Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu masalah gigi yang paling sering terjadi adalah gigi berlubang. Menurut
penelitian tim Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan pada 2007, sebanyak 71%
masyarakat Indonesia mengalami masalah karies atau gigi berlubang.

Hal itu cukup mengkhawatirkan, karena gigi berlubang bisa menjadi pangkal penyakit.
"Lubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri. Jika bakteri masuk ke dalam pembuluh
darah bisa menyebar ke organ tubuh lainnya dan menimbulkan infeksi, seperti masalah
sistem pernafasan, otak dan jantung," kata dokter gigi Tri Erri Astoeti, M. Kes. dalam acara
peluncuran Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang di Laboratorium Kedokteran Gigi, TNI AL,
Jakarta.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa pengertian Karies Gigi?
3. Bagaimana gejala dan akibat Karies Gigi?
4. Bagaimana cara pengobtan Karies Gigi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Karies Gigi

2. Untuk mengetahui gejala dan akibat Karies Gigi

3. Untuk mengetahui cara pengobatan Karies Gigi

1.4 Manfaat Makalah

1. Agar pembaca dapat mencegah gigi sebelum berlubang

2. Agar pembaca dapat memahami betapa pentingnya kesehatan gigi

3. Untuk memotifasi agar bisa lebih memperhatikan kesehatan gigi

4. Agar lebih mengetahui perkembangan penanganan masalah gigi berlubang

BAB 2 PEMBAHASAN

1
2.1 KARIES DAN PROSESNYA

2.1.1 Pengertian Karies Gigi


Penyakit karies gigi adalah penyakit yang mengenai jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh kuman Streptococcus mutan. Penyebab utama dari penyakit karies gigi
adalah makanan camilan/ snack yang banyak mengandung sukrosa. Ada ceruk yang sempit
dan dalam pada permukaan gigi belakang yang kita pakai untuk mengunyah, tidak rata dan
datar sehingga sisa-sisa makanan terjebak dan sangat sulit dibersihkan oleh sikat gigi
meskipun kita sudah menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat paling halus.

Kondisi ini sangat kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri, yang lama
kelamaan berkembang menjadi karies gigi. Hal ini dapat terjadi lebih sering pada anak-anak
dimana terdapat gigi tetap yang baru tumbuh. Namun dapat juga terjadi pada orang dewasa.

Salah satu ciri khas karies yang terjadi pada gigi orang dewasa adalah karies
menggaung, di mana permukaan gigi secara kasat mata tampak utuh dan bagus tapi
sebetulnya karies sudah mencapai lapisan dentin yang jauh lebih lunak dan mudah terserang
Karies, seperti ini baru terdeteksi saat dokter gigi melakukan pemeriksaan dengan menelusuri
pit dan fissure dengan instrumen yang ujungnya runcing, yang disebut sonde.

Bila ada suatu titik dimana sonde tersangkut, besar kemungkinan disitulah letak akses
karies ke lapisan dentin. Lubang yang sangat kecil ini bila dipreparasi oleh dokter dengan
menggunakan bur dapat menjadi besar, karena lapisan email yang tidak terdukung oleh
lapisan dentin harus diambil sebab jika dibiarkan pun lama-lama email tersebut akan pecah.
Setelah itu barulah terlihat lubang yang menganga dibawahnya. Salah satu cara yang dapat
mencegah karies pit dan fissure adalah dengan menutup bagian tersebut dengan suatu bahan
adhesive yang dapat mengalir dengan baik ke dalam pit dan fissure.

Waktu terbaik adalah sesegera mungkin setelah gigi molar (geraham) pertama baru
tumbuh/erupsi, yaitu saat anak berusia 6 tahun. Setelah itu prosedur ini juga perlu dilakukan
pada saat gigi molar kedua baru erupsi, yaitu saat anak berusia 12 tahun. Yang jelas,
kesadaran masyarakat untuk datang ke dokter gigi enam bulan sekali perlu ditumbuhkan agar
kualitas kesehatannya terjaga optimal Dan mencegah timbulnya komplikasi atau penyakit
berat lainnya.

2.1.2 Hal-hal yang Mendukung Terjadinya Karies Gigi


1. Gigi yang Peka
2
Gigi yang peka yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang,
lekukan maupun alur yang menahan plak,

2. Bakteri

Mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang
menyebabkan pembusukan gigi, yang paling sering adalah bakteri Streptococcus Mutans,

3. Sisa-sisa makanan

Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. bakteri ini mengubah semua
makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan
ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi.
plak paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang. Jika tidak dibersihkan maka plak
akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Plak dan kalkulus bisa
mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.

2.1.3 Gejala
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena:

• akar tercemar, tetapi tidak membusuk

• terlalu kuat mengunyah

• gigi patah.

Penyumbatan sinus bisa menyebabkan gigi atas menjadi peka. Biasanya, suatu
kavitasi di dalam enamel tidak menyebabkan sakit; nyeri baru timbul jika pembusukan sudah
mencapai dentin. Nyeri yang dirasakan jika meminum-minuman dingin atau makan permen
menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka
gigi bisa diselamatkan dan tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan.

Suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa menyebabkan
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Nyeri tetap ada walaupun perangsangnya dihilangkan
(contohnya air dingin ). Bahkan gigi terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi
spontan). Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu
nyeri akan hilang. Tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika
dipakai untuk menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka
gigi menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung akar dan
3
menyebabkan abses (penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi cenderung
akan mendorong gigi keluar dari kantongnya. proses menggigit akan mengembalikan gigi ke
tempatnya, disertai nyeri yang luar biasa. Nanah bisa terus terkumpul dan menyebabkan
pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa menyebar lebih jauh melalui rahang (selulitis)
dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan menembus kulit di dekat rahang.

2.1.4 Akibat Karies Gigi


1. Bau mulut

2. Terasa ngilu bila terkena makanan yang panas atau dingin, asam dan manis.

3. Tidak bisa tidur atau aktivitas seharí-hari terganggu

4. Keadaan yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak, terdapat nanah dan
pilek-pilek.

5. Hilangnya gigi adalah salah satu penyebab cacatnya fungsi kunyah.

6. Penyakit pada organ lain : penyakit jantung koroner, peradangan otot, penyakit katup
jantung, penyakit ginjal, penyakit mata, panyakit kulit.

2.1.5 Pencegahan Karies Gigi


Pencegahan meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang dilakukan oleh dokter gigi,
individu dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sehubungan dengan
hal ini, pelayanan pencegahan difokuskan pada tahap awal, sebelum timbulnya penyakit (pre-
patogenesis) dan sesudah timbulnya penyakit (patogenesis). Leavell dan Clark dari
Universitas Harvard dan Colombia membuat klasifikasi pelayanan pencegahan tersebut atas 3
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Pelayanan diarahkan pada tahap pre-patogenesis atau pencegahan primer timbulnya


penyakit, dengan upaya meningkatkan kesehatan (health promotion) dan memberikan
perlindungan khusus (specific protection). Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran
tentang cara menyingkirkan plak yang efekti atau cara menyikat gigi dan menggunakan
benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk

4
melindungi dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan
mikroorganisme.

Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan pelayanan


pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang
atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.
Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies yang kecil dapat mencegah
kehilangan struktur gigi yang luas.

Pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit yang dikenal sebagai
pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian
pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan (cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan
termasuk dalam kategori ini.

Pencegahan primer yang dilakukan dokter gigi meliputi aplikasi topikal, pit dan fisur
silen, konseling diet, program kontrol plak, dan melakukan pengukuran risiko karies.
Pencegahan primer yang diberikan dalam masyarakat adalah fluoridasi air minum, fluoridasi
air sekolah dan kumur-kumur dengan larutan fluor sedangkan individu melakukan tindakan
menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor dan menggunakan alat pembersih
gigi dan mulut lainnya (Anonim 2008).

2.1.6 Pengobatan Karies Gigi


Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik
dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah
mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan
tambalan (restorasi). Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu
mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.
Pada stadium lanjut kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar
mulut atau tenggorokan, diperlukan pemberian obat antibiotik, analgetik untuk
menyembuhkan pembengkakan. selanjutnya bisa dilakukan perawatan akar gigi atau
pencabutan gigi. Jika gigi dicabut, harus segera diganti.Jika tidak, gigi di sebelahnya
posisinya akan berubah dan mengganggu proses menggigit (Anonim 2010).

5
BAB 3 PENUTUP

6
3.1 KESIMPULAN
Karies gigi atau gigi berlubang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus mutan, dan bakteri Bifidobacterium dentium Bd1, tetapi penyebab utamanya
adalah makanan yang banyak mengandung sukrosa.

Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena karies gigi, Sakit gigi dapat terjadi karena
akar yang tercemar tetapi tidak membusuk, terlalu kuat mengunyah, gigi patah, bisa juga
terjadi karena ada sisa makanan camilan yang terselip di sela-sela antar gigi, yang dibiarkan
dan tidak dibersihkan. Karies gigi yang berkepanjangan akan menyebabkan gigi menjadi
berlubang dan akhirnya gigi akan patah.

Pencegahan terhadap masalah karies akar gigi harus di lakukan sejak dini, bahkan
sejak kita masih berusia 6 tahun, atau setelah gigi molar (geraham) pertama baru
tumbuh/erupsi.

Penemuan bakteri yang dapat di jadikan sebagai obat untuk mencegah terjadinya
karies gigi oleh peneliti asal jepang patut kita acungi jempol, dengan dibuatnya pasta gigi
yang berasal dari bakteri tersebut, akan lebih menghindarkan kita dari serangan karies gigi.

3.2 Saran
Mencegah lebih baik daripada mengobati, salah satunya adalah menjaga kondisi gigi agar
tetap bersih dan sehat. Jika sudah terlanjur, maka sebaiknya segera periksakan dan obati agar
tidak menjadi semakin parah.

DAFTAR PUSTAKA

http://kosmo.vivanews.com/news/read/80526-cegah_bahaya_gigi_berlubang

7
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77721:bakteri-
usus-penyebab-gigi-berlubang&catid=28&Itemid=48

http://seputarduniaanak.blogspot.com

http://koranindonesiasehat.wordpress.com

http://www.infogigi.com/info-gigi

http://adproindonesia.multiply.com/journal/item/141

http://tongproblem.blogspot.com/

http://www.infogigi.com/info-gigi/spesialisasi-di-bidang-kedokteran-gigi.html

http://www.infokedokteran.com/category/kesehatan-gigi

http://www.dradio1034fm.or.id/detail.php?id=4470

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1071301/ )

http://aimi-asi.org/2011/05/ulasan-poling-april-2011-resiko-dot/

http://www.f-buzz.com/2008/08/28

http://busaskisgz.blogspot.com/2010/10/kesehatan-gigi-karies-gigi.html

Anda mungkin juga menyukai