PEDODONSIA
PROGRAM
PROFESI
201
9
Dental Health Education
(DHE)
Dental Health Education (DHE) atau yang biasa juga dikenal sebagai Pendidikan
Kesehatan Gigi (PKG) merupakan suatu usaha terencana dan terarah dalam bentuk
pendidikan non
formal yang berkelanjutan. Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang
timbul oleh
b) Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut dan
gangguan
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
kesehatan gigi, misalnya dengan memilih makanan yang menyehatkan gigi, mengatur
pola
pembersihan karang gigi, menyikat gigi segera setelah makan, topical aplikasi,
fluoridasi air
minum dan sebagainya. Pendidikan kesehatan gigi pada tingkat ini diperlukan agar
masyarakat
menjadi sadar untuk memelihara kesehatan gigi, terutama untuk daerah yang belum
menyadari
dengan sinar-X secara berkala, penambalan gigi yang terkena karies, penambalan
fissure yang
terlalu dalam dan sebagainya. Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena
masih
mereka membiarkan giginya yang berlubang tidak segera ditambal dan mengakibatkan
penyakit
yang lebih
parah.
capping, pengobatan urat saraf, pencabutan gigi dan sebagainya. Pada tingkat ini
pendidikan
kesehatan diperlukan karena mereka sering tidak mengobati penyakitnya secara tuntas.
Misalnya,
pada perawatan urat saraf yang memerlukan beberapa kali kunjungan atau mereka
ingin segera
5) Rehabilitasi
(Rehabilitation)
dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan. Pendidikan kesehatan pada tingkat ini
masih
setelah dilakukan pencabutan dengan pembuatan geligi tiruan. Selain itu, juga
diberikan
pembuatan geligi
tiruan. 1
Tahapan DHE (Dental Health
Education)
3. Pasien dijelaskan : definisi karies, proses terjadi karies, penyebab karies, dan
pencegahan
karies.
1
Definisi Karies
Gigi
Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi
yang ditandai
oleh rusaknya email dan dentin disebabkan oleh aktivitas metabolisme bakteri dalam
plak yang
menyebabkan terjadinya demineralisasi akibat interaksi antar produk-produk
mikroorganisme,
Patofisiologi Karies
Gigi
Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya plak dipermukaan gigi. Plak
terbentuk dari
campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-sisa sel jaringan mulut,
leukosit,
limposit dan sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang
lama
kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya bakteri. Selain karena adanya plak,
karies gigi juga
disebabkan oleh sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada
waktu tertentu
yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5)
yang akan
Etiologi
Karies
Karies merupakan hasil dari beberapa faktor pencetus, yaitu host, substrat,
agen dan waktu. 4
a. Mikroorganisme
(Agen)
Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang terdapat pada plak gigi dan
merupakan bakteri
utama penyebab terjadinya karies. Plak adalah suatu massa padat yang merupakan
kumpulan
bakteri yang tidak terkalsifikasi, melekat erat pada permukaan gigi, tahan terhadap
pelepasan
permukaangigi dan tambalan, perkembangannya paling baik pada daerah yang sulit
untuk
dibersihkan, seperti daerah tepi gingival, pada permukaan proksimal, dan di dalam fisur.
Bakteri
yang kariogenik tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat yang
sangat kuat
b. Gigi
(Host)
fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang berbeda pula. Gigi dengan
lekukan yang
dalam merupakan daerah yang sulit dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang melekat
sehingga
plak akan mudah berkembang dan dapat menyebabkan terjadinyakaries gigi. Karies
gigi sering
terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi susu maupun gigi permanen.
Gigi susu
akan mudahmengalami karies pada permukaan yang halus sedangkan karies pada gigi
permanen
c. Makanan
(Substrat)
yang difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di
metabolisme
pada permukaan gigi. Selain itu sukrosa juga menyediakan cadangan energi bagi
lebih lanjut glukosa ini dimetabolismekan menjadi asam laktat, asam format, asam sitrat
dan
dekstra
n.
berjalan
bertahap serta merupakan proses dinamis yang ditandai oleh periode demineralisasi
dan
Penyebab
Karies
Faktor risiko karies akan meningkat ketika konsumsi karbohidrat yang berulang
akan
memiliki kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan manis seperti biskut, permen, dan
es krim dan
Pencegahan
Karies
Teknik menyikat
vertikal
Teknik menyikat gigi dengan gerakan vertikal ini, dimulai pada rahang atas
dimana
gerakan penyikatannya dari atas ke bawah dan pada rahang bawah dimana gerakan
penyikatannya
dari bawah ke
atas.
Teknik Penyikatan Vertikal; A. dari atas ke bawah, B. dari bawah
ke atas
Teknik menyikat
horizontal
Teknik menyikat gigi dengan arah horizontal ini biasanya dianjurkan pada
anak - anak
Teknik Penyikatan
Horizontal
Teknik Vibratory (metode Stillman
1932)
Semula digambarkan oieh Stillman merapakan metode yang didesain untuk pijat
dan baik
untuk perangsangan gingiva seperti untuk pembersihan daerah servikal pada gigi.
Kepala sikat
ditempatkan pada pada sudut 450 terhadap apex, dengan ujung bulu sikat gigi
ditempatkan
sebagian pada servikal gigi dan sebagian pada servikal gigi dan sebagian pada
gingival. Dilakukan
sedikit penekanan pada gingival dan ditambahkan sedikit gerakan memutar pada sikat,
tanpa
Metode Stillman
Metode
Bass
Dengan sikat gigi lembut, tempatkan kepala sikat gigi sejajar oklusal plane
dengan
"puncak" distal sikat gigi di molar terakhir. Tempatkan bulu sikat gigi di margin gingiva
membentuk sudut 45° terhadap sumbu memanjang bulu sikat, dan dorong bulu sikat ke
dalam
sulkus gingival dan kedalam embrasure interproksimal. Gerakan sikat gigi ke depan ke
belakang
tanpa merubah puncak bulu sikat lakukan gerakan yang sama sebanyak 20 kali.
Gerakan ini akan
membersihkan gigi bagian fasial 1/3 apikal mahkota, demikian pula dengan batas
sulkus gingival
dan permukaan proksimal sejauh jangkauan bulu sikat. Angkat sikat gigi, gerakkan ke
anterior dan
ulangi proses tersebut di daerah kaninus dan molar. Tempatkan sikat gigi sedemikian
hingga tetap
berada di bagian distal kaninus. Gerakan ini akan membersihkan 1⁄2 distal kaninus dan
premolar,
kemudian angkat sisi gigi dan gerakkan sehingga puncaknya berada di bagian mesila
kaninus.
Gerakan ini akan membersihkan 1⁄2 mesial kaninus dan insisivus. Teruskan ke
lengkung di
sebelahnya, bagian demi bagian dengan meliputi 3 gigi satu kali gerakan, sehingga
seluruh gigi
Metode
Bass
Metode
Charter
stimulasi gingival di daerah interproksimal. Metode ini menggunakan posisi kepala sikat
yang
medium atau keras, bulu sikat ditempatkan pada gigi dengan bulu sikat yang mengarah
ke mahkota
dengan sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi. Untuk membersihkan permukaan
oklusal puncak
bulu sikat ditempatkan pada pit dan fissure dan sikat gigi digerakkan panjang pendek
depan –
belakang, sisi serabut diletakkan pada tepi gingival dan gigi, sehingga bulu sikat masuk
ke daerah
interproksimal dan menekan tepi gingiva. Gerakan memutar dengan sedikit getaran,
digunakan
gerakan memutar dengan serabut sikat diletakkan pada pit dan fisur gigi. Prosedur ini di
ulang
Metode Modifikasi
Stillman
Dengan menggunakan bulu sikat gigi medium atau keras, ujung bulu sikat
ditempatkan
pada posisi servikal gigi dan sebgaian lagi pada batas gingival, mengarah langsung ke
apical
dengan sudut oblique pada sumbu panjang gigi. Tekanan diberikan secara lateral
berlawanan
depan belakang pendek dan secara simultan digerakkan kearah koronal sepanjang
attached
gingival, margin gingival, dan permukaan gigi. Proses ini di ulang untuk semua
permukaan gigi
dilakukan secara sistematis disekitar mulut, untuk mencapai permukaan insisivus
rahang bawah
dan rahang atas dipegang dalam posisi vertikal, memperkuat ujung sikat Permukaan
oklusal gigi
molar dan premolar dibersihkan dengan bulu sikat yang lurus terhadap oklusal plane,
lalu
dipenetrasi jauh ke dalam sulkus dan embrasure interproksimal. Dengan teknik ini sisi
sikat gigi
yang digunakan bukan ujungnya dan penetrasi bulu sikat ke dalam sulkus gingiva
sebaiknya
Metode Modifikasi
Stillman
Dengan gigi ditutup, sikat ditempatkan di daiam pipi dan sikat gigi digerakkan
secara
circular dengan cepat dan gingiva rahang atas ke gingiva rahang bawah sampai
ke kanan.
Gerakan stroke dipakai di lingual dasar palatal gigi. Metode scrubbing merupakan
kombinasi
Kepala sikat ditempatkan pada arah oblique terhadap apex, dengan serabut -
serabut bulu
sikat sebagian ditempatkan di margin gingiva dan sebagian di atas pengkait gigi.
Bagian serabut
- serabut sikat ditekan dengan ringan pada gingiva. Kemudian kepala sikat
digerakkan berputar
Metode Bass dan Stillman didesain untuk penggunaan pada bagian servikal dan
berbatasan
janngan gingiva. Masing-masmg metode ini bisa diubah untuk membalikkan tekanan
pada teknik
roll. Posisi menyikat ditempatkan sama dengan posisi pada teknik Bass/Stiilman.
Setelah gerakan
kepala sikat pada arah belakang dan depan, bulu sikat kemudian diputar melewati
gingival ke arah
oklusal dengan tetap mempertahankan sisi sikat yang menekan jaringan untuk dapat
menjangkau
daerah
interdental. 6
American Dental Association (ADA) menganjurkan bentuk sikat gigi yang baik
harus:
1. Kepala sikat kecil, panjangnya 1-1,25 inci (2,5 cm-3 cm). Lebarnya 5/16-3/8 inci,
dengan 2-4
3. Serabut sikat
elastis
Kontrol
plak
Karies atau gigi berlubang disebabkan oleh bakteri yang terdapat di dalam plak
yang
dibersihkan dengan cara menggosok gigi. Aturan menggosok gigi paling sedikit
dilakukan 2 kali
sehari (pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur) dengan menggunakan pasta
gigi yang
mengandung fluoride (kecuali pada anak alergi fluoride / usia dibawah 5 tahun karena
tidak boleh
tertelan) gunakan pasta gigi sebesar biji jagung. Plak juga dapat dibersihkan dengan
dental flos
kue di waktu sela makan (makan makanan 4 sehat 5 sempurna) serta makan makanan
yang
mengandung banyak air dan berserat (buah dan sayur). Kumur air putih setelah makan,
minimal
3x, caranya masukkan air ke dalam mulut lalu oklusikan gigi dan menutup mulut
kemudian air di
dorong ke depan dengan otot pipi, bibir, dan lidah. Kontrol ke dokter gigi secara teratur
4-6 bulan
sekali.
1,2,4
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39608/Chapter%2520II.p
df%3Fse
quence%3D4%26isAllowed%3Dy&ved=2ahUKEwjkoPL2iI_iAhXHEHIK
Hb-
pCXMQFjAGegQIBxAC&usg=AOvVaw14G4RF3aFKhG49muQcJBf7. diakses 9
Mei
2019
.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/d1f0c5caa757f204ac1fdf45fc88f9d
1.pdf&v
ed=2ahUKEwjkoPL2iI_iAhXHEHIKHbpCXMQFjACegQIBBAB&usg=AOvVaw0JP
nE
IKHbpCXMQFjABegQIARAB&usg=AOvVaw0tXt1khmTPSKneF0tKQuG1.
diakses 9
Mei
2019.
http://eprints.undip.ac.id/44896/3/Uun_22010110110089_bab2KTI.pdf&ved=2ah
UKEwj
koPL2iI_iAhXHEHIKHbpCXMQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw3hgH81yEhDKqX
p