Anda di halaman 1dari 21

Gigi impaksi adalah gigi yang sebagian atau seluruhnya tidak erupsi (gagal

tumbuh) dan posisinya berlawanan dengan gigi lainnya, jalan erupsi normalnya terhalang oleh tulang dan jaringan lunak, terblokir oleh gigi tetangganya, atau dapat juga oleh karena adanya jaringan patologis.

Gigi yang berdekatan crowded atau tidak cukup tempat pada lengkung rahang.

Padatnya tulang diatas gigi impaksi.


Tebalnya jaringan lunak yang meliputi gigi impaksi. Gigi sulung yang mengalami retensi dan ankylosis.

Keadaan patologis seperti : gigi supernumerary, odontoma, kista.

Hereditas dan Miscegenation.

Kondisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak seperti Ricketsia, Anemia, Congenital Syphilis, Tuberculosis, Disfungsi endokrin dan malnutrisi.

Cleidocrainal distiosis, Oxycephaly, Progeria, Achondroplasia dan Cleft palate.

Inflamasi,yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi Resorpsi gigi tetangga,karena letak benih gigi yang abnormal sehingga meresorpsi gigi tetangga Kista(folikuler) Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama(neuralgia) Fraktur rahang (patah tulang rahang)

1. 2. 3. 4.

Molar tiga mandibular Molar tiga maksila Kaninus maksila Kaninus mandibular

5. 6. 7. 8.

Premolar mandibula Premolar maksila Insisivus pertama maksila Insisivus kedua maksila

Insiden impaksi yang paling sering terjadi adalah pada molar tiga. Hal tersebut

karena gigi molar ketiga adalah gigi yang terakhir tumbuh, sehingga sering
mengalami impaksi karena tidak ada atau kurangnya ruang yang memadai.

MENURUT PELL DAN GREGORY Hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula. Klas I Klas II : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula. : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula. Klas III : Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibula.

Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang Posisi A : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal. Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua. Posisi C : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis servikal molar kedua.

Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan.Misalnya,Klas I tipe B artinya panjang mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak distal molar kedua ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada dibawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua.

Pemeriksaan awal harus berupa sebuah riwayat medis dan dental, serta pemeriksaan klinis ektra oral dan intral oral yang menyeluruh. Hasil penemuan positif dari pemeriksaan dapat mendeterminasikan apakah

pencabutan diindikasikan atau disarankan, dan harus mengikutsertakan


pemeriksaan radiologi.

Panoramic Photo

Pemeriksaan umum dilakukan dengan cara yang sama dengan prosedur pembedahan lainnya. Adanya gangguan sistemik atau penyakit sistemik

dideteksi dan kehati-hatian harus diterapkan sebelum pembedahan

Status erupsi gigi impaksi harus diperiksa karena status pembentukan


mendeterminasikan waktu pencabutan. Idealnya, gigi dicabut ketika duapertiga akar terbentuk. Jika akar telah terbentuk sempurna, maka gigi menjadi sangat kuat, dan gigi terkadang displitting untuk dapat dicabut.

Waktu Terbaik Gigi Dicabut

Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. (Preventif)

Gigi bungsu yang terpendam sulit dibersihkan karena adanya kantung gusi tempat sisa
makanan bersarang. Sisa makanan tersebut dibusukkan bakteri dan menjadi sumber infeksi (focus of infection). Infeksi pada gigi bungsu rahang bawah bisa cepat menyebar ke rongga-

rongga sekitar rahang dan leher. Rongga-rongga itu disebut spasia. Infeksi pada spasia ditandai
dengan bengkak, sakit, sulit nafas, sakit menelan, dan demam hebat. Apabila mengenai seluruh spasia pada rahang bawah penyakitnya disebut Phlegmon. Sebelum ditemukan antibiotik kematian yang disebabkan phlegmon sangat tinggi 60-70%. Meskipun sekarang tersedia antibiotik angka kematian akibat phlegmon masih cukup tinggi karena adanya resistensi terhadap antibiotik.

Rencana perawatan :

Rontgen Foto Irigasi dengan natrium hipochlorit Kumur antiseptik

Pemberian analgetik,antimikroba
Pencabutan gigi

Indikasi

Pencabutan Preventif/Profilaktik
Pecabutan patologis dan mencegah perluasan kerusakan oleh gigi impaksi NAMA PEMBEDAHANNYA : ODONTECTOMY

1.

Pasien dengan usia sangat ekstrim,telalu muda atau lansia

2.
3. 4. 5.

Compromised medical status


Kerusakan yang luas dan berdekatan dengan struktur yang lain

Pasien tidak menghendaki giginya dicabut


Apabila tulang yang menutupi gigi yang impaksi sangat termineralisasi dan padat

6.

Apabila kemampuan pasien untuk menghadapi tindakan pembedahan terganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu.

adalah peradangan gingiva disekeliling mahkota gigi yang sedang tumbuh biasanya pada gigi M3
Penyebab : Gangguan Pada erupsi gigi

Gejala :

Tanda-tanda Klinis

Penderita demam
Sakit pada daerah yang sedang tumbuh Sukar menelan Trismus dari ringan sampai berat

gusi merah
sakit bengkak

Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.

Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di

sampingnya juga berlubang karena sulit dibersihkan, dan juga akan


merusak gigi tersebut.

Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi
pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput (follicle tooth / dental sac. Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang

akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai