Anda di halaman 1dari 18

ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2

012106147
SKENARIO : SARIAWAN BERULANG DI RONGGA MULUT

Caries dentis

1. Definisi
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit
ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan
kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah
menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman Perunggu, zaman Besi,
dan masa pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan
dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh
dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang
terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.
Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun
berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat
dengan mata telanjang, terkadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati
daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.

2. Etiologi
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga
menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan
remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi
lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang
luluh dan membuat lubang pada gigi.

Karies (caries) adalah penyakit multifaktorial yang meliputi (Keyes 1960):


1. Host : Gigi & saliva
2. Agent : Bakteria kariogenik
3. Environment : Substrat (Sukrosa)
4. Waktu

Penjelasan :

1. Host gigi dan saliva

Gigi adalah bagian tubuh yang terkeras dan terkuat dari anggota tubuh lainnya. Bahkan
jika dibandingkan dengan tulang sekalipun. Hanya saja kelemahan dari gigi adalah tidak
tahan terhadap serangan asam dan jika rusak — ia tidak mempunyai daya reparatif
(memperbaiki diri sendiri) sebagaimana anggota tubuh lainnya. Karena itu sekali lubang gigi
terbentuk maka tidak ada jalan lain untuk mengembalikannya ke keadaan semula kecuali
dengan ditambal. Sedangkan untuk mencegah terbentuknya karies maka pencegahan pertama
adalah dengan mengurangi aktivitas fermentasi gula menjadi asam oleh bakteri yaitu
mengurangi akumulasi plak dengan menggosok gigi setiap hari dan teliti setiap permukaan
gigi sudah tersikat.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147

2. Agent : Bakteria kariogenik

Walaupun penyebabnya rnultifaktor, namun dapat dikatakan bahwa pemicu terjadinya


karies gigi adalah bakteri kariogenik Streptococcus mutans, terutama S. mutans serolipe c
(Schachtele, 1990). S. mutans mempunyai sistem enzim yang dapat mensintesis gluten dari
sukrosa. Enzim yang berperan adalah glukosiltransferase (GTF) yang terdapat di dalam
dinding selnya (Lehner, 1992). Glukan ikatan glikosidik a(1-3) yang disintesis oleh GTF,
merupakan prekursor pembentuk plak gigi (Schachtele, 1990).

3. Environment : Substrat (Sukrosa)

Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya karies gigi harus kontak
dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Karbodidrat ini apabila terdapat dalam
jumlah cukup besar, sering dikonsumsi, terutama jenis yang lengket atau melekat pada gigi ,
maka kemungkinan terjadinya karies juga cukup tinggi.
Ada jenis karbohidrat yang dijumpai, yaitu : tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa,
dimana sukrosa paling mudah menyebabkan terjadinya karies atau lubang gigi.

Karbohidrat ini dapat dijumpai pada hampir semua makanan, sedangkan makanan atau
pada jajanan yang disukai pada anak-anak banyak dijumpai pada makanan : permen, coklat,
kue-kue dan gula. Sedangkan karbohidrat dalam buah-buahan tidak menimbulkan karies,
karena jumlahnya tidak banyak. Meskipun karbohidrat dapat menyebabkan karies, namun
demikian kita tidak perlu takut untuk mengkonsumsinya, asalkan kita rajin membersihkan
dan merawat gigi kita dengan baik dan benar.

Berbagai jenis makan yang kita makanan telah diketahui dapat mencegah terjadinya karies
gigi. Makanan tersebut, antara lain :

a. Makanan yang mengandung Kalsium, fosfor dan vitamin terutama vitamin Central dan D.

Pada umumnya jenis-jenis makanan yang mengandung bahan tersebut antra lain susu,
telur dan buah-buahan. Makanan yang mengandung kalsium, fosfor dan vitamin Central, D
dapat menguatkan gigi, sehingga gigi tidak mudah terjadi karies atau lubang gigi.

b. Makanan yang mengandung protein

Protein juga telah diketahui dapat menghambat terjadinya proses karies atau
kerusakan gigi oleh kuman dan asam. Adapun makanan yang kaya akan kandungan
protein antara lain : tahu, tempe, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, susu, roti dan lain
sebagainya.

c. Makanan yang mengandung lemak

Lemak dapat mencegah terjadinya karies atau lubang gigi karena dapat membentuk
lapisan minyak pada permukaan gigi, sehingga gigi menjadi licin dan karbohidrat sulit
melekat pada gigi. Sebagai contoh orang-orang Eskimo yang mempunyai kebiasaan makan
ikan laut yang banyak mengandung minyak ikan, menyebabkan orang tersebut jarang
terserang karies.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
d. Sayur-sayuran

Sayura-sayuran terutama bayam, selada mempunyai kandungan yang disebut nitrat.


Bahan ini dapat menghalangi atau menghambat kerja bakteri penyebab karies. Apabila
kita makan banyak sayuran, maka bakteri penyebab karies tersebut sulit untuk menimbulkan
kerusakan pada gigi.

e. Makanan yang mempunyai daya pembersih

Makanan yang mempunyai daya pembersih gigi banyak terdapat pada makanan yang
berserat. Pada saat kita kunyak makanan ini akan membersihkan gigi dari penyebab karies.
Makanan ini banyak terdapat pada apel, jeruk, seledri, jambu dan sebagainya. Makanan ini
baik kita makan sesudah makan atau diantara waktu makan. Namun demikian meskipun kita
sudah makan makanan berserat bukan berarti kita tidak harus menyikat gigi setelah makan.
Sikat gigi harus tetap kita lakukan untuk mencegah terjadinya karies.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka selain sikat gigi kita juga harus memperhatikan
dan menjaga makanan yang kita makan sehari-hari. Makanan tersebut hendaknya
mengandung bahan-bahan makanan yang mengandung bahan di atas. Selain itu pengaruh
makanan tterhadap timbulnya karies juga ditentukan oleh macam makanan yang dimakan,
jumlah makanan yang dimakan, kapan kita makan makanan itu, urutan makanan itu dimakan
dan makanan tersebut dipersiapkan. Hal itu berhubungan dengan ada tidaknya karbohidrat
yang ada dalam makanan yang kita makan, jumlah karbohidrat ynag dimakan dan kapan
makanan yang mempunyai daya bersih kita makan.

4. Waktu

Waktu berperan pada perkembangan karies, dimana setelah seseorang mengkonsumsi


gula atau karbohidrat/substrat makan terjadi penumpukan sisa makanan, jika tidak
dibersihkan terjadi penumpukan sisa makanan yang nantinya menarik bakteri dan bakteri
akan memetaboisme menjadi asam dan menurunkan pH. pH dapat menjadi normal karena
dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi
akan terjadi setelah 2 jam. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggosok gigi setelah makan
dan sebelum tidur, sebagai upaya pencegahan karies secara dini.

Faktor lainnya

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.

Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjögren, diabetes
mellitus, diabetes insipidus, dan sarkoidosis.

Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat mempengaruhi produksi air


liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.

Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor
yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang
menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
PLAK

Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antaranya. Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces
viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya, yang
terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan
melainkan tebentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email yang besih dilapisi oleh lapisan
organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terdiri atas glikoprotein yang diendapkan
dari saliva dan tebentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu
membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula
menghuni pelikel terutama yang terbentuk kokus. Yang paling banyak adalah streptokokus.
Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket
dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri yang lain.

2.4 Perawatan dan Pencegahan

Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung (gigi anak). Hal ini
disebabkan karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan gigi
dewasa (gigi tetap). Oleh karena itu, pencegahan kerusakan gigi harus dilakukan sedini
mungkin.

Karies sangat sering terjadi pada gigi-gigi geraham, terutama pada permukaan kunyah,
karena pada permukaan tersebut terdapat parit-parit kecil yang cukup dalam sehingga
permukaan sikat gigi tidak dapat menjangkaunya dan mengakibatkan penumpukan sisa
makanan di parit tersebut. Pencegahan karies bisa dilakukan dengan menutup parit-parit
tersebut dengan suatu bahan restorasi sebelum karies terjadi.

Perawatan

Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.

Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada
karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.[1] Untuk lesi yang
jecukm florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang
besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaha struktur
lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan
perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau onat
lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah
berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik. Ketika
lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk
mengembalikan fungsionalitas dan keadaan estetikanya.

Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas.
Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih
sering digunakan.

Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown yang terbutat dari
emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.

Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi
endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi,
pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material
seperti karet yang disebut gutta percha.

Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut
telah hancur karena proses pelubangan.

Jenis-jenis karies gigi


Berdasarkan tempat terjadinya karies gigi, ia dapat dibahagikan seperti berikut:

Jenis Keterangan
Karies yang terjadi pada permukaan enamel gigi (lapisan terluar dan
Karies
terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya ada pewarnaan hitam atau
inspiens
coklat pada enamel.

Karies Karies yang sudah mencapai bagian dalam enamel dan kadang-kadang
superfisialis terasa sakit.

karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bahagian
Karies media pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit
apabila terkena rangsangan dingin, makanan masam dan manis.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147

Karies yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga terjadi
Karies peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit waktu makan dan sakit secara
profunda tiba-tiba tanpa rangsangan. Pada tahap ini apabila tidak dirawat,maka gigi
akan mati dan memerlukan rawatan yang lebih kompleks.

3. Patogenesis

Tooth and Gum Disease


Food leaves a sticky residue on the teeth called plaque, composed
mainly of bacteria and sugars. If plaque is not thoroughly removed by
brushing and flossing, bacteria accumulate, metabolize the sugars, and
release lactic acid and other acids. These acids dissolve the minerals of
enamel and dentin, and the bacteria enzymatically digest the collagen
and other organic components. The eroded “cavities” of the tooth are
known as dental caries.9 If not repaired, caries may fully penetrate the
dentin and spread to the pulp cavity. This requires either extraction of
the tooth or root canal therapy, in which the pulp is removed and
replaced with inert material.
When plaque calcifies on the tooth surface, it is called calculus (tartar).
Calculus in the gingival sulcus wedges the tooth and gum apart
and allows bacterial invasion of the sulcus. This leads to gingivitis, or
gum inflammation. Nearly everyone has gingivitis at some time. In
some cases, bacteria spread from the sulcus into the alveolar bone and
begin to dissolve it, producing periodontal disease. About 86% of people
over age 70 have periodontal disease and many suffer tooth loss as
a result. This accounts for 80% to 90% of adult tooth loss.

Saladin: Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Third Edition

Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Seperti kita
ketahui bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat
di seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang
menempel pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media
pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan bergula
tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi
proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada
email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa berhenti
sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penumpatan
(penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.

Tahap-tahap terjadinya karies

1. Gigi yang sehat

Email adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar. Dentin adalah lapisan yang
lebih lembut di bawah email. Kamar pulpa berisi nerves dan pembuluh darah.
Merupakan bagian hidup dari gigi.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147

2. Lesi putih

Bakteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam. Asam akan
menyerang crystal apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang
pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi putih. Pada tahap ini, proses
terjadinya karies dapat dikembalikan.

3. Karies email

Proses demineralisasi berlanjut email mulai pecah. Sekali ketika permukaan email
rusak, gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya sendiri. Kavitas harus dibersihkan dan
direstorasi oleh dokter gigi.

4. Karies Dentin

Karies sudah mencapai ke dalam dentin, dimana karies ini dapat menyebar dan mengikis
email.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147

5. Karies Mencapai Pulpa

Jika karies dibiarkan tidak dirawat, akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana saraf
gigi dan pembuluh darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula
(jalan dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.

4. Manifestasi klinis

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit


berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak
berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini
dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat
kembali ke asal (reversibel), namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang
rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat
menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang
terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian
menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat
dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies
gigi dapat menyebabkan nafas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam
kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga
menjadi berbahaya.

5. Pencegahan karies

Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.

Kebersihan mulut

Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan


mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut
dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri.

Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.


ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Pengaturan makanan

Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan. Gula


yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri.

Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini
telah popler di Finlandia. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri
memetabolisme xilitol.

Perlatan medis untuk memberi florida pada gigi.

Tindakan pencegahan lainnya

Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah
terbukti menurunkan kasus karies gigi. Florida dapat membuat enamel resisten
terhadap karies. Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih
mulut.

6. Pengobatan
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat
dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuahan gigi untuk mengembalikan bentuk,
fungsi, dan estetika. Namun belum diketahui cara bagaimana untuk meregenerasi secara
besar-besaran pada struktur gigi. Maka, organisasi kesehatan gigi terus menjalankan
penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan
makanan.

Sumber tentang caries dentis :


http://vianzto.multiply.com/journal/item/9?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2
Fitem

Halitosis

1. Definisi
Bau mulutbkarena adanya bakteri
2. Etiologi

Halitosis Causes
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
The number of halitosis causes is large, and almost everyone is likely to get halitosis at some
time in their life. Halitosis is a medical term for bad breath. In most cases, the halitosis causes
are easy to determine and rectify quickly. In other cases, patients may have to see a doctor or
oral health specialist in order to determine the exact halitosis cause.

Consumable Halitosis Causes


Halitosis causes are often the result of eating or drinking a product that causes odor to escape
from the mouth. Most people experience halitosis causes from foods like garlic and onions,
but there are many other products that are also halitosis causes. Many of these products do
not smell particularly bad before being indigested. Food items that are known to be halitosis
causes include fish, cheese, and acidic beverages like coffee.

When food is eaten, it is digested and then absorbed into the bloodstream. The blood is
carried through the lungs where it picks up oxygen. Carbon dioxide is taken from the blood to
be released through the mouth; this is what happens when a person exhales. Foods that
halitosis causes get into the blood stream and then cause the blood to release carbon dioxide
and odor. This odor can be foul smelling, and can escape the body through a burp or through
simply breathing out. This halitosis cause is normally temporary and lasts only as long as the
food product remains in the blood stream.

Other common items that are known halitosis causes related to food are supplements. Many
supplements are made from foods that are known to be halitosis causes. This includes things
like fish oil pills and supplements based on garlic and curry. These halitosis causes can
sometimes be worse than ingesting the foods in their natural form because of their intense
concentration.

Smoking
Smoking is another one of the halitosis causes that can result in severe cases of bad breath.
Smoking is one of the halitosis causes, but smoking also has several other effects that can
result in cases of halitosis. Smoking stains teeth and also damages gums and expedites
tooth decay. All of these have the unwanted side effect of being halitosis causes. In order to
prevent halitosis, many oral hygiene experts recommend avoiding both short-term and long-
term use of tobacco products.

Dental Issues
While some halitosis causes are the direct result of consuming a certain food or using tobacco
products, other halitosis causes are less controllable. There are a number of dental and oral
conditions that are known to be halitosis causes. Dry mouth is one oral condition, which is
frequently identified as one of the main halitosis causes. Dry mouth, also known as
xerostomia, is a condition in which a person’s mouth does not produce the normal level of
saliva. Saliva plays an important role in digestions and the process of breaking down food.
Xerostomia is one of the halitosis causes because the lack of saliva prevents bacteria and food
particles in the mouth from being broken down and digested. A low saliva level can be
caused by medication, problems in the salivary gland, or excessive breathing through the
mouth.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Another oral complication that results in halitosis causes is a periodontal infection. These are
infections of the gum in which the tissue that helps hold the teeth in place becomes infected.
As the gum recedes, food particles are more likely to get stuck in the gum, resulting in
halitosis causes. Infections in the mouth, like gum infections, can also be direct halitosis
causes. Other infections in the mouth, including throat infections, are also known halitosis
causes.

Taking poor care of dental hygiene is also another of the halitosis causes. A person who does
not brush regularly or who does not floss regularly is more likely to get halitosis. Brushing
and flossing help to keep the mouth clean, and to remove small pieces of food that may
become lodged in between the teeth. These pieces of food attract bacteria, which can be
halitosis causes. Keeping good dental hygiene is one of the best ways to fight halitosis
causes.

Medical Problems
Infections in the mouth are major halitosis causes, but there are many other diseases and
conditions that can also be halitosis causes. One of the most common halitosis causes is
sinusitis. Sinusitis is an infection of the sinuses, and often results in a postnasal drip where
snot or phlegm drains into the back of the throat. Along with a postnasal drip, people
suffering from sinusitis also experience increased mucous production, another halitosis cause.
As mucous production increases, the amount of clean air that can flow through the nasal
cavity decreases. At the same time, the amount of bacteria that is growing in the sinuses and
in the nasal cavity increases. Much of the bacteria that grows in mucous, also releases odor.
This odor is among the most common of direct halitosis causes, and accounts for a large
number of halitosis causes during the cold winter months.

In addition to infections in the mouth, there are also a number of other illnesses throughout
the body that have been identified as halitosis causes. One of these halitosis causes is
bronchitis. Bronchitis, along with many other lung conditions that are halitosis causes, results
in a build-up of excess fluid and mucous in the lungs. Much like a sinus infection, this
mucous provides a place for bacteria to grow. Bacteria release odors, making them halitosis
causes culprits.

Another condition that can be halitosis causes are stomach problems. The stomach is closely
linked to the body’s processing of oxygen and breath, so stomach problems are often halitosis
causes. Lactose intolerance is one of the common halitosis causes because lactose intolerant
patients are unable to process milk properly. When a person who is lactose intolerant ingests
milk, his or her body is unable to process the lactose properly. In many cases, the enzymes or
bacteria that break down lactose are not functioning properly. These enzymes will often
release large quantities of gas during the digestive process, which in turn passes through the
mouth, becoming one of the halitosis causes. This process of the digestive system releasing
gas through the oral cavity is the cause of halitosis in many people with stomach and
digestive conditions.

Other Halitosis Causes


There are some non-medical halitosis causes that can affect many different people at random
times. When a person goes to sleep, they oftentimes breathe through their mouth, especially
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
during the winter when stuffy noses are common. Breathing through the mouth dries the
mouth out, and prevents saliva from forming properly. If saliva is unable to form, the small
particles of food that are stuck in the mouth will not be broken down, resulting in halitosis.
This condition is more commonly referred to as morning breath, and although it is not usually
a medical condition, it can still be a severe halitosis cause. Many people find relief from this
form of halitosis by brushing their teeth when they wake up.

While worrying about morning breath and all of the other halitosis causes, people who wear
dentures or who have dental appliances must also take extra care in order to eliminate
halitosis causes. Dentures fit over a person’s gums, and although they usually stick in place
with a strong seal, it is possible for food to become lodged between the gum and denture.
This is a common cause among people who wear dentures, but it can be prevented with
proper cleaning and denture care. Dentures also pose a problem because a person is unable to
feel when food becomes lodged in the space between the teeth. The causes of halitosis can be
prevented by properly brushing dentures at night and by making sure that dentures are soaked
in a cleaning solution.

Dental appliances, like braces and retainers, can also trap food particles and become a cause
of halitosis like dentures. Braces and retainers must be carefully cleaned in order to prevent
bacteria from causing halitosis. Special cleaning instruments should be used to ensure that no
food remains lodged in braces or retainers. Dental appliances can also be a cause of halitosis
by rubbing against the sensitive parts of the mouth like the gums and creating sores. These
sores can become infected and breed bacteria, which in turn is a halitosis cause.

3. Patogenesis

Humans are designed so that a well- functioning mouth is in balance. In other


words, one should not normally have bad breath. Your oral cavity and throat is full of
bacteria that have numerous functions. The “bad breath producing” bacteria make
themselves at home beneath the surface of the tongue and in the throat/tonsil area in
order to start the breakdown of proteins in foods that we eat and in the normal
breakdown of oral tissue as it regenerates. The balance part of our body is saliva
production. Saliva contains valuable elements such as minerals to prevent tooth decay,
pH buffers to prevent acid erosion from foods that we eat, and also oxygen to fight the
anaerobic bacteria that are causing bad breath.

The by-products of this normal process are Volatile Sulfur Compounds, which
includes the chemical Hydrogen sulfide (the rotten egg smell). Other chemicals
produced can include Cadaverine and Putrescine (the smells of corpses and rotting
flesh). Hence the scary and horrific smells that can emanate from your mouth!

But Halitosis does not need to be horrific. In the early 1990's scientists at the
University of British Columbia discovered that bacteria that were creating these
shocking odors were anaerobic bacteria. This literally means that they cannot
survive in the presence in the oxygen.

For over a century, pharmaceutical companies were attempting to solve Halitosis


by using mouthwash that contained alcohol. Any 1 st year chemistry student would tell
you that this is the exact opposite of what should be done because alcohol is a drying
agent. It actually sucks up valuable saliva and makes the mouth more dry. Toothpaste
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
formulas contain a foaming agent known by the chemical term “sodium lauryl
sulfate”. This is actually the scientific name for SOAP, but pharmaceutical companies
wouldn't want to scare you so they fool with “science”. Since it's soap, it will also dry
mouth the mouth, hence a more dry mouth – less saliva and less ability to fight bad
breath.

In 1993, we started research on fighting bad breath by attacking the anaerobic


bacteria through the use of patented oxygenating compounds.

© 2011 Dr. Harold Katz, LLC. All International Rights Reserved.

4. Manifestasi

Bau mulut

5. Prevention

Although there are many halitosis causes, most of them can be prevented with good
dental hygiene. By brushing teeth regularly and flossing, halitosis causes can be, for
the most part, avoided. If a person is experiencing halitosis and there is no discernable
halitosis causes, then a doctor or oral specialist should be consulted in order to ensure
that the cause of the halitosis is not a serious condition. In the instance where a
medical condition is the cause of halitosis, there are medications and other steps that
can be taken in order to help prevent the causes of halitosis.

IPD

6. Pengobatan

Menggunakan obat kumur

7. Bagaimana hubungannya antara caries da halitosis


Caries dapat menyebabkan halitosis,akan tetapi halitosis bukan terjadi hanya karena
caries.

Ulser

1. Definisi
Ulcers are crater-like sores (generally 1/4 inch to 3/4 inch in diameter, but sometimes 1 to 2
inches in diameter) which form in the lining of the stomach (called gastric ulcers), just below
the stomach at the beginning of the small intestine in the duodenum (called duodenal
ulcers) or less commonly in the esophagus (called esophageal ulcers).

© 2001-2011. The HealthCentralNetwork, Inc. All rights reserved. Para HealthCentralNetwork, Inc
All rights reserved.
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
http://www.healthscout.com/ency/68/119/main.html
Ulser mulut merupakan luka dalam mulut yang berwarna putih atau kuning yang dikelilingi
oleh warna kemerahan dan menyakitkan.

2. Etiologi

Penyebab sebenar ulser mulut tidak diketahui. Ia mungkin terjadi disebabkan oleh :

 Stres
 Perubahan hormon
 Jangkitan (infeksi)
 Kekurangan zat makanan
 Alahan
 Radioterapi
 Kimoterapi

3. Patogenesis
Kesakitan biasanya akan berkurangan dalam tempoh 3-4 hari tetapi ulser akan mengambil
masa selama 10-14 hari untuk sembuh.

Perhatian
Dapatkan pemeriksaan di klinik pergigian jika ulser berlanjutan selepas dua minggu untuk
memastikan ia bukan lesi kanser dan pra-kanser.

4. Manifestasi

Tanda-tanda ulser mulut termasuk :

 Rasa membakar dalam mulut


 Kesakitan
 Tidak selesa
 Hilang selera makan
 Demam

5. Pencegahan
- Makanan buah2an dan sayuran terutama yg kaya akan vitamin C
- Sikat gigi sebelum tidur
- Obat kumur
6. Pengobatan

Untuk melegakan rasa sakit, anda boleh mencuba petua-petua berikut :

 Gunakan bahan kumuran antiseptik


 Sapu gel atau krim penahan sakit
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
 Kekalkan kebersihan mulut yang baik
 Makan makanan lembut
 Elakkan makan makanan panas dan pedas
 Banyakkan minum air

7. Komplikasi
Karies gigi kok bisa?
Stomatitis :peradangan pada rongga mulut
Sumber ulcer mulut : 27 Mei 2008
http://www.infosihat.gov.my/penyakit/Ubat/UlserMulut.php

Pertanyaan skenario :

1. Mengapa tidak mau makan dan minum?


- Karena ada ulcer/caries gigisakit(nyeri) males makan
2. Apakah ada hubungannya pasien yg tidak suka makan sayur dan buah-buahan
sama penyakitnya sekarang?
Ada,
Kalau di rongga mulut (yg berperan dari buah2an dan sayur gimana)
3. Apa hubungannya riwayat penyakit dahulu dengan keluhan pasien ?
Batuk pilekkekebalan tubuh menurunbakteri mudah masuk apalagi tidak
mengkonsumsi buah2an dan sayuran
4. Mengapa terjadi panas subfibril, dan badannya lemah?
Karena proses inflamasi dan males makan atau minum

Anatomi gigi !

Gambar Gigi Dewasa


ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147

Gambar Gigi Anak-anak (Infant)


ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147

Struktur Gigi (Luardalam)

Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam
pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat
yang sering terselip sisa makanan.

Morfologi Gigi
ENY RIZQIANI MARTHANA LBM 1 GIT SGD 2
012106147
Plak yang mengandung bakteri marupakan awal bagi terbentuknya karies. Oleh karena
itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies.
Kawasan-kawasan tersebut yaitu:

a. Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan
pit palatal insisif.

b. Permukaan halus di daera proksimal sedikit di bawah titik kontak

c. Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva

d. Pemukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak
pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodontium

e. Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper

f. Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan

Anda mungkin juga menyukai