012106147
SKENARIO : SARIAWAN BERULANG DI RONGGA MULUT
Caries dentis
1. Definisi
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit
ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan
kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah
menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman Perunggu, zaman Besi,
dan masa pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan
dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh
dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang
terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.
Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun
berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat
dengan mata telanjang, terkadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati
daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
2. Etiologi
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga
menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan
remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi
lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang
luluh dan membuat lubang pada gigi.
Penjelasan :
Gigi adalah bagian tubuh yang terkeras dan terkuat dari anggota tubuh lainnya. Bahkan
jika dibandingkan dengan tulang sekalipun. Hanya saja kelemahan dari gigi adalah tidak
tahan terhadap serangan asam dan jika rusak — ia tidak mempunyai daya reparatif
(memperbaiki diri sendiri) sebagaimana anggota tubuh lainnya. Karena itu sekali lubang gigi
terbentuk maka tidak ada jalan lain untuk mengembalikannya ke keadaan semula kecuali
dengan ditambal. Sedangkan untuk mencegah terbentuknya karies maka pencegahan pertama
adalah dengan mengurangi aktivitas fermentasi gula menjadi asam oleh bakteri yaitu
mengurangi akumulasi plak dengan menggosok gigi setiap hari dan teliti setiap permukaan
gigi sudah tersikat.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya karies gigi harus kontak
dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Karbodidrat ini apabila terdapat dalam
jumlah cukup besar, sering dikonsumsi, terutama jenis yang lengket atau melekat pada gigi ,
maka kemungkinan terjadinya karies juga cukup tinggi.
Ada jenis karbohidrat yang dijumpai, yaitu : tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa,
dimana sukrosa paling mudah menyebabkan terjadinya karies atau lubang gigi.
Karbohidrat ini dapat dijumpai pada hampir semua makanan, sedangkan makanan atau
pada jajanan yang disukai pada anak-anak banyak dijumpai pada makanan : permen, coklat,
kue-kue dan gula. Sedangkan karbohidrat dalam buah-buahan tidak menimbulkan karies,
karena jumlahnya tidak banyak. Meskipun karbohidrat dapat menyebabkan karies, namun
demikian kita tidak perlu takut untuk mengkonsumsinya, asalkan kita rajin membersihkan
dan merawat gigi kita dengan baik dan benar.
Berbagai jenis makan yang kita makanan telah diketahui dapat mencegah terjadinya karies
gigi. Makanan tersebut, antara lain :
a. Makanan yang mengandung Kalsium, fosfor dan vitamin terutama vitamin Central dan D.
Pada umumnya jenis-jenis makanan yang mengandung bahan tersebut antra lain susu,
telur dan buah-buahan. Makanan yang mengandung kalsium, fosfor dan vitamin Central, D
dapat menguatkan gigi, sehingga gigi tidak mudah terjadi karies atau lubang gigi.
Protein juga telah diketahui dapat menghambat terjadinya proses karies atau
kerusakan gigi oleh kuman dan asam. Adapun makanan yang kaya akan kandungan
protein antara lain : tahu, tempe, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, susu, roti dan lain
sebagainya.
Lemak dapat mencegah terjadinya karies atau lubang gigi karena dapat membentuk
lapisan minyak pada permukaan gigi, sehingga gigi menjadi licin dan karbohidrat sulit
melekat pada gigi. Sebagai contoh orang-orang Eskimo yang mempunyai kebiasaan makan
ikan laut yang banyak mengandung minyak ikan, menyebabkan orang tersebut jarang
terserang karies.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
d. Sayur-sayuran
Makanan yang mempunyai daya pembersih gigi banyak terdapat pada makanan yang
berserat. Pada saat kita kunyak makanan ini akan membersihkan gigi dari penyebab karies.
Makanan ini banyak terdapat pada apel, jeruk, seledri, jambu dan sebagainya. Makanan ini
baik kita makan sesudah makan atau diantara waktu makan. Namun demikian meskipun kita
sudah makan makanan berserat bukan berarti kita tidak harus menyikat gigi setelah makan.
Sikat gigi harus tetap kita lakukan untuk mencegah terjadinya karies.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka selain sikat gigi kita juga harus memperhatikan
dan menjaga makanan yang kita makan sehari-hari. Makanan tersebut hendaknya
mengandung bahan-bahan makanan yang mengandung bahan di atas. Selain itu pengaruh
makanan tterhadap timbulnya karies juga ditentukan oleh macam makanan yang dimakan,
jumlah makanan yang dimakan, kapan kita makan makanan itu, urutan makanan itu dimakan
dan makanan tersebut dipersiapkan. Hal itu berhubungan dengan ada tidaknya karbohidrat
yang ada dalam makanan yang kita makan, jumlah karbohidrat ynag dimakan dan kapan
makanan yang mempunyai daya bersih kita makan.
4. Waktu
Faktor lainnya
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjögren, diabetes
mellitus, diabetes insipidus, dan sarkoidosis.
Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor
yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang
menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
PLAK
Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antaranya. Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces
viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya, yang
terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan
melainkan tebentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email yang besih dilapisi oleh lapisan
organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terdiri atas glikoprotein yang diendapkan
dari saliva dan tebentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu
membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula
menghuni pelikel terutama yang terbentuk kokus. Yang paling banyak adalah streptokokus.
Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket
dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri yang lain.
Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung (gigi anak). Hal ini
disebabkan karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan gigi
dewasa (gigi tetap). Oleh karena itu, pencegahan kerusakan gigi harus dilakukan sedini
mungkin.
Karies sangat sering terjadi pada gigi-gigi geraham, terutama pada permukaan kunyah,
karena pada permukaan tersebut terdapat parit-parit kecil yang cukup dalam sehingga
permukaan sikat gigi tidak dapat menjangkaunya dan mengakibatkan penumpukan sisa
makanan di parit tersebut. Pencegahan karies bisa dilakukan dengan menutup parit-parit
tersebut dengan suatu bahan restorasi sebelum karies terjadi.
Perawatan
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada
karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.[1] Untuk lesi yang
jecukm florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang
besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaha struktur
lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan
perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau onat
lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah
berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik. Ketika
lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk
mengembalikan fungsionalitas dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas.
Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih
sering digunakan.
Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown yang terbutat dari
emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.
Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi
endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi,
pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material
seperti karet yang disebut gutta percha.
Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut
telah hancur karena proses pelubangan.
Jenis Keterangan
Karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan terluar dan
Karies
terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau
inspiens
coklat pada enamel.
Karies Karies yang sudah mencapai bagian dalam enamel dan kadang-kadang
superfisialis terasa sakit.
karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bahagian
Karies media pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit
apabila terkena rangsangan dingin, makanan masam dan manis.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Karies yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga terjadi
Karies peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit waktu makan dan sakit secara
profunda tiba-tiba tanpa rangsangan. Pada tahap ini apabila tidak dirawat,maka gigi
akan mati dan memerlukan rawatan yang lebih kompleks.
3. Patogenesis
Saladin: Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Third Edition
Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Seperti kita
ketahui bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat
di seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang
menempel pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media
pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan bergula
tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi
proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada
email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa berhenti
sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penumpatan
(penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.
Email adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar. Dentin adalah lapisan yang
lebih lembut di bawah email. Kamar pulpa berisi nerves dan pembuluh darah.
Merupakan bagian hidup dari gigi.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
2. Lesi putih
Bakteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam. Asam akan
menyerang crystal apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang
pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi putih. Pada tahap ini, proses
terjadinya karies dapat dikembalikan.
3. Karies email
Proses demineralisasi berlanjut email mulai pecah. Sekali ketika permukaan email
rusak, gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya sendiri. Kavitas harus dibersihkan dan
direstorasi oleh dokter gigi.
4. Karies Dentin
Karies sudah mencapai ke dalam dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis
email.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Jika karies dibiarkan tidak dirawat, akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana saraf
gigi dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula
(jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.
4. Manifestasi klinis
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang
terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian
menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat
dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies
gigi dapat menyebabkan nafas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam
kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga
menjadi berbahaya.
5. Pencegahan karies
Kebersihan mulut
Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini
telah popler di Finlandia. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri
memetabolisme xilitol.
Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah
terbukti menurunkan kasus karies gigi. Florida dapat membuat enamel resisten
terhadap karies. Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih
mulut.
6. Pengobatan
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat
dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuahan gigi untuk mengembalikan bentuk,
fungsi, dan estetika. Namun belum diketahui cara bagaimana untuk meregenerasi secara
besar-besaran pada struktur gigi. Maka, organisasi kesehatan gigi terus menjalankan
penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan
makanan.
Halitosis
1. Definisi
Bau mulutbkarena adanya bakteri
2. Etiologi
Halitosis Causes
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
The number of halitosis causes is large, and almost everyone is likely to get halitosis at some
time in their life. Halitosis is a medical term for bad breath. In most cases, the halitosis causes
are easy to determine and rectify quickly. In other cases, patients may have to see a doctor or
oral health specialist in order to determine the exact halitosis cause.
When food is eaten, it is digested and then absorbed into the bloodstream. The blood is
carried through the lungs where it picks up oxygen. Carbon dioxide is taken from the blood to
be released through the mouth; this is what happens when a person exhales. Foods that
halitosis causes get into the blood stream and then cause the blood to release carbon dioxide
and odor. This odor can be foul smelling, and can escape the body through a burp or through
simply breathing out. This halitosis cause is normally temporary and lasts only as long as the
food product remains in the blood stream.
Other common items that are known halitosis causes related to food are supplements. Many
supplements are made from foods that are known to be halitosis causes. This includes things
like fish oil pills and supplements based on garlic and curry. These halitosis causes can
sometimes be worse than ingesting the foods in their natural form because of their intense
concentration.
Smoking
Smoking is another one of the halitosis causes that can result in severe cases of bad breath.
Smoking is one of the halitosis causes, but smoking also has several other effects that can
result in cases of halitosis. Smoking stains teeth and also damages gums and expedites
tooth decay. All of these have the unwanted side effect of being halitosis causes. In order to
prevent halitosis, many oral hygiene experts recommend avoiding both short-term and long-
term use of tobacco products.
Dental Issues
While some halitosis causes are the direct result of consuming a certain food or using tobacco
products, other halitosis causes are less controllable. There are a number of dental and oral
conditions that are known to be halitosis causes. Dry mouth is one oral condition, which is
frequently identified as one of the main halitosis causes. Dry mouth, also known as
xerostomia, is a condition in which a person’s mouth does not produce the normal level of
saliva. Saliva plays an important role in digestions and the process of breaking down food.
Xerostomia is one of the halitosis causes because the lack of saliva prevents bacteria and food
particles in the mouth from being broken down and digested. A low saliva level can be
caused by medication, problems in the salivary gland, or excessive breathing through the
mouth.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Another oral complication that results in halitosis causes is a periodontal infection. These are
infections of the gum in which the tissue that helps hold the teeth in place becomes infected.
As the gum recedes, food particles are more likely to get stuck in the gum, resulting in
halitosis causes. Infections in the mouth, like gum infections, can also be direct halitosis
causes. Other infections in the mouth, including throat infections, are also known halitosis
causes.
Taking poor care of dental hygiene is also another of the halitosis causes. A person who does
not brush regularly or who does not floss regularly is more likely to get halitosis. Brushing
and flossing help to keep the mouth clean, and to remove small pieces of food that may
become lodged in between the teeth. These pieces of food attract bacteria, which can be
halitosis causes. Keeping good dental hygiene is one of the best ways to fight halitosis
causes.
Medical Problems
Infections in the mouth are major halitosis causes, but there are many other diseases and
conditions that can also be halitosis causes. One of the most common halitosis causes is
sinusitis. Sinusitis is an infection of the sinuses, and often results in a postnasal drip where
snot or phlegm drains into the back of the throat. Along with a postnasal drip, people
suffering from sinusitis also experience increased mucous production, another halitosis cause.
As mucous production increases, the amount of clean air that can flow through the nasal
cavity decreases. At the same time, the amount of bacteria that is growing in the sinuses and
in the nasal cavity increases. Much of the bacteria that grows in mucous, also releases odor.
This odor is among the most common of direct halitosis causes, and accounts for a large
number of halitosis causes during the cold winter months.
In addition to infections in the mouth, there are also a number of other illnesses throughout
the body that have been identified as halitosis causes. One of these halitosis causes is
bronchitis. Bronchitis, along with many other lung conditions that are halitosis causes, results
in a build-up of excess fluid and mucous in the lungs. Much like a sinus infection, this
mucous provides a place for bacteria to grow. Bacteria release odors, making them halitosis
causes culprits.
Another condition that can be halitosis causes are stomach problems. The stomach is closely
linked to the body’s processing of oxygen and breath, so stomach problems are often halitosis
causes. Lactose intolerance is one of the common halitosis causes because lactose intolerant
patients are unable to process milk properly. When a person who is lactose intolerant ingests
milk, his or her body is unable to process the lactose properly. In many cases, the enzymes or
bacteria that break down lactose are not functioning properly. These enzymes will often
release large quantities of gas during the digestive process, which in turn passes through the
mouth, becoming one of the halitosis causes. This process of the digestive system releasing
gas through the oral cavity is the cause of halitosis in many people with stomach and
digestive conditions.
While worrying about morning breath and all of the other halitosis causes, people who wear
dentures or who have dental appliances must also take extra care in order to eliminate
halitosis causes. Dentures fit over a person’s gums, and although they usually stick in place
with a strong seal, it is possible for food to become lodged between the gum and denture.
This is a common cause among people who wear dentures, but it can be prevented with
proper cleaning and denture care. Dentures also pose a problem because a person is unable to
feel when food becomes lodged in the space between the teeth. The causes of halitosis can be
prevented by properly brushing dentures at night and by making sure that dentures are soaked
in a cleaning solution.
Dental appliances, like braces and retainers, can also trap food particles and become a cause
of halitosis like dentures. Braces and retainers must be carefully cleaned in order to prevent
bacteria from causing halitosis. Special cleaning instruments should be used to ensure that no
food remains lodged in braces or retainers. Dental appliances can also be a cause of halitosis
by rubbing against the sensitive parts of the mouth like the gums and creating sores. These
sores can become infected and breed bacteria, which in turn is a halitosis cause.
3. Patogenesis
The by-products of this normal process are Volatile Sulfur Compounds, which
includes the chemical Hydrogen sulfide (the rotten egg smell). Other chemicals
produced can include Cadaverine and Putrescine (the smells of corpses and rotting
flesh). Hence the scary and horrific smells that can emanate from your mouth!
But Halitosis does not need to be horrific. In the early 1990's scientists at the
University of British Columbia discovered that bacteria that were creating these
shocking odors were anaerobic bacteria. This literally means that they cannot
survive in the presence in the oxygen.
4. Manifestasi
Bau mulut
5. Prevention
Although there are many halitosis causes, most of them can be prevented with good
dental hygiene. By brushing teeth regularly and flossing, halitosis causes can be, for
the most part, avoided. If a person is experiencing halitosis and there is no discernable
halitosis causes, then a doctor or oral specialist should be consulted in order to ensure
that the cause of the halitosis is not a serious condition. In the instance where a
medical condition is the cause of halitosis, there are medications and other steps that
can be taken in order to help prevent the causes of halitosis.
IPD
6. Pengobatan
Ulser
1. Definisi
Ulcers are crater-like sores (generally 1/4 inch to 3/4 inch in diameter, but sometimes 1 to 2
inches in diameter) which form in the lining of the stomach (called gastric ulcers), just below
the stomach at the beginning of the small intestine in the duodenum (called duodenal
ulcers) or less commonly in the esophagus (called esophageal ulcers).
© 2001-2011. The HealthCentralNetwork, Inc. All rights reserved. Para HealthCentralNetwork, Inc
All rights reserved.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
http://www.healthscout.com/ency/68/119/main.html
Ulser mulut merupakan luka dalam mulut yang berwarna putih atau kuning yang dikelilingi
oleh warna kemerahan dan menyakitkan.
2. Etiologi
Penyebab sebenar ulser mulut tidak diketahui. Ia mungkin terjadi disebabkan oleh :
Stres
Perubahan hormon
Jangkitan (infeksi)
Kekurangan zat makanan
Alahan
Radioterapi
Kimoterapi
3. Patogenesis
Kesakitan biasanya akan berkurangan dalam tempoh 3-4 hari tetapi ulser akan mengambil
masa selama 10-14 hari untuk sembuh.
Perhatian
Dapatkan pemeriksaan di klinik pergigian jika ulser berlanjutan selepas dua minggu untuk
memastikan ia bukan lesi kanser dan pra-kanser.
4. Manifestasi
5. Pencegahan
- Makanan buah2an dan sayuran terutama yg kaya akan vitamin C
- Sikat gigi sebelum tidur
- Obat kumur
6. Pengobatan
7. Komplikasi
Karies gigi kok bisa?
Stomatitis :peradangan pada rongga mulut
Sumber ulcer mulut : 27 Mei 2008
http://www.infosihat.gov.my/penyakit/Ubat/UlserMulut.php
Pertanyaan skenario :
Anatomi gigi !
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam
pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat
yang sering terselip sisa makanan.
Morfologi Gigi
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Plak yang mengandung bakteri marupakan awal bagi terbentuknya karies. Oleh karena
itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies.
Kawasan-kawasan tersebut yaitu:
a. Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan
pit palatal insisif.
c. Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva
d. Pemukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak
pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodontium