Anda di halaman 1dari 88

MODUL 3

LESI JARINGAN LUNAK MULUT

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2019
Hak Cipta

Narasumber:
1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp. Pros (K)., FICD
2. Abu Bakar, drg., M.Med.Ed.
Revisi : II
2019 : Fitria Mailiza, drg., Sp. P.M.
Dr. Utmi Arma, drg., MDSc.
Abu Bakar, drg., M.Med.Ed.
Dr. Dhona Afriza, drg., M.Biomed.
Rifani, drg.
Tanggal : Agustus 2019
Dikaji ulang oleh : Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mulut FKG Unbrah
Disetujui oleh :

Fitria Mailiza, drg., Sp. P.M.

ii
IDENTITAS PEMILIK

Pas foto
3x4

Nama :
NPM ::
Alamat ::

No handphone ::
e-mail :
Tanggal masuk :

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Sholawat serta salam semoga Allah SWT tetap curahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam.
Buku modul III (Lesi Jaringan Rongga Mulut) ini disusun berbasis
kompetensi yang dilakukan secara terintegrasi sebagai media bantu mahasiswa
dalam memahami kompetensi yang harus dicapai. Buku modul ini juga sebagai
implementasi dari kegiatan mahasiswa profesi yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman untuk semua pihak khususnya para mahasiswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Selain itu, perbaikan selalu dilakukan oleh tim dalam proses penyusunan
untuk mendapatkan penyempurnaan yang sesuai dengan hasil kesepakatan
bersama pertemuan pengampu Ilmu Penyakit Mulut se-Indonesia sehingga
didapatkan persamaan persepsi antar institusi pendidikan profesi program studi
Kedokteran Gigi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak terutama
konsultan pengembangan, tim pengembangan tim kurikulum Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Baiturrahmah dan tim penyusun modul ini.

Demikian, semoga modul ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, Agustus 2019


Kepala Bagian IPM/Penanggung Jawab Modul

Fitria Mailiza, drg., Sp. P.M.

iv
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

Dekan Fakultas Direktur


Kedokteran Gigi RSGM Baiturrahmah

Wakil Dekan I Wakil Dekan II Wakil Dekan III

Kaprodi Profesi Komkordik

Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mulut


Fitria Mailiza, drg., Sp. P.M.
(085263738078)
fitria.mailiza@fkg.unbrah.ac.id
fitriamailiza_drg@yahoo.com

Staff Pengajar Bagian Ilmu Penyakit Mulut:


1. Dr. Utmi Arma, drg., M.D.Sc.
(08126770599)
utmiarma@ yahoo.com

2. Dr. Dhona Afriza, drg., M.Biomed.


(08126797983)
dhona_unbrah@yahoo.com

3. Abu Bakar, drg., M.Med.Ed.


(+886 966 441 367)
abuba.mmed@gmail.com

4. Rifani, drg.
(082389892548)
rifani@fkg.unbrah.ac.id
drg.rifani@gmail.com

v
DAFTAR ISI
Hak cipta ....................................................................................................... ii
Identitas Pemilik .............................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................ iv
Struktur Organisasi Bagian Ilmu Penyakit Mulut ........................................... v
Daftar Isi ......................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................. viii
Daftar Tabel .................................................................................................... ix
Daftar Lampiran .............................................................................................. x
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
II. DESKRIPSI MODUL ........................................................................... 2
II.1 Topic Tree and Mucosal Lesion Classifications ............................. 3
II.2 Rencana Pembelajaran (RPS) ......................................................... 6
II.3 Area Kompetensi ............................................................................. 13
II.4 Metode Pembelajaran dan Penilaian ............................................... 14
II.5 Materi Pembelajaran ....................................................................... 15
III. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL UMUM
III.1 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut ..................................................................................................... 27
III.2 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Terhadap Pasien ............... 29
III.3 Penanganan Instrumen dan Alat Pelayanan Kedokteran Gigi ....... 32
IV. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN BAGIAN ILMU
PENYAKIT MULUT ............................................................................ 33
V. PENULISAN RESEP ............................................................................ 40
VI. SISTEM RUJUKAN ............................................................................. 43
VII. BIOPSI SWAB ...................................................................................... 45
VIII. TATA TERTIB DAN ALUR KERJA
VIII.1 Tata Tertib Umum ...................................................................... 47
VIII.2 Tata Tertib Khusus di Bagian Ilmu Penyakit Mulut ................... 48
VIII.3 Alur Pengajuan Pasien Kasus di Bagian Ilmu Penyakit Mulut (Case
Report dan Case-Based Discussion)....................................................... 49
VIII.4 Alur Pelaksanaan Seminar CSS .................................................. 51

vi
VIII.5 Prosedur Pelaksanaan Ujian Harian Mini-CEX .......................... 52
VIII.6 Prosedur Pelaksanaan Ujian Harian DOPS ................................ 52
VIII.7 Pelaporan Requirement di Buku Besar
Bagian Ilmu Penyakit Mulut ....................................................... 52
VIII.8 Prosedur Pendaftaran dan Pelaksanaan Ujian Profesi Modul ..... 53
IX. GLOSARIUM ....................................................................................... 55
LAMPIRAN .................................................................................................... 57
REFERENSI UMUM ...................................................................................... 77

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat Pelindung Diri (APD) .......................................................... 29


Gambar 2. Diagram Jaringan Lunak Rongga Mulut ..................................... 39
Gambar 3. Contoh Penulisan Resep .............................................................. 41
Gambar 4. Contoh Surat Rujukan ................................................................. 44
Gambar 5. Jas Putih longgar, bersih dan rapi ................................................ 48

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Pembelajaran .................................................................... 10


Tabel 2. Metode Pembelajaran dan Penilaian ............................................... 14
Tabel 3. List of Diseases ............................................................................... 15
Tabel 4. Penjabaran Level Kompetensi ........................................................ 26
Tabel 5. Berbagai Singkatan dan Istilah Yang Digunakan Dalam Penulisan
Resep di Bagian Penyakit Mulut ..................................................... 41

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Halaman Sampul Depan Makalah Case Report dan CBD ......... 57
Lampiran 2. Halaman Sampul Depan Makalah CSS ...................................... 58
Lampiran 3. Halaman Pengesahan untuk Case Report, CBD dan CSS .......... 59
Lampiran 4. Rekam Medik Kedokteran Gigi .................................................. 60
Lampiran 5. Daftar Singkatan dan Simbol-simbol Pada Odontogram ........... 65
Lampiran 6. Contoh Pengisian Odontogram ................................................... 69
Lampiran 7. Informed Consent and Informed Refusal .................................... 71
Lampiran 8. Status Kontrol Pasien .................................................................. 74
Lampiran 9. Status Konsul Pasien .................................................................. 76
Lampiran 10. Lini Masa Penyelesaian Requirement Mahasiswa Bagian IPM 77

x
I. PENDAHULUAN

Pendidikan Profesi Dokter Gigi Indonesia mengalami perubahan


mendasar, yaitu kurikulum yang semula berbasis bagian menjadi kurikulum
berbasis kompetensi, sehingga dalam pemetaan kurikulum menjadi konsep
terintegrasi yang merupakan penggabungan dari beberapa disiplin ilmu terkait
yang dituangkan dalam bentuk modul. Perubahan ini terjadi atas dasar
pertimbangan global, regional dan nasional karena adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta tuntutan maupun kebutuhan masyarakat
yang cenderung terus bergeser.
Implementasi kurikulum tersebut di atas memerlukan perubahan strategi
dalam proses Pendidikan baik di tingkat akademik maupun profesi. Untuk itu,
diperlukan modul yang merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri untuk
menunjang pelaksanaan program Pendidikan tersebut.
Buku modul ini dibuat berdasarkan standar kompetensi dokter gigi
Indonesia yang dilakukan secara terintegrasi sebagai media bantu mahasiswa
dalam memahami kompetensi yang harus dicapai dan proses pembelajaran yang
akan ditempuh di dalam pelaksanaan modul “Lesi Jaringan Lunak Rongga
Mulut.” Pada buku modul ini tertuang standar kompetensi mengenai penyakit /
kelainan jaringan lunak mulut. Standar kompetensi tersebut akan menjadi
kualifikasi kemampuan minimal mahasiswa yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, psikomotor dan afektif. Deskripsi modul ini merupakan pengantar
dan dasar perawatan terhadap penyakit/kelainan jaringan lunak mulut dalam
menegakkan diagnosis penatalaksanaan penyakit periodontal di rongga mulut baik
secara individu, keluarga maupun masyarakat.
Manfaaat modul ini diharapkan agar mahasiswa dapat menguasai
pengetahuan, sikap, kemampuan umum dan khusus dalam melakukan pencegahan
dan perawatan penyakit/ kelainan jaringan lunak mulut sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan mulut secara individu, keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itu modul ini diberikan untuk membantu memahami, menerapkan dan
menganalisis cara perawatan kesehatan gigi dan mulut serta dapat menanggulangi
kasus-kasus yang ada.

1
II. DESKRIPSI MODUL

Modul ini mencakup seluruh aspek mengenai prosedur penegakan


diagnosis lesi jaringan lunak rongga mulut berdasarkan analisis hasil pemeriksaan
subjektif dan objektif sehingga mahasiswa mampu menetapkan rencana pada
pasien sesuai dengan kasus. Modul ini juga memuat topic tree pengelompokan
lesi jaringan lunak rongga mulut berdasarkan etiopatogenesis (MIND
Classification) dan gambaran klinis (Clinical Appearance), RPS (Rencana
Pembelajaran Semester) Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mulut, Area Kompetensi,
Metode Pembelajaran dan Penilaian, Materi Pembelajaran (berupa List of
Diseases yang disusun berdasarkan SKDGI 2015 dan Hasil Pertemuan Pengampu
IPM se-Indonesia pada bulan April 2018), Standar Prosedur Operasi Umum dan
Pelayanan Bagian IPM, Penulisan Resep, Sistem Rujukan, Biopsi Swab, dan Tata
Tertib dan Alur Kerja di Bagian IPM.
Modul ini diharapkan dapat memenuhi pencapaian kompetensi
pendidikan profesi dokter gigi sehingga melalui modul ini, mahasiswa
mendapatkan gambaran kompetensi minimal yang harus dikuasai sebagai dokter
gigi.

2
II.1 TOPIC TREE AND MUCOSAL LESION CLASSIFICATIONS

ORAL LESION

ANAMNESIS OBJECTIVE DIAGNOSIS PROGNOSIS AND TREATMENT


EXAMINATION PLANNING

• History • General • Clinical Diagnosis • Pharmacological


• Symptoms • Extra Oral • Differential Diagnosis • Non-pharmacological

• Location • Intra Oral (based on Clinical Appearance (Communication,


• Supportive (Lab tets, and Etiopathogenic/ MIND Information and Education;
• Distribution
Microbiology, Classification) Referral)
Imaging, Biopsy) • Definitive Diagnosis

3
ETIOPATHOGENIC CLASSIFICATION (“MIND” Classification System) –
William M. Carpenter, Peter L. Jacobsen, Lewis R. Eversole

Metabolic (Systemic) Inflammatory Neoplasia Developmental

• Hormonal • Trauma • Benign • Acquired

• Reactive • Pre-malignant • Genetic/ Heritable


• Nutritional
• Infection • Malignant
Bacterial

Fungal

Viral

• Immunology

Immunodeficiency

Hypersensitivity

- Endogenous allergen
(autoimmune)

- Exogenous allergen

4
LESIONS OF THE ORAL MUCOSA (CLINICAL CLASSIFICATION)

WHITE RED PIGMENTED ULCERATIVE VESICULOBULLOUS SWELLINGS

• BROWN • Smooth Surface

• BLUE • Papillary,
Papular, and
• BLACK Multiple Polypoid

5
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI No Dokumen:
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

II.2 RENCANA PEMBELAJARAN (RPS)


Tanggal dikeluarkan :
Tanggal direvisi : 2018
Otorisasi : Penanggung Jawab Divalidasi oleh Ketua Diketahui oleh Ka.
Modul 3 GKM Prodi
Andries Pascawinata,
Utmi Arma, drg., Dr. Efa Ismardianita,
drg., M.D.Sc., Sp.
M.D.Sc. drg., M.Kes
B.M.
Nama mata kuliah : Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mulut
Kode mata kuliah :
Bobot sks : 3
Bidang kajian : Ilmu penyakit mulut
Semester : I
Dosen pengampu mata : Utmi Arma, drg., M.D.Sc.
kuliah Fitria Mailiza, drg., Sp. P.M.
Abu Bakar, drg., M.Med.Ed.
Dhona Afriza, drg., M.Biomed.
Rifani, drg.
Capaian Pembelajaran CP Prodi
(CP)
S.9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
Catatan:
keahliannya secara mandiri
S = Sikap
S.11 Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan
P = Pengetahuan
keluarganya
Ku = Keterampilan
S.12 Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga
umum
Kk = Keterampilan kesehatan, dan pasien
khusus S.13 Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang
terbaik (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa
diskriminasi, kejujuran (veracity) dan adil (justice)
P.1.c Menguasai pengetahuan factual tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi
P.1.d Mengetahui pengetahuan factual tentang standar kompetensi dokter
gigi
P.2 Menguasai prosedur perawatan klinis dalam bidang kedokteran gigi
P.4.b Menguasai konsep aplikatif teknik perawatan klinis di bidang
kedokteran gigi
P.5.a Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu biomedik
meliputi anatomi, histologi, fisiologi tubuh manusia, patologi dan
patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, mikrobiologi,
biologi, biokimia, farmakologi, serta ilmu gizi
P.5.b Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu kedokteran
klinik meliputi Penyakit Dalam, THT, Kulit dan Kelamin, Ilmu
Kesehatan Mata, Neurologi, Bedah Umum
P.5.d Menguasai konsep teoritis secara umum tentang ilmu Kedokteran
Paraklinik meliputi Patologi Anatomi, Patologi Klinik
P.6.a Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang Biologi Oral
P.6.b Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang Morfologi
makroskopis, mikroskospis dan topografi organ, jaringan penyusun
sistem tubuh manusia secara terpadu
P.6.d Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang komunikasi
kesehatan dan komunikasi teurapeutik
P.7.a Menguasai konsep aplikasi tentang patogenesis penyakit atau
kelainan yang meliputi, infeksi, dan non infeksi

6
P.7.b Menguasai konsep aplikasi tentang sterilisasi, desinfeksi dan asepsis
P.7.c Menguasai konsep aplikasi tentang obat-obat yang digunakan untuk
penyakit gigi mulut, termasuk efek samping dan interaksinya
P.7.d Menguasai konsep aplikasi tentang tatalaksana kedokteran gigi
klinik untuk membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan
gigi mulut
P.7.e Menguasai konsep aplikasi tentang berfikir analitis guna
mendukung evidence based dentistry
P.8.a Menguasai konsep aplikasi dalam ilmu kedokteran gigi klinik untuk
memberikan pelayanan kesehatan gigi mulut yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Ku.1 Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan
yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara
dengan standar kompetensi kerja profesinya;
Ku.2 Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis,
dan kreatif;
Ku.3 Mampu menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan
karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan
dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses
oleh masyarakat akademik;
Ku.5 Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil
analisis informasi dan data;
Ku.9 Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
Ku.10 Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
masyarakat profesi dan kliennya;
Ku.11 Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai
dengan kode etik profesinya;
Ku.12 Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
Ku.14 Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit,
mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk
keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;
Ku.15 Mampu mengikuti perkembangan keilmuan dan keahlian profesi
(long life learner)
Kk.1 Mampu melakukan anamnesis secara mandiri dengan menggali
riwayat pasien (riwayat keluarga dan psikososial ekonomi, riwayat
kepenyakitan dan pengobatan, riwayat perawatan gigi mulut,
perilaku) yang relevan dengan keluhan utama melalui metode
komunikasi efektif terhadap pasien/keluarga pasien
Kk.2 Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan sistem
stomatognatik (meliputi pemeriksaan ekstra dan intra oral) secara
mandiri pada pasien simulasi dengan akurat serta mampu
menetapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi dan kode etik
Kk.3 Mampu mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medik yang
akurat dan komprehensif, sebagai dokumen legal yang mendukung
rencana perawatan gigi mulut serta keperluan identifikasi
odontologi forensik sesuai dengan Disaster Victim Identification
(DVI) secara mandiri
Kk.4 Mampu menegakkan diagnosis awal, diagnosis banding, diagnosis
akhir dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan mulut
secara teoritis berdasarkan patogenesis dengan mempertimbangkan
derajat resiko penyakit melalui interpretasi, analisis, dan sintesis
data kasus sesuai standar klasifikasi penyakit internasional
(International Classification of Diseases) secara mandiri

7
Kk.5 Mampu menyusun rencana perawatan gigi dan mulut berdasarkan
analisis data kasus sesuai konsep kedokteran gigi klinik, kedokteran
gigi pencegahan, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinik dan ilmu
biomedik yang relevan dengan mempertimbangkan siklus hidup
pasien dan kondisi sosio-budaya secara mandiri
Kk.6 Mampu membuat keputusan, melakukan, dan mengevaluasi
keberhasilan perawatan gigi mulut pada pasien yang disertai atau
tanpa kompromis medis secara komprehensif dengan
mengutamakan patient safety, kode etik profesi, cost effectiveness
serta berorientasi pada peningkatan kualitas hidup secara mandiri
Kk.8 Mampu mengendalikan rasa nyeri, takut dan kecemasan dengan
pendekatan farmakologik dan/atau non farmakologik pada pasien
secara mandiri
Kk.9 Mampu membuat kajian secara mandiri dan kelompok tentang
permasalahan bidang kedokteran gigi pada pasien atau masyarakat,
dan mengusulkan alternatif solusi yang inovatif dengan pendekatan
evidence-based dentistry yang bisa dipertanggungjawabkan secara
akademik dan etik profesi
K.11 Mampu mengambil keputusan medik sesuai kewenangan klinis
(clinical privilege) untuk merujuk pasien kepada sejawat dan/atau
penyelenggara kesehatan lain berdasarkan standar prosedur
operasional secara mandiri
K.13 Mampu mengelola perilaku pasien, keluarga dan masyarakat
dengan menerapkan prinsip manajemen perilaku secara mandiri dan
kelompok
K.14 Mampu melakukan kolaborasi antar profesi kesehatan dalam
mengelola kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat secara
kelompok
Deskripsi singkat : membahas tentang kelainan jaringan lunak mulut dan penanganan lesi
mata kuliah jaringan lunak mulut secara sederhana
Pokok bahasan mata : 1) Analisis riwayat penyakit, temuan klinis, laboratoris, radiografis,
kuliah penyakit Gigi Mulut
2) Diagnosis sementara, diagnosis kerja, dan prognosis penyakit gigi
mulut
3) Gambaran klinis berbagai penyakit mukosa mulut
4) Penentuan derajat resiko penyakit rongga mulut di berbagai usia
untuk penetapan prognosis
5) Farmakologi terapi
5a) Prinsip-prinsip penatalaksanaan lesi-lesi jaringan lunak mulut
secara farmakologik dan non farmakologik
5b) Prinsip-prinsip pemeliharan kesehatan jaringan lunak mulut
5c) Prinsip-prinsip evaluasi hasil perawatan non bedah lesi jaringan
lunak mulut
6) Penulisan resep
7) Penentuan indikasi perawatan non bedah lesi jaringan lunak mulut
8) Manifestasi oral penyakit dan kelainan sistemik
9) Kelainan kelenjar saliva
10) Manifestasi berbagai penyakit sistemik di rongga mulut pada pasien
medik kompromis
11) Rencana perawatan gigi mulut pasien dengan medik kompromis
12) Identifikasi kelainan kongenital dan herediter yang ditemukan
dalam rongga mulut
13) Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi
rasa sakit, rasa takut, dan kecemasan

8
Pustaka : 1. Scully C et al. Oral Medicine and Pathology at a Glance. 1st ed.
West Sussex: Wiley-Blackwell. 2010

2. Greenberg, S. Martin., Glick Michael. Burket’s Oral medicine


eleventh edition Hamilton. 2008

3. Ghom A. Govindrao: Textbook of Oral Medicine, Second Edition,


Jaypee. 2010

4. Birnbaum W, Dunne SM. Diagnosis Kelainan dalam Mulut:


petunjuk bagi klinisi (Oral Diagnosis: The Clinician’s Guide)/
penulis, Warren Birnbaum, Stephen M, Dunne; alih bahasa
Hartono Ruslijanto, Enny M. Rasyad; editor edisi bahasa
Indonesia, Lilian Juwono. Jakarta: EGC. 2009.

5. Langlais, R. P & Miller, C. S. Atlas bewarna Kelainan Rongga


Mulut yang Sering Ditemukan. Editor: Lilian Juwono. Hipokrates.
Jakarta. 2013.

6. Kumar. V, Cotran. R.S, Robbins. S L. Buku Ajar Patologi. Editor:


Muhammad Asroruddin, Huriati Hartanto, Nurwany Darmaniah,
Ed.7. Jakarta: EGC,2007. (Vol.1).

7. Stanley, John R. "Chapter 59: Pemphigus". In Freedberg et


al. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. (6th ed.).
McGraw-Hill. 2003: p. 559.

8. Zabrisky, John B. “Essential Clinical Immunology”. Cambridge


University Press. England. 2009

9. Silverman, Michael. Essensial of Oral Medicine. Human


Immunodeficiency Virus. BC Decker.2002

10. Stanberry LR. Understanding Herpes. 2nd ed. The University


Press of Mississippi. 2006

11. *Glick, M. Burket’s Oral Medicine, Diagnosis & Treatment.


12th ed. Kindle. 2015

12. *Scully, C. Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of


Diagnosis and Treatment, 3rd ed, Churchill Livingstone. 2013

13. *Scully, C. Medical Problems in Dentistry, 7th ed. Elsevier.


2014

14. *Cawson, RA & Odell, EW. Essentials of Oral Pathology and


Oral Medicine, 9th ed, Elsevier. 2017

15. *Laskaris, G. Color Atlas of Oral Diseases, 3rd ed (Revised


and Expanded Edition), Thieme. 2003

16. *Coleman, GC & Nelson, JF. Principles of Oral Diagnosis,


Mosby. 1992
*Referensi no 11-16 merupakan referensi wajib bagian IPM berdasarkan
kesepakatan pengampu IPM se-Indonesia, April 2018

9
Tabel 1. RENCANA PEMBELAJARAN
Bobot
Kemampuan akhir yang Alokasi Pengalaman belajar Instrumen
Bahan kajian Metode pembelajaran Penilaian
diharapkan waktu mahasiswa Penillaian
(%)
Mampu melakukan -Keluhan Utama Dental Side Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- Mini Ce-X Terlampir
anamnesis (penggalian -Riwayat penyakit pasien di hal 12
riwayat medis dan dental) -Riwayat penyakit gigi mulut Diskusi
-Riwayat penyakit sistemik
-Riwayat penyakit dalam
keluarga
-Riwayat penyakit sosial
Mampu melakukan -Pemeriksaan obyektif Dental Side Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- Mini Ce-X Idem
pemeriksaan fisik secara -Pemeriksaan ekstraoral pasien
umum dan stomatognati -Pemeriksaan intraoral Diskusi
-Identifikasi variasi normal
Mampu melakukan -Pemeriksan radiografi Dental Side Teaching 1 x 170’ Interaksi dokter gigi- Mini Ce-X Idem
interpretasi hasil -Pemeriksaan laboratorium CSS pasien CBT
pemeriksaan penunjang darah lengkap 5 x 50’ Diskusi CSS
-Pemeriksaan mikrobiologi Presentasi
-Pemeriksaan histologi
-Pemeriksaan patologi oral dan
patologi klinik
Mampu melakukan Ilmu Penyakit Mulut Dental Side Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- Mini Ce-X Idem
prosedur penegakan CBD pasien CBD
diagnosis dan DD 4 x 50’ Diskusi

Mampu menetapkan Ilmu Penyakit Mulut Dental Side Teaching 1 x 170’ Interaksi dokter gigi- Mini Ce-X Idem
prognosis dan rencana CBD pasien CBD
perawatan 2 x 50’ diskusi

10
Kemampuan akhir yang Bahan kajian Metode Alokasi Pengalaman belajar Instrumen Bobot
diharapkan pembelajaran waktu mahasiswa Penillaian Penilaian
(%)
Mampu melakukan a. Hipertensi Dental Side Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- DOPS Idem
perawatan Gigi Mulut/ b. Diabetes Mellitus Case Report pasien
identifikasi fokus infeksi c. Kelainan GIT: gastritis 4 x 50’ Case Report
pada pasien dengan d. Anemia Diskusi
berbagai penyakit sistemik e. Kehamilan Presentasi CBT
/ kondisi yang banyak f. Penyakit jantung
dijumpai di masyarakat g. Penyakit saluran
pernafasan
h. Penyakit ginjal
i. Penyakit hepar
Mampu melakukan a. Ulkus Traumatikus Dental Site Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- DOPS Idem
perawatan pada pasien b. SAR minor ringan Case Report pasien
dengan lesi-lesi jaringan c. Stomatitis medikamentosa 4 x 50’ Case Report
lunak mulut d. Stomatitis venenata Diskusi
e. Stomatitis Herpetika Presentasi CBT
primer dan rekuren
f. Herpes Zoster
g. ANUG
h. Candidiasis tipe
pseudomembran
i. Angular Cheilitis
j. Median Rhomboid
Glossitis
k. Cheilosis
l. Pigmentasi mukosa mulut:
Fisiologis
m. Pigmentasi mukosa
mulut Patologis (logam,
obat)
n. Smoker’s melanosis
o. Candidiasis tipe
eritematous

11
Kemampuan akhir yang Bahan kajian Metode Alokasi Pengalaman belajar Instrumen Bobot
diharapkan pembelajaran waktu mahasiswa Penillaian Penilaian
(%)
Mampu melakukan a. Eritema Multiforme Dental Site Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- DOPS Idem
perawatan inisial (initial b. Herpangina CSS pasien
treatment), dan merujuk c. Hand, foot and mouth 4 x 50’ CSS
pasien disease Diskusi
d. Reaksi Lichenoid Presentasi CBT
e. Leukoplakia
f. Eritroplakia
g. Karsinoma Sel Skuamosa
Mampu melakukan biopsy Ilmu Penyakit Mulut Dental Site Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi- DOPS Idem
swab Case Report pasien
CSS 2 x 50’ CSS
Diskusi
Presentasi CBT

Mampu melakukan Ilmu Penyakit Mulut Dental Site Teaching 2 x 170’ Interaksi dokter gigi DOPS Idem
komunikasi, informasi, dan pasien
edukasi tentang kelainan/
penyakit mukosa mulut
yang diderita kepada
pasien/keluarga/pendamping

12
II.3 AREA KOMPETENSI

Kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam modul lesi jaringan lunak
rongga mulut:

1. Mampu menguasai konsep teoritis tentang patogenesis penyakit atau


kelainan yang meliputi infeksi, dan non infeksi
2. Mampu menjelaskan secara teoritis bagaimana melakukan pemeriksaan
subjektif
3. Mampu menentukan indikasi pemeriksaan lab darah sitologi, mikrobiologi
dan biopsi
4. Mampu melakukan analisis riwayat penyakit, temuan klinis, laboratoris,
penyakit jaringan lunak.
5. Mampu mendiagnosis sementara, diagnosis kerja, diagnosis banding dan
prognosis penyakit jaringan lunak
6. Menjelaskan kondisi, kelainan, penyakit dan fungsi kelenjar saliva.
7. Menjelaskan gambaran klinis penyakit pada mukosa mulut akibat
inflamasi, gangguan imunologi, metabolit dan neoplastik.
8. Memastikan adanya manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut.
9. Menentukan indikasi perawatan non bedah lesi jaringan lunak mulut
10. Menjelaskan penatalaksanaan lesi-lesi jaringan lunak mulut sederhana
secara farmakologik dan non farmakologik.
11. Menjelaskan prinsip-prinsip memelihara kesehatan jaringan lunak mulut
12. Menjelaskan prinsip-prinsip evaluasi hasil perawatan non bedah lesi
jaringan lunak mulut.
13. Mampu mengelola ketidaknyamanan, rasa sakit dan kecemasan pasien
dalam pelaksanaan perawatan dengan pendekatan farmakologik dan non
farmakologi
14. Mampu melakukan pemilihan obat dan penulisan resep. Memahami obat-
obat yang digunakan untuk penyakit Gigi Mulut, termasuk efek samping
dan interaksinya.
15. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip tindakan kerjasama terintegrasi secara
profesional di bidang kedokteran gigi (intradisiplin)
16. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip tindakan rujukan di bidang
kedokteran gigi interdisiplin (inter professional collaboration) dan
intradisiplin
17. Menjelaskan kelainan/penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga
mulut pada pasien medik kompromis.
18. Menjelaskan cara pengelolaan pasien dengan kelainan/ penyakit sistemik
yang bermanifestasi di rongga mulut pada pasien medik kompromis secara
holistik dan komprehensif.
19. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;

13
II.4 METODE PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

Tabel 2. Metode Pembelajaran (Requirement) dan Penilaian Bagian Oral Medicine FKG
Universitas Baiturrahmah

No Jenis Pekerjaan Bobot Jumlah Keterangan


nilai
1 Tatalaksana kasus penyakit 20% 4 Terdiri dari:
mulut sederhana (Case Report) - Pengerjaan dan diskusi pasien
- Diskusi materi
- Inform consent/ refusal
- Membuat rujukan
- Presentasi salah satu kasus.
2 Tatalaksana kasus penyakit 10% 1 Terdiri dari:
mulut kompleks (CBD/Case - - Pengerjaan dan diskusi pasien
Based Discussion) - Diskusi materi
- Inform consent/ refusal
- Membuat rujukan
- Presentasi seminar salah satu kasus
3 Inform consent/ refusal 2,5% 5
4 Komunikasi Informasi Edukasi 2,5% 5
(KIE)

5 Rujukan pasien 2,5% 5

6 Kontrol pasien 2,5% 10

7 Diskusi pasien 2,5% 5

8 Diskusi materi 2,5% 5

9 Penyusunan laporan kasus 2,5% 2

10 Presentasi laporan kasus 5% 2

11 CSS 10% 1 Bedah Jurnal, presentasi


(Case Scientific Session) (membuat rangkuman dari beberapa artikel
ilmiah publikasi internasional berbahasa
Inggris 5 tahun terakhir)
12 Kehadiran seminar 10% 30 Dihitung berdasarkan jumlah kehadiran
mengikuti seminar
(CSS, CBD dan CR)
13 Ujian harian mini CEX dan 10% 4
2 Mini-CEX dan 2 DOPS
DOPS
14 Ujian modul – CBT 7,5%
15 Ujian modul - OSCE 7,5%
Total: 2 SKS

14
II.5 MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran kasus bagian ilmu penyakit mulut untuk mengikuti ujian profesi (merujuk kepada buku Standar Kompetensi
Dokter Gigi Indonesia, 2015) dan Hasil Pertemuan Pengampu IPM se-Indonesia (2018):

Tabel 3. List of Diseases


Jml. max
Tingkat Klasifikasi
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks mahasiswa
Kemampuan MIND
/kasus
I. VARIASI 1. Ankyloglossia 4 √ D 4
NORMAL 2. Bifid tongue 4 √ D 4
(Normal 3. Coated tongue 4 √ D 4
Variation) 4. Crenated tongue (scalloped tongue) 4 √ D 4
5. Fissured tongue 4 √ D 4
6. Fordyce’s granule 4 √ D 4
7. Frictional keratosis 4 √ D 4
8. Geographic tongue 4 √ D 4
9. Leukodema 4 √ D 4
10. Linea alba 4 √ D 4
11. Macroglossia 4 √ D 4
12. Microglossia 4 √ D 4
13. Pigmentasi mukosa mulut: fisiologis 4 √ D 4
14. Torus palatina dan mandibula 4 √ D 4
15. Varicosities 4 D 4
16. White Sponge Nevus 4 √ D 4
17. Hairy tongue 3A √ √ D 4

15
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
II. MANIFESTASI 1. KEHAMILAN 2 √ M 2
ORAL DARI 2. GERIATRI 2 √ D 2
PENYAKIT 3. KELAINAN ENDOKRIN (Disorders of The Endocrine System and Metabolism):
SISTEMIK • Diabetes mellitus 2 √ M 2
(Oral • Adrenal Diseases and
Manifestation of Conditions
Systemic - Addison’s Disease 1 √ M 2
Disease) • Hypothalamus and Anterior 2
M
Pitutary
• Thyroid Diseases M 2
4. KELAINAN GASTROINTESTINAL (Diseases of Gastrointestinal Tract):
• Diseases of The Upper Digestive Tract M
- GERD (Gastroesophageal 2
Reflux Disease)
• Diseases of The Lower
I
Digestive Tract
- Crohn’s Disease 1 √ 2
- Duodenal Ulcer Disease 2
- Inflammatory Bowel Disease 2
- Peptic Ulcer Disease 2
- Ulcerative Colitis 2
• Penyakit Hepar (Diseases of Hepatobiliary System) I
- Hepatitis
Infeksi virus 2
Infeksi non-virus 2
- Sirosis hepatitis 2
• Gastrointestinal Syndromes
- Peutz-Jegher Syndrome 1 √ M 2

16
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
5. KELAINAN GENITOURINARIA:
• Gagal ginjal akut D 2
• Gagal ginjal kronis D 2
6. KELAINAN HEMATOLOGI (Hematologic Diseases):
• Eosinophilic ulcer 3A √ I 2
• Glossitis hunter (terkait anemia √ 2
3A I
B12)
• Hemangioma 3A √ N 2
• Hemophilia N 2
• Idiopathic Thrombocytopenic 2
D
Purpura (ITP)
• Kaposi’s Sarcoma 2 √ N 2
• Leukemia N 2
• Ptechiae, purpura, hematoma oral
- Etiologi lokal 4 √ D 2
- Terkait gangguan hematologi 2 √ D 2
• Thalasemia D 2
7. PENYAKIT IMUNOLOGI (Immunologic Diseases):
• Penyakit Autoimun
- Behҫet Syndrome 3A √ I 2
- Sicca syndrome (Sjögren) 3A √ I 2
- Pemfigus 2 √ I 2
- Pemphigoid 2 √ I 2
- Epidermolisis bulosa 1 √ I 2
- Systemic Lupus Erythematosus I 2
• Penyakit Imunodefisiensi I
- HIV- AIDS I 2
• Alergi dan Hipersensitivitas I 2

17
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
8. KELAINAN KARDIOVASKULAR (Diseases of Cardiovascular System):
• Anginapectoris D
• Anticoagulant bleeding D
tendency
• Hypertension D
9. KELAINAN NEUROLOGIS
• Post-Herpetic Neuralgia 3A √ I 2
• Burning Mouth Syndrome 2 √ M 2
• Trigeminal Neuralgia 2 √ I 2
• Bell’s Palsy 1 D 2
• Cerebral Palsy D 2
• Cerebrovascular Accident 2
D
(CVA), Stroke
• Epilepsi D 2
10. KELAINAN PERNAFASAN (Diseases of The Respiratory Tract):
• Asma Bronkhial D 2
• Oral tuberculosis Ulcer 3A √ I 2
• Pneumonia I 2

18
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
III. LESI ORAL 1. KELAINAN KELENJAR LUDAH (Diseases of Salivary Glands)
JARINGAN a. Obstruksi
LUNAK • Mucoceles 3A √ N 2
(Oral Soft • Ranula 3A √ N 2
Tissue Lesions) • Sialolithiasis 2 N 2
• Stricture of salivary duct 1 N 2
b. Sialadenitis 2
• Parotitis epidemika / mumps 4 √ I 2
c. Dry mouth 1 M 2
d. Disturbances of salivary secretion
• Xerostomia 3A √ M 2
• Hypoptyalism, 2 M 2
• Ptyalism/ hyperptyalism 2 M 2
e. Salivary Gland Neoplasms N 2
f. Other diseases of salivary glands
• Muara Duktus Stensen Prominen 4 √ D 2
• Abscess of salivary gland 2 I 2
• Atrophy of salivary gland 2 D 2
• Fistula of salivary gland 2 D 2
• Hypertrophy of salivary gland 2 D 2
• Benign lymphoepithelial lesion of 1 2
N
salivary gland
• Mikulicz disease 1 I 2
• Necrotizing sialometaplasia 1 I 2
• Sialectasia 1 I 2
• Sialoadenopathy 1 I 2
• Stenosis of salivary duct 1 D 2
• Uveoparotid fever (Heerfordt) I 2

19
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
2. STOMATITIS AND RELATED LESIONS
a. Recurrent Oral Aphtae
• Aphtous Stomatitis I
- Minor 4 √ I 2
- Major 3A √ I 2
- Herpetiform 3A √ I 2
• Bednar aphtae 4 I 2
• Herpes labialis (recurrent 4 √ 2
I
herpes labialis, RHL)
• Periadenitis mucosa 4 2
I
necrotica recurrent
• Primary herpetic 4 √ 2
I
gingivostomatitis
• Recurrent intra oral herpes 4 √ 2
I
(Stomatitis herpetika)
b. Other forms of stomatitis
• Denture 4 I 2
• Ulcerative 4 I 2
• Vesicular 4 I 2
• Stomatitis nikotina 4 √ I 2
• Ulkus traumatikus 4 √ I 2
• Gangrenous stomatitis 2 I 2
• Stomatitis medikamentosa 3 I 2
• Stomatitis venenata 3 I 2
c. Cellulitis and abscess of mouth
a. Cellulitis of mouth (floor) 3A I 2
b. Submandibular abscess 3A I 2

20
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
d. Oral Mucositis (ulcerative)

Chemical Burn (Drug- 4 √ √ I 2
induced)
• Thermal burn 4 √ √ I 2
• Radiation-induced 3A √ I 2
• Viral 3A I 2
3. OTHER DISEASE OF LIP AND ORAL MUCOSA
a. Diseases of lips:
• Cheilitis
- Angular 4 √ √ I 2
- Glandular 4 I 2
- Actinic 3A √ I 2
- Exfoliative 3A √ √ I 2
• Cheilodynia 4 I 2
• Cheilosis 4 √ I 2
• Perleche 4 I 2
• Cheek and lip biting 3A √ I 2
b. Leukoplakia and other disturbances of oral epithelium, including tongue
• Erythroplakia of oral 2
4 N
epithelium, including tongue
• Leukodema of oral 4 √ 2
N
epithelium, including tongue
• Leukokeratosis nicotina 2
4 N
palate
• Smoker palate N 2

21
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
c. Granuloma and granuloma-like lesions of oral mucosa
• Eosinophilic granuloma of 3A 2
N
oral mucosa
• Granuloma pyogenicum of 3A 2
N
oral mucosa
• Verrucous xanthoma of oral 3A 2
N
mucosa
d. Other and unspecified lesions of oral mucosa
• Amalgam tattoo 4 √ I 2
• Irritative hyperplasia of oral 4 2
I
mucosa
• Candidiasis tipe atrophic 2
chronic/ Denture sore mouth I
(tipe 1-3)
- Tipe 1 dan 2 4 √ √ I 2
- Tipe 3 3A √ I 2
• Candidiasis tipe eritematous I 2
• Candidiasis pseudomembran
I
akut oral:
- tanpa penyakit sistemik 4 √ I 2
- dengan penyakit sistemik 3A √ I 2
• Antibiotic sore mouth 3A √ I 2
• Focal oral mucinosis 3A I 2
• Smoker’s melanosis 3A √ I 2
• Pigmentasi mukosa mulut: 2 √ 2
patologis (logam, tembakau, I
obat-obatan)

22
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
4. DISEASE OF TONGUE
a. Glossitis
• Abscess of tongue 3A I 2
• Ulceration (traumatic) of the 3A 2
I
tongue
b. Geographic Tongue
• Benign migratory glossitis, 4 2
D
Glossitis areata exfolativa
c. Median Rhomboid Glossitis 4 √ D 2
d. Hyperthrophy of tongue papillae
• Black hairy tongue D 2
• Hypertrophy of foliate papillae 4 √ D 2
• Lingua villosa nigra D 2
• Papila circumvalata prominen 4 √ D 2
e. Atrophy of tongue papillae 4 2
D
(Atrophic glossitis)
f. Plicated Tongue:
• Furrowed Tongue 4 D 2
• Scrotal Tongue 4 D 2
g. Glossodynia:
• Glossopyrosis 3A √ D 2
• Painful Tongue 3A D 2
h. Other Disease of Tongue:
• Atrophy tongue 2 D 2
• Enlargement tongue 2 D 2
• Glossopathy 2 D 2
• Hypertrophy tongue 2 D 2
• Dysgeusia/ Ageusia/Hypogeusia 1 √ D 2

23
Materi Pembelajaran Kasus Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
IV. Penyakit yang 1. Eksostosis 4 √ D 2
membutuhkan 2. Hand, foot and mouth disease 4 √ I 2
rujukan / 3. Herpangina 4 √ I 2
Penyakit 4. Acute Necrotizing Ulcerative 3A 2
sistemik I
Gingivitis
dengan tingkat
5. Epulis fisuratum 3A √ I 2
kemampuan
3/2/1 6. Epulis gravidarum 3A √ I 2
7. Halitosis 3A √ √ D 2
8. Lichenoid reaction 3A √ I 2
9. Necrotizing ulcerative stomatitis 3A √ I 2
10. Oral Lichen Planus 3A √ N 2
11. Angioneurotic edema 3B √ I 2
12. Eritema multiforme 3B √ I 2
13. Herpes zoster 3B √ I 2
14. Steven Johnson Syndrome 3B √ I 2
15. Angina bulosa haemorhagika 2 √ I 2
16. Cancrum oris (noma) 2 I 2
17. Candidal Leukoplakia 2 √ I 2
18. Condyloma 2 √ N 2
19. Eritroplakia 2 √ N 2
20. Fibroma 2 √ N 2
21. Hiperplasia gingiva (terkait 2 √ 2
D
sistemik)
22. Leukoplakia 2 √ N 2
23. Linear Gingival Eritema 2 √ I 2
24. Oral Hairy Leukoplakia 2 √ I 2

24
Tingkat Klasifikasi Jml. max
No Klasifikasi Materi Pembelajaran Kasus Sederhana Kompleks
Kemampuan MIND mahasiswa/kasus
25. Oral melanoma 2 √ N 2
26. Papiloma 2 √ N 2
27. Sifilis 2 √ I 2
28. Squamous cell carcinoma 2 √ N 2
29. Abscess peritonsillar 1 I 2
30. Ariboflavinosis 1 M 2
31. Granulomatosis orofacial 1 √ I 2
32. Infeksi mononukleosis 1 √ I 2
33. Limfangioma 1 √ N 2
34. Linear IgA disease 1 √ I 2
35. Oral Submucous Fibrosis 1 √ I 2

25
Tabel 4. Penjabaran Level Kompetensi
1 Dapat mengenal gambaran klinis suatu penyakit dikaitkan dengan
pengetahuan dari literatur dan mengetahui bagaimana mencari informasi
lebih lanjut tentang penyakit tersebut. Level ini menunjukkan overview
saja
2 Dapat membuat diagnosis klinis penyakit sendiri berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana seperti
laboratorium sederhana dan rontgen, serta dapat menentukan kapan
pasien perlu dirujuk kepada spesialis yang sesuai
3A Dapat membuat diagnosis klinis penyakit sendiri berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana seperti
laboratorium sederhana dan rontgen, serta dapat menentukan dan
memberikan terapi awal atau initial treatment sebelum pasien dirujuk
kepada spesialis yang sesuai pada kasus-kasus non-emergency
3B Dapat membuat diagnosis klinis penyakit sendiri berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana seperti
laboratorium sederhana dan rontgen, serta dapat menentukan dan
memberikan terapi awal atau initial treatment sebelum pasien dirujuk
kepada spesialis yang sesuai pada kasus-kasus emergency
4 Dapat membuat diagnosis klinis penyakit sendiri berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana seperti
laboratorium sederhana dan rontgen, serta mampu mengelola sendiri
suatu penyakit

Kriteria Kategori Kasus Penyakit Mulut:


1. Sederhana, bila:
- Tidak melibatkan penyakit sistemik
- Lesi lokal
- Lesi tidak merusak jaringan sekitarnya (non destruktif)
- Kasus sering ditemukan
- Lesi variasi normal
2. Kompleks, bila:
- Melibatkan penyakit sistemik
- Lesi meluas dan atau melibatkan ekstra oral
- Lesi bersifat destruktif
- Kasus jarang ditemukan

26
III. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UMUM

III.1 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan


Mulut
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan kriteria standar yang
wajib dipenuhi dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada semua fasilitas
pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia yang meliputi kebersihan tangan,
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi peralatan serta bahan yang digunakan
sesuai dengan perkembangan keilmuan dan dilakukan monitoring secara rutin.
Tujuannya adalah untuk mencegah penularan infeksi baik kepada pekerja layanan
kesehatan maupun pasien ketika sedang dilakukan perawatan. Sarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas, wajib memberikan jaminan keamanan kesehatan baik
bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat yang dilayani untuk terhindar dari
penularan infeksi. Hal ini dapat diwujudkan dengan penerapan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang efektif dan efisien.
Dalam prakteknya, tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut
berkemungkinan besar untuk berkontak langsung ataupun tidak langsung dengan
mikroorganisme dalam rongga mulut (termasuk saliva dan darah) pasien. Sebagai
akibat dari pemajanan mikroorganisme rongga mulut yang berulangkali, insidensi
terjangkit penyakit infeksi lebih tinggi pada praktik kedokteran gigi. Mengabaikan
prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang efektif dapat mengakibatkan
orang lain, termasuk keluarga tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan
pasien lain, berisiko terkena penyakit infeksi.
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang wajib dilaksanakan
oleh tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia meliputi Penerapan
kewaspadaan isolasi yang berupa Kewaspadaan Standar yang meliputi:

a. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan merupakan hal yang paling penting dan merupakan pilar
untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Membersihkan tangan harus
menggunakan sabun dan air mengalir.
Indikasi membersihkan tangan:
• Bila tangan terlihat kotor
• Setelah menyentuh bahan/objek yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
ekskresi dan sekresi
• Sebelum memakai sarung tangan
• Segera setelah melepas sarung tangan
• Sebelum menyentuh pasien
• Sebelum melakukan prosedur aseptik
• Setelah kontak dengan permukaan dalam ruang praktik termasuk peralatan,
gigi palsu, cetakan gips.
Jika tangan tidak tampak kotor, cuci tangan dengan menggunakan
handrub/cairan berbasis alkohol, selama 20-30 detik. Dan untuk prosedur
pembedahan, gunakan sabun antimikroba (bedah) yang mengandung
chlorhexidin gluconate 4% (alternatif: iodophor)

27
Hal – hal yang harus diperhatikan:
• Sebelum membersihkan tangan, cincin, jam dan seluruh perhiasan yang
ada di pergelangan tangan harus dilepas
• Kuku harus tetap pendek dan bersih
• Tidak menggunakan pewarna kuku atau kuku palsu karena dapat menjadi
tempat terjebaknya bakteri dan menyulitkan terlihatnya kotoran di dalam
kuku
• Selalu gunakan air mengalir, apabila tidak tersedia, maka harus gunakan
salah satu pilihan berikut:
- Ember berkeran yang tertutup
- Ember dan gayung, dimana seseorang menuangkan air sementara
yang lainnya mencuci tangan
• Tangan harus dikeringkan dengan menggunakan paper towel atau
membiarkan tangan kering sendiri sebelum menggunakan sarung tangan
(Yee, 2006)

b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


• Sarung tangan
Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan sarung tangan ketika
melakukan perawatan yang memungkinkan berkontak dengan darah atau cairan
tubuh lainnya. Sarung tangan harus diganti tiap pasien, lepaskan sarung tangan
dengan benar setelah digunakan dan segera lakukan pembersihan tangan untuk
menghindari transfer mikroorganisme ke pasien lain atau permukaan lingkungan.
Lepaskan sarung tangan jika sobek, atau bocor dan lakukan pembersihan tangan
sebelum memakai kembali sarung tangan. Disarankan untuk tidak mencuci,
mendisinfeksi atau mensterilkan ulang sarung tangan yang telah digunakan.
Selain sarung tangan yang digunakan untuk pemeriksaan, ada jenis sarung
tangan yang digunakan untuk mencuci alat serta membersihkan permukaan meja
kerja, yaitu sarung tangan rumah tangga (utility gloves) yang terbuat dari lateks
atau vinil yang tebal.

• Masker
Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut wajib menggunakan masker
pada saat melakukan tindakan untuk mencegah potensi infeksi akibat kontaminasi
aerosol serta percikan saliva dan darah dari pasien dan sebaliknya. Masker harus
sesuai dan melekat baik dengan wajah sehingga dapat menutupi mulut dan hidung
dengan baik. Ganti masker diantara pasien atau jika masker lembab atau basah
dan ternoda selama tindakan pasien. Masker akan kehilangan kualitas
perlindungannya jika basah. Lepaskan masker jika tindakan telah selesai.

• Gaun / baju pelindung


Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan gaun/baju pelindung
yang digunakan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan melindungi kulit
dari kontaminasi darah dan cairan tubuh. Gaun pelindung ini harus dicuci setiap
hari. Gaun pelindung terbuat dari bahan yang dapat dicuci dan dapat dipakai ulang
(kain), tetapi dapat juga terbuat dari bahan kertas kedap air yang hanya dapat
sekali pakai (disposable). Lepaskan gaun/baju pelindung jika tindakan telah
selesai.

28
• Kacamata pelindung
Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan kacamata pelindung
untuk menghindari kemungkinan infeksi akibat kontaminasi aerosol dan percikan
saliva dan darah. Kacamata ini harus didekontaminasi dengan air dan sabun
kemudian didisinfeksi setiap kali berganti pasien.
Sebelum melakukan perawatan pasien, gunakan baju pelindung, lalu
masker dan selanjutnya kacamata pelindung sebelum mencuci tangan. Setelah
tangan dikeringkan, ambil sarung tangan, kenakan dengan cara yang benar.
Setelah selesai perawatan dan seluruh instrumen kotor telah disingkirkan,
lepaskan sarung tangan yang telah terkontaminasi dengan memegang sisi bagian
luar dan menariknya hingga terlepas dari dalam ke luar. Setelah salah satu sarung
tangan terlepas, lepaskan sarung tangan lainnya dengan memegang sisi bagian
dalam sarung tangan dan menariknya hingga terlepas. Apabila seluruh alat
pelindung diri telah dilepaskan, hindari menyentuh area terkontaminasi. Selalu
lakukan kebersihan tangan dan keringkan tangan sebelum memasang kembali
sarung tangan.

Gambar 1. Alat Pelindung Diri (APD)

c. Manajemen limbah dan benda tajam


• Gunakan kode warna dan label kontainer, warna kuning untuk limbah
infeksius dan warna hitam untuk limbah non infeksius
• Tempatkan limbah tajam seperti jarum, blade scapel, orthodontic bands,
pecahan instrumen metal dan bur pada kontainer yang tepat yaitu tahan
tusuk dan tahan bocor, kode warna kuning.
• Darah, cairan suction atau limbah cair lain dibuang ke dalam drain yang
terhubung dengan sistem sanitary
• Buang gigi yang dicabut ke limbah infeksius

29
d. Manajemen lingkungan

• Ikuti instruksi pabrik untuk pemakaian bahan disinfektan yang tepat untuk
pembersihan permukaan lingkungan
• Jangan menggunakan disinfektan tingkat tinggi untuk disinfeksi
permukaan lingkungan
• Pakai Alat Pelindung Diri saat melakukan pembersihan dan disinfeksi
permukaan lingkungan
• Pasang pelindung permukaan untuk mencegah kontaminasi, khususnya
permukaan yang sulit dibersihkan seperti tombol lampu pada dental chair
dan ganti pelindung permukaan setiap pasien
• Bersihkan dan disinfeksi permukaan kontak klinik yang tidak dilindungi
dengan pelindung setelah kegiatan satu pasien, gunakan disinfeksi tingkat
sedang jika terkontaminasi dengan darah.
• Bersihkan seluruh permukaan lingkungan (lantai, dinding, meja, troley)
dengan detergen dan air atau disinfektan, tergantung dari permukaan, tipe
dan tingkat kontaminan.
• Bersihkan kain pembersih setelah digunakan dan keringkan sebelum
dipakai ulang, atau gunakan yang sekali pakai/ kain disposable.
• Sediakan cairan pembersih atau cairan disinfektan setiap hari.
• Bersihkan dinding, pembatas ruangan, gorden jendela di area perawatan
pasien jika terlihat kotor, berdebu dan ternoda.
• Segera bersihkan tumpahan darah atau bahan infeksius lainnya
menggunakan cairan disinfektan.
• Hindari penggunaan karpet dan furniture dari bahan kain yang menyerap
di daerah kerja, laboratorium dan daerah pemerosesan instrumen.

e. Penanganan linen (Kain Alas Instrumen, Kain Sarung Dental Unit)


• Segera ganti linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh atau
bahan infeksius lainnya
• Ganti linen diantara pasien

f. Peralatan perawatan pasien


• Bersihkan dan sterilkan peralatan kritis sebelum digunakan
• Bersihkan dan sterilkan peralatan semi kritis sebelum digunakan
• Biarkan pembungkus alat mengering di sterilisator sebelum ditangani
untuk menghindari kontaminasi.
• Area pemrosesan instrumen meliputi area penerimaan, pembersihan dan
disinfeksi, persiapan dan pembungkusan, sterilisasi dan penyimpanan
• Gunakan alat pembersih otomatis (Ultrasonic cleaner atau washer –
disinfector)
• Pakai sarung tangan rumah tangga untuk membersihkan instrumen dan
prosedur disinfeksi
• Pakai Alat Pelindung Diri (APD) selama melakukan pembersihan
peralatan
• Gunakan sistem kontainer atau pembungkus yang cocok dengan tipe
proses sterilisasi yang digunakan

30
• Sebelum instrumen kritis dan semi kritis disterilisasi, periksa kebersihan
instrumen, kemudian bungkus atau tempatkan instrumen dalam kontainer
yang tepat untuk mempertahankan kesterilan selama penyimpanan
• Jangan sterilisasi alat implan tanpa dibungkus.
• Jangan simpan instrumen kritis tanpa dibungkus

g. Perlindungan Kesehatan Karyawan


• Imunisasi
Tenaga pelayanan kesehatan gigi harus diberikan imunisasi atau
memperoleh booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus, difteri,
poliomyelitis, tifoid, meningococcal, hepatitis A, hepatitis B, rubella,
tuberkulosis, measles, batuk rejan, mumps (Yee, 2006). Dokter gigi di
Indonesia direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi tersebut dan
mencatat/mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan.
• Institusi pendidikan kedokteran gigi di Indonesia diwajibkan
melaksanakan program pendidikan tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi, dan dihimbau untuk pemeriksaan dan vaksinasi hepatitis B kepada
mahasiswanya.
• Manajemen pasca pajanan
Pencegahan pajanan darah dan bahan infeksius lainnya.
- Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk, tahan air dan
anti bocor
- Jangan memanipulasi jarum syringe atau benda tajam setelah digunakan.
- Jangan membengkokan, mematahkan atau melepas jarum setelah
digunakan.
- Gunakan teknik satu tangan atau peralatan lain jika harus menutup
kembali jarum setelah digunakan
- Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari orang lain.

III.2 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Terhadap Pasien


Tata Laksana Penanganan Pasien:
1. Lakukan pembersihan tangan
2. Pakai Alat Pelindung Diri (sarung tangan, masker, baju pelindung)
3. Berkumur antiseptik sebelum diperiksa
4. Pemberian antiseptik pada daerah operasi untuk tindakan invasif
5. Penggunaan suction sekali pakai yang berdaya hisap tinggi
6. Penggunaan gelas kumur disposable (sekali pakai)
7. Penyediaan alat diagnosa set dengan jumlah minimal ½ jumlah rata-rata
kunjungan pasien per hari
8. Pisahkan daerah bagi bahan dan alat yang telah disterilkan dengan yang
belum dibersihkan
9. Buat SOP untuk pemrosesan instrumen: mulai dari penerimaan instrumen
terkontaminasi, pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi dan penyimpanan
10. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk perawatan sebelum
memulai suatu perawatan
11. Penempatan posisi pasien dengan benar sehingga memudahkan kerja
operator dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja

31
12. Dianjurkan pemakaian isolator karet (rubberdam) untuk mencegah
terjadinya percikan dari mulut pasien dan mereduksi kontak yang tidak
perlu antara tangan dan mukosa pasien

III.3 Penanganan Instrumen dan Alat Pelayanan Kedokteran Gigi

Dental unit dan dental chair harus selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai.
Tempat-tempat yang harus dibersihkan pada dental unit:
a) Meja instrument, harus bersih dan diulas dengan alkohol 70%.
b) Handpiece harus bersih dan diberi pelumas sesudah digunakan.
c) Three-way syringe.
d) Penghisap saliva
e) Penghisap darah (vacuum tip).
f) Spittoon cuspidor bowl.
Spittoon bowl, disiram dengan lisol kemudian disiram dengan air bersih
lalu disikat dengan deterjen dan dibilas kembali.
g) Pegangan lampu harus bersih dan diulas dengan alcohol 70%.

Pada dental chair:


a) Sandaran kepala/head rest
b) Sandaran tangan/arm rest
c) Tempat duduk
d) Tempat menaruh kaki/foot rest

Apabila akan melakukan tindakan:


1) Lapisi dengan plastik (wrapping);
(a) Engsel-engsel di dental unit
(b) Pegangan lampu
(c) Meja
(d) Pegangan kursi
(e) Sandaran kepala
2) Disinfeksi permukaan: siapkan larutan klorin 0,05%, semprotkan ke semua
permukaan, tunggu sampai 10 menit, lap dengan lap basah dan keringkan
dengan lap/ handuk kering.

32
IV. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN BAGIAN
ILMU PENYAKIT MULUT

1. Ucapkan salam, memperkenalkan diri dan jelaskan tugas peran anda


2. Pastikan identitas pasien (informasi personal: nama, usia, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, agama)
Ciptakan suasana yang nyaman
3. Persiapkan alat-alat untuk melakukan pemeriksaan di dalam mulut.
Alat diagnostik; baki berisi:
• 2 buah kaca mulut
• Sonde bengkok (half moon)
• Pinset
• Ekskavator
• Periodontal probe

Alat penunjang pemeriksaan:


• Gelas kumur
• Tempat sampah meja
• Wadah untuk cairan medikasi; dappen dish
• Kotak sterilan tertutup untuk menyimpan alat steril
• Tabung logam sterilan untuk menyimpan bahan steril
• Alas meja (bahan linen atau bib)
• Sphygmomanometer
• Termometer

Bahan:
• Cotton pellet
• Cotton roll
• Kapas
• Kain kassa
• Slaber (bib)
• Alkohol
Catatan : Bekerja dengan alat yang steril, semua harus disterilkan dengan
autoclave atau digodog di rumah

4. Persilahkan pasien duduk pada kursi gigi dan atur posisi pasien agar nyaman
bagi pasien dan operator
5. Melakukan anamnesis (pemeriksaan subjektif)
a. Tentukan keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke klinik
IPM dan catat keluhannya lalu tanyakan:
• lokasi keluhan, kapan dan apa yang disadari pertama kali, berapa
lama keluhan dirasakan, bagaimana rasa sakitnya (tajam, tumpul,
berulang, menetap, hilang timbul, dll)
• adakah hal-hal yang memperberat atau memperingan keluhan
• bagaimana perkembangan penyakit yang dikeluhkan (ukuran, tingkat
keparahan, membaik atau memburuk, dll)

33
• perawatan atau terapi yang telah dilakukan sehubungan dengan
keluhan utama
• riwayat keluhan yang sama di masa lalu dan muncul kembali
• apakah pasien memiliki riwayat penyakit tertentu yang diketahuinya
(memiliki gejala-gejala suatu penyakit) apakah di keluarganya juga
ada yang mengidap penyakit tertentu yang berkaitan dengan keluhan
utama dan sejak kapan
• apakah saat ini sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu
b. Riwayat dental
c. Riwayat penyakit umum
Tanyakan pada pasien tentang ada/tidaknya penyakit sistemik yang sedang
atau pernah diderita, apakah dilakukan perawatan/tidak.
Beberapa penyakit yang perlu ditanyakan diantaranya:
Penyakit pada sistem pernafasan
Penyakit pada sistem kardiovaskular
Penyakit pada saluran pencernaan (Gastrointestinal Tract/ GIT)
Kelainan ginjal
Kelainan hematologi
Kelainan perdarahan dan pembekuan darah
Penyakit imunologi
Transplantasi
Penyakit menular
Penyakit Endokrin
Kelainan Neurologis
Khusus perempuan: apakah sedang hamil, menyusui, memakai
kontrasepsi, menopause?

d. Riwayat Penyakit dalam Keluarga


e. Riwayat Sosial
• Diet
• Oral hygiene
• Penggunaan tembakau, rokok, alkohol, dll (frekuensi, banyak dan
lama waktu)
• Personality (moody, cemas, pengeluh, teliti, senang bergaul,
easygoing, dll)
• Oral habits (thumb sucking, finger sucking, lip sucking, bernafas
melalui mulut – mouth breathing, tongue thrusting, nail biting, dll)
• Menstruasi, riwayat obstetric
• Riwayat perjalanan ke luar negeri

6. Pemeriksaan Objektif
A. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum:
• Compos mentis
Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan maupun
terhadap dirinya sendiri. (Glasgow Coma Scale- Gcs: 15-14)

34
• Apatis
Keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan terhadap
lingkungannya (Gcs: 13-12)
• Delirium
Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai kekacauan
motorik serta siklus tidur bangun yang terganggu (Gcs: 11-10)
• Somnolen
Keadaan pasien mengantuk yang dapat pulih jika dirangsang, tapi
jika rangsangan itu berhenti pasien akan tidur kembali (Gcs: 9-7)
• Sopor (stupor)
Keadaan pasien mengantuk yang dalam (Gcs: 6-5)
• Semi-koma (koma ringan)
Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang tidak
memberikan respons rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak
mampu untuk di bangunkan sama sekali, tapi respons terhadap nyeri
tidak adekuat serta reflek (pupil & kornea) masih baik (Gcs: 4)
• Koma
Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang sangat dalam,
tidak terdapat respons pada rangsang nyeri serta tidak ada gerakan
spontan (Gcs: 3)

b. Pengukuran vital sign


TEKANAN DARAH NORMAL
Bayi : 70-90/50 mmHg
Anak : 80-100/60 mmHg
Remaja : 90-110/66 mmHg
Dewasa muda : 110-125/60-70 mmHg
Dewasa tua : 130-150/80-90 mmHg

Catatan :
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg

DENYUT NADI
Normal : 60-100 x/menit
Takikardi : >100 x/menit
Bradikardi < 60x/menit

RESPIRASI
Normal : 14 – 20 x/menit
pada keadaan istirahat 14-18 x/menit
Pada bayi bisa : 44 x/menit

35
SUHU
Normal : 36,6-37,2 ˚C
Rektal: 34,7 – 37,3 ˚C
Oral : 35,5 – 37,5 ˚C
Axilla : 34,7 – 37,3 ˚C

B. Pemeriksaan Ekstra Oral


Gunakan sarung tangan sebelum melakukan pemeriksaan:
• KGB; submandibular, submental, servikal (apakah terdapat
perbesaran kelenjar getah bening, sakit/tidak, keras/lunak,
mobile/tidak)
• TMJ (Teknik pemeriksaan, visual, palpasi, auskultasi, dll)
• Kelenjar saliva
• Wajah (simetris/asimetris); kelainan yang dapat diamati pada wajah
• Mata; konjunctiva, sklera, pupil
• Sirkum oral
• Bibir
• Telinga;
• Hidung

C. Pemeriksaan Intra Oral


Periksa rongga mulut pasien dengan cermat dan teliti menggunakan
kaca mulut sebagai alat bantu pemeriksaan dan instruksikan pasien untuk
berkumur- kumur terlebih dahulu. Catat keadaan yang ditemukan pada
odontogram dan diagram jaringan lunak rongga mulut pada rekam medis
pasien.
a. Pemeriksaan Jaringan Keras
Gigi geligi (kehilangan gigi, karies, sisa akar, mobility, oklusi,
fraktur, malposisi, diastema, retensi plak, stain dan kalkulus)

b. Pemeriksaan Jaringan Lunak


• Vestibulum oris dan cavum oris proprium.
Vestibulum oris secara eksternal dibatasi oleh bibir dan pipi.
Sedangkan internal dibatasi oleh gingiva dan gigi.
Cavum oris proprium di bagian lateral dan anterior dibatasi oleh
lengkung alveolar beserta gigi-giginya dan di bagian posterior dibatasi oleh
isthmus faucium. Di bagian atas dibatasi oleh palatum. Sedangkan di bagian
inferior sebagian besar ditutupi oleh lidah.

• Labial/ Bibir (kulit dan permukaan mukosa, tepi vermillion,


commisures, vestibulum, frenulum labialis)
Perhatikan warna, tekstur dan abnormalitas permukaan seperti:
fissure angular atau vertikal, lip pit, cold sores, ulser, nodula, plak keratotik,
jaringa parut, adanya fordyce granule.
Palpasi bibir atas dan bawah untuk memeriksa adanya penebalan
(indurasi) atau pembengkakan

36
• Mukosa bukal (m. buccinator, frenulum bukalis, occlusal line
orificium dan papila duktus kelenjar parotis, kelenjar saliva minor,
vestibulum bukalis).
Perhatikan adanya perubahan pigmentasi, linea alba, hiperkeratotik
patches, pembengkakan intraoral, ulser, nodula, jaringan parut, bercak
merah atau putih lainnya dan fordyce granules.
Muccobuccal fold diperiksa secara visual dan palpasi untuk
mengetahui adanya rasa sakit, pembengkakan, nodula, perhatikan warna dan
tekstur.

• Palatum (palatum keras dan lunak)


Bentuk palatum, fovea palatini, tuberositas maksila, orificium
kelenjar ludah minor, torus palatinus); periksa kemungkinan adanya
pembengkakan dan kelainan lainnya.

• Orofaring (tonsil)
Perhatikan warna, ukuran dan abnormalitas permukaan tonsil, ulser.
Periksa juga pilar-pilar faucia mengenai bilateral dan kesimetrisan, bercak
merah dan putih dsb

• Gingiva (tepi gingiva, gingiva cekat, sulkus gingiva, papila


interdental)
Perhatikan warna, tekstur, kontur, perlekatan frenulum, inflamasi
gingiva, adanya plak, kalkulus, rasa sakit, pus, perdarahan, poket
periodontal.

• Lidah
Dorsum lidah diperiksa dalam keadaan istirahat. Terhadap
kemungkinan adanya pembengkakan, ulser, lapisan yang menutupi lidah,
ukuran, warna dan tekstur.
Tepi lidah; perhatikan distribusi papila filiformis dan fungiformis,
teraan gigi, depapilasi, fisur, ulser dan daerah keratotik.
Perlekatan frenulum dan deviasi ketika pasien menjulurkan lidah,
pergerakan ke kiri dan ke kanan.
Instruksikan pasien untuk mengangkat lidahnya ke atas, untuk
melihat daerah ventral lidah dan dasar mulut. Perhatikan adanya varikositas,
perlekatan frenulum, adanya batu dalam duktus, wharton’s ulser,
pembengkakan, serta bercak merah dan putih.

• Dasar mulut (sublingualis folds, duktus submandibularis, duktus


whartons dan orificium duktus kelenjar submandibula, vestibulum
lingualis.)

37
7. Pemeriksaan penunjang
Jika terdapat keraguan untuk menunjang penegakan diagnosis maka dapat
dilakukan pemeriksaan sbb:
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan patologi klinik (darah, urin, feses, serologi)
• Pemeriksaan patologi anatomi
• Pemeriksaan mikrobiologi
• Pemeriksaan imunologi
8. Penegakan diagnosis dan diagnosis banding beserta kode ICD-DA

9. Menentukan prognosis sesuai dengan perkembangan penyakit, sikap pasien


terhadap perawatan, faktor resiko, dll dengan kategori:
Ad bonam : baik
Ad dubia : meragukan
Ad malam : buruk

10. Menentukan rencana perawatan (non-farmakologis dan farmakologis)


dengan memperhatikan:
• Kondisi umum pasien
• Usia
• Kemampuan pasien
• Kegawatdaruratan medik
• Kelanjutan prognosis

11. Melakukan perawatan


• Memberikan KIE
• Menghilangkan rasa sakit jika terdapat keluhan rasa sakit
• Membuat surat pengantar untuk pemeriksaan penunjang untuk
membantu menegakkan diagnosis definitif
• Memberikan medikasi (menulis resep yang diperlukan baik obat-
obatan per oral maupun topikal
• Memberikan instruksi kepada pasien (cara memakai obat, cara
memelihara kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut, kapan harus
kontrol.
• Merujuk pasien ke ahli yang lebih kompeten dalam kaitan penyakit
penyakit yang sedang diderita
• Melakukan evaluasi, instruksi kepada pasien untuk datang kontrol
mengenai keluhan untuk melihat proses perjalanan / perkembangan
penyakitnya
• Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan dan tawarkan bantuan kembali “apakah masih ada yang
dapat saya bantu?”
• Pastikan pasien sudah mengerti dan memahami instruksi perawatan
atau informasi yang anda berikan
• Ucapkan terimakasih dan semoga lekas sembuh
• Berdiri mengantarkan pasien sampai pintu ketika pasien hendak
pulang

38
Gambar 2. Diagram Jaringan Lunak Rongga Mulut

39
V. PENULISAN RESEP

Pemberian terapi dengan obat oleh dokter secara tidak langsung akan ditulis
dalam selembar kertas yang disebut sebagai lembar resep atau blangko resep.
Resep dalam arti yang sempit adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan
tetentu dan menyerahkannya kepada pasien.

3 macam pengobatan:
1. Pengobatan kausa
2. Pengobatan simptomatik
3. Pengobatan substitusi

Penulisan resep yang lengkap harus terdiri dari:


1. Inscriptio; nama dokter, alamat, SIP, kota, tanggal, R/ (Recipe - ambillah)
2. Prescriptio; nama obat, bentuk obat, dosis, bentuk kemasan, jumlah obat
3. Signatura (∫); cara pemakaian, Bahan Sediaan Obat (BSO), jumlah obat,
per minum, waktu minum
4. Pro; nama pasien, umur, BB (terutama anak-anak), alamat (jika ada obat
yang mengandung narkotika)
5. Subcriptio; paraf atau tanda tangan (jika obat mengandung narkotika)

Keterangan tambahan:
• Untuk setiap resep, jangan lupa ditutup dengan garis, lalu diberi tanda tangan
atau paraf di sebelahnya, setelah itu dilanjutkan ke resep kedua.
• Pada saat menulis resep hindari penulisan nama kimia, tulis nama latin atau
generiknya
• Apabila dalam satu lembar resep terdiri lebih dari satu R/, maka di tiap R/
dilengkapi dengan signa (∫) dan diparaf atau tanda tangan dokter penulis resep
• Tulis resep dengan bijaksana dan perhatikan keadaan sosio-ekonomi pasien

40
Nama dan gelar : Drg. Xxxxx
Keahlian (Spesialisasi) : Penyakit Mulut
Alamat : RSGM Y Jl. Raya By Pass Km.14 Padang
Jam kerja : 16.00 – 21.00 WIB Inscriptio
SIP : 0782309887
Padang, 2018

R/ Triamcinolone Acetonide 0,1% disp. oral paste/ in orabase tube No. I Prescriptio

∫ 3 dd part. dol p.c


ꝭ Signatura

R/ Fluconazole 50 mg disp. tab no XIV


∫ 1 dd 1
ꝭ Subcriptio

Nama Pasien: An./Tn./Nn.Ny. Umur


Alamat BB: (jika pasien anak) Pro

Gambar 3. Contoh Penulisan Resep

Tabel 5. Berbagai singkatan dan istilah yang digunakan dalam penulisan


resep di bagian Penyakit Mulut:
Singkatan Istilah Arti
Cap Capsulae Kapsul
Cr Cream Krim
emuls emulsum Emulsi
garg gargarisma Obat kumur
gel gel Gel
gtt Gutta; guttae Tetes, obat tetes
Liq. Liquor, liquidus Cairan, cair
Lot. lotio Sediaan cair obat luar
lozenges lozenges Lozenges/ tablet hisap
pot potio Obat minum cair
sol solutio Larutan
susp suspensiones Suspense
syr syrup Sirup
tab tabullae Tablet
troch trochiscus Tablet hisap

41
Singkatan Istilah Arti
u. e Usus externus Obat luar
ung unguentum Salep
flc flacon Flacon (botol plastik)
fls flask Flask (botol kaca)
tube tube Tube/ tabung
spray spray Spray/ semprot
h.m. / m. Hora matutina / mane Pagi hari
h.v. / vesp Hora vespertina / vespere Malam hari
m. et v. Mane et vespere Pagi dan sore
noct noctum Tengah malam
b.i.d atau b.d.d (2 dd..) Bis in die atau bis de die 2 kali sehari
t.d.d.(3 dd…) Ter de die 3 kali sehari
(1-4) d.d. De die (1-4x) sehari
o.¼.h. Omni quarta hona Setiap ¼ jam
d.c Durante coenam Pada waktu makan
a.c. Ante coenam Sebelum makan
p.c Post coenam Sesudah makan
½ h.p.c. Semi hora post coenam ½ jam sesudah makan
a.m. Ante meridium Sebelum tengah hari
a.n. Ante noctem Sebelum tidur
haust haustus Sekali minum habis
h.s. Hora somni Waktu akan tidur
o.h. Omni hora Tiap jam
o.m. Omni mane Tiap pagi
Coll oris Collut oris dikumurkan
Part dol Parte dolente Pada bagian yg sakit
et et Dan
no nomero Jumlah
p.r.n Pro renata Bila perlu
R/ recipe Ambillah
S signa Tandailah
s.o.s atau s.n.s Si opus sit atau si necesse sit Bila perlu
u.c. Usus cognitus Aturan pakai diketahui
stat statim Segera
Iter Iteratur diulang

42
VI. SISTEM RUJUKAN

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, sistem rujukan digunakan untuk


kondisi dimana terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
masalah kesehatan yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal kepada
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi. Dengan adanya sistem rujukan diharapkan
pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu, selain itu diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang
lebih bermutu.

Sistem rujukan di Indonesia dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu rujukan medis dan
rujukan kesehatan:

Rujukan medis adalah upaya rujukan kesehatan yang berkaitan dengan upaya
penyembuhan dan rehabilitasi serta upaya yang bertujuan mendukungnya, dapat
bersifat vertikal, horizontal ataupun timbal balik.

Rujukan kesehatan adalah rujukan upaya kesehatan yang berkaitan dengan


upaya peningkatan dan pencegahan serta upaya yang mendukungnya, dapat
bersifat vertikal dan horizontal.

Sistem rujukan medis mencakup 3 (tiga) aspek pelayanan medis yaitu rujukan
pasien, rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan rujukan pengetahuan.

Referensi:

1. UU RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Permenkes RI No 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan

43
BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT - RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
Jl. Raya By Pass KM 14, Sei. Kuranji - Padang (25159), e-mail: om.dept.fkg@unbrah.ac.id

SURAT RUJUKAN
Padang, 17 Agustus 2018

Yth. Dokter …………………..


di ……………………………..

Mohon pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut terhadap penderita,


Nama Pasien :
Jenis kelamin :
Umur :
No telepon :

Anamnesis
Keluhan :

Diagnosis sementara:
Terapi yang telah diberikan:

Demikian surat rujukan ini kami kirim, kami mohon balasan atas surat rujukan ini.
Atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami

………………………….
No. SIP

Gambar 4. Contoh Surat Rujukan

44
VII. BIOPSI SWAB

Biopsi swab adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk


mengidentifikasi mikroorganisme penyebab pada infeksi /pathogen dengan tujuan
untuk menentukan terapi yang paling efektif (Dougherty and Lister 2011).

Sampel diambil dari area tubuh yang mudah dijangkau (kulit dan atau selaput
lender) dengan menggunakan kapas steril komersial yang disiapkan atau bahan
sintetis seperti cotton bud yang panjang.

Indikasi:
1. Infeksi, mis: sakit, radang, panas, pus dll.
2. Screening/ pemeriksaan rutin
3. Luka kronis yang tidak sembuh

Alat dan bahan:


1. Celemek
2. Sarung tangan/handscoon
3. Swab (paket yang disiapkan secara komersial berisi lidi kapas steril)
4. Tabung medium (untuk mengangkut)
5. Form/ lembar permintaan
Tahapan:

1. Cuci tangan
2. Menjelaskan prosedur kepada pasien, termasuk alasan untuk mengambil
swab dan ketidaknyamanan yang mungkin mereka alami.
3. Pasang apron
4. Siapkan peralatan
5. Siapkan pasien.
6. Pasien harus berada dalam posisi yang tepat untuk dilakukan pengambilan
sampel.
• Hidung - Pasien perlu memiringkan kepala mereka ke belakang

45
• Tenggorokan - Pasien perlu duduk tegak menghadap cahaya yang kuat,
memiringkan kepala ke belakang
• Lidah-pasien diinstruksikan menjulurkan lidah mereka.
• Kulit - Bagian kulit yang akan diseka perlu diungkap.
7. Buka kemasan luar dari swab, lepaskan bagian atas wadah media
pengangkutan
8. Ambil swab tepat untuk jenis yang dibutuhkan, masukkan hasil usapan di
media pengangkutan, lalu tutup.
9. Untuk swab tenggorokan→Tekan lidah dengan lembut dengan lidah
Depresor untuk mencegahnya terkontaminasi usapan saat diangkat. Juga
memungkinkan pasien untuk rileks saat ini, mintalah mereka untuk
mengatakan 'ah'.
10. Teknik/cara: dengan mengapuskan cotton bud secara memutar sehingga
seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan
sampel.
11. Lepaskan sarung tangan dan apron dan buang semua sampah dengan
benar
12. Cuci tangan, untuk mengurangi resiko infeksi silang.
13. Beri label wadah swab dengan format di bawah ini:
Nama:
Tgl lahir:
Jenis kelamin:
Sumber sampel:
Waktu pengambilan sampel:

14. Lengkapi formulir permintaan. Pada formulir, catatlah rincian kapan dan
dari mana swab diambil dalam formulir permintaan. Selain itu lengkapi
nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta, dokter
yang mengirim, riwayat anamnesis
15. Kirimkan swab ke laboratorium sesegera mungkin. Ini akan
meningkatkan peluang identifikasi yang akurat.

46
VIII. TATA TERTIB DAN ALUR KERJA

Demi kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pendidikan kepaniteraan klinik


dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat, maka setiap mahasiswa
berkewajiban untuk melaksanakan peraturan-peraturan sebagai berikut :

VIII.1 Tata Tertib Umum

a. Mahasiswa diharapkan dapat menjaga ketenangan dan ketertiban di


RSGMP demi kelancaran dan kenyamanan suasana kerja.
b. Dilarang merokok di lingkungan RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah.
c. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk membawa pulang alat/bahan milik
RSGMP
d. Mahasiswa wajib menjaga dan membersihkan dental unit dan kebersihan
ruangan
e. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk menaruh tas di kursi gigi/ ruang
klinik
f. Setiap mahasiswa bertanggung jawab atas kebersihan dan perawatan kursi
dental dan pengecekan berkala minimal satu kali sebulan dilaporkan
kepada penanggungjawab ruangan (dosen atau perawat)
g. Rekam medis harus selalu dikembalikan ke bagian rekam medis RSGMP
setiap kali pasien selesai dilakukan perawatan dan mahasiswa tidak
diperkenankan untuk membawa pulang rekam medis
h. Bila rekam medis hilang, mahasiswa wajib melapor petugas yang
berwenang
i. Pakaian rapi dan sopan, laki-laki menggunakan celana dasar dan kemeja.
Perempuan menggunakan rok panjang dan kemeja atau gamis.
j. Dilarang memakai celana ketat, jeans, kaos oblong, sandal dan perhiasan
yang berlebihan.
k. Memakai papan nama atau kartu identitas mahasiswa kepaniteraan
klinik/profesi di dada sebelah kiri.
l. Rambut rapi dan pendek bagi mahasiswa laki-laki dan bagi perempuan
muslimah sebaiknya menggunakan jilbab, jika tidak menggunakan jilbab,
rambut diikat selama prosedur perawatan.
m. Setiap bekerja di klinik wajib mengenakan jas putih longgar bersih dan
rapi dengan model yang ditentukan (Gambar 3.) Jas hanya boleh
digunakan di dalam RSGMP dan dilepaskan ketika berada di luar RSGMP

47
Gambar 5. Jas putih longgar, bersih dan rapi

VIII.2 Tata Tertib Khusus di bagian IPM

a. Setiap mahasiswa wajib hadir pada setiap hari kerja sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan oleh Bagian Ilmu Penyakit Mulut FKG Universitas
Baiturrahmah
b. Jadwal kegiatan kepaniteraan klinik adalah sebagai berikut :
Senin s/d Kamis : Jam 08.00 - 14.00 WIB
Jumat : Jam 08.00 - 11.30 WIB
Sabtu : Jam 08.00 - 13.00 WIB
c. Mahasiswa yang bekerja di bagian ilmu penyakit mulut wajib mengisi
presensi yang ditandatangani dosen jaga pada waktu datang dan sebelum
pulang.
Maksimal keterlambatan : 15 menit dari jadwal yang ditetapkan
d. Mahasiswa wajib mengisi log book bagian dan menuliskan kegiatan yang
dilakukan hari itu dan ditandatangani dosen jaga
e. Jika tidak hadir, mahasiswa harus membuat surat izin yang dapat
dipertanggungjawabkan. Bila perlu surat keterangan sakit dari dokter
f. Jika tidak hadir tanpa keterangan apapun, mahasiswa siap menerima
sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan bagian
g. Bagi koas yang akan menikah, harus mengajukan surat permohonan izin
yang ditujukan pada Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mulut serta
menyerahkan tembusan untuk Kepala Program Studi Profesi dan Wadek
I. Izin untuk menikah diberikan maksimum 2 minggu.
h. Bagi koas yang hamil dan akan melahirkan, harus mengajukan surat
permohonan izin ditujukan pada Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mulut
serta menyerahkan tembusan untuk Kepala Program Studi Profesi dan
Wadek I. Izin untuk melahirkan diberikan maksimum 1,5 bulan (6
minggu)

48
i. Sebelum melakukan perawatan pada anak-anak, mahasiswa harus
membuat surat izin resmi kepada kepala sekolah dan orang tua yang
ditandatangani oleh dosen pembimbing
j. Setiap perawatan pasien, mahasiswa wajib memeriksakan pasien kepada
dosen pembimbing; mengisi rekam medis, log book bagian dan log book
pribadi untuk ditandatangani dosen pembimbing, operator dan pasien dan
dicap lunas dari RSGMP
k. Mahasiswa tidak diperkenankan mengganti dosen pembimbing kecuali
dari kebijakan dosen atau penanggung jawab kepaniteraan
l. Nilai ujian akhir akan dikeluarkan dengan syarat telah mengumpulkan;
1) bukti kehadiran, 2) bukti telah revisi semua laporan dan requirement
m. Setiap bentuk perawatan pada pasien harus dikerjakan dengan
sepengetahuan dosen dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab
n. Setiap mengajukan kasus, wajib dicatat dalam buku kasus sesuai dengan
alur yang telah ditentukan.
o. Peraturan ini bersifat umum, apabila tidak ada dalam aturan ini maka
akan ditentukan oleh penanggung jawab modul dan disetujui oleh
koordinator profesi.
p. Setiap bentuk pelanggaran, baik yang menyangkut peraturan umum atau
peraturan lainnya di RSGMP mempengaruhi penilaian hasil studi
mahasiswa pendidikan kepaniteraan klinik.

VIII.3 Alur Pengajuan Pasien Kasus di Bagian Ilmu Penyakit Mulut


(Case Report dan Case-Based Discussion)

a. Pasien mendaftarkan diri di bagian pendaftaran pasien RSGMP untuk


mengisi data diri dan rekam medis
b. Setelah rekam medis pasien diantarkan ke ruangan Ilmu Penyakit Mulut,
mahasiswa melapor kepada dosen pembimbing sebelum melakukan
pemeriksaan terhadap pasien
c. Setelah melakukan pemeriksaan, mahasiswa melapor kembali kepada
dosen pembimbing untuk mengindikasikan kasus dan perawatan untuk
disetujui dan ditandatangani pada rekam medis RSGMP
d. Setelah kasus disetujui, mahasiswa mengisi rekam medis bagian IPM
yang telah disediakan, buku log book laporan harian bagian IPM dan
buku kasus IPM dan ditandatangani dosen bersangkutan
e. Mahasiswa berdiskusi dengan dosen pembimbing mengenai rencana
perawatan sesuai dengan diagnosis kasus dan membuat janji pasien untuk
kontrol satu minggu kemudian.

49
f. Makalah untuk case report dan case-based discussion ditulis sesuai
dengan format artikel publikasi di jurnal ilmiah, antara lain:
• Cover (Judul artikel spesifik dan menggambarkan isi artikel)
• Abstrak (abstract)
• Pendahuluan
• Laporan kasus
• Diskusi atau Pembahasan
• Simpulan dan Saran
• Referensi
• Lampiran rekam medis pasien
g. Membuat janji diskusi makalah/ laporan dengan pembimbing (maksimal
satu minggu setelah kontrol pasien) – format laporan terlampir (Lampiran
1). Jika mahasiswa tidak menyelesaikan laporan dalam waktu satu
minggu setelah kontrol, dosen pembimbing berhak membatalkan kasus
yang telah diajukan.
h. Menandatangani log book pribadi setiap kali bimbingan dengan dosen
masing-masing
i. Setelah menyelesaikan bimbingan, mahasiswa (seminaris) mengisi buku
jadwal seminar untuk mendapatkan hari dan tanggal presentasi.
Jadwal presentasi akan ditentukan setelah pendaftar mencapai minimal 3
orang dengan maksimal 5 seminaris dalam satu kali seminar
j. Waktu tunggu maksimal untuk mendapatkan jadwal seminar adalah 1
bulan. Jika jumlah minimal belum tercapai dalam waktu 1 bulan,
seminaris dapat melapor kepada dosen pembimbing untuk memberikan
jadwal presentasi tanpa persyaratan jumlah seminaris.
k. Setelah mendapatkan jadwal seminar, seminaris bertanggung jawab
untuk menyosialisasikan jadwal seminar (melalui mading seminar,
broadcast, dll) dan mengatur waktu penggunaan dan setting ruangan
seminar
l. Seminaris memberikan konfirmasi kepada dosen pembimbing mengenai
seminar yang akan dilaksanakan dan memperbanyak bahan/ materi
seminar untuk dapat dibagikan ketika seminar berlangsung (format
masing-masing)
m. Setelah menyelesaikan seminar, seminaris melengkapi administrasi
seminar (tanda tangan dosen pembimbing di buku penilaian dan log
book)

50
VIII.4 Alur Pelaksanaan seminar CSS

a. Satu kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang yang menerjemahkan artikel


ilmiah kedalam Bahasa Indonesia dan dipresentasikan dalam 1 sesi
seminar yang sama.
b. Untuk dapat tampil menjadi seminaris, mahasiswa wajib memenuhi
persyaratan telah menghadiri minimal 5 seminar (Case report, CBD dan
atau CSS) sebelumnya.
c. Setiap anggota kelompok mencari artikel publikasi international minimal
5 tahun terakhir, sesuai dengan tema/materi yang telah ditentukan dengan
merujuk kepada textbook Oral Medicine dan atau Oral Pathology
d. Bahan seminar diterjemahkan dan diketik dengan ketentuan:
• Spasi 1,15
• Huruf Times New Roman/ Arial ukuran 12
• Kertas HVS A4 80 grams
• Diprint dan diberi nomor halaman
• Pada waktu penyerahan, naskah dimasukan kedalam map kertas
dan di cover map ditulis: nama, no. hp, tanggal penyerahan
terjemahan, tanggal diskusi, dan tanggal seminar yang telah
dijadwalkan.
• Naskah dijilid hanya jika sudah menyelesaikan bimbingan
e. Bahan seminar (artikel publikasi international 5 tahun terakhir) di Acc-
kan ke dosen pembimbing paling lambat 1 bulan sebelum tampil.
Melaksanakan bimbingan dengan dosen pembimbing setelah
menunjukkan artikel.
f. Untuk memahami dan mendalami topik seminar, mahasiswa harus
membaca dan membandingkan referensi-referensi lainnya yang tersedia
di perpustakaan FKG Unbrah atau cari referensi lainnya.
g. Untuk mempresentasikan hasil terjemahan, mahasiswa harus membuat
PowerPoint dengan konsep:
• Isi dalam PowerPoint hanya point-point penting saja
• Penulisan menggunakan huruf Times New Roman/ Arial
• Ukuran 28 untuk huruf terkecil.
h. PowerPoint yang telah selesai digabungkan dengan PowerPoint
kelompok seminar dalam satu folder
i. Bahan seminar diperbanyak untuk dibagikan kepada peserta seminar
(boleh diperkecil dan timbal balik) dan diletakkan di dekat pintu masuk
ruang seminar
j. Seminaris mempersentasikan bahan seminar tidak boleh lebih dari 15
menit, dengan sesi tanya jawab 20 menit di akhir seminar.

51
k. Peserta seminar hadir 10 menit sebelum seminar dimulai dengan toleransi
keterlambatan 15 menit. Peserta yang datang lebih dari 15 menit
dianggap tidak hadir dan tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan
seminar.
l. Setelah menyelesaikan seminar, seminaris melengkapi administrasi
seminar (tanda tangan dosen pembimbing di buku penilaian dan log
book)

VIII.5 Prosedur Pelaksanaan Ujian Harian Mini-CEX

a. Bagian Ilmu Penyakit Mulut akan mengeluarkan jadwal ujian harian


Mini-CEX dan DOPS secara berkala
b. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian harian mini-CEX diharuskan
menyiapkan pasien peraga pada saat pelaksanaan ujian harian
c. Persiapkan semua alat dan bahan pemeriksaan dengan lengkap.
d. Skenario kasus ujian harian mini-CEX akan diberikan oleh dosen penguji
pada saat ujian.
e. Mahasiswa melakukan anamnesis kepada dosen penguji
f. Mahasiswa melakukan pemeriksaan fisik, ekstra oral dan intraoral pada
pasien
g. Mahasiswa menerangkan kemungkinan diagnosis yang didapat dari hasil
anamnesis kepada dosen penguji dan menjelaskan perawatan yang harus
diberikan sesuai dengan kasus.
h. Mahasiswa yang telah menyelesaikan ujian harian dapat melaporkan
hasilnya kepada sekretaris bagian untuk direkapitulasi atau dijadwalkan
ulang (jika gagal untuk remedial)

VIII.6 Prosedur Pelaksanaan Ujian Harian DOPS

a. Bagian Ilmu Penyakit Mulut akan mengeluarkan jadwal ujian harian


Mini-CEX dan DOPS secara berkala
b. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian harian DOPS diharuskan
menyiapkan pasien peraga pada saat pelaksanaan ujian harian (dapat
dilakukan dengan pasien yang sama dengan ujian Mini-CEX)
c. Persiapkan semua alat dan bahan pemeriksaan dengan lengkap.
d. Skenario kasus ujian harian DOPS akan diberikan oleh dosen penguji
pada saat ujian.
e. DOPS dapat berupa rencana perawatan beserta penulisan resep terhadap
kasus, rujukan atau prosedur biopsi swab.
f. Mahasiswa yang telah menyelesaikan ujian harian dapat melaporkan
hasilnya kepada sekretaris bagian untuk direkapitulasi atau dijadwalkan
ulang (jika gagal untuk remedial)

52
VIII.7 Pelaporan Requirement di Buku Besar Bagian IPM
a. Setiap gelombang mahasiswa mempunyai buku besar masing-masing
yang berisikan rekapan requirement yang telah dipenuhi
b. Pelaporan requirement dilakukan setiap 2 bulan di tanggal 23 kepada
penanggung jawab yang telah ditentukan oleh bagian
c. Mahasiswa wajib melaporkan kemajuan pekerjaan masing-masing setiap
2 bulannya baik ada kemajuan ataupun tidak.

VIII.8 Prosedur Pendaftaran dan Pelaksanaan Ujian Profesi Modul

a. Mahasiswa yang mendaftar ujian adalah mahasiswa yang telah


menyelesaikan dan melaporkan semua minimal requirement bagian ilmu
penyakit mulut (materi pembelajaran lih. hal. 19) kepada sekretaris
bagian yang bertanggung jawab terhadap buku besar.
b. Berikut adalah daftar kelengkapan administrasi untuk pendaftaran ujian:
• Bukti presensi
• Bukti kehadiran seminar 30 kali
• Bukti telah menyelesaikan ujian harian Mini-CEX dan DOPS
• Telah mengirimkan masing-masing makalah dan presentasi 3 Case
Report, CBD, CSS dengan cara mengunggah file tersebut di atas ke
dalam folder drive bersama (Shared Drive) melalui alamat e-mail
Unbrah masing-masing sesuai dengan format yang telah
ditentukan*

*Format folder yang dikirimkan:


CR123/CBD/CSS_DiagnosisKasus_NPM_NamaSeminaris_NamaDosenPembimbing

Contoh: CR3_DiabetesMellitus_160056_SherlockHolmes_AbuBakar

Keterangan:
Pilih salah satu:
CR1 – variasi normal
CR2 – lesi lokal
CR3 – manifestasi oral dari penyakit sistemik
CBD – penyakit yang membutuhkan rujukan/ manifestasi oral dari penyakit sistemik
CSS – tema besar

c. Mahasiswa meminta tanda tangan bebas lab kepada kepala bagian ilmu
penyakit mulut.
d. Mahasiswa melakukan pembayaran kepada bagian administrasi ujian
profesi
e. Kasus pada ujian profesi terdiri dari ujian tertulis CBT (Vignette/ kasus)
dan ujian praktek OSCE (dengan pasien standar)

53
f. Mahasiswa akan mendapatkan jadwal ujian beserta dosen penguji
masing-masing dan diberikan waktu ujian sesuai dengan ketentuan.
g. Apabila mahasiswa berhalangan hadir saat ujian, harap memberikan
informasi kepada kepala bagian ilmu penyakit mulut
h. Hasil ujian akan dikeluarkan maksimal 1 minggu setelah pelaksanaan
ujian

54
IX. GLOSARIUM

1. CBD (Case-Based Discussion)


Merupakan salah satu metode pembelajaran dimana mahasiswa
mendiskusikan kasus dalam satu kelompok (satu kelompok maksimal 10 orang)
dengan seorang preceptor. Kasus tersebut ditemukan saat melakukan interaksi
dengan pasien dan merupakan kasus yang jarang ditemui. Kasus tersebut
kemudian dipresentasikan di depan kelompoknya kemudian didiskusikan
mengenai kemungkinan diagnosis dan kemungkinan rencana perawatan yang
akan dilakukan.

2. CR (Case Report/ Laporan Kasus)


Laporan kasus dijadwalkan untuk setiap mahasiswa untuk mempresentasikan
satu laporan kasusnya untuk setiap modulnya. Dari sekian case report yang
dipresentasikan dipilih salah satu untuk dibuat naskah publikasi

3. CSS (Case Scientific Session)


CSS merupakan kegiatan dimana mahasiswa diberikan kesempatan untuk
melakukan penilaian secara kritis. Pelaksanaan CSS dilakukan selama satu
minggu sekali. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk
mempresentasikan Case Scientific Session artikel atau paper yang telah
dipublikasi internasional. Artikel dapat berupa artikel penelitian, laporan kasus
(case report), systematic review, maupun meta-analysis.

4. Mini CEX (Mini Clinical Exercise)


Penilaian penampilan mahasiswa secara menyeluruh oleh satu penguji.
Pelaksanaan Mini CEX untuk setiap modul bervariasi sesuai dengan kasus yang
telah ditentukan. Beberapa aspek yang dinilai dalam mini CEX antara lain:
a. Menggali riwayat dental
b. Pemeriksaan fisik, ekstra oral dan intra oral
c. Penentuan diagnosis dan rencana perawatan
d. Keterampilan komunikasi
e. Manajemen, organisasi, dan efisiensi waktu

55
5. DOPS (Direct Observational Procedural Skill)
Merupakan penilaian keterampilan prosedur pada suatu tindakan klinis
dengan cara diamati secara langsung. Prosedur yang dilakukan berdasarkan
standar operasional yang telah ditetapkan oleh masing-masing bagian dan
tercantum dalam masing-masing modul. Pasien yang digunakan pada penilaian
adalah pasien nyata (actual patient). Setelah interaksi pasien berakhir diberikan
umpan balik. Prosedur-prosedur yang dinilai dapat mewakili sebagian besar
requirement (syarat) dari masing-masing modul.

6. MCQ dan Essay


MCQ (Multiple Choice Question) dan soal essay digabung menjadi satu dan
diujikan untuk setiap modul. Penyusunan soal MCQ didasarkan pada standar
kompetensi dokter gigi Indonesia. Soal MCQ disertai dengan vignette atau
skenario kasus untuk setiap modulnya. Soal MCQ yang diujikan memuat domain-
domain dalam standar kompetensi dokter gigi Indonesia antara lain domain
profesionalisme, domain penguasaan pengetahuan kedokteran dasar dan
kedokteran gigi dasar, domain kedokteran gigi klinis, domain manajemen praktik
kedokteran gigi, serta domain kesehatan gigi masyarakat.

7. Ujian modul
Setiap modul melaksanakan ujian modul yang meliputi Mini CEX, DOPS,
MCQ, dan Essay. Mahasiswa dinyatakan lulus ujian dengan predikat kelulusan
minimal C.

8. Remediasi
Pelaksanaan remediasi pada ujian modul dapat dilakukan pada 3 hari setelah
hasil diumumkan. Sedangkan remediasi untuk Ujian Comprehensive MCQ/CBT
dan Comprehensive OSCE dilakukan pada periode berikutnya.

56
LAMPIRAN
Lampiran 1: Halaman sampul depan makalah Case Report dan CBD

CASE REPORT / CASE-BASED DISCUSSION


BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT
JUDUL MAKALAH

Logo Universitas

Oleh
Nama :
NPM :

Pembimbing :

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2017

57
Lampiran 2: Halaman sampul depan makalah CSS

Case Scientific Session


BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT
JUDUL TERJEMAHAN
JUDUL ASLI + PENULIS ASLI
Dipublikasikan di (nama jurnal, terbitan, bulan dan tahun, halaman)

Logo Universitas

Alih Bahasa oleh


Nama :
NPM :

Pembimbing :

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2017

58
Lampiran 3: Halaman Pengesahan untuk Case Report, CBD dan CSS

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS/ CBD/ CSS


JUDUL MAKALAH
(cth: ORAL CANDIDIASIS PADA PASIEN DENGAN RIWAYAT PENYAKIT
JANTUNG TERKONTROL)
Yang diajukan dan disusun oleh
__________________________

Yang telah diseminarkan di hadapan pembimbing pada tanggal ____________


dan telah dinyatakan TUNTAS dengan memenuhi syarat

Padang, _________________
Mengetahui,
Pembimbing

( )

59
Lampiran 4: Rekam Medik Kedokteran Gigi

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT - RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI - UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
Jl. Raya By Pass KM 14, Sei. Kuranji - Padang (25159), e-mail: om.dept.fkg@unbrah.ac.id

REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI

A. DATA MAHASISWA
Tanggal : …………………………………
Nama Operator : …………………………..…………………………….……………
NPM : …………………………………
No. Rekam Medis : …………………….................

B. DATA PASIEN
1. Nama : ……………………………….……………………….…….………
2. Tempat/Tgl Lahir : …………….………………………………………………..………
3. No. Induk Kependudukan: ……………………………………………...……………...
4. Jenis Kelamin : Laki - laki / Perempuan
5. Suku / Ras : ………………….......…….………………………………………...
6. Agama : ………………………………………………………………………
7. Pekerjaan : …………………………...…………………….…………………...
8. Status : ……………………….……...……………………………………...
9. Alamat Rumah : ……………………….……………………………...……………...
10. Telepon Rumah : ……………………………………………………………………...
11. Alamat Kantor : ……………….…………………………………...………………...
12. Telepon Seluler : ………………………….………………………...………………...

ANAMNESIS
1. Keluhan utama

2. Riwayat penyakit saat ini

3. Riwayat perawatan gigi dan mulut

4. Riwayat Penyakit Sistemik

a. Golongan Darah : ………………………………………………………


b. Tekanan Darah : ......... / ........... Hypertensi / Hypotensi / Normal
c. Penyakit Jantung : Tidak Ada / Ada
d. Diabetes : Tidak Ada / Ada
e. Kelainan darah : Tidak Ada / Ada (sebutkan jika ada; ……...........)
f. Hepatitis : Tidak Ada / Ada
g. Penyakit Gastrointestinal : Tidak Ada / Ada
h. Penyakit lainnya : Tidak Ada / Ada (sebutkan jika ada; ……...........)
i. Alergi obat-obatan : Tidak Ada / Ada (sebutkan jika ada; ……...........)
j. Alergi makanan : Tidak Ada / Ada (sebutkan jika ada; ………........)
k. Kehamilan/Menyusui* : Tidak Ada / Ada
l. Kontrasepsi : Tidak Ada / Ada

*coret yang tidak perlu


Riwayat penyakit terdahulu:

60
5. Riwayat penyakit dalam keluarga

6. Riwayat sosial

PEMERIKSAAN FISIK UMUM DAN STOMATOGNATIK


7. Pemeriksaan objektif
a. Kesadaran umum
Kesadaran : ………………………………………
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : ………………………………………
Nadi : ……………………………………...
Suhu : ………………………………………
Respirasi : ………………………………………
8. Pemeriksaan ekstra oral
a. Kelenjar getah bening
Submandibula kanan: teraba +/-, lunak/kenyal/keras, sakit +/-
kiri: teraba +/-, lunak/kenyal/keras, sakit +/-
Submentale kanan: teraba +/-, lunak/kenyal/keras, sakit +/-
kiri: teraba +/-, lunak/kenyal/keras, sakit +/-
Servikal kanan: teraba +/-, lunak/kenyal/keras, sakit +/-
kiri: teraba +/-, lunak/kenyal/keras, sakit +/-
b. TMJ :
c. Wajah : simetris/asimetris
d. Mata :
e. Sirkum oral :
f. Bibir :
g. Lain-lain (telinga, hidung,dll) :
9. Pemeriksaan Intra Oral
a. Mukosa labial :
b. Frenulum :
c. Lidah :
d. Mukosa bukal :
e. Dasar mulut :
f. Palatum :
g. Gingiva :
h. Jaringan periodontal :
i. Kelenjar saliva :
j. Uvula :
k. Tonsil :
l. Kebersihan mulut : Plak +/-, Kalkulus +/-, Stain +/- ; baik/buruk/sedang

10. Pemeriksaan Penunjang


a. Radiologi : …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
b. Patologi klinik : …………………………………………………………………
…………………………………………………………………
c. Patologi Anatomi : …………………………………………………………………
: ……..………………………………………………………….
d. Mikrobiologi
: ………………………………………………………………..
e. Imunologi

61
DIAGNOSIS Kode ICD-DA
Diagnosis klinis

Diagnosis banding

Diagnosis definitive
Ad bonam
PROGNOSIS Ad dubia
Ad malam
RENCANA PERAWATAN DAN PERAWATAN
Non Farmakologis

Farmakologis

Nama operator: Supervisor:

NPM:

62
FORMULIR PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
NAMA LENGKAP : ……………………………………………… JENIS KELAMIN: L / P
NIK/NO. KTP : ……………………………………………… TTL: ……………………

11 [51] [61] 21
12 [52] [62] 22
13 [53] [63] 23
14 [54] [64] 24
15 [55] [65] 25
16 26
17 27
18 28

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

48 38
47 37
46 36
45 [85] [75] 35
44 [84] [74] 34
43 [83] [73] 33
42 [82] [72] 32
41 [81] [71] 31
Oklusi : Normal Bite/ Cross Bite/ Steep Bite
Torus Palatinus : Tidak Ada/ Kecil/ Sedang/ Besar/ Multiple
Torus Mandibularis : Tidak ada/ sisi kiri/ sisi kanan/ kedua sisi
Palatum : Dalam/ Sedang/ Rendah
Diastema : Tidak Ada/ Ada: (dijelaskan dimana dan berapa lebarnya) …..
Gigi Anomali : Tidak Ada/ Ada: (jelaskan gigi yang mana, dan bentuknya)…
Lain-lain : (hal-hal yang tidak tercakup di atas) ……………………………..
D: ...... M: ....... F: ......

Jumlah photo yang diambil …………………….. (digital/ intraoral)*


Jumlah rontgen photo yang diambil ………….. (Dental/ PA/ OPG/ Ceph)*

DIPERIKSA OLEH: TANGGAL PEMERIKSAAN TANDA TANGAN PEMERIKSA:


…........./............./………………..

TABEL PERAWATAN
Hal:
drg. …………………………. Jam pemeriksaan: ………………… ……………………………………..

63
Keluhan/ Kode
Tanggal Gigi Perawatan Paraf Ket
Diagnosa ICD-DA

Nama : …………………………………………………….

64
Lampiran 5. Daftar Singkatan Dan Simbol – simbol Pada Odontogram

I. KETENTUAN UMUM
1. Penulisan menggunakan FDI (Federation Dentaire Internationale) Numbering System.
2. Permukaan/Lokasi /posisi caries atau tambalan wajib diisi:
MODVL
M = Mesial, O = Occusal, D = Distal, V = Vestibular, L = Lingual
3. Restorasi gigi, digunakan warna hitam-putih.
4. Restorasi yang mempunyai warna sama dengan gigi, digunakan tanda arsir dan
dijelaskan pada tabel.
5. Restorasi logam atau amalgam, digunakan warna hitam penuh.
6. Inlay digambarkan sama dengan tambalan, namun dirinci pada tabel

Catatan:
Jika akan digunakan warna, maka:
- untuk logam berwarna emas: warna merah
- untuk Amalgam/logam biasa: warna hitam
- untuk restorasi berwarna sama dengan gigi: warna hijau
- untuk Fissure sealant (restorasi pencegahan) = merah muda

II. KETENTUAN KHUSUS


1. Singkatan permukaan/Lokasi/posisi caries atau tambalan ditulis dengan huruf
kapital/besar, di depan singkatan yang lain.
Misal: O car (Occlusal caries); MO amf (Mesial Occlusal amalgam filling);

2. Singkatan kondisi lain (keadaan gigi, bahan restorasi, restorasi, dan protesa) ditulis
dengan huruf kecil;

3. Bila satu gigi memiliki dua atau lebih keterangan akan kondisi giginya, maka tiap
singkatan dari kondisi gigi tersebut diberi tanda (-).
Misal: gigi 16: O cof-rct; gigi 46: mis-pon-pob

4. Keterangan tambahan tentang kondisi gigi yang tidak terdapat pada daftar singkatan,
bisa ditambah tanda (“………”).
Misal: gigi 12: cfr “½ insisal” (crown fracture “½ insisal”)

65
DAFTAR SINGKATAN

PERMUKAAN GIGI
SINGKATAN ARTI
M MESIAL
O OCCLUSAL
D DISTAL
V VESTIBULAR / BUKAL / LABIAL
L LINGUAL / PALATAL

KEADAAN GIGI
SINGKATAN ARTI KETERANGAN
sou Gigi sehat, normal, tanpa kelainan /
sound
non Gigi tidak ada/tidak diketahui
une Un-erupted Perlu dukungan Ro foto (usia dewasa)
pre Partial erupted
imv Impacted visible Impaksi
ano Anomali Peg shape, rudimenter, supernumerary,
dll
dia Diastema Ada jarak antar gigi
att Atrisi
abr Abrasi
car Caries / karies Harus diikuti permukaan giginya
(MODVL), misal: O car, OM car
cfr Crown fracture / Fraktur mahkota Bisa ditambahkan informasi
frakturnya, misal: cfr ‘1/2 insisal’
nvt Gigi nonvital Biasanya diikuti kondisi
karies/tumpatan, misal: O car-nvt
rrx Sisa akar / remaining root
mis Gigi hilang / missing

BAHAN RESTORASI
SINGKATAN ARTI KETERANGAN
amf Amalgam filling Harus diikuti permukaan gigi
(MODVL), misal: O amf
gif GIC / Silika Misal: O gif
cof Composite filling Misal: MO cof
fis Fissure sealant Misal: O fis
inl Inlay
fmc Full metal Crown Mahkota logam
poc Porcelain Crown Mahkota porcelain

66
mpc Metal Porcelain Crown
gmc Gold Metal Crown
rct Root Canal Treatment / Perawatan Biasanya diikuti kondisi tumpatan
Saluran Akar / restorasi, misal : O amf-rct ; poc-
rct
ipx Implan
meb Metal Bridge Jembatan logam
pob Porcelain Bridge Jembatan porcelain
pon Pontic Bisa ditambah kondisi missing
Misal : mis-pon
abu Gigi abutment Gigi penyangga

PROTESA
SINGKATAN ARTI KETERANGAN
prd Partial Denture Gigi Tiruan Sebagian
fld Full Denture Gigi Tiruan Lengkap
acr Acrilic Misal : prd-acr (Gigi tiruan
sebagian akrilik)

SIMBOL-SIMBOL ODONTOGRAM

= Tambalan amalgam (amf)

= Tambalan composite (diarsir) (cof)

= pit dan fissure sealant (fis)

= gigi non vital (nvt)

= Perawatan saluran akar (rct)

NON
= gigi tidak ada, tidak diketahui ada atau tidak ada. (non)
UNE

= Un-Erupted (une)
PRE

= Partial Erupt (pre)

= Normal / baik (sou)

ANO

= Anomali (ano) ; Pegshaped, micro, fusi, etc

67
= Caries = Tambalan sementara (car)
(garis batas caries dibuat sesuai posisi caries, dan di posisi caries ditulis
di tabel, misal O-car)

# = fracture (cfr)

= Tambalan amalgam pada gigi nonvital = Root canal filling


(..O.. amf – rct)

= Full metal crown pada gigi vital (fmc)

= Full metal crown pada gigi non vital (fmc - rct)

= Sisa akar (rrx)

= Porcelain crown pada gigi vital (poc)

= Porcelain crown pada gigi non vital (poc – rct)

= Gigi hilang (mis)

= Implant + Porcelain crown (ipx – poc)


IPX

= Full metal bridge 3 units. (meb)


(masing-masing gigi dijelaskan, Pontic = PON)

= Porcelain bridge 4 units (pob)

= full metal cantilever bridge (meb)

= Partial Denture / Full Denture (frm = Frame; acr = Acrylic)


PRD/FLD

= Migrasi / Version / Rotasi dibuat panah sesuai arah

68
Lampiran 6. Contoh Pengisian Odontogram
Contoh Pengisian Odontogram Dewasa

Oklusi : Normal Bite / Cross Bite / Steep Bite


Torus Palatinus : Tidak Ada / Kecil / Sedang / Besar / Multiple
Torus Mandibularis : Tidak ada / sisi kiri / sisi kanan / kedua sisi
Palatum : Dalam / Sedang / Rendah
Diastema : Tidak Ada/ Ada: (dijelaskan dimana dan berapa lebarnya) ........
Gigi Anomali : Tidak Ada / Ada: …21 peg shape.......
Lain-lain : (hal-hal yang tidak tercakup diatas) .............................................
D: ...... M: ....... F: ......

Jumlah photo yang diambil ……………………. (digital/intraoral)*


Jumlah rontgen photo yang diambil ………….. (Dental/PA/OPG/Ceph)*

69
Contoh Pengisian Odontogram Anak

11 [51] sou sou [61] 21


12 [52] sou sou [62] 22
13 [53] sou 63 : V cof ; 23 : sou [63] 23
14 [54] sou sou [64] 24
15 [55] 15 : une ; 55 : sou 25 : une ; 65 : sou [65] 25
16 sou sou 26
17 pre pre 27
18 une une 28

48 une une 38
47 pre pre 37
46 O amf O cof 36
45 [85] 45 : une ; 85 : sou pre [75] 35
44 [84] sou sou [74] 34
43 [83] sou 33 : sou ; 73 : sou [73] 33
42 [82] sou sou [72] 32
41 [81] sou Sou [71] 31
Oklusi : Normal Bite / Cross Bite / Steep Bite
Torus Palatinus : Tidak Ada / Kecil / Sedang / Besar / Multiple
Torus Mandibularis : Tidak ada / sisi kiri / sisi kanan / kedua sisi
Palatum : Dalam / Sedang / Rendah
Diastema : Tidak Ada/ Ada: (dijelaskan dimana dan berapa lebarnya) .............
Gigi Anomali : Tidak Ada / Ada: (dijelaskan gigi yang mana, dan bentuknya) ........
Lain-lain : (hal-hal yang tidak tercakup diatas) .................................................
D: ...... M: ....... F: ......

Jumlah photo yang diambil…………………. (digital/intraoral)*


Jumlah rontgen photo yang diambil ………..(Dental/PA/OPG/Ceph)*

70
Lampiran 7. Informed Consent and Informed Refusal
DOKUMEN PEMBERIAN INFORMASI
Dokter Pelaksana Tindakan
Pemberi Informasi
Penerima Informasi
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDAI

1 Diagnosis (WD dan DD)

2 Dasar Diagnosis

3 Tindakan Kedokteran

4 Indikasi Tindakan

5 Tata Cara

6 Tujuan

7 Risiko

8 Komplikasi

Prognosis

Alternatif dan Risiko

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal di atas secara
benar dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/atau
berdiskusi

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerima informasi sebagaimana


di atas yang saya beri tanda/paraf di kolom kanannya, dan telah
memahaminya

71
PEMBERIAN INFORMASI
Dokter Pelaksana Tindakan

Pemberi Informasi
Penerima Informasi /
pemberi persetujuan*
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDA (√)

1 Diagnosis (WD dan DD)

2 Dasar Diagnosis

3 Tindakan Kedokteran

4 Indikasi Tindakan

5 Tata Cara

6 Tujuan

7 Risiko

8 Komplikasi

9 Prognosis

10 Alternatif dan Risiko

Lain-lain

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal di atas secara benar
dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/atau berdiskusi Tandatangan
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerima informasi sebagaimana di atas
yang saya beri tanda/paraf di kolom kanannya, dan telah memahaminya Tandatangan
*Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima informasi adalah
wali atau keluarga terdekat.
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya, nama …………………………………………………,
umur ……... tahun, laki-laki/perempuan* ; alamat ………………………………………………..
dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukannya tindakan tersebut sebagaimana telah
dijelaskan seperti di atas kepada saya, termasuk resiko dan komplikasi yang mungkin timbul. Saya
juga menyadari bahwa oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti, maka keberhasilan
tindakan kedokteran bukanlah keniscayaan, melainkan sangat bergantung kepada izin Tuhan Yang
Maha Esa.
…………………. , tanggal ………………………… pukul ………………
Yang menyatakan* Saksi:

(………………….……..) (……………………….) (……………………….)

72
PEMBERIAN INFORMASI
Dokter Pelaksana Tindakan
Pemberi Informasi
Penerima Informasi /
pemberi persetujuan*
TANDA
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI
(v)
1 Diagnosis (WD dan DD)

2 Dasar Diagnosis

3 Tindakan Kedokteran

4 Indikasi Tindakan

5 Tata Cara

6 Tujuan

7 Risiko

8 Komplikasi

9 Prognosis

10 Alternatif dan Risiko

Lain-lain

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal di atas secara benar
dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/atau berdiskusi
Tandatangan

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerima informasi sebagaimana di atas
yang saya beri tanda/paraf di kolom kanannya, dan telah memahaminya
Tandatangan
*Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima informasi adalah
wali atau keluarga terdekat.

PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN


Yang bertandatangan di bawah ini, saya, nama ………………………………………………………,
umur ……... tahun, laki-laki/perempuan* ; alamat ………………………………………….……
dengan ini menyatakan penolakan untuk dilakukannya tindakan ………...…………terhadap saya /
………………. saya* bernama …………………………………………………, umur ………..
tahun, laki-laki/perempuan* alamat ………………………………………………………………
Saya memahami perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan seperti di
atas kepada saya, termasuk risiko dan komplikasi yang mungkin timbul. Saya juga menyadari
bahwa oleh karena ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti, maka keberhasilan tindakan kedokteran
bukanlah keniscayaan, melainkan sangat bergantung kepada izin Tuhan Yang Maha Esa.

………………….. , tanggal …………………………... pukul …………


Yang menyatakan* Saksi :

(………………….……..) (……………………….) (……………………….)

73
Lampiran 8. Status Kontrol Pasien

STATUS KONTROL BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT


Tanggal: No. Rekam medis: Jenis kelamin: Usia:

NAMA PASIEN:

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL


Kelenjar Getah Bening
Kiri : Teraba +/-- Lunak / kenyal / keras Sakit +/--
Submandibula
Kanan : Teraba +/-- Lunak / kenyal / keras Sakit +/--
Kiri : Teraba +/-- Lunak / kenyal / keras Sakit +/--
Submental
Kanan : Teraba +/-- Lunak / kenyal / keras Sakit +/--
Kiri : Teraba +/-- Lunak / kenyal / keras Sakit +/--
Servikal
Kanan : Teraba +/-- Lunak / kenyal / keras Sakit +/--
TMJ
Simetri / Asimetri
Wajah

Mata

Sirkum oral

Bibir
Lain-lain
PEMERIKSAAN INTRA ORAL
Mukosa labial

Frenulum

Lidah

Mukosa bukal

Dasar mulut

Palatum

Gingiva
Jaringan
periodontal
Kelenjar saliva

74
Uvula

Tonsil
Debris Indeks Kalkulus OHI-S
Indeks
Kebersihan 16 11 26 16 11 26
Baik/sedang/buruk
mulut
46 31 36 46 31 36
Stain +/--

Hasil Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal : )
LED mm/jam Basofil % Lain-lain
Hb gr % Eosinofil % Asido
Ht % Batang % Poli
Eritrosit Juta/mm3 Segmen %
MCV Um Limfosit % SGOT
MCH Pg Monosit % SGPT
MCHC G/dl Blast %
Trombosit /mm3 Promielosit % GD sewaktu
Retikulosit %o Mielosit % GD puasa
Leukosit /mm3 Metamielosit % GD 2 pp

Pemeriksaan lainnya :

Diagnosis

Rencana Perawatan

Operator: NPM

Pembimbing,

( )

75
Lampiran 9. Status Konsul Pasien

STATUS KONSUL BAGIAN PENYAKIT MULUT

Tanggal: Operator: Supervisor:

No. rekam medis: Asal konsul:

Nama: Jenis kelamin: Usia

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Tanggal:
LED Basofil % Lain-
mm/jam lain
Hb Eosinofil % Asido
gr %
Ht % Batang % Poli
Eritrosit Segmen %
Juta/mm3
MCV Um Limfosit % SGOT
MCH Pg Monosit % SGPT
MCHC Blast %
G/dl
Trombosit Promielosit % GD sewaktu
3
/mm
Retikulosit %o Mielosit % GD puasa
Leukosit Metamielosit % GD 2 pp
/mm3

RIWAYAT PENYAKIT UTAMA

RIWAYAT PENYAKIT SISTEMIK / RIWAYAT PENYAKIT DALAM


KELUARGA /
RIWAYAT SOSIAL
DAFTAR MASALAH TERAPI/RENCANA TERAPI

Pembimbing:

76
Lampiran 10. Lini Masa Penyelesaian Requirement Mahasiswa Bagian IPM

TIMELINE PENYELESAIAN REQUIREMENT MAHASISWA BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT


FKG UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
SEMESTER I II
Minggu Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
I
Kehadiran Seminar
Case Scientific
Session (CSS)
Case Report 1
Case Report 2
Mini CEX 1
DOPS 1
II
Case Report 3
Case Report 4
Case-Based
Discusssion (CBD)
Mini CEX 2
DOPS 2
Ujian Bagian
(OSCE dan CBT)
1 semester = 16 minggu efektif
Semester ganjil: Maret-Agustus
Semester genap: September - Februari

77
REFERENSI

1. Birnbaum W, Dunne SM, (2009), Diagnosis Kelainan dalam Mulut: petunjuk bagi klinisi (Oral Diagnosis: The Clinician’s Guide)/
penulis, Warren Birnbaum, Stephen M, Dunne; alih bahasa Hartono Ruslijanto, Enny M. Rasyad; editor edisi bahasa Indonesia,
Lilian Juwono. Jakarta: EGC.
2. Cawson, RA & Odell, EW (2017), Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, 9th ed, Elsevier.
3. Coleman, GC & Nelson, JF, (1992), Principles of Oral Diagnosis, Mosby.
4. Ghom A. Govindrao, (2010), Textbook of Oral Medicine, Second Edition, Jaipee
5. Glick, M (2015), Burket’s Oral Medicine, Diagnosis & Treatment. 12th ed. Kindle.
6. Greenberg, S. Martin., Glick Michael, (2008), Burket’s Oral medicine eleventh edition Hamilton
7. Kementerian Kesehatan RI (2012), Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Jakarta
8. Kementerian Kesehatan RI (2014), Panduan Rekam Medik Kedokteran Gigi, Jakarta
9. Konsil Kedokteran Indonesia, (2015), Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia, Jakarta
10. Kumar. V, Cotran. R.S, Robbins. S L, (2013), Buku Ajar Patologi. Editor: Muhammad Asroruddin, Huriati Hartanto, Nurwany
Darmaniah, Ed.7. Jakarta: EGC,2007. (Vol.1).
11. Langlais, R. P & Miller, C. S, (2013), Atlas bewarna Kelainan Rongga Mulut yang Sering Ditemukan. Editor: Lilian Juwono.
Hipokrates. Jakarta.
12. Laskaris, G (2003), Color Atlas of Oral Diseases, 3rd ed (Revised and Expanded Edition), Thieme
13. Scully C et al, (2010), Oral Medicine and Pathology at a Glance. 1st ed, West Sussex: Wiley-Blackwell.
14. Scully, C, (2013), Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of Diagnosis and Treatment, 3rd ed, Churchill Livingstone.
15. Scully, C (2014), Medical Problems in Dentistry, 7th ed. Elsevier.
16. Silverman, Michael, (2002), Essensial of Oral Medicine. Human Immunodeficiency Virus. BC Decker
17. Stanberry LR, (2006), Understanding Herpes. 2nd ed. The University Press of Mississippi
18. Stanley, John R, (2003), "Chapter 59: Pemphigus". In Freedberg et al. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. (6th ed.).
McGraw-Hill. p. 559. ISBN 0-07-138067-1.
19. Zabrisky, John B, (2009), “Essential Clinical Immunology”. Cambridge University Press. England.

78

Anda mungkin juga menyukai