untuk dirawat giginya agar supaya giginya tetap baik
dan tidak mudah berlubang. Pada pemeriksaan klinis, dokter gigi mengatakan bahwa giginya
mengalami rampan karies. Selain dilakukan perawatan pada gigi-gigi yang telah berlubang, dokter
gigi melakukan pemberian fluor secara sistemik dan topical (topical aplikasai fluor) pada rahang atas
maupun bawahnya. Akan tetapi sebelum pemberian fluor secara sistemik, dokter gigi tersebut
mencari tahu kandungan fluor yang ada dilingkungan ibu tersebut tinggal, untuk menghindari
terjadinya fluorosis akibat pemberian fluor yang tidak rasional.
           

MAPPING

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang


Rampan Karies terjadi karena ketidak seimbangan mineralisasi dalam waktu lama di dalam
rongga mulut diakibatkan peningkatan konsumsi karbohidrat atau mungkin karena berkurangnya
fluoride. Rampan Karies Juga dapat terjadi karena zat asam erosive. Konsentrasi asam yang tinggi
dapat cepat menyebabkan demineralisasi dan menyebabkan karies. Rampan Karies biasanya terjadi
pada anak-anak. Namun, terjadinya rampan karies ini dapat dicegah dengan pemberian fluor. Tujuan
penggunaan fluor sendiri adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja dengan cara
menghambat metabolisma bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan
hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah
karies. Penggunaan fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, makanan, pasta gigi dan obat
kumur mengandung fluor, pemberian tablet fluor, dan topikal varnish. Melihat banyaknya
keuntungan yang ditimbulkan oleh penggunaan fluor, perlu sebagai mahasiswa kedokteran gigi
untuk mengetahui keuntungan Maupun kerugian penggunaan fluor, penggunaan fluor secara topical
maupun sistemik, mekanisme perlindungan fluor terhadap gigi, dan juga klasifikasi fluorosis.

1.2       Rumusan Masalah

1.      Bagaimana klasifikasi fluorosis ?


2.      Bagaimana pemberian fluor secara topical dan sistemik ?
3.      Bagaimana mekanisme perlindungan fluor terhadap gigi ?
4.      Bagaimana dampak kekurangan dan kelebihan fluor ?

1.3       Tujuan masalah

1.      Mampu menjelaskan klasifikasi fluorosis


2.      Mampu menjelaskan pemberian fluor secara topical dan sistemik
3.      Mampu menjelaskan mekanisme perlindungan fluor terhadap gigi
4.      Mampu menjelaskan dampak kekurangan dan kelebihan fluor
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Fluor adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang F dan nomor
atom 9. Namanya berasal dari bahasa Latin fluere, berarti "mengalir Dalam bentuk murninya dia
sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah begitu berhubungan dengan kulit.
Flour merupakan unsur nonlogam yang paling elektronegatif, oleh sebab itu juga merupakan unsur
yang paling reaktif. Jika didekatkan dengan bahan-bahan yang terbuat dari minyak dan gas maka
akan dapat menimbulkan api. Fluor sangat reaktif sehingga jarang ditemukan dalam keadaan bebas,
fluor biasa dijumpai berikatan dengan unsur atau senyawa lain, sehingga biasanya berbentuk dalam
senyawa seperti fluorit , kriolit, dan apatit. Fluor yang berikatan dengan oksigen akan membentuk
senyawa fluorida, yang terdapat dalam mineral yang terlarut dalam air sungai dan air laut.
Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi
dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor
adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah
ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk
senyawa fluoride.
Fluor biasa ditemukan pada ikan, daging, sayuran, buah-buahan, susu, ikan teri serta air
minum yang telah terfluoridasi. Fungsi fluor untuk tubuh sangatlah banyak sekali, terutama fungsi
yang berkaitan dengan pembentukan gigi dan tulang. Fungsi fluor untuk tulang adalah membantu
mineralisasi tulang dan mencegah osteoporosis. Sedangkan fungsi fluor pada gigi adalah untuk
mengurangi insiden terjadinya karies dengan menghambat metabolism bakteri karies, menghambat
demineralisasi enamel dengan meningkatkan remineralisasinya.
Pemakaian fluor pada gigi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara sistemik
maupun topical. Cara sistemik ini berpengaruh pada waktu pertumbuhan dan perkembangan gigi.
Sedangkan cara topical pengaruhnya ialah pada saat gigi tersebut telah tumbuh untuk melindungi
gigi.
Fluor ini memiliki dampak yang sangat banyak bagi tubuh. Selain dampak positif yang telah
dijelaskan diatas, dampak negative kekurangan serta kelebihan fluor sangatlah banyak. Seperti
dampak kekurangan fluor yaitu gigi akan mudah rapuh dan rentan terserang karies. Sedangkan jika
konsumsi fluor secara berlebih juga menimbulkan keadaan negative yang disebut fluorosis, keadaan
ini ditandai dengan adanya mottled enamel pada gigi serta dapat menimbulkan kerusakan ginjal jika
dikonsumsi dalam dosis yang tinggi.

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pemberian Fluor Secara Sistemik dan Topikal

a. Penggunaan Fluor Secara Topikal


  Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies,
fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi
karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil
dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF)
menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan
meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan
cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut
(Kidd dan Bechal, 1991).  Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi,
yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak
sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang  menghasilkan asam (Rosen, 1991; Wolinsky,
1994).
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah
terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses
karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa
cara (Yanti, 2002) :
1.  Topikal aplikasi yang mengandung fluor
2.  Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor
3.  Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor
1.  Topikal Aplikasi
Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah  pengolesan langsung fluor pada enamel.
Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh
makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001). 

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF 2, APF yang memakainya diulaskan
pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan
pencegah karies. NaF merupakan salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk
waktu  yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi
gingiva. Senyawa ini dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk
bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml (Yanti, 2002). 
Sekarang SnF2 jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya rasa tidak
enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya
ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF 2 juga akan segera dihidrolisa
sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru (Kidd dan Bechal, 1991). Konsentrasi
senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan   bubuk SnF2
0,8 gramdengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.
APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-
macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini
tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di
pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk,
anggur dan jeruk nipis (Yanti, 2002). 
            Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor
dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian
varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai resiko
karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol
varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan
pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan
ludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis
enamel (Angela, 2005).

2.  Pasta gigi fluor


Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan  pasta gigi yang mengandung fluor
terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah
harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga
sebagian  pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran
mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan
Bechal, 1991).
3.  Obat kumur dengan fluor
            Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan
obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies
(Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena
telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi
pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan Bechal, 1991).

Efek fluor secara topikal


            Ada beberapa pendapat  mengenai efek aplikasi fluor secara topikal dalam menghambat
karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam, dapat memacu proses
remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim mikrobiologi yang
merubahkarbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek bakteriostatik yang
menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001).
b.  Pemberian Fluor Secara Sistemik
            Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena fluoride
ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum
dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap.
Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang
kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu
fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Ars creation,
2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu  :
1.  Fluoridasi air minum
            Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota
tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi. Pemberian
fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat
mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang
disebut ‘mottled enamel’ pada mottled enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik
permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi
rusak sekali (Zelvya P.R.D, 2003).
            Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam  air minum adalah 0,7–1,2 ppm.18
Menurut penelitian Murray and Rugg-gun  cit.  Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat
menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Ami Angela, 2005).
2.  Pemberian fluor melalui makanan
            Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga
dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa
sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan
makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride harus diberikan dengan
hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang
tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya
jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin,
maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah
fluorosis. (Ars creation, 2010).

3.  Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan


            Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitamin-
vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang
berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2
mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).  Tablet fluor dapat
diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya
diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Nova, 2010).
Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor
Menurut Donley (2003), meliputi :
a. Indikasi
1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka
3. gigi yang sensitif
4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi
(contoh:Down syndrome)
5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik
b. Kontraindikasi
1. pasien anak dengan resiko karies rendah
2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
3. ada kavitas besar yang terbuka

3.2 Mekanisme Perlindungan Fluor terhadap Gigi

Fluor mempunyai tiga mekanisme aksi dasar, yaitu:

1. Menghambat metabolisme bakteri


2. Menghambat demineralisasi
3. Meningkatkan remineralisasi

1. Menghambat metabolisme bakteri

 Fluor yang terionisasi (F-) tidak dapat menembus dinding dan membran bakteri , tetapi dapat
masuk ke sel bakteri kariogenik dalam bentuk HF.
 Ketika pH plak turun akibat bakteri yang menghasilkan asam, ion hydrogen akan berikatan
dengan fluor dalam plak membentuk HF yang dapat berdifusi secara cepat ke dalam sel
bakteri.
 Di dalam sel bakteri, HF akan terurai menjadi H + dan F-. H+ akan membuat sel menjadi asam
dan F- akan mengganggu aktivitas enzim bakteri.
 Contohnya fluor menghambat enolase (enzim yang dibutuhkan bakteri untuk metabolisme
karbohidrat).
 Terperangkapnya fluor di dalam sel merupakan proses yang kumulatif.
2. Menghambat demineralisasi

 Mineral di dalam gigi (email, sementum, dentin) dan tulang adalah karbonat hidroksiapatit,
dengan formula Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-u(F)u.
 Pada saat perkembangan gigi, mineral pertama yang hilang adalah karbonat (CO3) yang
menyebabkan terbentuknya ruangan di dalam kristal.
 Saat demineralisasi, mineral yang hilang adalah karbonat, tetapi selama remineralisasi
karbonat tidak akan terbentuk kembali melainkan digantikan oleh mineral yang baru.
 Pada kristal yang mengalami defisiensi kalsium tetapi kaya karbonat, akan lebih rentan
terhadap asam selama demineralisasi.
 Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksiapatit (HAP=
Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana ion OH- pada hidroksiapatit
digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang sangat resisten terhadap disolusi asam.
 Fluor menghambat demineralisasi.
 Fluor yang menyelubungi kristal CAP lebih efektif menghambat demineralisasi daripada fluor
yang tergabung di dalam kristal pada email.
 Fluor yang tergabung dalam kristal pada dosis 20-100 ppm, tidak memberikan pengaruh
pada solubilitas terhadap asam.
 Namun, Fluor yang terkonsentrasi pada permukaan kristal yang baru selama remineralisasi
dapat mengubah solubilitas terhadap asam.
 Pada saat bakteri menghasilkan asam, fluor dalam cairan plak akan masuk bersama asam ke
bawah permukaan gigi yang kemudian diadsorpsi lebih kuat ke permukaan Kristal CAP
(mineral email) dan menyebabkan mekanisme proteksi yang poten melawan disolusi asam
pada permukaan kristal pada gigi.
 Fluor yang menyelubungi kristal berasal dari cairan plak melalui aplikasi topikal, seperti air
minum atau produk fluor.
 Fluor yang tergabung dalam kristal tidak berperan signifikan dalam proteksi terhadap karies
sehingga perlu diberikan fluor terus-menerus sepanjang hidup.

3. Meningkatkan remineralisasi

 Ketika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva dapat menetralisasi asam
sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan demineralisasi.
 Saliva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen yang hilang ketika demineralisasi
kembali menyusun gigi. Permukaan kristal yang terdemineralisasi yang terletak antara lesi
akan bertindak sebagai ‘nukleator’dan permukaan baru akan terbentuk.
 Proses tersebut disebut remineralisasi, yaitu penggantian mineral pada daerah-daerah yang
terdemineralisasi sebagian akibat lesi karies pada email atau dentin (termasuk bagian akar).
 Fluor akan meningkatkan remineralisasi dengan mengadsorpsi pada permukaan kristal
menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk pembentukan mineral baru.
 Mineral yang baru terbentuk disebut veneer yang tidak mengandung karbonat dan
komposisinya memiliki kemiripan antara HAP dan FAP. FAP mengandung sekitar 30.000 ppm
fluor dan memiliki kelarutan terhadap asam yang rendah.
 Mineral yang baru terbentuk memiliki sifat seperti FAP yang kelarutan dalam asam lebih
rendah daripada CAP.

3.3 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Fluor

a. Dampak Kekurangan Fluor

Dampak dari kekurangan flour dapat menyebabkan :

1.      Kerusakan gigi yang berlebihan.

2.      Kekurangan fluor ini akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh.

3.      Selain gigi menjadi rapuh, bila kekurangan flour ini dapat menyebabkan gigi mudah terserang karies
atau gigi gigis (caries dentis).

4.      Terjadi perubahan warna pada gigi anak.


5.      Dapat terjadi penipisan tulang.

b. Dampak Kelebihan Flour

Tingginya kandungan fluor pada air minum mengakibatkan kerusakan pada gigi. Semua zat
bila digunakan tidak semestinya atau berlebihan maka akan menyebabkan masalah atau berbahaya
bagi kesehatan. Di bawah ini tabel kelebihan dosis fluor yang dapat menyebabkan kelaianan :

2 ppm Mottled enamel


5 ppm Osteosklerosis
50 ppm Kelainan kelenjar thyroid
120 ppm Retardasi pertumbuhan
125 ppm Ginjal
2,5 gram – 5 gram Dosis akut dan kematian

            Kelebihan flour dapat mengakibatkan kelainan tulang dan gigi. Flour dalam tubuh separuhnya
akan disimpan dalam tulang dan terus bertambah sesuai umur, akibatnya tulang menjadi mudah
patah karena terjadi flourosis pada tulang. Berikut merupakan dampak fluor :

1.      Fluorosis sendiri adalah perubahan yang tampak pada gigi akibat konsumsi fluor yang berlebihan
pada awal masa anak-anak ketika giginya sedang tumbuh. Dampak fluorosis ini bisa ringan dan bisa
pula fatal, flourosis gigi ditandai dengan :

  Noda coklat atau bintik-bintik kuning yang menyebar di permukaan gigi akibat pembentukan email gigi
yang tidak sempurna.

  Email gigi yang tidak sempurna menyebabkan gigi menjadi mudah berlubang.

  Timbul bercak putih dan cokelat di gigi.

Kasus ini banyak ditemukan di Indonesia. Walau berdampak ringan dan tidak menimbulkan rasa
nyeri pada gigi, namun bisa mengurangi penampilan akibat gigi yang tidak sedap dipandang mata.
2.      Gigi bisa berlubang yang akhirnya hancur atau tanggal.

3.      Kerusakan hati. Gejala-gejala penyakit/kerusakan hati akibat fluorosis biasanya sama dengan gejala
penyakit lever yang disebabkan faktor lain. Walau kasus fluorosis yang menyebabkan penyakit lever
ini belum ditemukan, orang tua harus tetap memantau pemakaian pasta gigi pada anak.

4.      Kerusakan ginjal. Hingga saat ini kasus semacam ini amat jarang ditemukan. Namun kelebihan fluor
juga bisa mengakibatkan kerusakan ginjal yang bila tidak segera ditangani akan mengarah pada gagal
ginjal.
5.      Kerapuhan tulang (osteoporosis). Tidak hanya gigi yang dibuat rapuh/rusak, tapi juga seluruh tulang
akan terancam rapuh. Akibat lebih lanjut, tumbuh-kembang si kecil jadi terhambat sementara
pengobatannya pun amat sulit.

6.      Kerusakan pada gigi berupa perubahan warna gigi menjadi tidak putih lagi seperti gigi yang sehat
tetapi menjadi pucat dan buram dan yang paling parah adalah warna gigi menjadi gelap dan gigi
menjadi rapuh. Proses tersebut disebut fluorosis. Fluorosis tidak dapat diobati, tetapi kalau tanda
tersebut diketahui lebih awal dapat dicegah agar tidak lebih berlanjut.

7.      Kelebihan fluor tersebut juga akan merusak tulang, mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada
tulang dan akibat yang paling fatal dapat mengakibatkan kelumpuhan. Hal ini juga dapat
menyebabkan anemia, email gigi kita terlihat ada bercak-bercak putih yang dinamakan mottled
enamel. Mottled enamel (spot putih) akibat kelebihan flour karena pengaruh air minumnya.
Terkadang dapat menimbulkan noda yang berwarna coklat sampai hitam. kerusakan gigi yang   pada
stadium lanjut gigi menjadi bergaris-garis gelap dan terlihat seperti lubang dan gigi yang tanggal.

8.      Kepadatan gigi meningkat, mengganggu impuls syaraf serta pertumbuhan tulang diluar tulang
belakang.

9.      Kelebihan fluor juga dapat menimbulkan gangguan kelenjar thyroid

3.4 Klasifikasi Fluorosis

Fluorosis dapat diklasifikasikan menjadi:


a. Penggunaan air berfluoride pada tingkat kelas 1ppm yang konstan merupakan penyebab bintik gigi
yang paling ringan.

b.    Sangat ringan (Very Mild) : dalam jenis ini ada daerah putih sangat kecil yang kadang-kadang terlihat
pada permukaan gigi, tapi tidak melibatkan lebih dari 25% dari permukaan gigi.
c.    Ringan (Mild) : dalam jenis ini ada keterlibatan gigi lebih luas dan melibatkan 50% dari permukaan
gigi.
d.   Sedang (Moderate) : gigi memiliki keterlibatan permukaan yang lebih banyak, mengalami atrisi, dan
menunjukkan pigmentasi kuning atau coklat.
e.    Berat (Severe) : semua permukaan enamel terlibat,  terdapat noda coklat yang luas, dan permukaan
gigi  mengalami korosi.
(Walton dan Torabinejab, 1996)
Indeks TF

Ilustrasi diagramatik yang menunjukkan sifat klinis dental fluorosis mulai dari yang paling ringan
(skore TF 1) sampai yang paling parah (skore TF 9).

Tampilan klinis dental fluorosis bisa dikelompokkan menjadi 10 kelas, berkisar antara 0-9,
yang menggambarkan secara berurut tingkat keparahan dental fluorosis. Karena pada waktu erupsi
semua permukaan gigi menerima pengaruh yang sama, maka sistem klasifikasi ini tidak perlu
diterapkan pada semua permukaan gigi tetapi hanya pada permukaan fasial saja, yang mana hal
tersebut sudah bisa menggambarkan keparahan dari seluruh permukaan gigi. Klasifikasi ini
didasarkan pada indeks TF yang aslinya diusulkan oleh Thylstrup dan Fejerskov (1978).
kore TF 0      :  Translusensi normal, warna putih krem dan mengkilapnya enamel tetap bertahan sesudah dilakukan
pengeringan dan pengusapan pada permukaannya.
kore TF 1      :  Terlihat garis-garis putih opaque kecil-kecil menyilang permukaan gigi. Garis-garis itu terdapat di
seluruh permukaan gigi. Letak garis ini sesuai dengan letak perikimata. Pada beberapa kasus
mungkin terlihat adanya sedikit snow capping pada cusp/insisal edge.
kore TF 2      : Garis opaque putih lebih menonjol, dan sering berfusi untuk kemudian membentuk daerah berkabut
(buram) yang kecil, yang menyebar ke seluruh permukaan. Biasanya terjadi snow capping pada
insisal edge dan puncak cusp.
kore TF 3      : Terjadi fusi garis-garis putih, dan daerah opaque berkabut di beberapa bagian permukaan. Di antara
daerah berkabut tersebut bisa terdapat garis-garis putih.
kore TF 4      :  Pada seluruh permukaan terlihat adanya opasitas atau nampak putih seperti kapur ( chalky white).
Sebagian adri permukaan yang terdedah terhadap atrisi atau pemakaian, Nampak kurang terserang.
kore TF 5      :  Seluruh permukaan opaque, dan ada pit-pit bulat (hilangnya enamel permukaan setempat) yang
diameternya kurang dari 2 mm.
kore TF 6      : Pit-pit kecil sering berfusi sehingga membentuk pita yang lebarnya dalam arah vertical kurang dari 2
mm. Klas ini meliputi juga kasus dimana cuspal rim dari enamel fasial telah terlepas dan
berkurangnya dimensi vertikal yang terjadi kurang dari 2 mm.
kore TF 7      :  Ada enamel bagian terluar yang terlepas, sehingga membentuk daerah yang tidak teratur pada
permukaan gigi. Permukaan yang terserang lebih dari separuh. Enamel utuh yang tersisa, opaque.
kore TF 8      :  Hilangnya lapisan enamel terluar melibatkan lebih daru separuh. Enamel utuh yang tersisa opaque.
kore TF 9      :  Hilangnya sebagian besar enamel luar yang mengakibatkan perubahan bentuk anatomis pada
permukaan/gigi. Sering dijumpai adanya rim enamel yang opaque di servikal.
                                             (Fejerskow et all, 1991)

BAB 4
KESIMPULAN

1.   Pemberian fluor dapat diberikan secara sistemik dan juga topical.
2.   Ada 3 mekanisme aksi mendasar untuk mencegah dan menghambat terjadinya  karies, yaitu:
menghambat metabolism bakteri, menghambat demineralisasi serta meningkatkan remineralisasi.
3. Dampak dari kekurangan fluor dapat menyebabkan : Kerusakan gigi yang berlebihan, kekurangan fluor
ini akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh. Selain gigi menjadi rapuh, bila kekurangan flour ini dapat
menyebabkan gigi mudah terserang karies atau gigi gigis (caries dentis). Terjadi perubahan warna
pada gigi anak. Serta dapat terjadi penipisan tulang.

Selain itu, dampak dari kelebihan fluor dapat menyebabkan : Fluorosis, gigi bisa berlubang yang
akhirnya hancur atau tanggal, kerusakan hati, kerusakan ginjal, kerapuhan tulang (osteoporosis),
kerusakan pada gigi, kelebihan fluor tersebut juga akan merusak tulang, mengakibatkan rasa sakit
yang hebat pada tulang dan akibat yang paling fatal dapat mengakibatkan kelumpuhan. Kepadatan
gigi meningkat, mengganggu impuls syaraf serta pertumbuhan tulang diluar tulang belakang.
Kelebihan fluor juga dapat menimbulkan gangguan kelenjar thyroid

4.      Fluorosis dapat diklasifikasikan menjadi:


a.       Penggunaan air berfluoride pada tingkat kelas 1ppm yang konstan merupakan penyebab bintik gigi
yang paling ringan.
b.      Sangat ringan (Very Mild) : dalam jenis ini ada daerah putih sangat kecil yang kadang-kadang
terlihat pada permukaan gigi, tapi tidak melibatkan lebih dari 25% dari permukaan gigi.
c.       Ringan (Mild) : dalam jenis ini ada keterlibatan gigi lebih luas dan melibatkan 50% dari permukaan
gigi.
d.      Sedang (Moderate) : gigi memiliki keterlibatan permukaan yang lebih banyak, mengalami atrisi, dan
menunjukkan pigmentasi kuning atau coklat.
e.       Berat (Severe) : semua permukaan enamel terlibat,  terdapat noda coklat yang luas, dan
permukaan gigi  mengalami korosi.
Selain itu, terdapat pula klasifikasi fluorosis berdasarkan Indeks TF.
DAFTAR PUSTAKA

Angela A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Maj. Ked. Gigi (Dent. J.). 38
(3):130-34.

Featherstone JDB. 2000. The science and practice of caries prevention. JADA. 131:887–99.

Fejerskow, et all. 1991. Fluorosis (alih bahasa oleh Purwanto). Jakarta: Hipokrates.
Herdiyati, Yetty, dkk. 2010. Penggunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi. Bandung: FKG UNPAD
Houwink, Prof. Dr. B., dkk. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. 1993. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
http://dhedh3w.blogspot.co.id/2012/11/laporan-tutorial-skenario-3-fluor.html

FLOUR TERHADAP KESEHATAN GIGI

BAB I

PENDAHULUAN

Karies (gigi berlubang) adalah akibat yang paling sering muncul. Itu mengapa, banyak anak
balita yang menderita karies. Untuk mengatasinya, anak perlu dibiasakan untuk membersihkan gigi
setelah minum susu dan berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi permen sehingga tidak
ada gula yang nempel pada gigi.

Selain gaya hidup, makanan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Makanan yang sehat dan mencukupi kebutuhan gizi seseorang akan berpengaruh baik terhadap
kesehatan tubuh secara keseluruhan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut. Ada beberapa
nutrisi yang berhubungan dengan kesehatan gigi yaitu: karbohidrat, kalsium, fosfor, magnesium dan
fluor.

Fluor termasuk golongan mikromineral yang berperan dalam proses mineralisasi dan
pengerasan email gigi. Pada saat gigi dibentuk, yang pertama kali terbentuk adalah hidroksiapatit
yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan menggantikan gugus
hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit yang menjadikan gigi tahan
terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam dosis rendah yang terjadi terus-menerus akan mencegah
terjadinya kerusakan atau karies gigi. Sumber utama dari fluor adalah air minum. Sementara angka
kecukupan yang dianjurkan dan aman adalah 1,5-4 mg/hari.
Karies (gigi berlubang) anak Indonesia, terutama anak balita, sungguh sangat
memprihatinkan. Hampir sembilan dari sepuluh anak menderita karies dengan tujuh dari 20 gigi
yang rusak.

Banyak anak menderita kerusakan gigi yang parah dan perlu ditanggulangi. Perawatan gigi
rusak pada anak termasuk sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab itu,
pencegahan terhadap karies jauh lebih baik daripada merawat kerusakan gigi.

Fluor dari abad lalu sampai sekarang diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan
karies gigi, baik di negara maju maupun negara berkembang. Secara sistemik fluor efektif apabila
diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai awal kehamilan (prenatal) maupun
setelah kelahiran (postnatal).

Senyawa fluorida telah lama digunakan dalam prevensi karies gigi. Dalam upaya peningkatan
kesehatan gigi, senyawa fluorida telah diaplikasikan secara ekstensif serta telah diakui
kemanjurannya. Penggunaan senyawa fluorida dapat dilakukan secara sistemik atau dengan cara
aplikasi topikal. Natrium monofluorofosfat (MFP) merupakan salah satu dari senyawa fluorida yang
secara luas digunakan di kedokteran gigi disamping natrium fluorida (Naf). MFP akan terhidrolisis
oleh fosfatase menjadi ion monofluoro¬fostat atau ion fluor. Monotluorofosfat di dalam tubuh
merupakan senyawa intermediate yang dihasilkan dalam proses metabolisme set.

Fluor selain terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman,
ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir semua makanan mengundang fluor, namun yang kadar fluor
nya tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi Fluor

Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi
dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor
adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah
ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa
fluoride.(1)

b. Peranan Fluor Dalam Gigi


Tubuh kita pasti sangat membutuhkan senyawa gula untuk menjaga stamina dan energi kita
didalam tubuh. Kebanyakan orang jika ingin menjaga stamina pasti mengkonsumsi susu ato the.
Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat sehingga
akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam itu sendiri dibentuk ketika
bakteri di dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam
yang berulang-ulang akan merusak gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Di sini fluor
berperan mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi
merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi
berlubang.(1)

c. Jenis Flour yang Ada dalam Kehidupan

Fluor yang berbentuk senyawa ada 2 macam, topikal dan sistemik. Yaitu sebagai berikut: (1)

1. Topikal fluoride adalah fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi
dan obat kumur.

2. Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal
karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini
meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang
berbentuk tablet, tetes atau tablet isap.

Pemberian fluor sistemik adalah salah satu upaya pencegahan cukup efektif
dan efisien, demikian juga keberhasilan fluoridasi air minum di banyak negara telah
dilaporkan (2)

Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang
kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu
fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur. Sedangkan
penggunaan perorangan yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dan
berkumur-kumur dengan larutan fluor. (1)

d. Efek Samping Jika Fluoride Berlebihan

Fluoride juga sam seperti unsur-unsur lain yang sangat penting dalam kesehatan misalnya
garam, zat besi, vitamin A, vitamin. Fluoride pun dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran
dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis.

e. fluorosis

Fluorosis adalah perubahan yang tampak pada gigi yang disebabkan oleh konsumsi fluoride
yang berlebihan pada awal masa anak-anak ketika gigi sedang tumbuh. Pemakaian fluor perlu
didukung oleh sikap perorangan yang positif terhadap kesehatan gigi. Selain sikap yang positif, maka
harus mempunyai pola nutrisi dan kebiasaan hidup yang sehat sehingga kerusakan gigi dapat diatasi.

BAB III

PEMBAHASAN

Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang menyebabkan
terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan
mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Penambahan fluor pada air adalah cara yang paling efisien
untuk memenuhi kebutuhan fluor pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor, bisa
menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air yang diminum
mengandung sedikit fluor, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa
dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan. Akan lebih
baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor. (3)

Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air, termasuk laut. Ada
beberapa peran fluor dalam gigi, yaitu untuk pembentukan email gigi, memperkuat struktur gigi
hingga membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Fluor berperan mengurangi
kemampuan bakteri di gigi membentuk asam. (4)

Fluoride merupakan suatu bentuk ion dari fluorine. Fluoride sebenarnya terdapat di dalam
air dan beberapa makanan, termasuk teh. Fluor sebenarnya merupakan unsur tambahan yang
dibutuhkan untuk menjaga agar tulang dan gigi tetap kuat. Pada tulang dan gigi terdapat kristal
apatit yang mengandung kalsium, fosfat, magnesium, dan hidroksil. Ion hidroksil bermuatan negatif
dan mudah larut. Misalnya, jika kita makan, maka rongga mulut menjadi asam. Karena kadar
keasaman mulut, email (merupakan lapisan keras dan bersinar yang menjaga gigi) akan cepat larut.
(5)
Fluor tersedia melimpah di dalam kerak bumi. Melalui proses yang alami, karena cuaca serta
pencucian batuan dasar atau lapisan tanah yang keras, (bedrock) yang tinggi kandungan fluornya,
fluor memasuki air tanah. Karena itu, air sumur bisa merupakan sumber fluor yang cukup tinggi.
Fluor penting untuk kesehatan gigi terutama pada anak-anak, karena jumlah asupan (intake) yang
tepat dapat mendukung pembentukan enamel gigi yang lebih tahan terhadap kerusakan akibat
asam-asam yang dihasilkan mulut. Fluor juga menghambat metabolisme pembentukan asam dari
bakteri penyebab gigi busuk (Streptococcus mutan). (6)

Fluor yang (tidak sengaja) masuk dan terakumulasi dalam tubuh, bisa menyebabkan
keracunan yang ditandai dengan gejala pusing, mual, muntah, bahkan kejang-kejang. Untuk
penanganan awal, segera berikan susu pada anak karena kandungan susu bisa menghambat dampak
lebih jauh dari keracunan fluor. (4)

Gigi berlubang disebabkan oleh plak, yang terjadi karena kotoran (sisa makanan)
yangmenempel pada gigi, dan ditumbuhi kuman. Dalam beberapa menit, makanan yang tersisa di
dalam mulut membusuk. Dan kuman-kumanpun mulai menggerogoti email. Ketika email perlahan
runtuh, maka gigi pun menjadi berlubang. Kuman-kuman tersebut masuk lapisan dentin, menjalar ke
syaraf gigi sehingga menimbulkan rasa sakit. Lama kelamaan gigi menjadi mati dab busuk sehingga
terjadi pembengkakan. (5)

Agar gigi menjadi kuat, maka kristal apatit yang ujungnya mengandung hidroksil negatif
harus ditambahkan fluor sehingga menjadi kuat dan tidak larut. Akan tetapi fluor yang digunakan
secara berlebihan akan membahayakan sistem tubuh kita. Kebutuhan fluoride kita berada di antara
0, 7 hingga 0, 9 ppm (part per milion). Kelebihan fluor (fluorosis) dapat menyebabkan sel-sel gigi
mati, sehingga gigi menjadi rapuh. Hal ini terjadi karena dalam kristal apatit, bukan hanya hidroksil
yang tergantikan oleh fluor, namun jumlah kalsium juga berkurang. Fluor dapat berfungsi untuk
membunuh bakteri, demikian pula yang akan terjadi pada sel tubuh jika tertelan. (5)

Pemberian fluor dalam air minum atau istilahnya fluoridasi, ternyata memberikan efek
positif dalam pertumbuhan gigi pada anak-anak. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa fluoridasi mengurangi resiko gigi busuk pada anak-anak sebesar 40-50 % pada
gigi pertama atau gigi susu, dan 50-65 % pada gigi permanen atau tetap.(6)

Gigi anak yang kelebihan fluor umumnya akan timbul bercak putih dan coklat pada gigi.
Fluor yang berlebihan dapat membuat seseorang menderita keracunan, kerapuhan tulang
(osteoporosis), kerusakan hati dan ginjal. Fluor dapat diberikan kepada anak-anak oleh dokter gigi
jika anak memiliki riwayat kesehatan gigi karena tinggal di daerah yang airnya kurang mengandung
fluor. Fluor yang terkandung di dalam pasta gigi tidak terlalu bermasalah karena hanya berfungsi
untuk melapisi bagian luar gigi dan tidak banyak terserap tubuh. Selama pasta gigi tidak ditelan,
maka penggunaan fluoride tidak masalah. Oleh karena itu sangat dianjurkan hendaklah memberikan
anak-anak pasta gigi yang tidak mengandung fluor, kecuali bagi anak-anak yang sudah bisa berkumur
dengan baik. (5)

Jika penggunaan fluor secara berlebihan maka akan mengakibatkan fluorosis, fluorosis yaitu
warna gigi menjadi tidak putih sebagaimana gigi yang sehat, tapi pucat dan buram. Pada fluorosis
yang lebih berat, selain warnanya lebih gelap, enamel gigi menjadi lunak dan rapuh. Gejala ini
merupakan indikasi yang jelas dari kelebihan fluor pada masa kanak-kanak ketika masa
pertumbuhan gigi sedang berlangsung. Efek ini tidak tampak jika kelebihan fluor terjadi ketika gigi
sudah tumbuh sepenuhnya. Karena itu jika orang dewasa tidak menunjukkan tanda-tanda fluorosis
gigi, bukan berarti bahwa ia mendapat asupan fluor dalam batas yang aman. (6)

Fluorosis telah tersebar (secara endemik) di 25 negara, dengan per kiraan penduduk yang
terkena sebanyak 10 juta. Tercatat bahwa fluorosis banyak dijumpai di India, Mexico, dan Cina
(terutama bagian tengah dan barat). Pada tahun 1993, diketahui bahwa 1 5 dari 32 negara bagian
India diidentifikasi mengalami fluorosis endemik. (6)

Bahkan, dari data statistik tahun 2002, lebih dari 6 juta penduduknya
menderita fluorosis dengan tingkatan serius, 62 juta orang lainnya ber peluang terkena fluorosis.
Fluorosis tidak dapat diobati, namun pengaruh buruknya dapat ditekan kalau penyakitnya dapat
didiagnosa lebih awal. (6)

Kelebihan fluor juga dapat menggantikan hidroksit dalam tulang, yang menyebabkan.
kondisi kronis yang disebut skeletal fluorosis (fluorosis tulang). Penderita fluorosis jenis ini,
mengalami rasa sakit yang hebat pada tulang sendi, tulang belakang dan pinggul, peningkatan
kepadatan tulang, klasifikasi ikatan sendi tulang, dan kelumpuhan. Fluorosis dapat menyerang segala
usia. Fluorosis juga dapat menyebabkan anemia hebat, gigi bercak-bercak, gagal ginjal, dan kematian
prematur. (6)

 Perhatikan batas aman.


Karena air merupakan sumber utama asupan fluor, termasuk air minum yang
dikonsumsi sehari-hari, kita perlu mengetahui berapa kandungan fluor dalam air minum
yang aman untuk dikonsumsi agarterhindar dari efek buruknya. (6)

Menurut pedoman WHO yang dikeluarkan tahun 1984, untukwilayah yang beriklim
hangat konsentrasi fluor optimal dalam air minum sebaiknya masih dibawah 1 mg/liter
atau 1 ppm (parts per million). Sementara di wilayah yang iklimnya lebih dingin,
konsentrasinya 1 ,2 ppm. Mengapa perbedaan iklim mempengaruhijumlah fluor yang
sebaiknya dikonsumsi? Karena dalam cuaca panas, tubuh kita mengeluarkan lebih
banyak keringat sehingga perlu minum air lebih banyak, karena itu konsentrasi Huor
dalam air minum yang dikonsumsi seharusnya ditentukan lebih rendah. Berdasarkan
pedoman WHO juga diketahui bahwa batas atas kandungan fluor dalam air minum yang
diperbolehkan adalah 1 ,5 ppm, namun nilai ini tidak bersifat universal. Di India, yang
banyak dijumpai kasus fluorosis, pada tahun 1998 telah menetapkan batas atas yang
diperbolehkan hanya 1 ppm. (6)

 Kapan suplemen diperlukan.

Menjaga asupan fluor dalam batas aman sangatlah penting. Konsumsi air yang
terFluoridasi merupakan solusi terbaik bagi anak-anak untuk mencegah kerusakan gigi
yang parah sekaligus penyerapan fluor berlebihan. Batasan optimum fluorida untuk air
minum adalah 0,7 - 1 ,2 ppm, sehingga apabila air minum lokal sudah difluoridasi, maka
tidak diperlukan lagi tambahan asupan fluorida selain pasta gigi. Suplemen fluorida
dibutuhkan dalam kondisi tertentu, terutama bagi mereka yang mendapatkan air minum
dengan kandungan fluoryang rendah. Dilaporkan bahwa kebutuhan suplemen fluor
dipengaruhi oleh usia dan kandungan fluor dalam sumber air lokal. Apabila kandungan
fluor pada sumber air lokal kurang dari 0,3 ppm, maka suplemen fluor yang dibutuhkan
oleh anak-anak usia 6 bulan - 3 tahun adalah 0,25 mg/hari, anak usia 3-6 tahun sebanyak
0,5 mg/hari, dan anak usia 6-16 tahun sebanyak 1 mg/hari. Kebutuhan suplemen fluor
menjadi lebih rendah apabila kandungan fluor dalam sumber air lokal lebih tinggi,
misalnya 0,3 - 0,6 ppm, maka anak usia 6 bulan - 3 tahun tidak memerlukan suplemen
fluor, sedangkan untuk anak usia 3 - 6 tahun, kebutuhannya menjadi berkurang
separuhnya yaitu 0,25 mg/ hari dan 0,5 mg/hari untuk anak usia 6 - 16 tahun. Namun
jika kandungan fluor lebih besar dari 0,6 ppm, maka untuk semua usia tersebut sudah
tidak diperlukan lagi suplemen fluor. (6)
 Awas keracunan.

Keracunan fluor dapat dicegah atau diminimalisasi dengan sumber air alternatif,
mengurangi kelebihan fluor dalam air minum, dan dengan memper baiki status gizi
mereka yang berisiko. Dalam pedoman WHO tahun 1984, disebutkan bahwa ada
hubungan antara diet kalsium dengan ketersediaan fluor dalam tubuh, yaitu diet kalsium
yang rendah akan meningkatkan penyimpanan fluor dalam tubuh. Sedangkan asupan
kalsium yang cukup sangat berhubungan dengan pengurangan risiko fluorosis gigi. Selain
kalsium, konsumsi vitamin C yang cukup juga dapat mengurangi risiko tersebut. Secara
umum, sumber fluor dapat berasal dari air kran, makanan yang dimasak dengan air kran
atau air yang diberi fluor, pasta gigi, pop soda, formula bayi, dan pencuci mulut. Fluoride
terdapat dalam air permukaan maupun air tanah, namun konsentrasi fluor pada air
permukaan biasanya lebih rendah yaitu 0,01 - 0,3 ppm. Dalam air tanah, konsentrasi
fluor alami tergantung pada karakteristik geologi,kimia dan fisik dari akuifer, porositas
,dan keasaman dari tanah dan bebatuan, suhu, kegiatan unsur kimia lain, dan kedalaman
sumur. Sehingga, konsentrasi fluor dalam sumur sangat bervariasi, berkisar antara 1
ppm hingga 35 ppm. Di India bahkan mencapai 38,5 ppm. Karena itu setiap sumur perlu
diuji kandungan fluornya.(N) (6)

Fluorosis tidak hanya disebabkan oleh konsumsi air minum yang mengandung fluorida
cukup tinggi, namun juga karena menghirup udara mengandung fluorida yang dilepaskan dari
pembakaran batu bara ataupun proses produksi pupuk fosfat. Tanda-tanda awal yang perlu kita
waspadai sebelum terjadi gejala flour osis yang lebih berat, antara lain sakit yang sporadis, kaku
tulang sendi, sakit kepala, sakit perut, dan lemah otot. Tahap selanjutnya yang dapat muncul adalah
osteosklerosis (pengerasan dan pengapuran tulang) hingga pada akhimya sampai pada rusaknya
tulang belakang (punggung), tulang sendi utama, otot-otot, dan sistem syaraf.Sementara itu
fluorosis adalah perubahan yang tampak pada gigi akibat konsumsi fluor yang berlebihan pada awal
masa anak-anak ketika giginya sedang tumbuh.

Dampak fluorosis ini bisa ringan dan bisa pula fatal, di antaranya: (4)

-Timbul bercak putih dan cokelat di gigi

Kasus ini banyak ditemukan di Indonesia. Walau berdampak ringan dan tidak
menimbulkan rasa nyeri pada gigi, namun bisa mengurangi penampilan akibat gigi yang
tidak sedap dipandang mata. Untuk mengatasinya, dokter akan melapisi gigi yang rusak
dengan zat khusus, hingga gigi menjadi bagus kembali. Namun bila dibiarkan, akan
berdampak lebih buruk. Gigi bisa berlubang yang akhirnya hancur atau tanggal.

Gb. Fluorosis berat

Jika muncul gejala seperti itu, orang tua harus segera memeriksakan gigi
anaknya ke dokter. Soalnya, awam tak bisa membedakan kerusakan gigi yang
diakibatkan kelebihan fluor atau sebab lainnya.

- Kerusakan hati

Gejala-gejala penyakit/kerusakan hati akibat fluorosis biasanya sama dengan


gejala penyakit lever yang disebabkan faktor lain. Walau kasus fluorosis yang
menyebabkan penyakit lever ini belum ditemukan, orang tua harus tetap memantau
pemakaian pasta gigi pada anak.

- Kerusakan ginjal

Hingga saat ini kasus semacam ini amat jarang ditemukan. Namun kelebihan
fluor juga bisa mengakibatkan kerusakan ginjal yang bila tidak segera ditangani akan
mengarah pada gagal ginjal.

- Kerapuhan tulang (osteoporosis)

Tidak hanya gigi yang dibuat rapuh/rusak, tapi juga seluruh tulang akan
terancam rapuh. Akibat lebih lanjut, tumbuh-kembang si kecil jadi terhambat sementara
pengobatannya pun amat sulit.

Kerangka tulang tidak beraturan, dan arthritis (asam urat). Para ilmuwan epa
washington mengumumkan bahwa meningkatnya jumlah orang yg memiliki gejala
‘carpal-tunnel’ dan sakit asam urat diakibatkan oleh proses fluoridasi dalam air minum.
Dan di india tengah, pencemaran fluoride pada air akibat sebuah penggalian yg tidak
melalui pengujian, menyebabkan penderitaan asam urat yang serius pada jutaan orang.
Yang merupakan bencana nasional. (manchester guardian 9 july 1998). Pelayanan
kesehatan masyarakat as telah menyatakan bahwa fluoride membuat tulang lebih rapuh
dan email gigi lebih mudah menyerapnya (kandungan fluoride dlm pasta gigi)
9) penggunaan fluoride selama masa kehamilan hingga setahun meningkatkan 1%
ketidakmampuan belajar pada anak-anak. (penelitian universitas florida selatan)

- Tidak berfungsinya thyroid. Diidentifikasi sebagai hypothyroidism. (8)

- Kerusakan pada sistem berpikir. (8)

- Kebutaan (penelitian moolenburgh mengenai air yg ditambah 1ppm fluoride)

- Penyakit alzheimer-jurnal wall street 28 okt 92 tentang penelitian varnier ja., ‘tikus percobaan
yg mengkonsumsi fluoride dengan dosis tinggi berkembang dengan tahap yg tidak beraturan
memiliki karakteristik hewan yg telah pikun. Pengujian otak tikus-tikus pasca percobaan
mengungkap adanya substansi sel otak yang hilang dalam struktur. (8)

- Kemandulan. Ilmuwan administrasi makanan dan obat (fda) melaporkan korelasi yg erat antara
menurunnya tingkat kesuburan perempuan kelompok usia 10-49 dg meningkatnya
penggunaan fluoride. (8)

- Kerusakan otak. Fluoride menurunkan kapasitas kecerdasan manusia, terutama anak-anak.


Tingkat kecerdasan anak-anak yg menggunakan fluoride secara signifikan lebih rendah dari
anak2 yg tidak diberikan fluoride. (li, x.s., zhi, j.l., gao, r. O., ‘efek pemberian fluoride
terhadap tingkat kecerdasan anak-anak,’ fluoride; 28:182-189, 1995). Percobaan dr. Phyllis
mullinex terhadap tikus menunjukkan efek keracunan syaraf yg bervariasi pada setiap tahap
kedewasaan, baik hewan dewasa, hewan anak-anak, atau melalui placenta ketika bayi masih
didaalam perut. Sampel yg mendapatkan fluoride sebelum lahir akan terlahir sebagai anak
hiperaktif dan akan tetap seperti itu sepanjang hidupnya. Mereka yg diberi fluoride ketika
berusia muda menunjukkan aktivitas yang depresif. Tahun 1998 guan et al. Memberi dosis
yg sama dengan yg digunakkan mullenix dan menemukan pada percobaannya bahwa
beberapa zat kimia kunci dalam otak, zat yg membentuk selaput sel otak, pada tikus yg
diberi fluoride tidak terlihat/ kosong. (8)
- Keretakkan pada tulang pinggul. Air minum yg mengandung fluoride akan menyebabkan
keretakkan tulang pinggul 2 kali lipat (200%!!!) Dari jumlah keretakkan tulang alami, baik
pada laki2 maupun perempuan. Bahkan tingkat yg sangat kecil dari fluoride sejumlah 0.1
ppm pun tetap saja menunjukkan kenaikan angka statistik keretakkan tulang pinggul yg
signifikan (bordeaux penelitian jama 1994). (8)

- Flouride memiliki pengaruh negatif pada sistem syaraf dan sistem kekebalan tubuh, dan pada
anak-anak dapat mengarah pada kelelahan kronis, iq yg rendah, tidak mampu belajar,
kelesuan dan depresi (situs bruha.com/fluoride/). Dr. Phyllis mullenix dari institut penelitian
forsyth universitas harvard (institut penelitian gigi) menerbitkan sebuah penelitian yg
menunjukkan bhw fluoride lebih efektif dari pada timah dlm menurunkan tingkat iq pada
anak-anak(8)

- Penelitian kanker oleh program toxicology nasional melaporkan sampel yg diberi fluoride
memiliki tumor thyroid, tumor rongga mulut, dan tumor hati yang sebenarnya jarang terjadi.
(8)

- Penelitian baru2 ini di jurnal penelitian otak mendapati 1 ppm fluoride dalam air akan
meningkatkan kandungan alumunium dalam otak tikus percobaan dan memproduksi sejenis
zat yg merusak otak (amyloid deposits) berhubungan dengan penyakit alzheimers dan jenis2
lain dari kegilaan. (8)

- Penelitian selanjutnya terhadap binatang percobaan mendapati fluoride dapat menghambat


kelenjar pineal yg memproduksi melatonin, hormon yg membantu mengatur berbagai
perubahan pada masa pubertas. Dala3m penelitian ini, hewan yg diberi fluoride berkurang
tingkat metabolisme melatoninnya dlm air seni mereka, dan lebih awal mengalami
perubahan2 masa pubertas. (8)

- Tumor tulang ditemukan pada hewan percobaan sebagai reaksi langsung pemberian fluoride.
(program nasional pemerintah federal as-bagian depkes dan pelayanan masyarakat th 1990)
(8)

Fluorosis tidak hanya disebabkan kelebihan flour tetapi juga oleh karena dental bleaching.
Dental bleaching bukan hal yang baru menilik sejarahnya, dental bleaching ini ternyata sudah
dilakukan sejak tahun 1898, menurut Haywood. Tapi baru sedikit sekali dokter gigi yang
melakukannya. Bahan yang pertama kali dilaporkan sebagai bleaching agent adalah asam oksalat,
yang dijelaskan oleh Chappel tahun 1877. Dengan serangkaian percobaan, dokter gigi menemukan
agen yang lebih efektif, di mana Harlan melaporkan penggunaan hidrogen peroksida pada tahun
1884. Baru pada sekitar tahun 1990an, dental bleaching dengan cepat meraih popularitas, di mana
home bleaching pertama kali diperkenalkan. (7)

Prosedur bleaching menggunakan bahan kimia, yang paling sering digunakan adalah
peroksida. Proses ini melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi, di mana peroksida bertindak sebagai
agen pengoksidasi. Karbamid peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi, mulai dari 3% hingga
15%. Dari hasil banyak penelitian diketahui bahwa konsentrasi yang paling aman sekaligus efektif
adalah karbamid peroksida 10%. (7)

Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea. Hidrogen peroksida
inilah yang akan menghasilkan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan molekul organik dalam
email gigi. Dengan adanya reaksi ini, molekul organik yang berukuran besar dan berpigmentasi tinggi
akan menjadi molekul berukuran lebih kecil dan lebih sedikit pigmen. Molekul kecil ini lebih sedikit
merefleksikan cahaya. Hasil akhirnya gigi tampak lebih putih. Yang perlu diperhatikan adalah, bila
bleaching dilakukan secara berlebihan maka akan mencapai titik saturasi. Bila titik ini terlampaui,
maka yang terjadi bukannya gigi bertambah putih tapi emailnya malah akan rusak. (7)

Efek samping yang paling sering terjadi setelah perawatan bleaching adalah sensitivitas gigi
dan iritasi pada jaringan lunak seperti gusi. Hidrogen peroksida dapat berpentrasi ke ruang pulpa
melalui email dan dentin, dan menyebabkan rasa ngilu. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan
aplikasi fluor paska perawatan bleaching untuk mengurangi rasa ngilu.(7)

Overexposure terhadap fluor di masa kanak-kanak saat masa pembentukan email dapat
menyebabkan terjadinya gangguan mineralisasi gigi, sehingga terlihat bercak-becak putih pada
permukaan gigi. Keadaan ini disebut dental fluorosis. Pada keadaan fluorosis berat, email hampir
seluruhnya rusak sehingga menyisakan lapisan dentin yang lebih opaque. (7)

Gbr. Fluorosis ringan Gbr. Fluorosis berat


Banyaknya produk bleaching yang mengklaim dapat membuat gigi putih cemerlang
terkadang membutakan masyarakat. Prosedur pemutihan gigi ini seharusnya tidak dilakukan secara
sembarangan, dan sebaiknya di bawah supervisi dokter gigi. Supaya tidak dengan mudah termakan
iklan, setiap konsumen yang ingin menjalani prosedur bleaching sebaiknya mengetahui apa dan
bagaimana mekanismenya. Dengan demikian efek samping dan konsekuensi yang mungkin akan
dihadapi sudah dipahami terlebih dulu. (7)

Efek biologis Fluoride (dlm buku Flouride the Aging Factor-Dr.John Yiamouyiannis): (8)

1) Gigi Fluorosis (keropos) merupakan tanda pertama kontaminasi fluoride.

2) Kerusakan gigi (pada stadium lanjut-gigi bergaris-garis gelap terlihat seperti lubang) dan
gigi tanggal.

3) Penelitian di Cina, pemberian fluoride dg dosis rendah pun telah menyebabkan


berkurangnya kecerdasan pada anak-anak

4) Penuaan Dini

5) Aborsi Spontan

6) Tulang yang rapuh

7) Kanker, Fluoride bersifat Carcinogenic (penyebab KANKER): Departemen Kesehatan New


Jersey mengkonfirmasi bahwa terjadi peningkatan 6.9% kasus tulang melengkung akibat
kanker tulang pada anak muda dalam komunitas yg menggunakan fluoride, dan peningkatan
5% dalam semua jenis kanker dalam komunitas yg menggunakan Fluoride. Dean Burk,
Kepala Bagian Kimia Institut Kanker Nasional mengakui dalam dengar pendapat dengan
kongres, bahwa sedikitnya 40.000 kematian karena kanker di tahun 1981 berkaitan dengan
fluoride! burk menyatakan bahwa fluoride lebih menyebabkan kanker dan merupakan
penyebab tercepat dari pada zat kimia lainnya.

BAB IV

PENUTUP

1. Simpulan

Dari makalah tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :


 Fluor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan
gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam
tulang.

 Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut.

 Fluor yang berbentuk senyawa ada 2 macam, topikal dan sistemik.

 Jika penggunaan fluor secara berlebihan maka akan mengakibatkan fluorosis

 Fluorosis yaitu warna gigi menjadi tidak putih sebagaimana gigi yang sehat, tapi pucat
dan buram.

2. Saran

Dalam pembuatan makalah selanjutnya diharapkan referensi yang digunakan bisa


lebih lengkap lagi terutama mengenai fluor sehingga kesempurnaan makalah dan informasi
yang diperoleh bisa lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aris personal weblog. Fluor & kesehatan gigi. Retrieved at September 29, 2008. Available at
http://goldenpen007x.blogdrive.com/archive/147.html.

2. Solusi sehat. Tablet "fluor" mencegah karies gigi. . Retrieved at September 29, 2008. Available
at Http://www.solusisehat.net/berita.php?id=399 .

3. Medicastore. Penyakit mulut dan gigi. . Retrieved at September 29, 2008. Available at
http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?
idktg=6&iddtl=140&uid=2007123122021066.249.73.5

4. Faras handayani. Plus minus flour. Retrieved at September 29, 2008. Available at
Http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg00760.html.

5. Info sehat. Baik dan buruk floride. Retrieved at September 29, 2008. Available at
Http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=1561
6. Nirmala. Fluor baik atau buruk bagi kesehatan?. . Retrieved at September 29, 2008. Available
at Http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?
x=mother+and+baby&y=cyberwoman%7c0%7c0%7c8%7c545.

7. klik dokter. A-Z bleaching. Retrieved at September 29, 2008. Available at


http://www.klikdokter.com/article/detail/72.

8. bluefame. Fluoride. Retrieved at September 29, 2008. Available at


http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=14454&mode=threaded&pid=199984.

http://nikmahalimuddinyahoocom.blogspot.co.id/2009/02/flour-terhadap-kesehatan-gigi.html

 Definisi Fluor 

‡ Fluor adalah mineral yang secara alamiahterdapat di semua sumber air termasuklaut.‡ Fluor tidak
pernah ditemukan dalambentuk bebas di alam.‡ suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang F dan nomor atom 9

Akibat Kelebihan

Merusak tulang‡ K e l u m p u h a n . ‡ K a n k e r   ‡ Kerusakan ginjal‡ K e r u s a k a n h a ti ‡
Mulas‡ D i a r e ‡ G a t a l ‡
Mual
Mekanisme Flour dalamPembentukan Tulang dan Gigi
Fluor termasuk golongan mikromineralyang berperan dalam proses mineralisasidan pengerasan email gigi.
Pada saat gigidibentuk, yang pertama kali terbentukadalah hidroksiapatit yang terdiri darikalsium dan
fosfor. Tahap berikutnyaadalah fluor akan menggantikan gugushidroksi (OH) pada kristal tersebut
danmembentuk fluoroapatit yang menjadikangigi tahan terhadap kerusakan.

 
Peranan Flour untuk Gigi
‡ Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigidan membuat struktur gigi lebih kuat sehingga
akanmembuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan olehasam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri
didalam plak memecah gula dan karbohidrat yangberasal dari makanan. Serangan asam yangberulang-ulang akan
merusak gigi yang dapatmenyebabkan gigi berlubang. Di sini fluor berperanmengurangi kemampuan bakteri
untuk membentukasam. Fluor juga berfungsi merangsangpembentukkan mineral kembali yang
akanmenghentikan proses terjadinya gigi berlubang.

Fungsi Fluor untuk Tubuh


Mineralisasi tulang
Mencegah Osteoporosis
Pengerasan email gigi

Mencegah lubang gigi


Membunuh bakteri mulut penyebabpembengkakan gusi
Sumber Flour

I k a n ‡ D a g i n g ‡ S u s u ‡ Kuning telur ‡ T e h ‡ Sayur-sayuran‡ Buah-buahan‡


S a w i ‡ I k a n t e r i ‡ Air minum (yangtelah di florodisasi)

K
ebutuhan
S
ehari-hari
‡ Angka kecukupan yang dianjurkan danaman adalah 1,5 - 4 mg/hari.

C
ontoh menu makanan yangmemenuhi kebutuhan Fluor 
‡ 2 liter air yang telah diflorodisasi sudahmencukupi kebutuhan Fluor kita. 2 liter air mengandung
sekitar 2 mg Flour

Akibat Kekurangan
‡ Kerusakan gigi‡ Perubahan warna gigi‡
M
engeroposnya tulang‡ Berkurangnya kecerdasan pada anak(penelitian di
C
hina)‡ Penuaan Dini

Akibat Kelebihan

M
erusak tulang‡ K e l u m p u h a n . ‡ K a n k e r   ‡ Kerusakan ginjal‡ K e r u s a k a n h a ti ‡
M
ulas‡ D i a r e ‡ G a t a l ‡
M
Ual

M
ekanisme Flour dalamPembentukan Tulang dan Gigi
Fluor termasuk golongan mikromineralyang berperan dalam proses mineralisasidan pengerasan email gigi.
Pada saat gigidibentuk, yang pertama kali terbentukadalah hidroksiapatit yang terdiri darikalsium dan
fosfor. Tahap berikutnyaadalah fluor akan menggantikan gugushidroksi (OH) pada kristal tersebut
danmembentuk fluoroapatit yang menjadikangigi tahan terhadap kerusakan.

Peranan Flour untuk Gigi


‡ Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigidan membuat struktur gigi lebih kuat sehingga
akanmembuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan olehasam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri
didalam plak memecah gula dan karbohidrat yangberasal dari makanan. Serangan asam yangberulang-ulang akan
merusak gigi yang dapatmenyebabkan gigi berlubang. Di sini fluor berperanmengurangi kemampuan bakteri
untuk membentukasam. Fluor juga berfungsi merangsangpembentukkan mineral kembali yang
akanmenghentikan proses terjadinya gigi berlubang
https://www.scribd.com/doc/51579166/Definisi-Fluor

Proses dimulai, pertama- tama dokter akan mencukil (ah serem amat) okelah maksud saya
membuang beberapa karang gigi yang agak keras dengan alat seperti gambar yang di atas
meja itu (alat-alat scaling). Biasanya setelah itu kamu disuruh berkumur lagi membuang
karang yang dicukil tadi. Langkah selanjutnya dokter akan menggunakan alat scaling yang
berfungsi menghilangkkan plak-plak yang menempel di gigi. alat ini berbunyi ngiinnng tapi
jangan takut ga sakit kok cuma ngilu aja di gigi hehe. oya jangan lupa bawa tisue sendiri
karena biasanya cairan yang dikeluarkan oleh alat ini terkadang keluar sampe kaya kita
ngileer gitu. Selesai sudah .... habis discaling biasanya ngerasa ngilu itu wajar dan rasanya
gigi agak berongga rongga gitu. Rasa ngilu itu akan hilang dengan sendirinya setelah 2-3 hari
kemudian.

http://ngrambegalihutomo.blogspot.co.id/2015/03/prosedur-scaling-gigi-dengan-askes.html

Anda mungkin juga menyukai