Diajukan Kepada
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang
Untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi
Oleh :
MURSILAH
NIM :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pulpa. Jadi, saat melewati pembuluh saraf yang terbanyak ini, bakteri akan
menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut (Tarigan, 2002).
Peradangan merupakan reaksi jaringan ikat vaskuler yang sangat penting
terhadap cedera. Reaksi pulpa sebagian disebabkan oleh lama dan intensitas
rangsangnya. Rangsang yang ringan dan lama bisa menyebabkan peradangan
kronik, sedangkan rangsang yang berat dan tiba-tiba besar kemungkinan
mengakibatkan pulpitis akut (Walton dan Torabinejad, 2003).
B. Klasifikasi Pulipitis
1
2
c. Pulpitis subakut
Gambaran radiografi memperlihatkan adanya karies yang
luas dan dalam, kadang-kadang terjadi sedikit pelebaran
ligamen periodontal. Pada pulpitis simtomatis yang disertai
periodontitis apikalis terjadi kepekaan terhadap perkusi.
Rangsangan panas akan menyebabkan sakit, sebaliknya rasa
sakit berkurang dengan adanya rangsang dingin.
Pada stadium awal, gigi menunjukkan kepekaan yang tinggi
terhadap tes elektrik, selanjutnya kepekaan ini berkurang
sejalan dengan keparahan penyakit.
2. Pulpitis asimtomatis
Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai mekanisme
pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses
proliferasi berperan di sini. Tidak ada rasa sakit karena adanya
pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.
Yang termasuk pulpitis asimtomatik:
a. Pulpitis kronik ulseratif
b. Pulpitis kronik hiperplastik
3
2. Pulpitis ireversibel
Yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat dipertahankan, tetapi
gigi masih dapat dipertahankan di rongga mulut setelah perawatan endodonti
dilakukan. Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:
a. Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis
b. Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis
c. Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis
d. Pulpitis kronis radikulairs dengan nekrosis
e. Pulpitis kronis eksaserbasi akut.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum tentang Pulpitis Reversibel
a. Pengertian Pulpitis Reversibel
Pulpitis reversibel adalah inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika
penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa kembali
normal (Walton dan Torabinejad, 2003).
b. Patofisiologi
Pulpitis awal dapat terjadi karena karies dalam, trauma,
tumpatan resin komposit/ amalgam/ ionomer gelas. Gambaran
mikroskopis ditandai oleh lapisan odontoblas rusak, vasodilatasi, udem,
sel radang kronis, kadang sel radang akut (Standar Pelayanan Medis,
1999).
c. Faktor penyebab
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel adalah
stimulus ringan atau sebentar seperti karies insipien, erosi servikal, atau
atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretasi periodontium yang
dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka
(Walton dan Torabinejad, 2003).
d. Gejala
Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang
hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman
dingin dari pada panas dan oleh udara dingin. Tidak timbul spontan
dan tidak berlanjut bila
penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan
ireversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis ireversibel adalah lebih
parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel, penyebab
sakit umumnya peka terhadap stimulus , seperti air dingin atau aliran
udara, sedangkan pada pulpitis ireversibel rasa sakit datang tanpa
stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan
karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah
5
6
f. Perawatan
Perawatan endodontik disesuaikan dengan keadaan gigi, yaitu gigi
apeks terbuka dan gigi apeks tertutup. Pada dewasa muda
dengan pulpitis ringan dilakukan pulpotomi (Ca(OH)2) dan pada pulpitis
yang berlangsung lama dilakukan pulpotomi foromoeresol menunggu
apeksogenesis. Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar dan
dilanjutkan restorasi yang sesuai (Standar Pelayanan Medik, 1995).
9
d. Perawatan
B. Kerangka Konsep
A. Kerangka Konsep
Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh
Variabel Terkendali
1. Pulpitis Reversibel
2. Pulpitis Ireversibel
3. Pulpitis Kronik Hiperplastik
OHI-S
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
8
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat disusun pertanyaan
sebagaiberikut “ Bagaimana gambaran karakteristik pasien berkaitandengan
prevalensi karies gigi pada pasien di Puskemas Kawunganten Tahun 2018? “
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational
analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.
C. Kriteria Penelitian
Kriteria penelitian terdiri atas kriteria inklusi dan ekslusi
1. Kriteria inklusi
Umur pasien diatas 17 tahun.
2. Kriteria ekslusi
Rekam medik yang tidak lengkap.
11
10
E. Variabel penelitian
1. Variabel pengaruh
Perawatan saluran akar pada gigi permanen yang mengalami nekrosis
pulpa dan pulpitis ireversibel.
2. Variabel terpengaruh
Evaluasi klinis perawatan saluran akar pada gigi yang mengalami
nekrosis pulpa dan pulpitis ireversibel.
3. Variabel terkendali
a. Pasien yang telah dilakukan perawatan saluran akar selama 1-3
bulan, 4-6 bulan, dan > 6 bulan setelah perawatan.
b. Gigi permanen dengan diagnosis pulpitis ireversibel
c. Gigi permanen dengan diagnosis nekrosis pulpa
d. Gigi yang masih dapat direstorasi
e. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
4. Variabel tidak terkendali
a. Keterampilan operator melakukan perawatan saluran akar
b. Bahan yang dipakai pada perawatan saluran akar
c. Tingkat pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi dan mulut
d. Status sosial pasien yang melakukan perawatan saluran akar
e. Restorasi akhir setelah dilakukan perawatan saluran akar
F. Definisi operasional
1. Evaluasi klinis
Merupakan penilaian keberhasilan suatu perawatan secara
klinis. Evaluasi klinis adalah metode yang paling praktis digunakan.
Data evaluasi klinik didapat dari hasil anamnesis penderita, dan
pemeriksaan adanya gejala klinik baik ekstra oral maupun intra oral
dalam rongga mulut. Evaluasi klinis dilakukan dengan pemberian
kriteria skor kesembuhan pada suatu kasus. Kriteria tersebut meliputi:
buruk, dan baik.
11
Tabel 1 berikut :
Kategori Perawatan
Pemeriksaan
Subyektif Kategori evaluasi klinis
Tabel 2 berikut :
Kategori Pemeriksaan Obyektif
Perk Palpa
evaluasi klinis Sondasi usi si CE
Baik - - - +
Buruk - - - -
- = Tidak sakit
+ = Sakit
Keterangan :
-/+ = Tidak Nyaman
12
Buruk - -
Keterangan : - = Tidak sakit
+ = Sakit
G. Instrumen penelitian
1. Alat:
a. Alat tulis digunakan untuk menulis data yang didapatkan dari
rekam medik
b. Check list untuk mengumpulkan data
2. Bahan
a. Rekam medik (Data sekunder responden)
Pengumpulan data diambil dari data rekam medik
meliputi nama dan jumlah pasien yang sudah diperiksa, yang
nantinya akan dilakukan scoring untuk menentukan gigi
responden.
H. Jalannya penelitian
1. Tahap pre-penelitian
a. Pembuatan proposal Karya Tulis Ilmiah
b. Melakukan survei data awal penelitian ke Puskesmas Bojongsari
yang menjadi lokasi penelitian
c. Mengurus surat ijin penelitian ke Puskesmas Bojongsari yang
menjadi lokasi penelitian
d. Mempersiapkan alat dan bahan
13
2. Tahap pelaksanaan
a. Melakukan pendataan tentang identitas responden yang meliputi
nama, umur, jenis kelamin, elemen gigi yang diperiksa dan
pekerjaan
b. Melaksanakan penelitian dengan mengevaluasi pasien yang
telah dilakukan perawatan saluran akar secara klinis dengan
melihat data sekunder ( Rekam Medik ) pada Januari sampai
degan September 2018 di Puskesmas Bojongsari
c. Skoring penilaian keadaan kondisi gigi responden 1-3 bulan
setelah perawatan, 4-6 bulan setelah perawatan dan > 6 bulan
setelah perawatan
d. Melakukan analisis data
I. Analisis data
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode penelitian menggambarkan
data yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Data ditampilkan dalam
bentuk frekuensi dan persentase. Tujuan dilakukan analisis deskripstif
pada penelitian ini adalah untuk menggambarkan data secara
sistematis berdasarkan jenis kelamin, umur, elemen gigi dan status
sosial.
2. Analisis analitik
Analisis analitik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
mann-whitney. Uji mann-whitney merupakan pengujian untuk
mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara dua populasi yang
distribusinya sama,melalui dua sampel. Tujuan menggunakan uji
mann-whitney pada penelitian ini untuk membandingkan 2 kelompok
yang tidak berpasangan pada keberhasilan perawatan saluran akar
pada gigi yang mengalami nekrosis pulpa dan pulpitis ireversibel pada
1-3 bulan, 4-6 bulan dan > 6 bulan setelah perawatan.
J. Etika penelitian
Penelitian ini memiliki etika yaitu kerahasiaan rekam medik
14
K. Alur penelitian
Pemeriksaan Klinik
Pemeriksaan obyektif
dan pemeriksaan subyektif
bandingkan
kesimpulan
15
Daftar Pustaka
.
16
9