Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul
“Kesehatan Gigi pada Masa Kehamilan”.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna mengingat keterbatasan dalam hal pengetahuan dan kemampuan,
sehingga tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati , penulis menerima saran-saran
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pikah yang telah membantu dalam proses pengerjaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada para pembaca.

Maninjau, Agustus 2020

Drg. Muthia Ipzarni


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii

BAB I

PENDAHULUAN ……………………………….………………......1

1.1 Latar Belakang ………………………………….…………….....1

1.2 Tujuan Permasalahan………………….……………………....... 1

1.3 Perumusan Masalah …...……………………………………...... 1

BAB II

PENELURUSAN LITERATUR ……………………………… …...2

2.1 Karies........………………………………………………… …....2

2.2 Gangren..........................................………………………… …...2

2.3 Malnutrisi.............. ........................................................................3

2.4 Demam................................................... ...……………………....4

2.5 Pulpitis...........................................................................................5

BAB V

PENUTUP …………………………………………………………..8

5.1 Kesimpulan …………………………………………………… ..8

5.2 Saran ………………………………………………………….. ..8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

   Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.

Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Peningkatan prevalensi karies banyak

dipengaruhi perubahan dari pola makan. faktor-faktor risiko dan perkembangan

karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti

daerah berkapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Lubang gigi

disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak

karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa.

Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi

sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan

remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi

menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak

mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.

Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email.

Seperti kita ketahui bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling

keras dan padat di seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk

karbohidrat) atau susu yang menempel pada permukaan email akan bertumpuk

menjadi plak, dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri

yang menempel pada permukaan bergula tersebut akan menghasilkan asam dan

melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi.

Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada email. Bila proses
ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa berhenti sendiri,

kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penumpatan

(penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Makanan dan Kandungan apa saja yang mengakibatkan Karies?

2. Bagaimana hubungan Malnutrisi dengan Karies?

3. Bakteri apa saja yang ada pada proses pembentukan Karies?

4. Bagaimana proses metabolisme Karbohidrat didalam mulut?

5. Bagaimana Patogenesis Karies ?

6. Bagaimana pengaruh Vitamin dan Mineral dalam perkembangan dan

pertumbuhan gigi ?

7. Bagaimana penanganan terhadap pasien?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya karies.

2. Untuk mengetahui makanan dan kandungan yang bergizi untuk

menghindari terbentuknya karies.

3. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya karies.

4. Untuk mengetahui tindakan Dokter kepada Pasien.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karies

Karies adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi atau

daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara

bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus

berkembang ke bagian dalam gigi, karena di dalam mulut terdapat bakteri yang

mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam.

Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang

disebut plak, yang menempel pada gigi. Karies gigi dapat mempengaruhi berbagai

bagian dari gigi, termasuk enamel, dentin, pada mahkota atau akar gigi. Karies

dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cememtum)

oleh aktivitas sel jasad renik (mikroorganisme) dalam dental plak.

Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam

yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,

fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi

sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami

demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses

demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih

banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Jenis-jenis bakteri yang berperan dalam pembentukkan karies :

1.Streptococcus mutans

2.Lactobacill

3.Lactobacillus acidophilus,Actinomyces,viscocus,nocardia(karies pada akar

gigi)

4. Bakteri Bifidobacterium dentium Bd1

2.1.1 Gejala dan Penyebab Karies Gigi

Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi:

 Gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang, lekukan

maupun alur yang menahan plak.

 bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri

jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi. yang paling sering

adalah bakteri streptococcus mutans.

 sisa-sisa makanan.

2.2 Makanan Sebagai Penyebab Terjadinya Karies

2.2.1 Bahan Makanan yang menyebabkan Karies

Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya karies gigi harus

kontak dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Karbodidrat ini apabila

terdapat dalam jumlah cukup besar, sering dikonsumsi, terutama jenis yang

lengket atau melekat pada gigi, maka kemungkinan terjadinya karies juga cukup

tinggi.
Ada jenis karbohidrat yang dijumpai, yaitu : tepung polisakarida, sukrosa

dan glukosa, dimana sukrosa paling mudah menyebabkan terjadinya karies atau

lubang gigi.

Karbohidrat ini dapat dijumpai pada hampir semua makanan, sedangkan

makanan atau pada jajanan yang disukai pada anak-anak banyak dijumpai pada

makanan : permen, coklat, kue-kue dan gula. Sedangkan karbohidrat dalam buah-

buahan tidak menimbulkan karies, karena jumlahnya tidak banyak. Meskipun

karbohidrat dapat menyebabkan karies, namun demikian kita tidak perlu takut

untuk mengkonsumsinya, asalkan kita rajin membersihkan dan merawat gigi kita

dengan baik dan benar.

2.2.2Ngemil di malam Hari Membuat Gigi Karies

Kebiasaan ngemil di malam hari atau baru sempat makan di atas pukul

21.00 bukan cuma membuat bobot tubuh gampang membengkak, tapi juga

mengancam kesehatan gigi.

Apa pun camilan atau makanan yang diasup di malam hari berisiko untuk

meningkatkan gigi cepat rusak. Para peneliti menerangkan bahwa ngemil dimalam

hari bisa menyebabkan gigi mudah rusak akibat aktivitas mulut yang tidak ada

henti nya. Banyak orang lebih malas menyikat giginya pada malam hari, inilah

penyebab kenapa gigi lebih cepat rapuh. Selain itu air liur pada malam hari

menurun sehingga tidak bisa mengurai sisa-sisa makanan yang menempel, dan

menekan dampak dari makanan manis dan asam, serta minuman yang dikonsumsi.

Dengan sedikit air liur asam dibentuk oleh bakteri dalam flak bersentuhan dengan
makanan yang mengandung gula tetap berada dalam mulut dalam waktu yang

lama ini yang menyebabkan makanan merusak email gigi dan terjadi karies.

Peneliti mengamati apa yang terjadi dengan para 'pemakan malam' ini

selama enam tahun berikutnya. Hasilnya sangat mengejutkan, 'pemakan malam'

lebih mungkin mengalami kehilangan atau kerusakan gigi, bahkan setelah

memperhitungkan faktor-faktor lain seperti usia, merokok dan konsumsi

karbohidrat atau gula.

Para dokter menyarankan bahwa untuk mengurangi kerusakan, penting untuk

menyikat gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi ber-flouride, dan salah

satunya sebelum tidur.

Dan bila memungkinkan, hanya mengonsumsi air putih setidaknya satu

jam sebelum menyikat gigi terakhir. meskipun dokter gigi tidak bisa

menghentikan kebiasaan pasiennya yang suka makan di malam hari, tapi dokter

harus mampu membuat pasien sadar dengan risiko yang akan terjadi.

Praktisi kesehatan harus menyadari implikasi kesehatan mulut dari

kebiasaan makan di malam hari, meningkatkan skrining dan upaya pendidikan

kesehatan mulut, serta membuat rujukan pengobatan yang diperlukan.

2.3 Bakteri Pembentuk Karies

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan

tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya. Bakteri umumnya

merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak

mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).


Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki

jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-

mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di

lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah

maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni

seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat

sisa metabolisme.

Bakteri juga ikut berperan dalam rongga mulut, dan Salah satu faktor yang

memungkinkan terjadinya karies adalah bakteri, didalam mulut mengandung

sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang menyebabkan

pembusukan pada gigi atau karies. Dalam keadaan normalpun , terdapat banyak

bakteri didalam mulut. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan

karbohidrat) menjadi asam.

A. Bakteri

Sifat kariogenik ini berkaitan dengan kemampuan untuk:

o     Membentuk asam dari substrat (asidogenik)

o     Menghasilkan kondisi dengan pH rendah (<5)

o     Bertahan hidup dan memproduksi asam terus menerus pada kondisi dengan

pH yang rendah (asidurik)


o     Melekat pada permukaan licin gigi

Menghasilkan polisakarida tak larut dalam saliva dan cairan dari makanan

guna membentuk plak.

Tiga jenis bakteri yang sering mengakibatkan karies yaitu:

1. Laktobasilus

Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan. Tempat yang paling disukai

adalah lesi dentin yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan pada plak

dan dentin berkaries hanya kebetulan dan Laktobasilus hanya dianggap

faktor pembantu proses karies.

2. Streptokokus

Bakteri kokus Gram positif ini adalah penyebab utama karies dan

jumlahnya terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya, yaitu

Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain dan dapat

menurunkan pH medium hingga 4,3. S. mutans terutama terdapat pada

populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa. Streptococcus mutans

merupakan Bakteri yang pertama kali berkontak dengan pelikel, karena

bakteri ini mempunyai kemampuan melekat pada gigi. Pelikel

merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan bersifat amorf yang

berasal dari glikoprotein saliva pada permukaan email.

Streptococcus mutans dan laktobasolus merupakan kuman yang yang

kariogenik karena mampu segera membuat asam dari karbonhidrat yang


dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam

suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena

kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket

dari karbonhidrat makanan. Polisakarida ini terdiri dari polimer glukosa,

menyebabkan matrik plak pada gigi mempunyai konsistensi seperti

gelatin. Akibatya bakteri-bakteri akan terbantu untuk melekat pada gigi,

serta juga saling melekat satu sama lain. Dan karena plak makin tebal

maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak

tersebut. Dan ternyata dalam mulut pasien yang karies aktif, jumlah

Streptococcus mutans dan laktobasolus lebih banyak ketimbang pada

rongga mulut orang yang bebas karies. Dan penyelidikan akhir-akhir ini

juga memperlihatkan bahwa Streptococcus mutans dapat dipindahkan

dari ibu ke bayinya, mungkin dengan kontak oral.

3. Aktinomises

Semua spesies Aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama

membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actinomyces

viscosus dan A. naeslundii mampu membentuk karies akar, fisur, dan

merusak periodontonium.

2.4 Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah gula. Beberapa gula sederhana, dan lainnya lebih

kompleks. Sucrose (gula meja) dibuat dari dua gula yang lebih sederhana yaitu

glukosa dan fruktosa. Lactose (gula susu) terbuat dari glukosa dan galactose. Baik

sucrose maupun lactose harus dipecahkan ke dalam gula pembentuknya dengan


enzim sebelum badan bisa menyerap dan memakai mereka. Karbohidrat pada roti,

pasta, padi, dan makanan lain yang berisi karbohidrat adalah rangkaian panjang

molekul gula sederhana. Molekul ini yang lebih panjang juga harus dibongkar

oleh tubuh.

Jika enzim yang diperlukan untuk mengolah gula tertentu hilang, gula bisa

menumpuk di badan, menyebabkan masalah.

Metabolisme karbohidrat mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian

(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas

tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur

metabolisme. Metabolism total merupakan semua proses biokimia di dalam

organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa

metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. KARBOHIDRAT

merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai pada tubuh

makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia.

2.4.1 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah

karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan

fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus.

Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus halus.

2.4.2 Metabolism karbohidrat pada rongga mulut

Rongga mulut à a amilase saliva bekerja pada zat pati menghasilkan maltosa,

beberapa glukosa, unit-unit moekul pati yang kecil.


2.5 Malnutrisi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ

serta menghasilkan energi.

Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan

untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan

zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang

bisa dikatakan malnutrisi

Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar belakang

ekonomi lemah. Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi yaitu sebab

akibat yang timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi

buruk akibatnya tidak baiknya mutu/jumlah makanan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan tubuh masing – masing orang. Jumlah kasus gizi buruk pada balita

yang ditemukan dan ditangani tenaga kesehatan

Masalah gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya

dapat ditanggulangi dengan pengobatan medis/kedokteran. Namun, kemudian

disadari bahwa gejala klinis gizi kurang yang banyak ditemukan dokter ternyata

adalah tingkatan akhir yang sudah kritis dari serangkaian proses lain yang

mendahuluinya.

Pertumbuhan gigi dan mempengaruhi pembagian usia rentan terhadap gigi

berlubang tapi juga jumlah yang tinggi pada gigi permulaan yang rusak.
Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis

yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali

disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi,

buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya

juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan

berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.

Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas

nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup

lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan,

penyakit, dan infeksi.

2.6 Vitamin dan Mineral yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan

gigi

 VITAMIN

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh kita, yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan

tubuh. Tanpa vitamin, manusia , hewan dan mahluk hidup lainnya tidak akan

dapat melakukan aktifitas hidup. Dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan

memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Vitamin berdasarkan kelarutannya didalam air dapat dibagi menjadi :

 Vitamin yang larut dalam air : vitamin B dan vitamin C

 Vitamin yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam lemak : vitamin

A, D, E, K.

Vitamin yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan gigi adalah :


o Vitamin A

Vitamin A dibutuhkan untuk membangun gigi dan tulang yang kuat. Sumber

beta karoten yang diubah menjadi vitamin A oleh tubuh adalah buah yang

berwarna oranye dan sayuran yang berwarna oranye dan hijau.

o Vitamin D

Diperlukan untuk menyerap kalsium yang baik untuk pertumbuhan gigi. Sumber

vitamin D dapat diperoleh dari susu cair, susu kedelai, margarin, ikan berlemak,

ikan salmon dan dapat dari sinar matahari.

 MINERAL

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara

anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan mempunyai

atom-atom yang tersusun secara teratur. Mineral yang baik untuk pertumbuhan

dan perkembangan gigi adalah :

o Kalsium

Kalsium merupakan bahan utama dalam pembentukan dentin dan email, asupan

kalsium yang kurang pada masa pertumbuhan bayi dan anak dapat

mengganggu pertumbuhan gigi, bisa juga gigi yang terbentuk menjadi tidak

kokoh dan rapuh. Oleh sebab itu dalam masa kehamilan seorang ibu dianjurkan

untuk mengkonsumsi kalsium agar pertumbuhan tulang dan gigi anak yang

dikandung dapat terbentuk dengan baik.

Produk susu rendah lemak, susu kedelai, ikan salmon, sarden, ikan teri

kering, almond, sayuran hijau adalah sumber kalsium yang baik.


o Fluor

Fluor berperan penting dalam proses mineralisasi dan pengerasan pada

email gigi. Pada saat gigi dibentuk yang pertama kali terbentuk adalah

hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah

fluor akan menggantikan gugus hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan

membentuk fluorapatit yang menjadikan gigi tahan terhadap kerusakan.

Paparan fluor dalam dosis rendah yang terjadi terus menerus akan mencegah

terjadinya kerusakan gigi.

Sumber utama fluor adalah dari air minum.

o Magnesium

Magnesium berfungsi mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium

didalam email gigi. Sumber magnesium dapat diperoleh dari sayuran hijau,

sereal, biji-bijian, kacang-kacangan dan susu.

o Fosfor

Asupan fosfor yang kurang akan mengganggu proses pembentukan gigi,

akibat kekurangan asupan fosfor juga akan mengakibatkan gigi mudah

keropos dan mudah terkena karies.

Sumber fosfor antara lain susu, keju, ikan teri, kacang-kacangan dan sarden.

o Protein
Protein digunakan untuk pembentukan keratin yang terdapat dalam email gigi.

Protein banyak terkandung dalam susu yang merupakan nutrisi utama pada

bayi dan anak-anak.

2.7 Pengaruh Susu

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar

susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka

dapat mencerna makanan padat. Susu juga mengandung banyak vitamin dan

protein.

fungsi kalsium :

1. Pembentukan Tulang dan Gigi yang Sehat

Begitu bayi lahir hingga usia enam tahun adalah usia rawan terhadap

kebutuhan kalsium, yang merupakan komponen utama dari pembentukan

gigi sehat dan kuat.

Periode rawan kebutuhan kalsium berikutnya, terjadi sampai usia delapan

belas tahun, yang menjadi periode kesempatan terakhir untuk mengatasi

defisiensi (kekurangan) kalsium berkaitan dengan pertumbuhan tulang.

Tulang sendiri mengalami puncak proses pemadatannya sampai seseorang

berusia tiga puluh lima tahun. Lewat dari usia tiga puluh lima tahun, massa

tulang secara perlahan mulai berkurang.Kalsium dalam bentuknya sebagai

garam kalsium berfungsi sebagai pengeras tulang agar kerangka tubuh

mampu menyokong keseluruhan badan berdiri tegak.

2. Kerja Otot dan Jaringan Syaraf


3. Sistem Imunitas / Kekebalan

4. Jantung dan Jaringan Pembuluh Darah

5. Sistem Pencernaan

Kekurangan kalsium pada tulang dan gigi

Bila tulang kekurangan kalsium, disebut sebagai osteoporosis, maka akan

terjadi tulang mudah retak atau patah. Dalam kondisi yang serius, bahkan tulang

bisa retak walau dalam kondisi aktivitas badan yang normal.

Kekurangan asupan kalsium, atau daya resap asupan kalsium yang kurang,

plus kekurangan dalam penyinaran matahari, menjadi penyebab dari kurangnya

kandungan kalsium dalam tulang. Tulang menjadi rapuh, yang tampak pada

kondisi tulang rusuk atau tulang kaki yang tidak berkembang sempurna, dengan

gejala-gejalanya seperti: sakit pinggang, tulang rusuk yang rapuh, dan kaki yang

berbentuk “O” atau “X”.

Faktor yang mempengaruhi anak tidak mau minum susu yaitu :

1.Ukuran dan bentuk dot

2.Rasa susu yang tidak sesuai

3.Pengaruh mood

4.Pengaruh orang tua

Penting Untuk Mineralisasi

Secara sistemik fluoride sangat dibutuhkan dalam perkembangan gigi pada

masa mineralisasi gigi agar email menjadi lebih tahan terhadap karies. Benih gigi

dibentuk pada waktu janin masih dalam kandungan dan masa kanak-kanak.

Mineralisasi gigi sulung dimulai pada waktu janin berusia 5 bulan dalam
kandungan.

Pada gigi permanen, mineralisasi pertama adalah pada gigi geraham pertama

bawah, dimulai beberapa minggu pertama setelah bayi lahir. Gigi yang terakhir

dibentuk adalah gigi geraham ke tiga, mineralisasinya dimulai pada usia 9 tahun.

Secara fisiologis, flour terdapat dalam tulang dan gigi. Fluor dapat

dikonsumsi melalui air minum, makanan seperti ikan, sayur-sayuran, dan susu,

atau diberikan dalam bentuk suplemen seperti tablet atau gel. Pemberian suplemen

ini biasanya diberikan sejak anak berusia setahun atau dua tahun, dan diulang

setahun kemudian. Di usia 2 tahun, biasanya gigi anak masih bagus, sehingga

proses fluorisasi bisa maksimal.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi,yaitu

email,dentin,dan sementum,yang disebabkan oleh bakteri.Tandanya ialah

adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya.

Penyebab karies adalah jenis karbohidrat,seperti sukrosa,glukosa

dan fruktosa yang kemudian di uraikan oleh bakteri streptococcus mutans

dan lactobacilus sehingga membentuk senyawa asam.Faktor lain

menyebabkan karies adalah malnutrisi yang di alami si anak pada umur 3

tahun.Anak tersebut kekurangan asupan nutrisi yang di perlukan untuk

pertumbuhan anak tersebut seperti mineral yang mencakup

kalsium,fosfor,magnesium flour dan protein,karena zat-zat tersebut di

butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak,khususnya kalsium

dan vitamin D.

Pada kasus di atas disebutkan bahwa anak tersebut suka memakan

coklat dan makanan yang manis-manis serta suka ngemil di malam

hari.Hal tersebut berdampak buruk pada kebersihan mulut si

anak,kebiasaan ngemil di malam hari dapat menyebabkan gigi

karies,karena pada malam hari air liur jumlahnya sedikit,sehingga mulut

kering.air liur tersebut berfungsi mengurai makanan pada mulut,sehingga


makanan menumpuk pada gigi karena tidak terurai,hal tersebut yang dapat

menyebabkan karies.

Hal di atas dapat bisa di cegah dengan cara menggosok gigi dan

pemakaian flour,hal tersebut terbukti mengurangi kerentanan gigi terhadap

karies.Gigi yang bersih ,gigi yang bebas dari plaktidak akan mengalami

karies,namun sangat sedikit individu yang dapat membersihkan

permukaan gigi dengan baik

5.2 Saran

1. Menggosok gigi sebelum atau sesudah sarapan dan sebelum tidur dimalam

hari.Serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari.

2. Mengurangi makanan-makanan yang manis-manis,berkumur-kumur

setelah memakan makanan yang manis.

3. Memakan makanan yang mengandung kalsium,fosfor,vitamin C dan

vitamin D yang berguna untuk memperkuat gigi.

4. Memakan makanan yang mengandung protein,karena protein dapat

menghambat terjadinya proses karies.

5. Memakan makanan yang mengandung lemak,karena lemak dapat

membentuk lapisan minyak pada gigi,sehingga gigi menjadi licin dan

karbohidrat sulit melekat pada gigi.

6. Memakan sayur-sayuran karena mengandung nitrat,bahan yang dapat

menghambat kerja bakteri.

7. Memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai